Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP

PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI


PROVINSI JAWA TIMUR
Aya Sofia Sari
Junaidi, SE.,M.Si.,Ak
Nurhayati SE.,Ak, M.SA.,QIA
ABSTRACT
Aya Sofia Sari, Influence Local Taxes and Levies on the government's Revenue
District / town in East Java province. Under the guidance of Junaidi, SE., M.Sc., Ak
and Nurhayati SE., Ak, M.SA.,QIA.
The most central government revenue is local taxes and levies. Local taxes and
levies are held in order to improve service to the community and the region's
autonomy, it is necessary to expand the object and the local tax levies and granting
discretion in setting rates.
Target of this research is to know influence local taxes and levies on the
government's Revenue District / town in East Java Province.
This study uses secondary data to choose a location in East Java Province consists
of 38 government district / municipality in the period 2010 to 2011. Data were
analyzed by using the classical assumption and test the hypothesis that is analysis
of regresi doubled linear, person corelation, coefficient of determinasi, test t, test F.
The results of this study indicate that there is a significant relationship between
local taxes and levies to PAD. But to result of area Iease variable there are to PAD.
All that obtained from processed data use test of t analysis and of regresi doubled
linear.
Keyword: Local Taxes and Levies

ABSTRAK
Aya Sofia Sari, Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah pada pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Timur. Dibawah bimbingan Junaidi, SE.,M.Si.,Ak dan Nurhayati SE.,Ak, M.SA.,QIA
Penerimaan pemerintah yang paling sentral adalah pajak daerah dan retribusi
daerah. Pajak daerah dan retribusi daerah diadakan
dalam rangka
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah, perlu
dilakukan perluasan objek pajak daerah dan retribusi daerah dan pemberian
diskresi dalam penetapan tarif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pajak daerah dan
retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah pada pemerintah
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan memilih lokasi di Provinsi
Jawa Timur yang terdiri dari 38 pemerintah Kabupaten/Kota pada periode 2010
sampai dengan 2011. Data dianalisis dengan menggunakan uji asumsi klasik dan
uji hipotesis yaitu analisis regresi linier berganda, korelasi person, koefisien
determinasi, uji t, uji F.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pajak
daerah dan retribusi daerah terhadap PAD. Namun untuk hasil variabel pajak
daerah terdapat hubungan terhadap PAD. Semua itu diperoleh dari data yang
diolah menggunakan uji t dan analisis regresi linier berganda.
Kata kunci: Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
PENDAHULUAN

dengan hal tersebut peranan pajak


sebagai
penopang
program
pembangunan
nasional
juga
semakin meningkat.
Dengan
dikeluarkannya
Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
yang berisi ketentuan-ketentuan
pokok yang memberikan pedoman
kebijakan dan arahan bagi daerah
dalam pelaksanaan pemungutan
pajak daerah dan retribusi daerah,
sekaligus menetapkan pengaturan
untuk
menjamin
penetapan
prosedur umum perpajakan daerah

Sebagaimana
diketahui
tujuan
Pembangunan
nasional
adalah mewujudkan masyarakat adil
dan
makmur.
Dalam
rangka
mencapai tujuan pembangunan
nasional tersebut, maka pemerintah
secara intensif melakukan berbagai
macam kebijakan strategis berkaitan
dengan program pembangunan baik
pembangunan
jangka
pendek
maupun program pembangunan
jangka
panjang.
Dalam
kenyataannya penerimaan negara
dari sektor pajak dari tahun ketahun
semakin meningkat dan sejalan

