Anda di halaman 1dari 37

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................... 1
DAFTAR TABEL............................................................................................. 3
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... 3
BAB I ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS...........................................................4
1.1

Faktor-Faktor Dibalik Eksisnya Bisnis ini..........................................4

2.1

Definisi Bisnis dan Peluang Kontribusi............................................5

Layanan Yang Dihasilkan.......................................................................5


Pembeli Layanan................................................................................... 5
Nilai Layanan bagi Pembeli...................................................................5
Nilai Layanan bagi Perusahaan.............................................................6
3.1

Metode Pengumpulan Data.............................................................6

BAB 2 ANALISIS MEDAN BISNIS...................................................................7


2.1

Analisis Lima Kekuatan Bersaing....................................................7

2.1.1

Competitions among the Existing Firms...................................8

2.1.2

Bargaining Power of Suppliers................................................10

2.1.3

Bargaining Power of Buyers....................................................11

2.1.4

Threat from New Entrants......................................................13

2.1.5

Threat of Substitutes Products................................................15

2.1.6

Kesimpulan Analisis Lima Tekanan Porter...............................16

2.2

Analisis Kelompok Strategik..........................................................17

2.3

Analisis Permintaan dan Penawaran.............................................18

2.3.1

Pemintaan.............................................................................. 18

2.3.2

Penawaran.............................................................................. 19

2.4

Skenario Bisnis di Masa Depan.....................................................19

2.5

Kesimpulan tentang peluang bisnis saat ini..................................22

BAB 3......................................................................................................... 25
RENCANA STRATEGI BISNIS.......................................................................25
3.1

Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Perusahaan.............................................25

3.1.1

Visi.......................................................................................... 25

3.1.2

Misi......................................................................................... 25

3.1.3

Nilai Nilai Perusahaan..........................................................25

3.2

Tujuan dan Sasaran Perusahaan...................................................26

3.2.1

Tujuan Perusahaan..................................................................26

3.2.2

Sasaran Perusahaan...............................................................26

3.3

Model Bisnis.................................................................................. 26

3.3.1

Value Proposition....................................................................26

3.3.2

Customer Segment.................................................................27

3.3.3

Channels................................................................................. 27

3.3.4

Customer Relationships..........................................................27

3.3.5

Revenue Streams...................................................................27

3.3.6

Key Resources........................................................................27

3.3.7

Key Activities..........................................................................27

3.3.8

Key Partnerships.....................................................................28

3.3.9

Cost Structure.........................................................................28

3.4

Pilihan Strategi Bersaing...............................................................28

3.5

Strategi Konsep Produk dan/atau Layanan...................................29

3.6

Model Value.................................................................................. 30

3.6.1

Primary Activity......................................................................31

3.6.2

Supporting Activity.................................................................32

3.7

Tim Inti.......................................................................................... 33

DAFTAR TABE
Tabel 2.1 Klasifikasi Kekuatan Tekanan Porter`s Five Forces.......................8

Tabel 2.2 Tekanan dari persaingan dalam industri.......................................9


Tabel 2.3 Tekanan dari pemasok................................................................11
Tabel 2.4 Tekanan dari pembeli.................................................................13
Tabel 2.5 Tekanan dari pendatang baru.....................................................15
Tabel 2.6 Tekanan dari produk substitusi...................................................16
Tabel 2.7 Hasil analisis Porter`s Five Forces..............................................17
Tabel 2.8 Matriks GE/McKinsey Bisnis Edukasi Berbasis Wisata.................23

DAFTAR GAMBARY
Gambar 2.1 Skema Porter`s Five Forces.....................................................7
Gambar2.2 Peta kelompok strategik.........................................................18
Gambar 2.3 Matriks pemetaan dengan variabel 3....................................21
Gambar 2.4 Matriks pemetaan variabel 1 dan variabel 2..........................21

BAB I ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS


1.1

Faktor-Faktor Dibalik Eksisnya Bisnis ini


If you are thinking a year ahead, plant a seed.
If you are thinking a decade ahead, plant a tree.
If you are thinking a century ahead, educate the people.
(Chinese poem)

Tony McMichael (1993) berkata bahwa perubahan lingkungan secara global


mengikis support system utama kita di bumi, yaitu lingkungan alam, dan ini adalah
ancaman besar bagi kita sebagai makhluk hidup. Bagaimanapun, generasi sekarang
sebagai tonggak masa depan, akan menanggung konsekuensi dalam hal ekonomi,
sosial maupun lingkungan alam oleh sebab keputusan dan aksi yang dibuat oleh
generasi sebelumnya. Salah satu tugas utama bagi society adalah membekali generasi
masa kini dengan value, pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk
memikirkan

dan

merubah

tindakan

masyarakat

sekarang

sehingga

lebih

memperhatikan unsur sustainabilitas dalam segala hal.


Pada saat ini terjadi krisis ekologi, yaitu krisis huungan antara manusia dan
kebudayaan dengan lingkungan hidup tempat mereka berlindung, bermukim dan
mengeksploitasi sumber daya alam (Adiwibowo, 2007). Pendidikan lingkungan alam
merupakan salah satu unsur penting untuk menghindari krisis ekologi yang
berkepanjangan. Sedangkan untuk anak-anak pada awal masa perkembangan, terdapat
gap dari kurikulum, peraturan dan praktek pendidikan formal maupun informal
mengenai pentingnya menekankan perspektif lingkungan alam dalam kehidupan
sehari-hari. Pada dasarnya, pendidikan lingkungan alam mengikutsertakan anak,
pendidik dan komunitas bekerja bersama menuju resolusi dari pertanyaan, isu dan
permasalahan lingkungan alam. Hal ini lebih dari sekedar kegiatan daur ulang,
menjaga tanah dan hewan di dalamnya
Pada titik ini pula, dunia pendidikan dituntut mampu mengembangkan
perspektif yang relevan (Anwari, 2010). Pertama, dunia pendidikan harus membangun
pengertian bahwa kerusakan ekologi merupakan dampak buruk dari ulah manusia

memperebutkan sumber daya. Kedua, dunia pendidikan memahami kerusakan


lingkungan sebagai realitas buruk yang pada akhirnya meminta tumbal pengorbanan
manusia. Dua hal ini penting dimengerti oleh dunia pendidikan sebagai saling
hubungan antara manusia dan lingkungan.
Sekolah sebagai badan pendidikan formal merupakan lingkaran sosial terdekat
bagi seorang individu setelah keluarga. Sampai saat ini masih sedikit institusi
pendidikan yang memberikan pengetahuan mengenai lingkungan hidup dan
bagaimana menjaga sustainability-nya. HelloNature! menjadi perpanjangan tangan
dari sekolah untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga lingkungan
alam melalui perjalanan wisata langsung ke alam. HelloNature! akan membawa
pelajar SD SMA ke beberapa tempat di dalam dan luar Jakarta, yang memiliki
berbagai variasi flora-fauna dan keindahan alam, untuk mempelajari mengenai
environment sustainability dan bagaimana merawatnya dimulai dari diri sendiri.
1

Definisi Bisnis dan Peluang Kontribusi

Layanan Yang Dihasilkan


Bisnis ini merupakan layanan edukasi bagi pelajar SD, SMP, dan
SMA untuk belajar mengenai environmental sustainability. Pelajar akan
diajak ke suatu tempat untuk melakukan aktifitas, seperti penanaman
pohon, yang telah disusun oleh HelloNature! dan sekolah. Paket aktifitas
yang diberikan kepada pelajar akan disesuaikan berdasarkan dengan
umur pelajar. Aktifitas tersebut diharapkan dapat menanamkan nilai cinta
lingkungan kepada peserta.

Pembeli Layanan
Bisnis ini akan menjual wisata edukasi kepada sekolah swasta baik
nasional, nasional plus maupun internasional. Jenjang pendidikan yang
menjadi sasaran perusahaan pelajar Sekolah Dasar (SD), pelajar Sekolah
Menengah Pertama (SMP), dan pelajar Sekolah Menengah Atas/Umum
(SMA/U). Pada 5 tahun pertama, HelloNature! hanya akan menawarkan
layanan kepada sekolah yang berada di Jakarta.

