Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat
Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Disusun oleh:
Dina Anggraeni
NIM: 106082002589
JURUSAN AKUNTANSI/PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat
Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh :
Dina Anggraeni
106082002589
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ii
Hari ini Jumat Tanggal 3 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah
dilakukan ujian komprehensif atas nama Dina Anggraeni NIM 106082002589
dengan judul skripsi ANALISIS PENGARUH PENERIMAAN PAJAK
DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Empiris pada Propinsi
Bengkulu). Memperhatikan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penguji II
Penguji III
iii
Hari ini Tanggal 16 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
ujian Skripsi atas nama Dina Anggraeni NIM 106082002589 dengan judul
skripsi ANALISIS PENGARUH PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN
RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN
ASLI DAERAH (PAD) (Studi Empiris pada Propinsi Bengkulu) .
Memperhatikan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini
sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pembimbing I
Pembimbing II
Penguji II
iv
I.
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
: Dina Anggraeni
2. Tempat/Tanggal Lahir
3. Alamat
II.
III.
4. Telepon
: 02191386319
5. E-mail
: dina_august08@yahoo.co.id
PENDIDIKAN
1. SD
2. SLTP
3. SMU
2. Tempat/Tanggal Lahir
3. Alamat
4. Telepon
: 081278193500
5. Ibu
: Muchtiar, BA
6. Tempat/Tanggal Lahir
7. Alamat
8. Telepon
: 081373969461
vi
vii
viii
KATA PENGANTAR
ix
5. Ibu Rini, SE, Ak, M.Si, selaku pembimbing II atas semua perhatian,
pengertian, nasehat, ilmu serta bimbingan yang diberikan.
6. Seluruh bagian akademik dan perpustakaan yang banyak membantu
dalam urusan administrasi.
7. Semua keluarga besar yang senantiasa mendukung, Kakak-kakakku,
Mbak Ya dan Danil. Adikku, Agung, serta keponakanku Fahri dan
Syera yang senantiasa menorehkan senyum keceriaan.
8. Sahabat serta teman-teman terbaik yang selalu memberikan semangat
dan saran, berbagi ilmu, serta saling mendoakan. Terkhusus untuk
anak-anak Capee Dee, Chaerunnisa, Apriliana, Emma, Endah, Eneng,
dan Evi. Tak lupa pula anak anak Akuntansi B angkatan 2006 dan
Anak-anak Pajak A angakatan 2006.
9. Keluarga Uwak di Pamulang, terima kasih telah banyak memberikan
bantuan selama menuntut ilmu di Jakarta.
10. Anak-anak kosan Batan 14, Lia, terima kasih sudah menjadi roommate
yang baik, Kak Duma, Devi, Yani, serta Bapak dan Ibu Guntoro
sebagai orang tua ke dua yang banyak membimbing selama di Jakarta.
11. Teruntuk Gie, Bayu, Joe, Webi dan Eby, terimakasih atas motivasi dan
pengalaman hidup yang tak terlupakan.
12. UKM Kalacitra dan PSM UIN Jakarta, sebagai media pelatihan
berorganisasi.
13. Pihak BPS Republik Indonesia, untuk kemudahan pengambilan data.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
terimakasih atas semua dukungan serta doanya.
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini
masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat mebangun demi perbaikan dan
tercapainya penulisan yang lebih baik di masa-masa mendatang.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN KOMPRE ............................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG ............................................................... iv
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
ABSTRAK....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
xii
xiii
xiv
xv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Hal
2.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
xvi
DAFTAR GAMBAR
No
Keterangan
2.1
4.1
Hal
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No
Keterangan
Hal
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah propinsi dan daerah propinsi terdiri atas
daerah-daerah kabupaten dan kota. Tiap-tiap daerah mempunyai hak dan
kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan kepada masayarakat.