dan retribusi daerah. Selain itu pajak


daerah dan retribusi daerah
diadakan
dalam
rangka
meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat
dan
kemandirian
daerah, perlu dilakukan perluasan
objek pajak daerah dan retribusi
daerah dan pemberian diskresi
dalam
penetapan
tarif.
Penyelenggaraan otonomi daerah
dipandang
perlu
menekankan
prinsip demokrasi, peran serta
masyarakat,
pemerataan
dan
keadilan, serta memperhatikan
potensi dan keaneka ragaman
daerah.
Penerimaan
pemerintah yang paling sentral
adalah pajak, sumbangan pajak bagi
anggaran pemerintah sangat besar,
sehingga peran pajak begitu sentral.
Untuk itu pemerintah selalu
berupaya meningkatkan pendapatan
dari sektor pajak, melalui upayaupaya pemberantasan mafia pajak.
Pemerintah saat ini memperbaiki
sistem pajaknya karena sistem lama
dianggap
banyak
mempunyai
kelemahan-kelemahan ini dilakukan
untuk mengamankan pendapatan
negara dari sektor pajak agar tidak
bocor, upaya ini dilakukan agar
penerimaan negara dari pajak dari
tahun-tahun
terus
meningkat.
Semua ini terlihat juga pada
penelitian milik Septian Dwi
Kurniawan dengan judul skripsinya
Pengaruh Penerimaan Pajak dan
Retribusi
Daerah
Terhadap
Peningkatan
Pendapatan
Asli
Daerah di Kabupaten Ponorogo.
Penelitian tersebut salah satu

hasilnya adalah bahwa pajak daerah


berpengaruh terhadap peningkatan
pendapatan asli daerah. Sedangkan
bedanya dengan penelitian saya
adalah
terletak
pada
objek
penelitian, yaitu saya mengambil di
Provinsi Jawa timur dengan periode
2010-2011.
Pelaksanaan UU No.
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah dan UU No. 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah telah
menyebabkan
perubahan
yang
mendasar mengenai pengaturan
hubungan Pusat dan Daerah,
khususnya
dalam
bidang
administrasi pemerintahan maupun
dalam hubungan keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, yang
dikenal sebagai era otonomi daerah.
Dalam era otonomi daerah sekarang
ini, daerah diberikan kewenangan
yang lebih besar untuk mengatur
dan mengurus rumah tangganya
sendiri. Tujuannya antara lain
adalah untuk lebih mendekatkan
pelayanan
pemerintah
kepada
masyarakat,
memudahkan
masyarakat untuk memantau dan
mengontrol penggunaan dana yang
bersumber
dari
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), selain untuk menciptakan
persaingan yang sehat antar daerah
dan mendorong timbulnya inovasi.
Tujuan Masalah
Untuk
mempermudahkan
pembahasan, maka peneliti dapat
mengidentifikasikan
beberapa
masalah yang dapat dicari jawaban
maupun solusinya, diantara slah
3

satunya adalah apakah pajak daerah


dan retribusi daerah berpengaruh
terhadap pendapatan asli daerah
pada pemerintah Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Timur ?

b) Bea Balik Nama Kendaraan


Bermotor
dan
kendaraan
diatas air.
c) Pajak Bahan Bakar Kendraan
Bermotor.
d) Pajak
pengambilan
dan
pemanfaatan air bawah tanah
dan air permukaan
2. Pajak
Daerah
Tingkat
II
(Kabupaten)
a) Pajak Hotel
b) Pajak Restoran
c) Pajak Hiburan
d) Pajak Reklame
e) Pajak Penerangan Jalan
f) Pajak Pengambilan Bahan
galian Golongan C
g) Pajak Parkir

TINJAUAN PUSTAKA
Pajak Daerah
Menurut Undang-Undang No
28 Tahun 2009 Pajak Daerah yang
selanjutnya disebut pajak, adalah
kontribusi wajib kepada daerah
yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan
Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan
untuk keperluan daerah bagi
sebesar-besarnya
kemakmuran
rakyat.
Kriteria
Pajak
Daerah
menurut Undang-Undang No 28
Tahun 2009 tidak jauh berbeda
dengan kriteria pajak secara umum,
yang membedakan antara keduanya
adalah pihak pemungutnya. Kalau
Pajak Umum atau biasa disebut
Pajak Pusat, yang memungut adalah
Pemerintah Pusat, sedangkan Pajak
Daerah yang memungut adalah
Pemerintah
Daerah,
baik
Pemerintah
Daerah
Provinsi
maupun
Pemerintah
Daerah
Kabupaten / Kota.
Jenis-jenis Pajak Daerah
menurut Undang-Undang Nomor 34
tahun 2000:
1. Pajak Daerah Tingkat I (Propinsi)
a) Pajak Kendaraan Bermotor
dan kendaraan diatas air.