Nilai Layanan bagi Pembeli


Layanan yang ditawarkan dalam bisnis ini akan memberikan
kemudahan bagi sekolah untuk memberikan tambahan pengetahuan

kepada siswanya mengenai enviromental sustainability. Dengan mengikuti


aktifitas

yang

dikatakan

ikut

ditawarkan

oleh

membantu

HelloNature!,

peningkatan

maka

kesadaran

sekolah
untuk

dapat

menjaga

lingkungan.

Nilai Layanan bagi Perusahaan


Dari

setiap

kegiatan

yang

dilaksanakan

oleh

HelloNature!,

diperkirakan perusahaan akan mendapatkan keuntungan bersih sebesar


Rp. 65.000,00 setiap siswanya. Jumlah siswa yang akan dilayani setiap
sekolah diperkirakan sebanyak 75 anak dan perusahaan diperkirakan akan
dapat

melayani

20 sekolah

di

Jakarta.

Selain

itu,

sasaran

pasar

perusahaan belum melayani sekolah yang terdapat diluar Jakarta. Sekolah


tersebut dapat menjadi pasar potensial bagi perusahaan.

Metode Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan data sebagai penunjang kelayakan bisnis ini,

data yang diperlukan dikumpulkan dengan metode wawancara dengan


pedoman umum yang telah perusahaan buat. Dari poin-poin yang ingin
diketahui perusahaan di atas, lalu dijabarkan menjadi bentuk-bentuk
pertanyaan dalam kalimat. Metode ini digunakan karena peneliti ingin
melihat keberagaman hasil wawancara dan kemudian melihat hasil
subyek. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu ingin mengetahui
perkiraan demand, ketersediaan program dari sekolah dan alasan
ketertarikan atau ketidak-tertarikkan sekolah untuk program wisata
edukasi. Maka wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam
(in depth interview) yang bersifat setengah terstruktur (semi structured)
dan akan digunakan pendekatan pedoman wawancara umum (general
interview guide approach) (Patton, 2005).

BAB 2 ANALISIS MEDAN BISNIS


2.1

Analisis Lima Kekuatan Bersaing

Bisnis

ini

merupakan

bisnis

yang

termasuk

dalam

industri

pendidikan dengan sub-industrinya edukasi pariwisata yang mengincar


pasar B2B (Business to Business). Industri edukasi pariwisata merupakan
industri yang akan berkembang di Indonesia. Belum banyak kompetitor
langsung yang masuk di dalam kelompok stratejik yang sama. Namun
industri ini mempunyai tekanan-tekanan dari luar. Tekanan-tekanan
tersebut

dimodelkan

dengan model

lima tekanan

Porter

(Porters Five

Forces). Model

tersebut

dapat

pada Gambar

dilihat

2.1.

Gambar 2.1 Skema Porter`s Five Forces


http://www.edrawsoft.com/fiveforcesmodel.php)

Dari skema Porter`s Five Forces (lihat Gambar 2.1) di atas dapat
dilihat bahwa terdapat lima tekanan dalam sebuah industri, yaitu tekanan
dari industrial competitors, suppliers, buyers, potential new entrants, dan
substitutes. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi siapa saja yang
tergolong ke dalam industri pada setiap komponen tekanan. Kemudian

analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang


mempengaruhi tiap-tiap tekanan. Kedua analisis tersebut akan dirangkum
pada
akhir

Tabel 2.1 Klasifikasi Kekuatan Tekanan Porter`s


Five Forces
Rentang Nilai

Klasifikasi
Tekanan

1.00 - 2.33

Rendah

2.34 - 3.66

Sedang

3.67 - 5.00

Tinggi

bagian
dengan

memberikan nilai pengaruh dari tiap-tiap faktor dan dihitung jumlahnya


dengan metode rata-rata tertimbang (weighted average). Skala nilai yang
digunakan adalah dari angka 1 sampai dengan 5. Angka 1 menunjukan
bahwa tekanan dari faktor tersebut kecil sedangkan angka 5 adalah
tekanan yang paling besar efeknya. Hasil rata-rata tertimbang tiap
komponen tekanan akan diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan, yaitu
rendah, sedang, dan tinggi. Tabel pengklasifikasian Porter`s Five Forces
dapat dilihat pada Tabel 2.1

2.1.1 Competitions among the Existing Firms


Adanya persaingan dari perusahaan yang berada dalam satu
industri akan membuat daya tarik suatu bisnis menurun. Persaingan
antara perusahaan sejenis tidak hanya dapat membuat tekanan terhadap
harga jual namun juga dapat meningkatkan biaya. Untuk menganalisa
tekanan dari pesaing yang terdapat pada industri pendidikan non-formal
berbasis outdoor ini, akan dianalisa siapa saja pemain yang telah ada
pada industri ini, mengidentifikasi faktor-faktor apa yang mempengaruhi,
dan melakukan pembobotan untuk menghitung tinggi-rendahnya tekanan
dalam industri ini.

2.1.1.1

The Competitors

Belum banyak kompetitor yang termasuk ke dalam industri ini. Beberapa


kompetitor yang tergabung dalam industri adalah PT ADA Tour yang menjalankan
bisnisnya dengan brand Wisata Sekolah dan PT Godong Ijo Asri yang menjalankan
bisnisnya dengan dua brand yaitu Godong Ijo dan Wisata Edukasi Indonesia.
2.1.1.2

The Factors

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan yang diberikan oleh
kompetitor:

Jumlah pelaku usaha


Semakin banyaknya jumlah pelaku usaha dalam suatu industri maka akan
semakin tinggi tekanan yang dihadapi. Berdasarkan observasi, jumlah

pelaku usaha dalam industri ini masih sedikit.


Biaya tetap yang tinggi
Dalam suatu industri yang membutuhkan biaya tetap yang tinggi maka
para pelaku bisnis di dalamnya akan berusaha merebut pangsa pasar
sebesar-besarnya untuk menutupi biaya tetap bisnisnya. Dalam industri ini

biaya tetap yang diperlukan untuk menjalankan bisnis tergolong kecil.


Pertumbuhan industri yang melambat
Dalam sebuah industri yang sedang berkembang (growth) perusahaan
dapat memperoleh keuntungan dari pertumbuhan industri. Namun Saat
industri tidak berkembang/stagnan maka para pelaku bisnis akan saling

memperebutkan pangsa pasar.


Exit barrier yang tinggi
Saat ada exit barrier yang tinggi perusahaan akan bertahan dan bersaing
dengan tingkat kompetitif yang lebih tinggi dibandingkan dengan bila
berada di industri yang memiliki exit barrier rendah. Exit barrier dalam
industri ini tergolong rendah dikarenakan tidak besarnya nilai aset
berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset). Aset
berwujud hanya berupa perlengkapan kantor yang nilainya kecil.
Sedangkan aset tidak berwujud hanya berupa brand yang tidak terlalu
diperhitungkan di dalam industri ini.

2.1.1.3

Analysis
Tabel 2.2 Tekanan dari persaingan dalam industri
Faktor yang
mempengaruhi

Bobot

Skor

Nilai

Number of existing
player

40%

0.80

High fixed costs

25%

0.50

Slowed industry
growth

20%

0.20

High exit barriers

15%

0.15

Nilai tekanan persaingan dalam industri

1.65

Hasil analisis untuk tekanan dari pesaing dalam industri dapat dilihat pada
Tabel 2.2. Nilai tekanan sebesar 1.65 menunjukan bahwa tekanan dari pesaing dalam
industri masih rendah.
2.1.2 Bargaining Power of Suppliers
Semakin kuat posisi pemasok maka semakin banyak tekanan yang
dapat diberikan oleh pemasok terhadap suatu bisnis. Kuatnya posisi
pemasok dapat menggerus keuntungan akibat kenaikan biaya. Untuk
menganalisa

tekanan

dari

pemasok

yang

terdapat

pada

industri

pendidikan non-formal berbasis outdoor ini, akan dianalisa siapa saja yang
menjadi pemasok dalam industri ini, mengidentifikasi faktor-faktor apa
yang mempengaruhi, dan melakukan pembobotan untuk menghitung
tinggi-rendahnya tekanan dari pemasok dalam industri ini.