Untuk menyelenggarakan pemerintahannya, daerah berhak mengenakan
pungutan kepada masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 yang menempatkan perpajakan sebagai salah satu
perwujudan kenegaraan, ditegaskan bahwa penempatan beban kepada rakyat,
seperti pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa, diatur dengan undangundang. Dengan demikian, pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah harus
didasarkan pada undang-undang. Dalam hal ini, pajak daerah dan retribusi daerah
diatur dalam UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 34 Tahun 2000 dan terakhir diubah
dengan UU No. 28 Tahun 2009
Desentralisasi atau otonomi daerah membuat daerah memiliki kewenangan
yang lebih besar dalam mengatur urusan rumah tangganya. Hal ini menuntut
1
Pemerintah Daerah untuk lebih bijak dalam hal pemungutan pajak daerah dan
retribusi daerah. Selain itu Pemerintah Daerah juga dituntut untuk dapat
mengalokasikan hasil penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah untuk
mencapai masyarakat yang adil, makmur, dan merata berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Kewenangan dalam urusan keuangan daerah yang memberikan hak untuk
memberdayakan segala potensi perekonomian daerah yang ada menyebabkan
pemerintah daerah berusaha menggali sumber-sumber perekonomian daerah yang
dapat dijadikan pendapatan daerah. Salah satunya adalah pendapatan dari pajak
daerah dan retribusi daerah, dimana mengenai pajak daerah ini ditetapkan
berdasarkan peraturan daerah masing-masing dengan mengingat dan memandang
kemampuan daerah dalam penarikan pajak untuk penerimaan daerah (
Ayuningtyas, 2008:2).
Agar pendanaan penyelenggaraan pemerintah dapat terlaksana secara
efisien dan efektif serta untuk mencegah tumpang tindih, maka diatur pendanaan
penyelenggaraan pemerintah. Penyelenggaraan pemerintah yang menjadi
kewenangan
daerah
dibiayai
dari
APBD,
sedangkan
penyelenggaraan
Pasar,
Retribusi
Pengujian
Kendaraan
Bermotor,
Retribusi
dasar
kepada
masyarakat,
terutama
5. Ikut mengendalikan inflasi lokal, dari sisi non moneter terutama logistik dan
distribusi (Tim jurnal otonomi daerah, 2008:30)
Hal tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, kita
sebagai masyarakat juga memiliki kewajiban terhadap pencapaian kesejahteraan
dengan sumbangsih pajak yang dibayarkan tepat pada waktunya.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arniyanti
Ayuningtyas (2008), pajak daerah dan retribusi daerah memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Anggaran Belanja Daerah (ABD), baik sebelum maupun
sesudah otonomi. Menurut Ahmad Waluya Jati, peranan pajak dan retribusi
daerah terhadap PAD kabupaten/kota di Jawa Timur cukup dominan. Menurut
Dian Maya sari , pajak daerah kabupaten dan kota masih tergolong sangat rendah
selain itu kontribusi pajak daerah terhadap PAD untuk kabupaten dan kota di
Jawa Timur masih tergolong sangat rendah. Hal itu menjadi acuan penulis untuk
melakukan penelitian pada Propinsi Bengkulu dengan data yang diambil dari
tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.
Alasan penulis memilih propinsi Bengkulu sebagai objek penelitian adalah,
jika dilihat dari potensi perekonomian baik dari sektor pertanian, perkebunan
maupun hasil laut serta sektor-sektor lainnya Propinsi Bengkulu dapat
menghasilkan pendapatan daerah yang cukup tinggi. Pada tahun 2007 terdapat 6
sektor pertumbuhan ekonomi yang punya andil besar di atas 4 persen, sektor
pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi.
Selain hasil produksi di atas, sektor industri kini merupakan sektor andalan dalam
5
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penerimaan pajak daerah berpengaruh terhadap peningkatan PAD
pada Propinsi Bengkulu?
2. Apakah penerimaan retribusi daerah berpengaruh terhadap peningkatan PAD
pada Propinsi Bengkulu?
3. Apakah penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh secara
bersama-sama terhadap PAD?