Retribusi Daerah
Menurut Undangundang No 34
tahun 2000, Retribusi daerah adalah
pungutan
daerah
sebagai
pembayaran
atas
jasa
atau
pemberian izin tertentu yang khusus
yang disediakan dan atau diberikan
oleh pemerintah daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau
badan.
Beberapa pengertian istilah
yang terkait dengan retribusi
daerah, antara lain: (Mardiasmo,
2002: 100-101)
1. Retribusi daerah adalah
pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan atau
diberikan oleh pemerintah
daerah untuk kepentingan
orang pribadi atau badan.

2. Jasa
adalah
kegiatan
pemerintah daerah berupa
usaha atau pelayanan yang
menyebabkan
barang,
fasilitas, atau kemanfaatan
lainnya yang dapat dinikmati
oleh orang pribadi atau
badan.
3. Jasa umum adalah jasa yang
disediakan atau diberikan
oleh pemerintah daerah
untuk tujuan kepentingan
dan kemanfaatan umum
serta dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan.
4. Jasa usaha adalah jasa yang
disediakan oleh pemerintah
daerah dengan menganut
prinsip-prinsip
komersial
karena pada dasarnya dapat
pula disediakan oleh sektor
swasta.
5. Perizinan tertentu adalah
kegiatan tertentu pemerintah
daerah
dalam
rangka
pemberian izin kepada oarng
pribadi atau badan yang
dimaksudkan
untuk
pembinaan,
pengaturan,
pengendalian,
dan
pengawasan atas kegiatan,
pemanfatan
ruang,
penggunaan sumber daya
alam, barang, prasarana,
sarana atau fasilitas tertentu
guna melindungi kepentingan
umum
dan
menjaga
kelestarian lingkungan.

dikategorikan dalam pendapatan


rutin Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD). Pendapatan
Asli Daerah merupakan suatu
pendapatan yang menunjukkan
suatu
kemampuan
daerah
menghimpun sumber-sumber dana
untuk membiayai kegiatan rutin
maupun pembangunan.
Menurut
Halim
(2004:67)
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
merupakan semua penerimaan
daerah yang berasal dari sumber
ekonomi.
Sedangkan menurut (Siregar,
2001:396) Pendapatan asli daerah
(PAD) merupakan sumber utama
penerima bagi daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Dana
perimbangan, pinjaman daerah dan
penerimaan lain merupakan sumber
pendapatan
tambahan
yang
mendukung PAD.
Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu
yang terkait antara lain:
1. Septian Dwi Kurniawan (2010),
penulis menyimpulkan bahwa
Pajak dan retribusi daerah di
Kabupaten
Ponorogo
menunjukkan bahwa keduanya
berpangaruh
terhadap
peningkatan pendapatan asli
daerah.
2. Dwi Hakki (2008), hasil dari
penelitian ini yaitu bahwa
Penerimaan pajak daerah di
Kota Bogor sangat dipengaruhi
oleh variabel tingkat inflasi.
3. Nurul Fajaryah (2012), hasil
penelitian ini menunjukkan
bahwa Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah


Menurut Undang-Undang No.33
Tahun 2004 Pendapatan asli daerah
5

(PAD) dan Dana Alokasi Umum


(DAU) selama tahun 2009
sampai
dengan
2011
berpengaruh
positif
dan
signifikan
secara
parsial
terhadap Belanja Daerah

pemerintah Kabupaten/Kota
se Provinsi Jawa Timur.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi penelitian ini lebih
memilih di Provinsi Jawa Timur
yang terdiri dari 38 Kabupaten/Kota
dengan menggunakan periode tahun
2010-2011. Jenis penelitian yang
digunakan
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kuantitatif yang bersifat ex post facto
yakni mempelajari fakta-fakta yang
sudah ada. Prosesnya berupa
mendiskripsikan
dengan
cara
menginterpretasi data yang telah
diolah.