2.1.2.1

The Supplier

Tidak ada barang yang dihasilkan dalam bisnis layanan. Sehingga


pemasok dalam industri ini adalah para pihak yang menyediakan lokasi
tujuan

edukasi

outdoor.

Pemasok

untuk

barang-barang

keperluan

operasional tidak diperhitungkan karena bukan bagian dari core business.

2.1.2.2

The Factors

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan yang


diberikan oleh pemasok:

Jumlah pemasok

Jumlah

pemasok

yang

terbatas

akan

membuat

pemasok

memiliki daya tawar yang tinggi. Berdasarkan observasi jumlah


pemasok sangat banyak dan tersebar sehingga membuat daya
tawar pemasok menjadi rendah.

Biaya untuk berganti pemasok


Bila ada biaya (cost) bila berganti pemasok maka tekanan dari
pemasok akan menjadi tinggi. Setiap modul dan tempat tidak
memiliki keterkaitan. Bisnis dapat mengganti setiap tempat

tanpa adanya biaya untuk berganti yang tinggi.


Integrasi ke depan
Semakin tingginya kemungkinan bagi pemasok untuk melakukan
integrasi ke depan akan membuat pemasok memiliki daya tawar
yang tinggi. Untuk melakukan integrasi ke depan pemasok
membutuhkan lebih dari sekedar tempat. Dibutuhkan keahlian
untuk membuat modul, melakukan strategi pemasaran, menjaga
hubungan dengan konsumen, dan memiliki lebih dari satu
tempat sebagai variasi produk untuk dapat menjalankan bisnis
dengan kompetitif di industri ini.

2.1.2.3

Analysis

Hasil analisis untuk tekanan dari daya tawar pemasok dalam


industri dapat dilihat pada Tabel 2.3. Nilai tekanan sebesar 2.00
menunjukan bahwa tekanan dari pemasok dalam industri masih rendah.
Tabel 2.3 Tekanan dari pemasok
Faktor

Bobot

Skor

Nilai

Number of supplier

40%

0.80

Switching costs

30%

0.60

Forward integrate

30%

0.60

Nilai tekanan dari daya tawar pemasok


(Sumber: analisis kelompok)

2.00

2.1.3 Bargaining Power of Buyers


Semakin kuat posisi pembeli maka semakin banyak tekanan yang
dapat diberikan oleh pembeli terhadap suatu bisnis. Kuatnya posisi
pembeli dapat menggerus keuntungan akibat tekanan terhadap harga jual
produk. Untuk menganalisa tekanan dari pembeli yang terdapat pada
industri pendidikan non-formal berbasis outdoor ini, akan dianalisa siapa
saja yang menjadi pembeli, mengidentifikasi faktor-faktor apa yang
mempengaruhi, dan melakukan pembobotan untuk menghitung tinggi-rendahnya

tekanan dari pembeli dalam industri ini.


2.1.3.1

The Buyers

Yang menjadi pembeli dalam industri ini adalah sekolah, baik di


tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan
Sekolah Menengah Atas (SMA).

2.1.3.2

The Factors

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan yang


diberikan oleh pembeli:

Jumlah pembeli
Jumlah pembeli yang terbatas dapat membuat pembeli memiliki
daya tawar yang tinggi terhadap bisnis, Jumlah pembeli yang
banyak dan tersebar di Jakarta mengindikasikan bahwa daya

tawar pembeli di industri ini rendah.


Jumlah pembelian yang besar
Bila pembeli melakukan pembelian dalam jumlah besar maka
kehilangan sedikit pembeli dapat mengakibatkan kehilangan
pendapatan yang cukup besar. Dalam industri B2B (Business to
Business), dalam hal ini sekolah, pembeli melakukan pembelian
dalam jumlah yang cukup besar (tergantung jumlah murid). Hal
ini menyebabkan adanya tekanan yang cukup tinggi dari

pembeli.
Biaya untuk mengganti layanan
Dalam suatu industri yang pembelinya dapat mengganti produk
yang dibelinya tanpa adanya switching cost maka tekanan dari
pembeli akan sangat tinggi. Dalam industri ini pihak sekolah
selaku pembeli dapat mengganti pilihan layanan yang diinginkan

tanpa adanya switching cost. Hal ini menyebabkan daya tawar

dari pembeli menjadi tinggi.


Integrasi ke belakang
Pembeli yang mampu melakukan integrasi ke belakang akan
mempunyai daya tawar yang tinggi. Dalam industri ini pihak
sekolah bisa saja membuat modul dan memilih tempat untuk
kegiatan untuk muridnya. Walaupun demikian sekolah tidak
mempunyai insentif yang tinggi untuk melakukan integrasi ke
belakang. Industri ini juga berbeda jalur dengan jalur edukasi
formal yang sekolah jalani. Karena itu daya tawar pembeli dari
faktor integrasi ke belakang dalam industri ini memiliki tingkatan
menengah.

2.1.3.3

Analysis

Hasil analisis untuk tekanan dari daya tawar pembeli dalam industri
dapat

dilihat

Tabel 2.4 Tekanan dari pembeli

pada
2.4. Nilai

Faktor

Tabel

Bobot

Skor

Nilai

tekanan

Number of buyer

30%

0.60

3.45

Large purchase by
customer

25%

1.00

Switching costs

25%

1.25

Backward integrate

20%

0.60

Nilai tekanan dari daya tawar pembeli

sebesar

3.45

(Sumber: analisis kelompok)

menunjukan bahwa tekanan dari pembeli dalam industri adalah sedang.

2.1.4 Threat from New Entrants


Bisnis dalam industri pendidikan non-formal berbasis outdoor ini
juga mendapatkan ancaman dari pendatang baru. Adanya pendatang baru
akan dapat menyebabkan tergerusnya keuntungan yang disebabkan baik
dari tekanan terhadap harga jual layanan maupun meningkatnya biaya.
Ancaman dari pendatang baru akan semakin tinggi apabila barrier to

entry terhadap suatu industri lemah. Faktor-faktor yang mempengaruhi


tinggi-rendahnya barrier to entry ini akan dianalisis berikut dengan
kemungkinan pendatang baru yang akan masuk.

2.1.4.1

Potential New Entrants

Pendatang baru ke dalam suatu industri bisa berasal dari mana


saja. Namun ada beberapa pihak yang lebih mungkin untuk memasuki
industri ini seperti misalnya:

Pelaku bisnis di industri wisata edukasi


Para pelaku bisnis di industri wisata edukasi dapat membuat
bisnis yang serupa dengan mencontoh modul. Namun untuk
membuat basis bisnisnya menjadi pendidikan dibutuhkan tenaga

yang profesional yang berpengalaman di bidang pendidikan.


Pelaku bisnis di industri edukasi non-formal
Pelaku bisnis di industri edukasi non-formal juga dapat
memasuki industri ini karena telah mempunyai pengalaman
bisnis yang hampir sama.

2.1.4.2

The Factors

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan yang


diberikan oleh ancaman pendatang baru:

Kebutuhan modal
Salah satu hambatan untuk masuk ke dalam sebuah industri
adalah kebutuhan modal yang besar. Dalam industri layanan ini
modal

yang

dibutuhkan

tidak

terlalu

besar

sehingga

menyebabkan ancaman dari pendatang baru yang tinggi.


Diferensiasi produk
Adanya diferensiasi pada produk akan membuat pembeli loyal
untuk menggunakan produk tersebut. Dalam industri ini layanan
yang diberikan kurang memiliki diferensiasi di mata konsumen.
Yang bisa menjadi pembeda di mata konsumen adalah modul
yang ditawarkan. Hal ini menyebabkan ancaman pendatang

baru yang cukup tinggi.


Pertumbuhan industri
Industri yang lambat pertumbuhannya atau mulai stagnan akan
tidak menarik untuk dimasuki. Industri pendidikan non-formal
mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi sehingga sangat

menarik untuk dimasuki. Pertumbuhan industri ini bisa membuat

ancaman pendatang baru yang cukup tinggi.


