Anda di halaman 1dari 68

Laporan Kasus

Gilut
Kelompok E Probolingo

Identitas

Nama : Tn.S
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Menikah
Alamat : kedurus gang 2 no.16
surabaya
Tanggal pemeriksaan : 12 desember
2013

Anamnesis

Keluhan Utama :
Ngilu pada gigi premolar 1 rahang atas
kanan kiri
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan ngilu
pada premolar 1 rahang atas kanan kiri
, ngilu hilang timbul. Ngilu timbul ketika
pasien makan makanan asam, dan
hilang dengan sendirinya. Ngilu hilang
timbul ini sudah dirasakan oleh pasien
sejak satu setengah tahun yang lalu.

Riwayat penyakit dahulu :


Pasien tidak pernah periksa ke dokter gigi
Riwayat dm (-) , riwayat HT (-)
Riwayat pengobatan :
Pasien tidak pernah minum obat jika sakit
gigi
Riwayat alergi :
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi
obat/makanan
Riwayat kebiasaan :
Merokok + 6 batang/hari
Minum kopi setiap hari

Pemeriksaan fisik :
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital : Nadi : 76 x/menit
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 37 C
Ekstra oral
: Baik

Intra oral
Intra oral

:
Ra.Kn

Ra.M

Ra.kr

Rb.kn

Rb.M

Rb.Kr

Dental

Debris

deposit

Calculus

Keadaan

Pigmentasi

ginggiva

keradangan

Perdarahan

Necrose

interdental
Retraksi

Diagnosa :
Periodontitis kronis pada semua gigi terutama gigi
rahang atas
Pulpitis irreversible pada 27, 37 dan 47
Pulpitis reversible pada 11, 13, 17, 18, 24, 25, 28,
34,35, 38, 48
Fraktur kelas I pada 12, 13, 23
Maloklusi
Etiologi :
Kalkulus pada semua regio yang menyebabkan
gingivitis dan resesi gingiva
Karies media pada 27, 37 dan 47
Karies superficialis pada 11, 13, 17, 18, 24, 25, 28,
34,35, 38, 48
Trauma pada 12, 13, 23
Malposisi

Terapi
:
Pro Scalling pada semua regio lalu Pro
filling
Pro filling pada 27, 37 dan 47
Pro filling pada 11, 13, 17, 18, 24, 25,
28, 34,35, 38, 48
Pro filling pada 12, 13, 23
Orthodontia

Periodontitis
Merupakan suatu penyakit jaringan
penyangga gigi yaitu yang
melibatkan gingiva, ligamen
periodontal, sementum, dan tulang
alveolar karena suatu proses
inflamasi.

Faktor lokal
Karies

=> pulpitis => gangren pulpa (gigi


mati) => inflamasi akar gigi => periodontal
membrane
disebut periodontitis apikalis.
Kalkulus/benda asing => marginal/leher gigi
=> gingivitis => jaringan periodontal rusak
disebut periodontitis marginalis.
Traumatik oklusi akan terjadi periodontitis juga
Bila diakibatkan oleh granuloma yang terdesak
sehingga menjadi sakit dan arsen yang terlalu
lama sehingga mengiritasi syaraf. Ini disebut
periodontitis interadicularis.

Faktor Sistemik
Misalnya :
Kekurangan vitamin A, menyebabkan
pelebaran periodontal membrane.
Karena sakit influenza
Faktor idiopatik
penyebabnya tidak diketahui tetapi
tiba-tiba terjadi periodontitis.

Marginalis

Apikalis

Periodontitis Marginalis
Pengertian :
Peradangan jar penyangga gigi yg mengenai gingiva sampai periodontal
ligamen.
Gejala-Gejala :
Bau tidak enak
Rasa sakit didalam tulang
Rasa gatal pada gingiva
Keinginan penderita untuk menghisap darah dari interproximal space

Tanda-Tanda Klinis :
Peradangan pada gusi seperti gingivitis
Adanya poket yg fisiologis (Real pocket)
Keluarnya eksudat dari poket
Jika akut sakit
Jika kronis tidak sakit

Rencana Perawatan
Pencegahan :
Peningkatan oral hygiene (Kontrol plak)
Perbaikan gizi
Pengobatan :
Pembersihan karang gigi ( Scaling/curetage )
Pemberian obat kumur
Pemberian obat-obatan
(antibiotik,analgetik,antiseptik)