C. Batasan Masalah
Untuk memudahkan dan menyederhanakan masalah agar tidak terlalu
melebar dan menyimpang dari tema, maka penulis hanya menitikberatkan pada
data Realisasi APBD pada tahun 2004 sampai tahun 2008.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak daerah terhadap peningkatan
PAD pada Propinsi Bengkulu
2. Untuk
mengetahui
pengaruh
penerimaan
retribusi
daerah
terhadap
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Pemerintah
Dapat diketahui upaya-upaya dan kebijakan yang seharusnya dilakukan
oleh Pemerintah Daerah dalam pemungutan pajak untuk menambah jumlah
pajak daerah dan retribusi daerah Propinsi Bengkulu. Dengan bertambahnya
penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah secara tidak langsung akan
menambah penerimaan PAD, sehingga dapat digunakan untuk menunjang
peningkatan
perekonomian
daerah
guna
tercapainya
kesejahteraan
masyarakat.
2. Bagi civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh peneliti lain baik
mahasiswa UIN sendiri maupun mahasiswa dari kampus lainnya yang ingin
mengulas masalah pajak dan retribusi daerah dengan objek penelitian yang
sama. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang pajak di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bagi penulis dan para pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan penulis maupun yang membaca hasil penelitian ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
10
11
2. Ciri Pajak
Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak baik pengertian
secara ekonomis (pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke
sektor pemerintah) atau pengertian secara yuridis (pajak adalah iuran yang
dapat dipaksakan) dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang terdapat
pada pengertian pajak antara lain sebagai berikut:
a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai dengan
perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan "pajak dan
pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur
dalam undang-undang."
b. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi perseorangan) yang
dapat ditunjukkan secara langsung. Misalnya, orang yang taat membayar
pajak kendaraan bermotor akan melalui jalan yang sama kualitasnya
dengan orang yang tidak membayar pajak kendaraan bermotor.
c. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum
pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin
maupun pembangunan.
d. Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila
wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan
sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.
12
e. Selain
fungsi
budgetair
(anggaran)
yaitu
fungsi
mengisi
Kas
3. Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak
merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran
termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak
mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
a. Fungsi Penganggaran (Budgetair)
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin
negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya.
Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak
digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja
barang,
pemeliharaan,
dan
lain
sebagainya.
Untuk
pembiayaan
14
5. Teori Pemungutan
Ada beberapa teori yang mendasari adanya pemungutan pajak, yaitu:
a. Teori asuransi, menurut teori ini, negara mempunyai tugas untuk
melindungi warganya dari segala kepentingannya baik keselamatan
16
(kependudukan)
dengan
konsep
pengenaan
pajak
atas
pajak berasal. Seperti halnya dalam asas domisili, sistem pengenaan pajak
berdasarkan asas nasionalitas ini dilakukan dengan cara menggabungkan
asas nasionalitas dengan konsep pengenaan pajak atas world wide income.
7. Tarif Pajak
Tujuan pemungutan pajak adalah untuk mencapai keadilan dalam
pemungutannya. Salah satu cara untuk mewujudkan keadilan dapat ditempuh
melalui sistem tarif. Tarif pajak dapat dibedakan atas:
a. Tarif Tetap
b. Tarif Progresif
1) Tarif Progresif Proporsional
2) Tarif Progresif Progresif
3) Tarif Progresif Degresif
c. Tarif Degresif
d. Tarif Proporsional
Tarif mana yang ditetapkan dalam Undang-undang Pajak, tergantung
kebijakan dan keputusan politik yang diputuskan oleh pembuat undangundang pajak.
20
21
2. Keuangan Daerah
Pengertian keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai
dengan uang, termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang
22
suatu
Pajak Daerah
Menurut UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah sebagaimana telah diubah dengan UU No. 34 Tahun 2000 dan terakhir
diubah dengan UU No. 28 Tahun 2009, yang dimaksud dengan pajak daerah:
Pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada
daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
23
2.
24
E. Retribusi Daerah
1. Pengertian Retribusi Daerah
Menurut UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah sebagaimana telah diubah dengan UU No. 34 Tahun 2000 dan terakhir
25
26
28
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang sah.