Hambatan dari regulasi
Adanya regulasi dari pemerintah baik baik berupa undangundang maupun peraturan pemerintah akan membuat suatu
industri

sulit

untuk

dimasuki.

Untuk

memasuki

industri

pendidikan ini tidak ada regulasi yang memberatkan selain


memerlukan akreditasi bila ingin memberikan sertifikat. Industri
yang terbuka ini membuat pendatang baru dapat masuk tanpa
ada halangan sehingga membuat ancaman dari pendatang baru
cukup tinggi.

2.1.4.3

Analysis

Hasil analisis untuk tekanan dari ancaman pendatang baru dalam


industri dapat dilihat pada Tabel 2.5. Nilai tekanan sebesar 4.40
menunjukan bahwa tekanan dari pendatang baru dalam industri ini tinggi.
Tabel 2.5 Tekanan dari pendatang baru
Faktor

Bobot

Skor

Nilai

Capital requirements

40%

2.00

Product differentiation

25%

1.00

Industry growth

20%

0.80

Government barriers

15%

0.60

Nilai tekanan dari ancaman pendatang


baru

4.40

(Sumber: analisis kelompok)

2.1.5 Threat of Substitutes Products


Adanya ancaman dari produk substitusi dapat mempengaruhi
permintaan dari pembeli. Semakin kuat tekanan dari produk substitusi
maka jumlah permintaan akan mengalami ketidakpastian yang tinggi.
Untuk menganalisa tekanan dari produk substitusi yang dapat menjadi
ancaman pada industri ini, akan dianalisa apa saja yang termasuk ke
dalam kategori produk substitusi, mengidentifikasi faktor-faktor apa yang
mempengaruhi, dan melakukan pembobotan untuk menghitung tinggirendahnya tekanan dari produk substitusi dalam industri ini.

2.1.5.1

Substitute Products

Yang

dapat

menjadi

produk

substitusi

adalah

bisnis

yang

menawarkan field trip di luar bidang edukasi lingkungan, seperti field trip
edukasi sejarah, perjalanan wisata, dan lainnya.

2.1.5.2

The Factors

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan yang


diberikan oleh ancaman produk substitusi:

Diferensiasi
Tidak adanya suatu diferensiasi dalam suatu produk akan
membuat

konsumen

dapat

menggantinya

dengan

produk

substitusi dengan mudah. Industri pendidikan lingkungan alam


berbasis outdoor ini memiliki diferensiasi yang tinggi yang
membedakannya dengan layanan perjalanan lainnya sehingga

membuat ancaman dari produk substitusi sangat rendah.


Biaya untuk mengganti layanan
Konsumen, dalam hal ini pihak sekolah, tidak mempunyai
keterikatan terhadap layanan yang diberikan sehingga tidak ada
biaya yang dikeluarkan apabila ingin menggunakan layanan
yang lain. Ancaman dari produk substitusi menjadi tinggi dari sisi

switching cost.
Harga produk substitusi
Harga produk substitusi yang lebih rendah akan membuat
konsumen lebih cenderung memilih produk substitusi. Beberapa
produk

substitusi

seperti

layanan

field

trip

non-edukasi

memberikan harga yang sedikit lebih murah dibandingkan


dengan layanan yang memberikan nilai tambah edukasi. Hal ini
membuat ancaman produk substitusi menjadi cukup tinggi.

2.1.5.3

Analysis

Hasil analisis untuk tekanan dari ancaman pendatang baru dalam


industri dapat dilihat pada tabel 2.6. Nilai tekanan sebesar 2.50
menunjukan bahwa tekanan dari pendatang baru dalam industri ini
sedang.

Tabel 2.6 Tekanan dari produk substitusi


Faktor

Bobot

Skor

Nilai

Differentiation

50%

0.50

Switching costs

30%

1.20

Price of substitute

20%

0.80

Nilai tekanan dari ancaman produk


substitusi

2.50

(Sumber: analisis kelompok)

2.1.6 Kesimpulan Analisis Lima Tekanan Porter


Setelah melihat tekanan-tekanan terhadap industri berdasarkan
model lima tekanan Porter (lihat Tabel 2.7), dapat disimpulkan bahwa
tekanan terhadap industri mempunyai nilai sedang/menengah, yakni
dengan nilai tekanan secara rata-rata sebesar 2.80. Hal ini menunjukan
bahwa dilihat dari segi industri, bisnis HelloNature! masih mempunyai
peluang untuk bersaing. Namun perlu diperhatikan kedua komponen
tekanan yang memberikan tekanan paling besar, yaitu daya tawar
pembeli dan ancaman pendatang baru.
Bila diteliti lebih lanjut maka tingginya tekanan oleh daya tawar
pembeli disebabkan oleh dua faktor utama yaitu pembeli membeli dalam
jumlah besar dan tidak adanya switching cost bagi pembeli. Sedangkan
tingginya tekanan dari ancaman pendatang baru disebabkan oleh
rendahnya kebutuhan modal, differensiasi produk yang rendah, industri
yang sedang berkembang, dan tidak adanya perlindungan dari regulasi.

Untuk mengurangi tekanan dari pihak pembeli maka yang bisa


dilakukan adalah mencoba untuk memunculkan switching cost bagi
pembeli sehingga pembeli akan berpikir ulang untuk menggunakan
layanan dari kompetitor. Untuk mengurangi tekanan dari ancaman
pendatang baru maka yang bisa dilakukan adalah membuat differensiasi
sehingga pendatang baru akan kesulitan untuk mengubah preferensi
pembeli.
Tabel 2.7 Hasil analisis Porter`s Five Forces
Porter`s Five Forces

Valu
e

Competitive Rivalry Among


Existing Firms

1.65

Bargaining Power of Suppliers

2.00

Bargaining Power of Buyers

3.45

Threat of New Entrants

4.40

Threat of Substitute Products

2.50

Average

2.80

2.2 Analisis Kelompok Strategik


Untuk menganalisis kelompok strategik digunakan dua variabel
yang tidak saling berhubungan. Variabel-variabel tersebut adalah integrasi
layanan dan fokus layanan. Integrasi layanan menunjukan bahwa bisnis
tersebut mampu mengintegrasikan layanan-layanan yang dimilikinya. Hal
ini

dimungkinkan

mempunyai lahan

apabila

bisnis

edukasi

berbasis

untuk melakukan kegiatannya.

wisata

tersebut

Sedangkan fokus

layanan adalah variabel yang memberikan gambaran yang jelas mengenai


nilai tambah yang perusahaan ingin berikan kepada pembeli melalui
layanannya.
Hasil analisis menunjukan bahwa HelloNature! menempati posisi di
dalam industri yang belum memiliki bisnis sejenis (lihat Gambar 2.2).
Kedua kompetitor lain juga menempati kuadran yang berbeda. Minimnya
jumlah binis yang ada di industri ini membuat perusahaan dapat dengan

lebih fleksibel memilih strategi yang tepat untuk menyasar segmen pasar
yang ada.

Gambar 2.2 Peta kelompok strategik

2.3 Analisis Permintaan dan Penawaran


2.3.1 Pemintaan
2.3.1.1

Permintaan Potensial

Berdasarkan

survey

yang

dilakukan

pada

sekolah

dasar

internasional dan nasional plus, didapatkan 4 respon positif (5 sekolah


lainnya tidak mengizinkan untuk dilakukannya survey). 4 respon positif itu
menyatakan bahwa guru-guru sekolah tersebut tertarik diadakannya
edutour bagi siswa-siswa mereka, terutama edutour yang destinasinya ke
luar Jakarta dan lebih dekat dengan alam. Berdasarkan survey ini, diyakini
bahwa bisnis edutour memiliki permintaan potensial yang positif.

2.3.1.2

Harga Substitusi

Selama ini, 2 sekolah yang disurvey, memiliki budget untuk


melakukan field trip dengan rentang biaya antara Rp. 100.000,00 sampai
Rp. 150.000,00 per peserta. Jumlah ini merupakan budget yang disediakan

untuk mengurangi jumlah biaya yang masih akan dikenakan kepada siswa
mereka. Biaya yang sesungguhnya dikeluarkan memiliki rentang harga Rp.
250.000 sampai Rp. 300.000 per peserta.