Periodontitis Apikalis
Pengertian :
Peradangan jaringan periodontal sekitar apex gigi
sebagai kelanjutan dari peradangan pulpa yang
menyeluruh atau karena trauma.
Penyebab :
Pulpitis akut totalis yang tidak diobati/dirawat
Nekrose pulpa
Gejala-Gejala :
Sakit berdenyut-denyut
Gigi terasa memanjang
Sakit saat oklusi
Sakit apabila terkena makanan panas

Tanda-Tanda Klinis :
Perkusi & tekanan sakit
Palpasi pada mukosa daerah apexs kadangkadang sakit
Bisa terjadi pada gigi vital & non vital
Terdapat symtom/tanda-tanda GP atau pulpitis
yang sudah berlanjut
Rencana perawatan :
Pemberian obat antibiotik & analgetik
Pencabutan/ Perawatan Saluran Akar

GINGIVITIS
Pengertian
Gingivitis merupakan peradangan
gusi yang paling sering terjadi dan
merupakan respon inflamasi tanpa
merusak jaringan pendukung
Faktor lokal penyebab gingivitis
adalah akumulasi plak.

Etiologi

hampir selalu terjadi karena penggosokan dan flossing yang tidak benar,
sehingga plak tetap ada disepanjang garis gusi.

Plak merupakan penyebab utama dari gingivitis.

Faktor lainnya yang akan semakin memperburuk peradangan adalah :


oKehamilan
oPubertas
oPil kb

Obat-obat tertentu bisa menyebabkan gingivitis :


Fenitoin
Siklosporin
Calcium channel blocker
Pil atau suntikan KB

Kekurangan vitamin C bisa


menyebabkan gingivitis, dimana gusi
meradang dan mudah berdarah.
Pada kehamilan, Gingivitis bisa
semakin memburuk disebabkan oleh
perubahan hormonal.
Karang gigi yang tidak dibersihkan
dapat menimbulkan berbagai
keluhan seperti Gingivitis atau gusi
berdarah.

Patofisiologi
Gingivitis berawal dari
margin gusi
invasi bakteri atau rangsang endotoksin.
Endotoksin dan enzim dilepaskan oleh bakteri
Gram negatif
menghancurkan substansi
interseluler epitel
menimbulkan ulserasi
epitel sulkus.
enzim dan toksin
menembus jaringan pendukung di bawahnya.
Peradangan jaringan pendukung sebagai
akibat dari dilatasi dan pertambahan
permeabilitas pembuluh darah
warna
merah pada jaringan, edema, perdarahan,
dan dapat disertai eksudat.

Klasifikasi Gingivitis
Berdasarkan perjalanan dan lamanya
:
gingivitis
gingivitis
gingivitis
gingivitis

akut
subakut
rekuren
kronis

Berdasarkan penyebarannya:
localized gingivitis
generalized gingivitis
marginal gingivitis
papillary gingivitis
diffuse gingivitis

Dental Plak Induced


Terjadi pada periodontium dengan tidak
ada attachment loss atau ada
attachment loss yang menyeluruh dan
tidak berkembang.

Gingivitis associated with dental


plaque only
Disebabkan karena interaksi antara
mikroorganisme pada dental plak
biofilm,jaringan, dan sel ecurrentry
host.
With local contributing factor
Without local contributing factor

Gingival disease modified by


systemic factor
Associated with Endocrine system
Puberty associated gingivitis
Menstrual-cycle associated gingivitis
Pregnancy associated-Gingivitis
Diabetes mellitus associated gingivitis

Associated with blood dyscrasias


Leukemia associated gingivitis
Lainnya (keabnormalan fungsi atau jumlahsel
darah)

Gingival disease modified by medication


Drug influenced gingival enlargement
Systemic medication
Drug influenced gingivitis
Oral contraceptive associated gingivitis

Gingival disease modified by


malnutrition
Ascorbic acid deficiency gingivitis
Lainnya (Deficiency nutrisi spesifik) :
vitamin a untuk menjaga kesehatan epitel
sulkus
vitamin b untuk menjaga kesehatan mukosa

Non plak induced


1.
2.
3.
4.
5.