Lain-lain PAD yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
1. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
2. Jasa giro
3. Pendapatan bunga
4. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
29
5. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.
akuntabilitas
daerah
dalam
penyediaan
layanan
dan
30
Ada beberapa prinsip pengaturan pajak daerah dan retribusi daerah yang
dipergunakan dalam penyusunan UU ini, yaitu:
1. Pemberian kewenangan pengaturan pajak daerah dan retribusi daerah tidak
terlalu membebani rakyat dan relatif netral terhadap fiskal nasional
2. Jenis pajak dan rertribusi yang dapat dipungut oleh daerah hanya ditetapkan
dalam undang-undang
3. Pemberian kewenangan kepada daerah untuk menetapkan tarif pajak daerah
dalam batas tarif minimum dan maksimum yang ditatapkan dalam undangundang
4. Pemerintah daerah dapat tidak memungut jenis pajak dan retribusi yang
tercantum dalam undang-undang sesuai kebijakan pemerintah daerah
5. Pengawasan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah dilakukan secara
preventif dan korektif. Rancangan Peraturan Daerah yang mengatur pajak dan
retribusi harus mendapat persetujuan pemerintah sebelum ditetapkan menjadi
PERDA.
Materi yang diatur dalam UU No. 28 Tahun 2009 ini, antara lain:
1. Penambahan Jenis Pajak Daerah
Terdapat penambahan 4 jenis pajak daerah, yaitu 1 jenis pajak propinsi dan 3
jenis pajak kabupaten/kota. Jenis pajak propinsi yang baru adalah Pajak
Rokok, sedangkan 3 jenis pajak kabupaten/kota yang baru adalah PBB
Pedesaan dan Perkotaan, BPHTB, dan Pajak Sarang Burung Walet. Sebagai
31
catatan, untuk kabupaten/kota ada penambahan 1 jenis pajak yaitu Pajak Air
Tanah yang sebelumnya merupakan pajak propinsi.
a. Pajak Rokok
Pajak Rokok dikenakan atas cukai rokok yang ditetapkan oleh pemerintah.
Hasil penerimaan Pajak Rokok tersebut sebesar 70% dibagihasilkan
kepada kabupaten/kota di propinsi yang bersangkutan. Walaupun pajak ini
merupakan jenis pajak baru, namun diperkirakan pengenaan Pajak Rokok
tidak terlalu membebani masyarakat karena rokok bukan merupakan
barang kebutuhan pokok dan bahkan pada tingkat tertentu konsumsinya
perlu dikendalikan. Di pihak lain, pengenaan pajak ini tidak terlalu
berdampak pada industri rokok karena beban Pajak Rokok akan
disesuaikan dengan kebijakan strategis di bidang cukai nasional dan
besarnya disesuaikan dengan daya pikul industri rokok mengikuti natural
growth (pertumbuhan alamiah) dari industri tersebut. Selain itu,
penerimaan Pajak Rokok dialokasikan minimal 50% untuk mendanai
pelayanan kesehatan (pembangunan/pengadaan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana unit pelayanan kesehatan, penyediaan sarana umum yang
memadai bagi perokok (smoking area), kegiatan memasyarakatkan
tentang bahaya merokok, dan iklan layanan masyarakat mengenai bahaya
merokok) serta penegakan hukum (pemberantasan peredaran rokok ilegal
dan penegakan aturan mengenai larangan merokok).
b. PBB Pedesaan dan Perkotaan
32
diserahkan
kepada
daerah.
Untuk
meningkatkan
33
dan pemeliharaan
menara
telekomunikasi.
terhadap
Dengan
tidak
berlebihan,
tarif
retribusi
pengendalian
menara
35
36
c. Sebagian
penerimaan
Pajak
Penerangan
Jalan
digunakan
untuk
H. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
1.
Arniyanti Ayuningtyas
Analisis
(2008)
daerah
Seluruh
Daerah
Pengaruh a.
Kabupaten
di
(ABD),
baik
berpengaruh
baik
sebelum
maupun
sesudah
otonomi.
2.
Peranan
Daerah
terhadap
Daerah
PAD kabupaten/kota di
Pendapatan
Asli
pajak
dan
38
Jawa
dominan
b.