2.3.1.3

Jumlah Potensi Pasar

Saat ini, ada kurang lebih 767 sekolah dasar dan 639 sekolah
menengah pertama swasta di Jakarta yang dapat kami jadikan market
potensial kami.

2.3.2 Penawaran
2.3.2.1

Harga Jasa

Harga jasa edutour yang ditetapkan adalah sebesar Rp. 300.000 per
peserta. Penetapkan harga tersebut dilandasi bahwa biaya yang harus
dikeluarkan untuk setiap perjalanan adalah Rp. 235.000 per peserta dan
keuntungan yang diinginkan adalah sebesar Rp 65.000 per peserta.

2.3.2.2

Jumlah Kompetitor

Saat ini masih sedikit jumlah kompetitor langsung dan substitusi


yang bergerak di bidang edutour. Oleh karena itu, diyakini HelloNature
masih memiliki kekuatan penawaran yang besar. Di masa yang akan
datang, ada kemungkinan munculnya perusahaan pesaing yang bergerak
di

bidang

yang

sama

yang

dapat

merubah

kekuatan

penawaran

HelloNature!.

2.4 Skenario Bisnis di Masa Depan


Untuk menghadapi masa depan suatu bisnis yang penuh dengan
ketidakpastian, maka disusun skenario bisnis untuk mengantisipasi
ketidakpastian tersebut. Dengan mengunakan skenario-skenario yang
disusun tersebut, diharapkan HelloNature! dapat lebih mengenali faktorfaktor utama yang mempengaruhi bisnis dan industri di masa yang akan
datang. Dalam penyusunan skenario tersebut, pertama dicari faktor yang
dapat menyebabkan perubahan dalam suatu industri. Dalam industri
edukasi

berbasis

wisata

ada

faktor

perubahan. Keenam faktor tersebut adalah:


1. Permintaan dari sekolah.
2. Perubahan kebutuhan modul.

yang

dapat

menyebabkan

3.
4.
5.
6.

Perusahaan penyewa transportasi


Perubahan harga bensin.
Perubahan lingkungan.
Pesaing.
Dari keenam faktor ketidakpastian tersebut dapat disusun variabel-

variabel berdasarkan elemen-elemen dalam analisa industri Porter.


1. Entry barrier
Seberapa sulit pembuatan modul baru.
Adakah tempat baru untuk melakukan edutour.
2. Rivalry among competitior
Tidak terdapat perubahan konstan
3. Pembeli
Berapa banyak permintaan pihak sekolah.
Seberapa sensitif pembeli terhadap harga yang ditawarkan.
4. Produk substitute
Seberapa besar penawaran field trip lainnya.
Seberapa banyak tempat yang menyediakan field trip.
5. Supplier
Berapa banyak perusahaan penyewa kapal laut dan bus
Seberapa besar kualitas makanan dari katering yang disediakan.
Setelah melakukan analisa industri, variabel-variabel tersebut
dipisahkan berdasarkan tingkat kepetingan dari variabel ketidakpastian
tersebut.
1.

Variabel-variabel yang berdampak adalah:


Penyesuaian modul
Permintaan dari pihak sekolah
Tempat yang menyediakan edutour

2. Variabel yang tidak terlalu berdampak adalah:


Harga sewa kapal dan bus
Kualitas makanan yang disediakan

Variabel yang berdampak tersebut akan disusun dalam skenario


bisnis. Ketiga variabel tersebut akan dipetakan untuk membentuk

skenario. Untuk melihat skenario yang mungkin terjadi, maka variabel 1


(penyesuaian modul) dan variabel 2 (permintaan pihak sekolah) akan
dipetakan terlebih dahulu. Dari hasil pemetaan variabel 1 dan variabel 2
(lihat Gambar 2.3), dapat terlihat bahwa hanya terdapat 4 skenario yang
mungkin akan terjadi (kotak berwarna merah merupakan skenario yang
tidak mungkin terjadi). Hasil pemetaan tersebut kemudian akan dipetakan
kembali dengan variabel 3 (tempat yang menyediakan edutour).
Permintaan pihak sekolah
Low
Penyesuaia

Jarang

n Modul

Sering

Medium

high

Gambar 2.3 Matriks pemetaan variabel 1 dan variabel 2

Hasil Pemetaan

Tempat

Sering

Sering

Sering

High

Low

Medium

High

Sedikit

Penyedia
Edutour

Jarang

Banyak
Gambar 2.4 Matriks pemetaan dengan variabel 3

Hasil pemetaan dengan variabel 3 menunjukkan bahwa terdapat 8


skenario yang dapat terjadi dalam industri wisata edukasi (lihat Gambar
2.4). Dari 8 skenario tersebut dipilih skenario yang paling menguntungkan
perusahaan (skenario optimis), skenario yang paling mungkin terjadi
(skenario most likely), dan skenario yang paling berdampak buruk untuk
perusahaan (skenario pemisis).
1. Skenario
perusahaan

Optimis: Peyesuaian modul jarang dilakukan


karena

dirasa

modul

yang

dibuat

telah

memenuhi kebutuhan pasar. Terdapat banyak sekolah yang

menginginkan jasa HelloNature!. Banyak pilihan alternatif


tempat yang dapat dijadikan tempat kegiatan.
2. Skenario most likely: Penyesuaian modul sering dilakukan,
tingkat permintaan pasar medium, dan terdapat sedikit
tempat kegiatan untuk melakukan kegiatan penanaman nilai
green living.
3. Skenario pesimis: Penyesuaian modul sering dilakukan,
sedangkan tingkat permintaan pasar rendah, dan tempat
yang dapat dijadikan objek wisata sedikit. Penyesuaian modul
yang terlalu sering dilakukan akan menghambat tahapan
persiapan kegiatan.

2.5

Kesimpulan tentang peluang bisnis saat ini


Dengan menggunakan matriks GE/McKinsey (lihat Tabel 2.8), maka

digambarkan mengenai daya tarik dari bisnis ini. Terdapat beberapa


variabel yang digunakan yaitu:
1. Dukungan dari faktor sosial
Penduduk

setempat

memegang

peranan

untuk

mendukung

berjalannya kegiatan edukasi ini. Kondisi kondusif dari masyarakat saat


ini sangat mendukung kegiatan edutour. Variabel ini diberikan nilai 80
karena masyarakat mendukung kegiatan edutour yang dijalankan.
Variabel dukungan faktor sosial sangat menentukan berlangsungnya
bisnis ini, maka diberikan bobot 30%.
2. Kebutuhan edutour
Dari hasil interview dilakukan, seluruh sekolah tertarik untuk
menggunakan jasa edukasi yang ditawarkan. Dengan hasil positif dari
interview, maka variabel ini diberikan nilai 90. Kebutuhan edutour
memberikan dampak yang besar juga memberikan dampak besar
untuk bisnis ini. Oleh sebab itu, variabel kebutuhan edutour diberikan
bobot 20%.
3. Ukuran pasar
Variabel ukuran pasar melihat jumlah konsumen yang akan dilayani
dalam bisnis ini. Saat ini, field trip telah menjadi program dalam suatu

sekolah dan bisnis ini menawarkan sekolah untuk mensubstitusi


program field trip tersebut dengan program edukasi yang ditawarkan
HelloNature!. Karena masih banyaknya sekolah yang akan dapat
dilayani, maka ukuran pasar untuk bisnis ini diberikan nilai 80.
Pembobotan 20% diberikan karena variabel ini memberikan dampak
besar terhadap daya tarik suatu bisnis.
4. Daya tarik keuangan
Tekanan

yang

besar

dari

konsumen

besar

menyebabkan

HelloNature tidak dapat menetapkan margin yang besar. Harga yang


dikenakan

tidak

dapat

dinaikkan

sesuai

dengan

pengendalian

manajemen. Kenaikan biaya tidak dapat dikendalikan. Bobot yang


diberikan daya tarik keuangan sebesar 15% dengan skor 60.
5. Persaingan
Bisnis ini sangat mudah dimasuki oleh kompetitor. Pesaing cukup
membuat modul dan mencari tempat untuk melakukan kegiatan sesuai
dengan modul yang dibuat. Mudah pesaing masuk menjadi daya tarik
bisnis ini rendah. Oleh karena itu skor dari ini rendah, 30. Bobot yang
diberikan untuk variabel ini 10%.
6. Dukungan pemerintah
Dukungan pemerintah seperti infrastruktur dan ijin dari pemerintah
setempat untuk melaksanakan kegiatan ini penting. Bobot yang
diberikan untuk variabel ini adalah 5%. Dengan dukungan pemerintah
untuk menanamkan green value bagi pelajar, maka diberikan skor 80.
Tabel 2.8 Matriks GE/McKinsey Bisnis Edukasi Berbasis
Wisata
Faktor