Rerangka Berfikir

PAJAK DAERAH (X1)

PENDAPATAN
ASLI DAERAH (Y)

RETRIBUSI DAERAH (X2)

Teknik Analisis Data


Analisa data dilakukan setelah
data terkumpul. Proses analisis data
merupakan
usaha
untuk
memperoleh jawaban permasalahan
penelitian. Analisis data yang dapat
digunakan dalam penelitian ini
menggunakan uji asumsi klasik yang
terdiri dari uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, uji autokolerasi
dan uji normalitas.
Selain itu metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode analisis statistik
dengan
menggunakan
bantuan
program SPSS versi 16.0, yaitu
menggunakan Uji Regresi Linier
Berganda. Maka rumus untuk
analisis linear regresi berganda
sebagai berikut: (Sugiyono, 2012:
52)

(Sumber : Sugiyono, 2012 : 232)

Gambar 1
Rerangka Berfikir

Berdasarkan landasan teori dan


penelitian terdahulu tersebut, maka
dapat
dirumuskan
hipotesis
penelitian yaitu:
H1:

Diduga
pajak
daerah
berpengaruh dan signifikan
terhadap pendapatan asli
daerah
pada
pemerintah
Kabupaten/Kota se Provinsi
Jawa Timur.
H2: Diduga
retribusi
daerah
berpengaruh dan signifikan
terhadap pendapatan asli
daerah
pada
pemerintah
Kabupaten/Kota se Provinsi
Jawa Timur.
H3: Diduga pajak daerah dan
retribusi daerah berpengaruh
dan
signifikan
terhadap
pendapatan asli daerah pada

Y= a + 1X1 + 2 X2 + e
Keterangan :
Y : Pendapatan Asli Daerah (PAD)
6

X1 : Pajak Daerah
X2 : Retribusi Daerah
a : Konstanta
1 2 : Koefisien regresi
e : Standar Error

pengujian ini, penulis menggunakan


Eviews 3.0 yang akan menunjukkan
apakah penelitian ini normal atau
tidak dengan kesimpulan jika nilai
probabilitasnya lebih dari 0,05 maka
data yang dihasilkan berdistribusi
normal. Sebaliknya, jika hasil nilai
probabilitasnya kurang dari 0,05
maka data yang dihasilkan tidak
berdistribusi normal. Hasil dari
pengujiannya
adalah
sebagai
berikut:

Tidak hanya pengujian ini saja


yang penulis pakai tetapi Korelasi
Person, Koefisien Determinasi, uji t,
dan uji F.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik
analisis
yang
digunakan terdiri dari analisis
deskriptif dan analisis statistik.
Analisis deskriptif yaitu analisis
yang menjelaskan tentang gambaran
data-data variabel penelitian yang
terdiri dari nilai tertinggi dan nilai
terendah.
Sedangkan
analisis
statistik merupakan analisis yang
dilakukan
dengan
pembuktian
statistik
untuk
membuktikan
hipotesis
penelitian.
Dalam
penelitian ini analisis statistik
digunakan analisis regresi linier
berganda.
Sedangkan
analisis
deskriptif dengan menggunakan uji
asumsi klasik.

10
S eries: Residuals
S ample 1 76
Observations 76

Mean
Median
Maximum
Minimum
S td. Dev.
S kewness
K urtosis

7.26E -14
-3.983626
42.22334
-47.48256
19.20700
0.267104
2.471498

Jarque-B era
P robability

1.788195
0.408977

0
-50

-40

-30

-20

-10

10

20

30

40

Sumber : data sekunder yang diolah 2013


Gambar 2
Histogram
Uji Normalitas

Terlihat pada gambar 4.1


bahwa
berdasarkan
nilai
probabilitas sebesar 0,41>0,05
artinya data berdistribusi normal.
Pengujian Hipotesis
Pengujian
hipotesis
dilakukan untuk memenuhi apakah
kesimpulan pada sampel dapat
berlaku untuk populasi atau dengan
kata lain dapat digeneralisasi. Uji
hipotesis ini digunakan untuk
hubungan antara variabel bebas
(pajak daerah, retribusi daerah, dan
opini audit) terhadap variabel
terikat (pendapatan asli daerah).
Penelitian ini menguji hipotesis