Timur
cukup
Menurut
hasil
analisis
data
dari
yang
disebutkan
bahwa
tidak
perbedaan
terdapat
signifikan
3.
Kontribusi
Pajak
Penerimaan a.
Daerah
Pendapatan
(Analisis
Asli
terhadap
deskriptif
Daerah
daerah
terhadap
bahwa pajak
kabupaten
kota masih
dan
tergolong
sangat rendah
b.
daerah
PAD
untuk
kontribusi
terhadap
kabupaten
39
I. Kerangka Pemikiran
Pajak Daerah
Pendapatan Asli
Daerah
Retribusi Daerah
Gambar 2.1
Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah
J. Hipotesis
Mengacu pada landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat
diturunkan hipotesis sebagai berikut:
HA1: Penerimaan pajak daerah berpengaruh terhadap peningkatan PAD Propinsi
Bengkulu
40
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
independen,
yaitu
variabel
yang
menjadi
sebab
yang
lebih
jelas,
komprehensif,
mengenai
peraturan
kecenderungan (central tendency) dari suatu gejala atau kejadian. Data yang
akan dianalisa dalam metode time series ini adalah data-data mengenai PAD
Propinsi Bengkulu, meliputi data-data Pajak Daerah dan Retribusi tiap
kabupaten/kota yang ada di propinsi Bengkulu.
C. Alat Analisis
Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan:
1. Analisis Deskriptif
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan populasi dan
sampel kabupaten/kota di Propinsi Bengkulu. Data dalam penelitian ini
bersumber dari laporan APBD pemerintah daerah Propinsi bengkulu yakni
data PAD, Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Penerimaan lain-lain yang
diperoleh dari kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia.
Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran secara
umum mengenai data, sehingga dapat dilihat nilai maksimum, minimum,
rata-rata, serta standar deviasinya.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penggangu atau residual memilki distribusi normal. Jika terdapat
normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independen,
yaitu perbedaan antara nilai prediksi dengan skor yang sesungguhnya atau
error akan terdistribusi secara simetri di sekitar nilai means sama dengan nol
35
0,05 (5%).
Apabila
36
37
b. Uji F (Fisher)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independennya yang dimaksudkan dalam model regresi secara bersamasama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05
(5%). Kriteria pengujian uji F adalah, apabila nilai signifikan F hitung
lebih rendah dari 0,05 (5%), maka dapat disimpulakan bahwa semua
variabel independen yang diteliti secara bersama-sama mempengaruhi
variabel independen.
c. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (5%). Untuk uji t,
penelitian ini membandingakan antara t hitung dengan t tabel dengan taraf
signifikansi 0,05 (5%). Apabila t hitung lebih besar dari t tabel, maka
dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel independen secara
individual berpengaruh terhadap variabel dependen.
dengan UU No. 28 Tahun 2009, pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak,
adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Retribusi Daerah
Menurut UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 34 Tahun 2000 dan terakhir diubah
dengan UU No. 28 Tahun 2009, Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut
Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.
3. Pendapatan Asli Daerah
Menurut UU No. 33 Tahun 2004 mengenai Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah, Pendapatan Asli Daerah,
selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang
dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan.
39
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
42
44
Dana Penyeimbangan
Menurut
perkembangan
pendapatan Asli daerah meningkat dari tahun ke tahun dengan share terbesar dari
sektor penerimaan pajak daerah
retribusi daerah (rata-rata 16,48% dari PAD), lain-lain pendapatan yang sah
(rata-rata 15,42% dari total PAD), dan sektor hasil perusahaan daerah (1,65%
dari total PAD).
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
46
35
5.36E5
2.46E7 8.7206E6
6.22914E6
Pajak Daerah
35
1.14E5
9.71E6 2.4427E6
2.66302E6
Retribusi Daerah
35
1.92E5
1.28E7 3.3578E6
3.00339E6
Valid N (listwise)
35
Dari tabel 4.1 dijelaskan bahwa jumlah data (N) yang diuji sebanyak 35.