Bobot

Skor

Angka
terbobot

Dukungan dari faktor


sosial

30%

80

24

Kebutuhan edutour

20%

90

18

Ukuran pasar

20%

80

16

Daya tarik keuangan

15%

60

Persaingan

10%

30

Dukungan
pemerintah

5%

80

Total

74

Dengan menggunakan skala 0 100 (0 untuk sangat tidak menarik,


100 untuk sangat menarik), maka dapat diambil kesimpulan, dengan nilai
74,

bahwa bisnis

digabungkan

edutour

dengan

ini

analisa

menarik
lain,

untuk direalisasikan.

analisa

lingkungan

dan

Jika
analisa

permintaan dan penawaran, hasil analisa dari analisa lainnya mendukung


bisnis edutour untuk direalisasikan. Walaupun hasil dari analisa industri
industri ini tidak menarik, tetapi dari hasil analisa permintaan dan
penawaran menunjukan bahwa terdapat sekolah yang menginginkan jasa
pelayanan seperti yang ditawarkan HelloNature!. Selain itu dengan
kelebihan perusahaan sebagai salah satu pemain pertama dalam bisnis ini
akan membantu perusahaan untuk mendapatkan pangsa pasar yang
besar dengan biaya yang relatif lebih rendah. HelloNature! juga lebih
dikenal oleh sekolah-sekolah sebagai penyedia layanan edukasi yang lebih
handal dibandingkan saat perusahaan lainnya masuk kedalam bisnis ini.

BAB 3
RENCANA STRATEGI BISNIS
3.1

Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Perusahaan

3.1.1 Visi
Menjadi perusahaan yang memberikan kontribusi pada
pembentukan karakter pelajar untuk mencintai kekayaan alam di
Indonesia.

3.1.2 Misi

Menyediakan edukasi wisata dengan susunan program dan aktivitas

yang interaktif dan aman.


Menanamkan nilai cinta lingkungan dengan metode experential

learning.
Memberikan wawasan, pengetahuan, dan rasa bangga terhadap
keragaman kekakyaan alam di Indonesia.

3.1.3 Nilai Nilai Perusahaan


Untuk menyediakan layanan yang terbaik bagi konsumen, HelloNature!
memiliki value yang disingkat menjadi akronim G.I.V.E.S., yaitu:
1. Green
Sebagai salah satu perusahaan yang menyediakan layanan
wisata edukasi berbasis alam, nilai green menjadi salah satu nilai
penting yang harus dipegang oleh perusahaan. Nilai ini tercermin
dalam bagaimana sikap dan perilaku perusahaan dalam menjaga
dan melakukan berbagai macam kegiatan yang berdampak positif
pada lingkungan
2. Integrity
Setiap karyawan dan orang-orang yang ada di dalam
perusahaan
HelloNature
harus
memiliki
integritas
dalam
berperilaku, baik pada saat di dalam maupun di luar perusahaan.
Integritas ini meliputi konsistensi dalam menjalankan tanggung
jawab, menjunjung tinggi kejujuran, dan membawa value
perusahaan tidak hanya pada saat bekerja, namun dalam
keseharian.
3. Valuing Others
Selain menghargai alam, HelloNature! menyadari bahwa
segala sesuatunya tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri. Nilai
valuing others adalah upaya HelloNature! dalam membangun

culture perusahaan yang menjunjung tinggi nilai kekeluargaan,


serta senantiasa membangun hubungan yang baik dengan seluruh
stakeholder.
4. Excellence
Sebagai service company, memberikan layanan yang
excellence adalah harga mutlak. Layanan excellence tercermin
melalui bagaimana setiap bagian dari HelloNature! selalu memiliki
inisiatif dan empati untuk melihat kebutuhan konsumen dan
melakukan yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
5. Safety
Keamanan dari setiap wisata yang dijalankan adalah prioritas
bagi HelloNature!. Setiap kru yang bertugas wajin diberikan
trainning terlebih dahulu, serta setiap pengambilan keputusan yang
dilakukan selalu melibatkan unsur safety sebagai hal yang utama.

3.2

Tujuan dan Sasaran Perusahaan

3.2.1 Tujuan Perusahaan


Menanamkan nilai-nilai environmental sustainability kepada pelajar
sejak dini sehingga generasi yang akan datang bertumbuh menjadi
generasi yang hidup harmonis dengan lingkungan.

3.2.2 Sasaran Perusahaan

Bekerjasama dengan minimal 20 persen sekolah di tahun kelima,

baik tingkat SD, SMP dan SMA di DKI.


Membuat modul dan trip packages baru setiap tahun minimal satu

buah package
Dari setiap survei customer satisfaction yang dilakukan, 90 persen
sekolah menyatakan sangat puas akan pelayanan HelloNature! di
setiap tahunnya.

3.3

Model Bisnis

Secara umum, model bisnis HelloNature! yang digambarkan melalui


Business Model Canvas (Osterwalder, 2002) adalah sebagai berikut:

3.3.1 Value Proposition


Bagi

sekolah-sekolah,

HelloNature!

menanamkan

value

environmental sustainability dengan metode experiential learning kepada


pelajar-pelajarnya lewat paket-paket wisata edukasi yang ditawarkan.

3.3.2 Customer Segment


Yang menjadi customer segment dari HelloNature! adalah sekolah,
baik SD, SMP, maupun SMA, dan juga perusahaan-perusahaan yang selalu
membutuhkan kegiatan CSR setiap tahunnya.

3.3.3 Channels
Perusahaan menyampaikan layanan ke customer lewat personal
approach langsung ke sekolah-sekolah dan perusahaan, serta lewat media
sosial dan internet.

3.3.4 Customer Relationships


Dalam

melakukan

maintenance

akan

hubungannya

dengan

costumer, HelloNature menerapkan key account management, yaitu ada


setiap satu orang dalam manajemen bertanggung jawab atas sejumlah
sekolah/perusahaan. Selain itu, dilakukan workshop yang berkaitan
dengan environmental awareness gratis kepada sekolah-sekolah untuk
menjaga agar hubungan tetap berlangsung baik.

3.3.5 Revenue Streams


Pendapatan HelloNature! berasal dari dua hal, yaitu yang pertama
biaya tour packages yang dibayar oleh para murid lewat sekolah dan juga
yang kedua berasal dari dana CSR perusahaan.

3.3.6 Key Resources


Sumber daya utama yang penting bagi HelloNature! adalah brand
dari

HelloNature!

sendiri

sebagai

penyedia

layanan

yang

dapat

diandalkan, modul-modul kegiatan dan packages yang efektif, para


fasilitator, serta relasi yang baik dengan penduduk lokal yang ada di
tempat wisata juga menjadi aset yang penting bagi keberlangsungan
perusahaan.

3.3.7 Key Activities


Aktivitas

utama dari

HelloNature!

meliputi

empat hal,

yaitu

pembuatan modul wisata edukasi, melakukan koordinasi dengan NGO

dalam melakukan training terhadap fasilitator, melakukan business to


business marketing kepada sekolah dan perusahaan, serta melakukan
riset akan tempat-tempat yang berprospek untuk dijadikan objek wisata
edukasi.