Uji Asumsi Klasik


Adapun yang digunakan
dalam menyelesaikan penelitian ini
peneliti menggunakan uji asumsi
klasik yang terdiri dari uji
normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas,
dan
uji
autokolerasi.
Uji normalitas digunakan
untuk melihat apakah nilai residual
terdistribusi normal atau tidak.
Untuk mengetahui hasil dari
7

dengan metode analisis regresi


berganda, kolerasi person, uji t,
serta uji F.
Model analisis regresi linier
berganda
digunakan
bertujuan
untuk mengetahui terdapat atau
tidaknya pengaruh diantara variabel
bebas terhadap variabel terikat.
Berikut ini adalah ringkasan hasil
analisis regresi linier berganda:

2. Pajak Daerah (X1) terhadap PAD


(Y)
Nilai koefisien Pajak Daerah
untuk variabel X1 sebesar 0,406.
Hal ini mengandung arti bahwa
setiap kenaikan Pajak Daerah
satu satuan maka variabel PAD
(Y) akan naik sebesar 0,406
dengan asumsi bahwa variabel
bebas yang lain dari model
regresi adalah tetap. Sedangkan
untuk nilai signifkannya adalah

Tabel 4.1
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients

Model

Coefficients

Std. Error

Beta

Sig.

1 (Constant
72.660

7.741

PD

.406

.123

RD

-.389

.192

9.386

.000

.481

3.310

.001

-.295

-2.032

.046

a. Dependent Variable: PAD


Sumber : data sekunder yang diolah
2013

0,001 yang menunjukkan bahwa


pajak
daerah
berpengaruh
terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD), karena nilai tingkat
signifikannya yang kurang dari
0,05.
3. Retribusi Daerah (X2) terhadap
PAD (Y)
Nilai koefisien Retribusi Daerah
untuk variabel X2 sebesar 0,389 dan
bertanda negatif, ini menunjukkan
bahwa Retribusi Daerah mempunyai
hubungan yang berlawanan arah
dengan Risiko Sistematis. Hal ini

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, maka


persamaan yang didapat diperoleh
hasil sebagai berikut ini :
Y = 72,660+ 0,406X1 - 0,389X2
Dari persamaan regresi di atas dapat
diperoleh
penjelasan
sebagai
berikut:
1. Konstanta (a)
Ini berarti jika semua
variabel bebas memiliki nilai nol
(0) maka nilai variabel terikat
(PAD) sebesar 72,660.

mengandung arti bahwa setiap


kenaikan Retribusi Daerah satu
satuan maka variabel PAD (Y) akan
turun sebesar 0,389 dengan asumsi
bahwa variabel bebas yang lain dari
model
regresi
adalah
tetap.
Sedangkan untuk nilai signifkannya
adalah 0,046 yang menunjukkan
bahwa
retribusi
daerah
berpengaruh terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD), karena nilai
tingkat signifikannya yang kurang
dari 0,05.
Sedangkan untuk hasil uji t
digunakan
untuk
mengetahui
apakah
variabel-variabel
independen
secara
parsial
berpengaruh nyata atau tidak
terhadap
variabel
dependen.
Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah berpengaruh
secara parsial terhadap Pendapatan
Asli Daerah pada kabupaten/kota di
Provinsi Jawa Timur. Hasil uji t
dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah
ini:

Sumber : data sekunder yang diolah 2013

Berdasarkan
hasil
perhitungan statistik tersebut diatas
menunjukkan bahwa thitung variabel
PD (Pajak Daerah) sebesar 3,310
dengan tingkat signifikansi sebesar
0,001 < 0,05, karena nilai signifikan
kurang dari 0,05 maka ada pengaruh
yang signifikan pada variabel PD
(Pajak Daerah) terhadap PAD.
Sedangkan untuk thitung variabel RD
(Retribusi Daerah) sebesar -2,032
dengan tingkat signifikansi sebesar
0,046 < 0,05, karena nilai signifikan
kurang dari 0,05 maka ada pengaruh
yang signifikan pada variabel RD
(Retribusi Daerah) terhadap PAD.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis
yang telah di bahas di atas peneliti
dapat
memperoleh
sebuah
simpulan, antara lain :
1. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pajak daerah berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan
asli daerah, karena peranan pajak
daerah sangat penting untuk

Tabel 4.2
Hasil Uji t
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients

Model

1 (Constant)

Std. Error

72.660

7.741

PD

.406

.123

RD

-.389

.192

Coefficients

Beta

Sig.

9.386

.000

.481

3.310

.001

-.295

-2.032

.046

a. Dependent Variable: PAD

sumbangan keuangan daerah


sehingga bisa digunakan untuk
membiayai
pengeluaranpengeluaran daerah. Pengeluaran
tersebut
berdampak
pada
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat.
Pajak
daerah
mempunyai pengaruh yang lebih
besar dari pada retribusi daerah
walaupun jumlahnya lebih sedikit
dari retribusi daerah. Sehingga
pengaruhnya pajak daerah paling
besar dibanding retribusi daerah.
2. Hasil penelitian dari retribusi
daerah menunjukkan bahwa
retribusi daerah berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan
asli daerah. Retribusi daerah
mempunyai jumlah sumbangan
paling
besar
terhadap
pendapatan asli daerah, hal ini
akan menyebabkan peningkatan
pendapatan asli daerah cukup
besar. Walaupun pengaruhnya
terhadap
peningkatan
pendapatan asli daerah lebih kecil
tetapi peran retribusi daerah
terhadap jumlah pendapatan asli
daerah sangat penting.
3. Hasil yang terakhir bahwa pajak
daerah dan retribusi daerah
berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan
asli
daerah.
Meskipun nilai dari retribusi
daerah lebih rendah dari pada
nilai pajak daerah.
Saran
Dari hasil analisa beberapa variabel
diperoleh dari penelitian tersebut
maka terdapat saran yang sekiranya
dapat membangun pemerintah

khususnya Indonesia untuk menjadi


yang lebih baik lagi antara lain :
1. Pajak
daerah
merupakan
komponen yang berpengaruh
terhadap
peningkatan
pendapatan asli daerah, oleh
karena itu pajak daerah harus
terus ditingkatkan. Prosentase
kenaikan tarif pajak daerah
bukan merupakan solusi yang
tepat untuk meningkatkan jumlah
pendapatan karena kenaikan tarif
pajak daerah akan memberatkan
wajib pajak dan mematikan
sektor
ekonomi.
Jumlah
pendapatan dari pajak daerah
dapat
ditingkatkan
dengan
mengawasi penarikan yang lebih
baik. Contohnya pajak parkir,
jumlah pajak parkir sebetulnya
sangat banyak tetapi kurang
dimaksimalkan
sehingga
perolehan
tidak
dapat
ditingkatkan.
2. Retribusi daerah mempunyai
jumlah yang besar akan tetapi
tingkat pengaruh lebih kecil
dibanding pajak daerah. Hal ini
dikarenakan rumah sakit umum
hanya melakukan pelaporan
kepada
kantor
Kabupaten
Ponorogo
saja,
sementara
pemasukan dan pengeluaran di
tangani sendiri. Ini dilakukan
untuk meningkatkan kualitas
pelayanan yang menyangkut
kesehatan yang diterima oleh
masyarakat dari rumah sakit
umum. Walaupun pengaruhnya
lebih kecil bukan berarti retribusi
tidak penting, retribusi harus
tetap
ditingkatkan
melalui
10

penerimaan-penerimaannya
karena
retribusi
tetap
mempunyai pengaruh terhadap
peningkatan pendapatan asli
daerah.

