Tehnik
1. Setelah peritoneum dibuka, tangan operator
segera mengidentifikasi uterus. Setelah uterus
dipegang, tangan meraba adneksa untuk mencari
tuba yang ruptur ( massa kehamilan ektopik )
2. setelah massa dipegang, massa diangkat keatas
lalu diidentifikasi.
3. tuba dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk,
kemudian diangkat keatas agar pembuluh darah
tuba didaerah mesosalphing menjadi jelas.
4. mesosalphing dijepit dengan 2 buah klem mulai
dari arah bagian fimbria tuba sedekat mungkin
dengan tuba.
1. dilakukan Salphingo-ooforektomi
2. cabang keatas arteri uterine diikat didekat kornu
3. kehamilan kornu dieksisi bentuk V dan miometrium
didekatkan dengan jahitan angka 8, sebaiknya
ligamentum rotundum dipotong
4. lig.rotundum yang dipotong dijahit lagi kearah kornu
mesosalping dan lap.serosa uterus dijahit jelujur.
5. luka didaerah kornu ditutup dengan lipatan
lig.rotundum dan lig.latum.
Pengangkatan kehamilan
ektopik pada ampula :
A. Ampula yang berisi produk
kehamilan
B. Insisi pada batas
mesenterium
C. Produk kehamilan diangkat
secara hati-hati dengan diseksi
tumpul
D. Tunika serosa dan
muskularis dari tuba dijahit
Pengangkatan kehamilan
ektopik pada mid-ampula
A. Kehamilan ektopik pada
mid-ampula
B. Insisi mesenterium dengan
jarum mikrodiatermi halus
C. Produk kehamilan secara
hati-hati diangkat
D. Serosa dan muskularis
dijahit
Salphingectomy pada
kehamilan tuba :
A. Tuba diangkat ke atas,
kemudian mesosalping
diklem dan dipotong.
C. Penjahitan peritonealisasi
secara matras
D. Ligamen ditanam dan dijahit
pada kornu uterus
Salphingo-oophorectomy pada
kehamilan interstitial
A. Bagian yang akan dieksisi
B. Tuba, ovarium dan produk
kehamilan pada kornu telah
dieksisi. Myometrium dijahit
dengan metode jahitan 8.
C. Ligamen rotundum yang
dipotong dijahit ulang ke
kornu. Kemudian arteri
ovarika dijahit dan
dibenamkan di dalam
ligamentum latum dan
dijahit secara continous.
D. Ligamen ditanam dan dijahit
pada kornu uterus