3.3.8 Key Partnerships


Dalam

menjalankan

bisnisnya,

HelloNature!

akan

melakukan

partnership dengan beberapa pihak, yaitu transportation provider seperti


penyedia boat dan bis, pihak manajemen dari daerah wisata setempat,
serta institusi pendidikan lain dan NGO yang dapat membantu dalam
proses pembuatan modul dan pelatihan fasilitator.

3.3.9 Cost Structure


Dari struktur biaya, yang akan banyak dikeluarkan adalah biaya
marketing B2B, biaya pembuatan modul, training karyawan dan fasilitator,
serta biaya riset untuk tempat-tempat wisata yang baru.

Gambar 3.1 Business model canvas HelloNature!

3.4 Pilihan Strategi Bersaing


Strategi bersaing adalah sekumpulan pilihan yang terintegrasi yang
menentukan bagaimana Perusahaan dapat mencapai performa superior di
tengah persaingan (Porter, 1993). Tujuan penyusunan strategi bersaing ini
adalah untuk menciptakan keunikan bagi bisnis ini sehingga dari sudut
pandang konsumen, kami dapat menawarkan sesuatu yang berbeda, lebih
dipilih oleh segmen pasar yang dituju dibandingkan kompetitor, sulit ditiru
baik oleh bisnis yang sudah ada maupun pendatang baru, serta memiliki
keunggulan yang bertahan lama.
Berdasarkan tujuan dan segmen dari bisnis ini, maka strategi
bersaing Focused differentiation dirasa paling sesuai. Strategi focused
differentiation menyasar niche market yaitu sekolah SD sampai SMA,
dengan menawarkan produk yang sesuai dengan preferensi dan segmen
pasar ini. Ketika menawarkan paket edukasi wisata bagi sekolah untuk
para pelajarnya dengan melakukan fokus sesuai dengan kebutuhan
segmen tersebut. Dengan strategi tersebut, HelloNature juga berharap
dapat mencapai sasaran perusahaan.
Tetapi sekolah menginginkan perlakuan khusus bagi para siswanya,
berupa layanan yang prima, keamanan yang terjamin dan unsur edukasi
yang kuat dan berguna untuk individu dan lingkungan. Hal tersebut belum
tentu dapat dipenuhi oleh bisnis edukasi lainnya yang menggarap pasar
ini, karena dibutuhkan keahlian dan fokus khusus dalam pemberian
layanan. Inovasi dan perbaikan akan terus dilakukan seiring berjalanan
bisnis sehingga dapat terus menyesuaikan dengan lingkungan eksternal.

3.5 Strategi Konsep Produk dan/atau Layanan


Konsep layanan yang ditawarkan HelloNature! adalah:
Bisnis edukasi bagi pelajar SD hingga SMA, melalui sekolah,
dengan menawarkan paket-paket perjalanan edukasi dengan lokasi
lingkungan alam di Jakarta dan sekitarnya, serta penanaman value
cinta lingkungan, pemahaman environmental sustainability, dan
pemberian kontribusi pelajar untuk alam.
Strategi yang penting dilakukan HelloNature! untuk mewujudkan
konsep layanan yang ditawarkan adalah pengembangan sumber daya

manusia baik fasilitator maupun support system dan pemilihan lokasi yang
sesuai dengan value G.I.V.E.S. dari HelloNature. Strategi ini juga penting
untuk terus mengembangkan bisnis dan konsumen mendapatkan layanan
sesuai ekspektasi mereka.
Untuk

pengembangan

SDM,

HelloNature

akan

menggunakan

fasilitator sebagai guide yang merupakan ahli di bidang lingkungan alam


dan memiliki kemampuan untuk menghadapi pelajar. HelloNature akan
bekerja sama dengan Greenpeace Indonesia, sehingga para volunteer
yang aktif di organisasi tersebut juga dapat menyalurkan pengetahuannya
bagi individu lain. Walau begitu, tidak semua volunteer di Greenpeace
memiliki kemampuan yang sama untuk menjadi fasilitator bagi pelajar.
Karena itu HelloNature! akan mengadakan Training for Trainee (TFT)
kepada fasilitator sebelum mereka turun ke lapangan. TFT diadakan
setahun sekali bagi fasilitator dan monthly meeting untuk pemberian
feedback, konsultasi dan sharing bagi sesama fasilitator.
Dengan adanya pembinaan bagi fasilitator, dapat dipastikan ada
kualifikasi minumum yang harus dipenuhi setiap fasilitator sebelum
mereka

menghadapi

peserta.

Kualitas

fasilitator

yang

baik

juga

merupakan unsur penting bagi konsumen menilai HelloNature karena


mereka

yang

berhadapan

langsung

dengan

peserta.

Beberapa

karakteristik dasar yang wajib dimiliki seorang fasilitator antara lain


mampu bersikap ramah, cepat tanggap, sabar menghadapi peserta,
memberikan rasa aman dan nyaman, menyenangkan dan dapat bekerja di
bawah tekanan.
Selain fasilitator, support system dari sebuah tur juga tidak kalah
penting. Layanan ini mengutamakan keselamatan peserta dan karyawan,
karena itu safety procedure yang terstruktur merupakan hal yang utama
dalam

setiap

perjalanan.

HelloNature!

selalu

menyiapkan

berbagai

skenario yang mungkin terjadi dalam perjalanan sehingga menghindari


terganggunya safety procedure perjalanan.
Penentuan lokasi tujuan wisata juga menjadi strategi layanan
HelloNature!. Tidak semua tempat wisata alam dapat memberikan value
yang sama bagi yang mau diajarkan kepada peserta. Salah satu tempat di

Jakarta yang akan menjadi tempat tujuan adalah konservasi bakau di


muara angke, Jakarta Utara. Di tempat tersebut peserta dapat langsung
belajar fungsi bakau bagi Jakarta, bagaimana memeliharanya dan
langsung menanam bakau di sana. Penanaman value green living kepada
peserta dengan metode experiential learning tersebut akan lebih mudah
terinternalisasi dan lebih menarik untuk diterima.

3.6 Model Value


Sesuai

dengan

kegiatan

yang

dilakukan

HelloNature!,

yaitu

menanamkan nilai Green Living kepada peserta, maka untuk mendukung


strategi bersaing HelloNature digunakan model value network berdasarkan
Stabel & Fjeldstad, 1998.

Gambar 3.2 Model Value Network HelloNature

3.6.1 Primary Activity


3.6.1.1

Network Promotion and Contract Management

Kegiatan utama ini menghubungkan seluruh jaringan yang terkait


dengan HelloNature! agar dapat menyampaikan nilai-nilai kepada pasar
sasaran. Aktivitas yang dilakukan pada tahapan ini adalah melakukan
pembuatan beberapa modul dengan LSM. Hasil dari modul tersebut akan
diajukan kepada sekolah untuk memilih modul yang sesuai.

Setelah sekolah memilih modul yang diinginkan, maka sekolah


tersebut akan diberikan kontrak kerja. Ketika tahapan pembuatan modul,
HelloNature! juga mengikat kontrak dengan LSM untuk menguatkan kerja
sama yang dilakukan.

3.6.1.2

Service Provisioning

Pada tahapan ini, HelloNature! melakukan penyesuaian modul yang


diinginkan sekolah dengan modul yang ada. Setelah mendapatkan
masukan mengenai modul yang diinginkan sekolah, maka keinginan dari
sekolah tersebut kembali didiskusikan dengan LSM serta dirancang
aktivitas yang sesuai dengan permintaan sekolah. Setelah kegiatan
selesai, maka akan dilakukan evaluasi untuk melihat apakah hasil kegiatan
yang dilkukan sesuai dengan keinginan sekolah.

3.6.1.3

Infrastucture Operation

Kegiatan utama ini bertujuan untuk memastikan kegiatan yang


dilakukan oleh HelloNature! berjalan dengan lancar. Maka dari itu,
sebelum

suatu

kegiatan

dilakukan,

maka

dilakukan

penunjukan

penanggung jawab kegiatan. Selain itu juga dilakukan koordinasi dengan


seluruh pihak terkait seperti sekolah, LSM, dan masyarakat yang tinggal di
sekitar lokasi kegiatan yang akan dilakukan.