Gilang Nugroho, Achmad. 2012.


Pengaruh PAD, DAU, dan
Hasil Opini Audit Terhadap
Belanja
Pemerintah
Daerah. (Skripsi). Fakultas
Ekonomi.
Universitas
Trunojoyo Madura.

DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, Septian. 2010.
Pengaruh
Penerimaan
Pajak
Dan
Retribusi
Daerah
Terhadap
Peningkatan Pendapatan
Asli Daerah Di Kabupaten
Ponorogo.
(Skripsi).
Fakultas
Tarbiyah.
Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim
Malang.

Gujarati. 2003. Ekonometrika Dasar.


Jakarta:
Penerbit
Erlangga.

Fajaryah, Nurul. 2012. Pengaruh


Flypaper
Effect
pada
Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dan Dana Alokasi
Umum (DAU) terhadap
Belanja
Daerah
Pada
Empat (4) Pemerintah
Kabupaten/Kota
Jawa
Timur. (Skripsi). Fakultas
Ekonomi.
Universitas
Wiraraja Sumenep.
Ghozali, Imam.
2006. Aplikasi
Analisis Multivariat dengan
Program SPSS. Semarang:
Badan
Penerbit
Universitas Diponegoro.

Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Sektor


Publik Keuangan Daerah.
Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.

Dwi

Ghozali,

Hakki,

Dio.
2008.
Analisis
Penerimaan
Pajak
Dan
Retribusi Daerah Sebelum
Dan Pada Masa Otonomi
Daerah Di Kota Bogor.
(Skripsi). Fakultas Ekonomi
dan Manajemen. Institut
Pertanian Bogor.

Irianto, Agus. Statistik Konsep Dasar


dan Aplikasinya. 2004.
Jakarta: Prenada Media
Group.
http//www.depdagri.go.id/
(online). Diakses tanggal
11-03-2013.
http//www.djpk.depkeu.go.id/
(online). Diakses tanggal
11-03-2013.

Imam.
2007. Analisis
Multivariate
Lanjutan
dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.

Mardiasmo.
2002.
Perpajakan.
Yogyakarta: ANDI.
Republik Indonesia. 2000. Undang Undang No 34 Tahun

11

2000.
Tentang
Pajak
Daerah
dan
Retribusi
Daerah.

com/2010/11/21/kolerasipearson/. (online). Diakses


tanggal 19-05-2013.
Sondi, Iswahyudi. 2011. Mengejar
Status (WTP) Wajar Tanpa
Penecualian.
http://ekonomi
kompasiana.com/moneter/
2011/04/19mengejarstatus-wtp-wajar-tanpapengecualian/.
(online).
Diakses tanggal 11-03-2013.

Republik Indonesia. 2004. Undang Undang No 32 Tahun


2004. Tentang Pemerintah
Daerah.
Republik Indonesia. 2004. Undang Undang No 33 Tahun
2004.
Tentang
Perimbangan
Keuangan
Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah.

Syaodih, Nana. 2006. Metode


Penelitian
Pendidikan.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.

Republik Indonesia. 2007. Undang Undang No 28 Tahun


2007. Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara
Perpajakan.

Tjahyono,
Achmad.
2002.
Perpajakan di Indonesia.
YKPM: Yogyakarta.
Umar, Husein. 2008. Metode
Penelitian untuk Skripsi dan
Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Saragih, Santoso. 2000. Buku Latihan


SPSS Statistik Parametrik.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Siregar, Baldric. 2001. Akuntansi
Pemerintah Dengan Sistem
Dana. Yogyakarta: Sekolah
Tinggi
Ilmu
Ekonomi
YKPN.
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk
Penelitian.
Bandung:
Alfabeta.
Sunyoto, Danang. 2010. Uji Khi
Kuadrat & Regresi Untuk
Penelitian.
Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Smart,

Statistik. 2010. Kolerasi


Pearson.
http://smartstat.wordpress.

12

Anda mungkin juga menyukai