Bakteri
Virus
Jamur
Genetic
Kondisi sistemik lainnya :
a.kelainan mucocutan
b.reaksi alergi

Patogenesis
Gingivitis kronis mempunyai karakter
atau ciri-ciri yaitu :
Kemerahan
Pembengkakan
Perdarahan
Perubahan kontur gingiva
Kehilangan jaringan
Dan meningkatkan aliran GCF

Tahapan patogenesis
1. Initial Lesion
Perubahan vaskular ditandai dengan
dilatasi kapiler dan peningkatan flow darah
respon pertama disebut dengan
gingivitis subklinis
Secara klinis belum tanpa tanda-tanda
kelainan
Setelah 2 hari - 1 minggu akumulasi plak
terjadi peningkatan netrofil pada pembuluh
darah

2. Early Lesion
Secara klinis : kemerahan dan proloferasi kapiler
Bleeding on probing
3. Established Lesion
secara klinis perubahan warna, ukuran, tekstur,
Aliran darah lambat, anoxemia gingiva yang
terlokalisir kebiru-biruan
Ginggiva merah gelap pecahnya hemoglobin dan
ekstravasasi SDM kejaringan
4. Advanced Lesion
Sudah meluas ke tulang

Gambaran Klinis dan Radiografi


1. Gambaran Klinis
a. Perdarahan gingiva (BoP)
perdarahan sulkus gingiva dengan probing (BoP)
Perdarahan tampak lebih dulu daripada tanda keradangan yang
lain
b. Perubahan warna
Ginggivitis khronis : Merah gelap atau merah kebiruan Karena
proliferasi vaskuler kapiler dan berkurangnya keratinisasi karena
tertekannya epitel oleh jaringan yang terinflamasi. Venous statis
Warna kebiruan Dimulai dari papil interdental dan margin
gingival, attached gingival
Gingivitis akut : Merah terang pada marginal, diffuse atau
seperti bercak. Parah: merah, abu-abu, mengkilat

c. Perubahan pada tekstur permukaan


Hilangnya stippling
Ginggivitis khronis Permukaan
ginggiva licin, mengkilap, padat atau
keras dan bernodul-nodul
Gingivitis akut pembengkakan
difuse dan lunak, kadang disertai
pseudomembran warna abu-abu

d. Perubahan posisi
Terjadi resesi
Etiologi:
Fisiologis
8% pada anak-anak, 100% pada usia >50
tahun
Cara menggosok gigi
abrasi gingival
Malposisi gigi, keradangan, frenulum yang
tinggi, trauma oklusi

e. Perubahan konsistensi
Kronis konsistensi lunak
Tergantung sifat edematous atau
fibrotik.
2. Gambaran Radiologi
Terlihat gambaran kontinuitas lamina
dura

MALOKLUSI

Bentuk hubungan rahang atas dan bawah yang


menyimpang dari bentuk standar yang diterima sebagai
bentuk yang normal, maloklusi dapat disebabkan karena
tidak ada keseimbangan dentofasial.
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah
- Keturunan
- Lingkungan
- Pertumbuhan dan perkembangan
- Etnik
- Fungsional
- Patologi

Jenis Maloklusi
1. Protrusi
Gigi yang posisinya maju ke depan.
2. Intrusi dan Ekstrusi
Intrusi : Pergerakan gigi menjauhi bidang oklusal.
Ekstrusi : Pergerakan gigi mendekati bidan oklusal.
3. Crossbite
Crossbite adalah suatu keadaan jika rahang dalam
keadaan relasi sentrik terdapat kelainan-kelainan dalam
arah transversal dari gigi geligi maksila terhadap gigi
geligi mandibula yang dapat mengenai seluruh atau
setengah rahang, sekelompok gigi, atau satu gigi saja.

Berdasarkan lokasinya crossbite dibagi dua yaitu:


a. Crossbite anterior
Suatu keadaan rahang dalam relasi sentrik, namun terdapat
satu atau beberapa gigi anterior maksila yang posisinya
terletak di sebelah lingual dari gigi anterior mandibula.
b. Crossbite posterior
Hubungan bukolingual yang abnormal dari satu atau
beberapa gigi posterior mandibula.
4. Deep bite
Suatu keadaan dimana jarak menutupnya bagian insisal
insisivus maksila terhadap insisal insisivus mandibula dalam
arah vertikal melebihi 2-3 mm. Pada kasus deep bite, gigi
posterior sering linguoversi atau miring ke mesial dan
insisivus madibula sering berjejal, linguo versi, dan supra
oklusi.