3.6.2 Supporting Activity


3.6.2.1

Firm Infrastructure

Infrastruktur perusahaan didukung oleh struktur organisasi yang


ramping dengan nilai yang dianut perusahaan, G.I.V.E.S.

3.6.2.2

Human Resources Management

HelloNature tidak hanya menggunakan tenaga kerja tetap, tetapi


juga tenaga freelance untuk memenuhi kapasitas perusahaan secara lebih
efisien. Tenaga freelance mencakup tenaga fasilitator dan tenaga support.
Agar tenaga kerja freelance tersebut dapat memberikan nilai sesuai
dengan nilai perusahaan, maka HelloNature akan memberikan training
sebelum tenaga freelance tersebut mendampingi para siswa.
Assessment bagi tenaga freelance juga akan dilakukan lebih ketat.
Pertama, fasilitator akan diberikan training for trainer dengan materi

utama

bagaimana

memfasilitasi

anak-anak

sesuai

tahap

perkembangannya dan juga materi mengenai environmental sustainability


tersebut. Di samping itu, materi Pertolongan Pertama dari Palang Merah
Indonesia

juga

akan

diberikan

kepada

semua

staff

training

baik

pendamping kelompok, fasilitator maupun support system.


Kedua, pendamping kelompok merupakan anggota freelance dari
mahasiswa psikologi yang memiliki pengalaman melakukan training pada
pelajar. Dilakukan penanaman value perusahaan pada pendamping
kelompok setahun sekali. Jika pendamping kelompok tersebut sudah
mengikuti gathering untuk penanaman value tersebut, baru dapat lanjut
mengikuti training for trainer di tahap selanjutnya.

3.6.2.3

Technology Development

HelloNature!

akan

mengalokasikan

sebagian

dananya

untuk

pengembangan sistem informasi perusahaan. Sistem informasi tersebut


akan merekam sekolah yang pernah bekerja sama dengan HelloNature
serta modul-modul kegiatan yang telah dilakukan. Selain itu, sistem
infomasi ini juga akan menyimpan data hasil evaluasi dari setiap kegiatan.

3.6.2.4

Procurement

Penyampaian

layanan

dengan

kualitas

terbaik

membutuhkan

sarana prasarana kegiatan yang juga berkualitas. Oleh sebab itu


dibutuhkan pembangunan relasi baik dengan para supplier. HelloNature
juga perlu memastikan kualitas suplai melalui survei dan inspeksi oleh
user. Supplier dari HelloNature diantaranya tempat kegiatan, perusahaan
penyewa

moda

transportasi,

supplier

peralatan

kegiatan,

supplier

makanan yang diberikan kepada peserta.

3.7

Tim Inti
Tim inti merupakan pendiri sekaligus penggerak perusahaan

sekarang dan kedepannya. Anggota tim inti merupakan individu yang


memiliki pengalaman relevan dengan peran mereka di dalam perusahaan
dari tahap awal. Berikut adalah anggota-anggota tim inti dalam mengatur
seluruh kegiatan dan manajemen di dalam edukasi wisata ini:

1. Direktur Utama
Nama : Wieyanto
Wieyanto meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Institut Bisnis
dan Informatika Indonesia (sekarang Kwik Kian Gie School of
Business) pada tahun 2012. Pada tahun 2015, Wieyanto meraih
gelar Magister Manajemen dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Prasetiya Mulya. Di tahun 2011, Wieyanto memulai karirnya dengan
magang

di

PT

Ciptadana

Assets

Management.

Setelah

menyelesaikan studi Strata satunya, Wieyanto bekerja di PT Salim


Ivomas Pratama, Tbk. sebagai staf bagian Business Development.
Saat bersekolah di Prasetiya Mulya, ia magang di PT Dupont
Indonesia. Dengan pengalamannya dan pengetahuan yang ia dapat
selama bersekolah dan bekerja, ia bertekad mengembangkan
HelloNature! sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
2. Manager Keuangan
Nama: Victor Stefano
Victor Stefano meraih gelar Sarjana Teknik di bidang Teknik
Geodesi dan Geomatika dari Institut Teknologi Bandung pada tahun
2011. Pada tahun yang sama Ia menjalani karir pertamanya sebagai
GIS Specialist di PT Choice Plus Energy, sebuah perusahaan pemilik
Kuasa

Pertambangan

(KP)

batubara.

Pada

tahun

2013

Ia

memutuskan untuk mundur dari pekerjaannya dan melanjutkan


studinya di program magister manajemen di Prasetiya Mulya.
Setelah

mendapat

gelar

Magister

Manajemennya

dengan

konsentrasi manajemen keuangan, ia memulai usaha bersama


teman-temannya sebagai CFO dari HelloNature!.
3. Manager Pemasaran
Nama: Yusak Arief Jatmiko
Yusak Arief Jatmiko meraih gelar sarjana Teknik Informatika
dengan spesialisasi Multimedia di BINUS University pada tahun
2011. Setelah menyelesaikan studi S1 nya, Yusak memulai karirnya
di industri kreatif sebagai programmer di Anantarupa Studio, salah

satu game developer yang mengangkat tema budaya lokal sebagai


bagian penting dari karya-karyanya. Setelah dua tahun berkarya di
Anantarupa Studio, kecintaannya akan belajar dan ketertarikannya
akan dunia bisnis membuat ia memutuskan untuk berhenti bekerja
dan melanjutkan studinya di Prasetiya Mulya Graduate School of
Business. Setelah mendapatkan gelar magister manajemen dan
ilmu di bidang marketing, Ia mendirikan usaha bersama temantemannya di bidang wisata edukasi yaitu HelloNature!. Yusak
menjadi manager pemasaran di HelloNature karena manajemen
percaya dengan pengalaman multimedia dan latar belakang studi di
bidang pemasaran akan membantu marketing plan HelloNature!.
4. Manager Operasional
Nama: Stephanie Kosasih
Stephanie merupakan lulusan sarjana Psikologi konsentrasi
ilmu sosial dari Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta pada tahun
2012. Selama menjalankan masa studi S1, Stephanie sering
mengambil bagian dalam berbagai training yang dilakukan di dalam
maupun di luar kampus, baik sebagai support system, konseptor
maupun fasilitator. Stephanie memiliki pengalaman menghandle
pelatihan untuk pelajar, perusahaan maupun untuk umum. Selain
itu,

Stephanie

pernah

membantu

temannya

mengembangkan

Dandelion Consulting Group, yang juga bergerak di bidang training,


sebagai

marketing

dan

public

relation.

Setelah

itu,

beliau

memutuskan kembali ke bangku sekolah untuk menjadi mahasiswa


Magister Manajemen dengan konsentrasi marketing di Prasetiya
Mulya Graduate School of Business. Dengan pengalamannya dalam
membuat trainning, Stephanie siap membantu HelloNature! dalam
pembuatan modul.
5. Manager Sumber Daya Manusia
Nama: Javier Almer Davinsi
Javier Almer Davinsi meraih gelar sarjana Ekonomi di Institut
Manajemen Telkom (sekarang Telkom University) pada tahun 2012.
Setelah menyelesaikan studi S1 nya, Javier memulai karirnya di

industri retail sebagai Counter Head di Pasaraya, salah satu


department store di Jakarta. Setelah itu Javier memulai karirnya di
lembaga keuangan sebagai internal control di Bank CIMB Niaga.
Keinginannya untuk belajar dan ketertarikannya akan dunia bisnis
membuat ia memutuskan untuk berhenti bekerja dan melanjutkan
studinya di Prasetiya Mulya Graduate School of Business. Setelah
mendapatkan gelar magister manajemen dan ilmu di bidang
finance, Ia mendirikan usaha bersama teman-temannya di bidang
wisata edukasi yaitu HelloNature!. Dengan latar belakang studi
manajemen,

Javier

diharapkan

mengimplementasikan
manusia HelloNature!.

strategi

mampu
untuk

mengembangkan

mengatur

sumber

dan
daya

Anda mungkin juga menyukai