Selain itu diperoleh gambaran nilai minimum, maksimum, nilai rata-rata, serta
standar deviasi masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan Asli Daerah
Selama kurun waktu 5 tahun dapat diketahui bahwa jumlah PAD terbesar
yaitu Rp24,6 miliar yang dihasilkan pada tahun 2008 oleh Kota Bengkulu.
Sedangkan jumlah PAD terkecil, yaitu Rp536 juta dihasilkan oleh
Kabubaten Kaur pada tahun 2004. Kabupaten Kaur merupakan salah satu
kabupaten baru, pemekaran dari wilayah Kabupaten Bengkulu Utara. Hal
ini menjadi salah satu penyebab kecilnya jumlah PAD yang diperoleh.
Rata-rata PAD yang diterima selama 5 tahun (tahun 2004 - 2008) adalah
sebesar Rp8,72 miliar dengan standar deviasi sebesar Rp6,22 miliar.
b. Pajak Daerah
Dari hasil statistik deskriptif diketahui bahwa penerimaan pajak terbesar,
yaitu Rp9,71 miliar yang dihasilkan pada tahun 2008 oleh Kota Bengkulu.
Penerimaan pajak daerah terkecil Rp114 juta oleh Kabupaten Muko-muko
pada tahun 2004. Rata-rata penerimaan pajak daerah adalah sebesar
Rp2,44 miliar dengan standar deviasi Rp2,66 miliar.
47
c. Retribusi Daerah
Penerimaan retribusi daerah terbesar, yaitu sebesar Rp12,8 miliar oleh
Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2008. Sedangkan penerimaan
retribusi daerah terkecil adalah sebesar Rp192 juta oleh Kabuapten Kaur
pada tahun 2004. Rata-rata penerimaan retribusi daerah adalah sebesar
Rp3,35 miliar dengan standar deviasi Rp3 miliar.
Tabel tersebut juga memperlihatkan bahwa penerimaan retribusi daerah
memberikan kontribusi yang lebih besar bagi PAD dibandingkan dengan
penerimaan yang diperoleh dari pajak daerah.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan uji
statistik. Hasil uji normalitas dengan Kolomogorov-Smirnov seperti terlihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik dengan Kolomogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parameters
35
a
Mean
Std. Deviation
.0000000
1.64158718E6
Absolute
.170
Positive
.170
48
Negative
-.103
Kolmogorov-Smirnov Z
1.007
.263
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
a
Coefficients
49
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
Std. Error
1 (Constant)
1.553E6 450064.686
Coefficients
Collinearity Statistics
Beta
Sig.
3.450
.002
Tolerance
VIF
Pajak Daerah
1.131
.125
.484
9.078
.000
.765
1.307
Retribusi Daerah
1.312
.110
.632 11.874
.000
.765
1.307
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
b
Model Summary
Model
1
R Square
a
.965
Adjusted R
Square
Estimate
.931
.926
1.69211E6
Durbin-Watson
1.790
50
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Oleh sebab itu diperlukan pengujian heteroskedastisitas pada model
regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi. Di
bawah
ini
adalah
gambar
hasil
uji
heteroskedastisitas
dengan
menggunakan scatterplot:
51
52
4. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Hasil Uji Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model
.965a
R Square
.931
Adjusted R
Square
Estimate
.926
1.69211E6
Durbin-Watson
1.790
Dari tabel 4.5 diketahui bahwa hasil adjusted R square adalah 0,926
atau 92,6%. Hal ini menunjukkan bahwa PAD dapat dijelaskan oleh
variabel pajak daerah dan retribusi daerah sebesar 92,6%, sedangkan
sisanya 7,4% (100%-92,4%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
diteliti, seperti hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan serta lain-lain pendapatan yang sah (hasil
penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan, penerimaan jasa giro,
penerimaan bunga, penerimaan ganti rugi atas kekayaan daerah, komisi,
potongan dan keuntungan selisih nilai tukar rupiah, denda keterlambatan
53
Tabel 4.6
Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1.228E15
Residual
9.162E13
32
Total
1.319E15
34
Sig.
.000a
6.138E14 214.382
2.863E12
demikian
hipotesis
HA3
diterima,
sehingga
dapat
berpengaruh terhadap
peningakatan PAD
Propinsi
Bengkulu.