5. Open bite
Keadaan adanya ruangan oklusal atau insisal dari gigi saat
rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan oklusi sentrik.
Macam-macam open bite menurut lokasinya adalah :
a. Anterior open bite
- Klas I Angle anterior open bite terjadi karena rahang atas
yang sempit, gigi depan inklinasi ke depan, dan gigi
posterior supra oklusi.
- Klas II Angle divisi I disebabkan karena kebiasaan buruk
atau keturunan.
b. Posterior open bite pada regio premolar dan molar
c. Kombinasi anterior dan posterior (total open bite) terdapat
baik di anterior, posterior, dapat unilateral atau bilateral.

6. Crowded adalah keadaan berjejalnya gigi di luar susunan yang


normal. Derajat keparahan gigi crowded :
a. Crowded ringan
Terdapat gigi-gigi yang sedikit berjejal, sering pada gigi
depan mandibula,dianggap suatu variasi yang normal, dan
dianggap tidak memerlukan perawatan.
b. Crowded berat
Terdapat gigi-gigi yang sangat berjejal sehingga dapat
menimbulkan hygiene oral yang jelek

7. Diastema
Suatu keadaan adanya ruang di antara gigi geligi yang
seharusnya berkontak. Diastema ada 2 macam, yaitu :
a. Lokal, jika terdapat diantara 2 atau 3 gigi, dapat
disebabkan karena dens supernumerary, frenulum
labii yang abnormal, gigi yang tidak ada, dan
persistensi.
b. Umum, jika terdapat pada sebagian besar gigi, dapat
disebabkan oleh faktor keturunan, lidah yang besar
dan oklusi gigi yang traumatis.

Etiologi Maloklusi

Etiologi maloklusi dibagi atas dua golongan yaitu faktor luar


atau faktor umum dan faktor dalam atau faktor lokal.
a. Faktor luar yaitu herediter, kelainan kongenital, perkembangan
atau pertumbuhan yang salah pada masa prenatal dan
posnatal, malnutrisi, trauma, dan penyakit-penyakit dan
keadaan metabolik yang menyebabkan adanya predisposisi ke
arah maloklusi seperti ketidakseimbangan kelenjar endokrin,
gangguan metabolis, penyakit-penyakit infeksi.
b. Faktor dalam adalah anomali jumlah gigi seperti adanya gigi
berlebihan (dens supernumeralis) atau tidak adanya gigi
(anodontis), anomali ukuran gigi, anomali bentuk gigi, frenulum
labii yang abnormal, kehilangan dini gigi desidui, persistensi
gigi desidui, jalan erupsi abnormal, ankylosis dan karies gigi.

Akibat dari Maloklusi

Gangguan pengunyahan yang terjadi yaitu dapat berupa


rasa tidak nyaman saat mengunyah.
Pada gigi yang berjejal dapat mengakibatkan kesulitan
dalam pembersihan.
Maloklusi dapat mempengaruhi kejelasan bicara
seseorang.
Maloklusi dapat mempengaruhi estetika dari penampilan
seseorang.

Indeks Maloklusi

Dalam menentukan kompleksitas perawatan ortodonti


dan tingkat keinginan terhadap perawatan ortodonti,
terdapat beberapa indeks Maloklusi yang dapat
digunakan seperti TPI (Treatment Priority Index), HMA
(Handicapping Malocclusion Assestment Index) dan
IOTN (Index of Orthodontic Treatment Need).
Sedangkan untuk melihat peningkatan estetis dapat
digunakan indeks seperti DAI (Dental Aesthetic Index)
dan SCAN (Standardized Continuum of Aesthetic Need
Index).

Definisi Pulpitis
pulpitis adalah fenomena
peradangan dalam jaringan pulpa.
Pulpitis merupakan peradangan
pulpa, kelanjutan dari hiperemi
pulpa, yaitu bakteri yang telah
menggerogoti jaringan pulpa.

Klasifikasi Pulipitis
1. Pulpitis akut serosa
Secara struktur, jaringan pulpa sudah tidak
dikenali lagi, tetapi sel-selnya masih terlihat jelas.
-pulpitis akut serosa parsialis: yang hanya
mengenai jaringan pulpa di bagian kamar pulpa
saja
-pulpitis akut serosa totalis jika telah mengenai
saluran akar.
2. Pulpitis akut fibrinosa
Banyak ditemukan fibrinogen pada pulpa.
3. Pulpitis akut hemoragi
Di jaringan pulpa terdapat banyak eritrosit.