54
c. Uji t
Hasil uji t dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Toleranc
Model
1 (Constant)
Std. Error
Beta
1.553E6 450064.686
Sig.
3.450
.002
VIF
Pajak Daerah
1.131
.125
.484
9.078
.000
.765
1.307
Retribusi Daerah
1.312
.110
.632 11.874
.000
.765
1.307
retribusi
daerah
mempengaruhi
PAD.
Hasil
tersebut
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pajak daerah dan
retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Data-data yang
menyangkut penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Republik
Indonesia yang berada di Pasar Baru, Jakarta. Sampel penelitian adalah 7
kabupaten/kota yang ada di Propinsi Bengkulu dengan data yang diteliti selama 5
tahun (tahun 2004-2008).
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pajak Daerah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
2. Retribusi Daerah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD).
3. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah secara bersama-sama berpengaruh
terhadap PAD
Tiga kesimpulan di atas mendukung serta memperkuat penelitian sebelumnya
oleh Waluya yang menyatakan bahwa peranan pajak dan retribusi daerah terhadap
PAD cukup dominan.
57
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disampaikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Bagi Pemerintah Daerah Propinsi Bengkulu
Pemerintah daerah Propinsi Bengkulu sebaiknya berkonsentrasi untuk
meningkatkan penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah karena dengan
peningkatan penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah akan berpengaruh
pada peningkatan PAD.
Dengan meningkatnya PAD pemerintah akan semakin mudah mebiayai
kegiatan-kegiatan dan keperluan daerah yang nantinya akan meningkatkan
kinerja pemerintah daerah. Selain itu, dengan peningkatan PAD akan
berpengaruh terhadap peningkatan fasilitas-fasilitas bagi masyarakat Propinsi
Bengkulu. Dengan kata lain, adanya peningkatan PAD diharapkan akan
meningkatkan kesejahteraan penduduknya.
Peningkatan PAD harus didukung pula oleh peningkatan kualitas dari
para pejabat pemerintahan propinsi maupun kabupaten/kota yang ada di
Propinsi Bengkulu. Dengan demikian pajak dan retribusi daerah yang diterima
dapat disalurkan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat, bukan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi atau kelompok
tertentu.
58
59
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Bahrullah. 2010. Fungsi manajemen Keuangan daerah. www.osun.org
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi dan Analisis Multivariate dengan proses SPSS.
Universitas Diponegoro: Semarang
Mardiasmo.2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Penerbit Andi: Yogyakarta
Mayasari, Dian. 2009. Kontibusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan
Asli Daerah (Analisis Terhadap Kabuapaten dan Kota di Jawa Timur). Skripsi
Pada FE UMM.
Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Mediakom: Yogyakarta.
Rafflesia, Putra. 2009. Pendapatan
www.putrarafflesia.wordpress.com
daerah
Bengkulu
Rp4.933
triliun.
60
Tim Redaksi Nuansa Aulia. 2009. Undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah. Nuansa Aulia: Bandung
Tim Indonesian Tax Review. 2002. Retribusi, Tempat Belanja Ibu-ibu. Vol.1. Edisi
35. Hal. 39-40
Tim Jurnal Otonomi Daerah. 2008. Dampak Desentralisai Fiskal terhadap
Pembangunan Ekonomi Daerah. Vol. VIII. No. 4. Hal. 28-30
Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT
RajaGrafindo Persada: Jakarta
Waluya Jati, Ahmad. 2010. Peranan Pajak dan Retribusi Daerah Terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD), (Studi Pada Daerah Tingkat II Di Jawa
Timur). Jurnal Balance. Vol.3.
61
62
63
OUTPUT SPSS
Descriptives
Kabuapten
Tahun
Bengkulu Selatan
2004
2005
2006
2007
2008
2004
2005
2006
2007
2008
2004
2005
2006
2007
2008
2004
2005
2006
2007
2008
2004
2005
2006
2007
2008
2004
2005
2006
2007
2008
2004
2005
2006
2007
2008
Rejang Lebong
Bengkulu Utara
Kaur
Seluma
Mukomuko
Bengkulu
Pajak Daerah
1.041.165
1.047.556
1.398.080
1.700.270
2.258.735
1.878.020
1.850.218
2.554.349
2.388.018
2.979.412
1.609.769
1.734.595
2.038.779
2.441.000
3.042.721
207.750
316.005
406.138
761.727
908.522
951.500
995.364
1.102.950
1.539.830
1.728.428
113.811
405.894
930.400
1.062.771
1.288.079
9.397.765
7.344.496
7.726.974
8.635.469
9.707.985
Retribusi Daerah
1.902.705
2.757.541
4.868.120
4.228.667
5.318.180
4.248.644
5.505.384
7.915.142
10.426.694
12.782.960
2.389.665
1.156.753
1.522.310
5.070.312
5.674.281
191.520
512.150
479.739
1.206.477
1.532.483
826.780
864.895
458.230
645.741
712.052
930.413
1.162.221
1.429.990
1.464.786
1.780.582
4.451.119
5.598.930
5.713.633
5.906.041
5.886.344
PAD
4.106.788
5.359.778
10.865.050
8.491.375
12.773.550
7.748.221
8.858.512
13.710.128
18.490.305
20.477.137
8.341.047
6.318.158
5.323.783
12.557.612
15.778.628
536.070
1.067.655
2.253.900
5.966.083
5.753.453
3.028.537
3.168.154
3.976.950
5.771.879
4.151.633
1.071.754
2.073.708
3.990.330
6.316.354
6.669.952
15.163.932
16.703.426
16.702.354
17.091.563
24.562.456 64
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
35
5.36E5
2.46E7
8.7206E6
6.22914E6
Pajak Daerah
35
1.14E5
9.71E6
2.4427E6
2.66302E6
Retribusi Daerah
35
1.92E5
1.28E7
3.3578E6
3.00339E6
Valid N (listwise)
35
Regression
Variables Entered/Removedb
Variables
Model
Variables Entered
Retribusi Daerah,
Removed
Method
. Enter
Pajak Daeraha
a. All requested variables entered.
Model Summary
Model
1
R Square
.965a
Adjusted R
Square
Estimate
.931
.926
1.69211E6
Durbin-Watson
1.790
ANOVA
65
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1.228E15
6.138E14
Residual
9.162E13
32
2.863E12
Total
1.319E15
34
Sig.
.000a
214.382
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
Beta
1.553E6
450064.686
Pajak Daerah
1.131
.125
Retribusi Daerah
1.312
.110
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
3.450
.002
.484
9.078
.000
.765
1.307
.632
11.874
.000
.765
1.307
Coefficient Correlations
Model
1
Retribusi Daerah
Correlations
Covariances
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
1.000
-.485
Pajak Daerah
-.485
1.000
.012
-.007
-.007
.016
Retribusi Daerah
Pajak Daerah
VIF
66
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Dimensi
Model
on
Eigenvalue
Condition Index
(Constant)
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
2.452
1.000
.05
.05
.05
.319
2.773
.61
.66
.00
.229
3.270
.33
.28
.95
Residuals Statisticsa
Minimum
Predicted Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
2.0389E6
2.1692E7
8.7206E6
6.00895E6
35
-1.112
2.159
.000
1.000
35
3.054E5
1.050E6
4.588E5
189519.460
35
2.1441E6
2.2453E7
8.7460E6
6.05111E6
35
-2.85830E6
4.30655E6
.00000
1.64159E6
35
Std. Residual
-1.689
2.545
.000
.970
35
Stud. Residual
-1.964
2.951
-.007
1.044
35
5.79137E6 -2.53926E4
1.91530E6
35
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
-3.86522E6
-2.062
3.405
.007
1.095
35
Mahal. Distance
.136
12.127
1.943
2.817
35
Cook's Distance
.001
1.001
.062
.182
35
.004
.357
.057
.083
35
67
Charts
68
69
70
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa
35
Mean
Std. Deviation
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.0000000
1.64158718E6
Absolute
.170
Positive
.170
Negative
-.103
1.007
.263
71