4. Pulpitis akut purulenta


Terlihat infiltrasi sel-sel masif yang berangsur
berubah menjadi peleburan jaringan pulpa.
Bergantung pada keadaan pulpa, dapat
terjadi pernanahan dalam pulpa:
a. Pada beberapa bagian terjadi peleburan
jaringan pulpa sehingga terbentuk abses.
b. Pernanahan terajadi berkesinambungan
sehingga terjadi flegmon pada pulpa yang
menghancurkan keseluruhan jaringan pulpa.

Berdasarkan ada tidaknya gejala,


pulpitis terbagi atas:
1. Pulpitis simtomatis
a. Pulpitis akut
b. Pulpitis akut dengan periodontitis
apikalis akut/ kronis
c. Pulpitis subakut

2. Pulpitis asimtomatis
Merupakan proses peradangan sebagai
mekanisme pertahanan dari jaringan
pulpa terhadap iritasi. Tidak ada rasa
sakit karena adanya pengurangan dan
keseimbangan tekanan intrapulpa.
a. Pulpitis kronik ulseratif
b. Pulpitis kronik hiperplastik
c. Pulpitis kronis yang bukan
disebabkan oleh karies (prosedur
operatif, trauma, gerakan ortodonti)

Berdasarkan gambaran histopatologi dan


diagnosis klinis, pulpitis terbagi atas:
1. Pulpitis reversibel
Yaitu vitalitas jaringan pulpa masih dapat
dipertahankan setelah perawatan
ortodonti.
a. Peradangan pulpa stadium transisi
b. Atrofi pulpa
c. Pulpitis akut

2. Pulpitis ireversibel
Yaitu keadaan ketika vitalitas jaringan
pulpa tidak dapat dipertahankan, tetapi
gigi masih dapat dipertahankan di
rongga mulut setelah perawatan
endodonti dilakukan.
a. Pulpitis kronis parsialis tanpa nekrosis
b. Pulpitis kronis parsialis dengan
nekrosis
c. Pulpitis kronis koronalis dengan
nekrosis
d. Pulpitis kronis radikulairs dengan

Pulpitis Reversibel
Patofisiologi
Pulpitis awal dapat terjadi karena
karies dalam, trauma, tumpatan
resin komposit/ amalgam/ ionomer
gelas. Gambaran mikroskopis
ditandai oleh lapisan odontoblas
rusak, vasodilatasi, udem, sel radang
kronis, kadang sel radang akut

Faktor penyebab
karies
erosi servikal atau atrisi oklusal
sebagian besar prosedur operatif
kuretasi periodontium yang dalam
dan fraktur email yang menyebabkan
tubulus dentin terbuka

Gejala
rasa sakit tajam yang hanya
sebentar
Lebih sering diakibatkan oleh
makanan dan minuman dingin dari
pada panas dan oleh udara dingin.
Tidak timbul spontan dan tidak
berlanjut bila penyebabnya
ditiadakan.

Pemeriksaan
Rasa sakitnya tajam, berlangsung
beberapa detik, dan umumnya
berhenti bila stimulusnya
dihilangkan.
Karena pulpa sensitif terhadap
perubahan temperatur, terutama
dingin, aplikasi dingin merupakan
suatu cara untuk menemukan dan
mendiagnosis gigi yang terlibat.

Diagnosis Banding
Gambaran pasien mengenai rasa
sakit, terutama mengenai
permulaannya, sifatnya dan
lamanya, sering merupakan bantuan
yang tidak ternilai sampai pada
diagnosis banding yang tepat. Tes
termal berguna untu menemukan
gigi bersangkutan bila tidak
diketahui.

Perawatan
Menghilangkan iritan dan menutup serta
melindungi dentin yang terbuka atau
pulpa vital biasanya akan menghilangkan
gejala (jika ada) dan memulihkan proses
inflamasi jaringan pulpa.
Prognosis
Prognosa baik, bila iritasi diambil cukup
dini, jika tidak kondisinya dapat
berkembang menjadi pulpitis irreversibel

Pulpitis Ireversibel
Patofisiologi
Radang pulpa akut akibat karies yang
lama. Kerusakan jaringan pulpa
mengakibatkan gangguan sistem
mikrosirkulasi pulpa yang berakibat
udem, syaraf tertekan, dan
menimbulkan nyeri hebat

Faktor penyebab
Kerusakan pulpa yang parah akibat
pengambilan dentin yang luas selama
porsedur operatif atau terganggunya
aliran darah pulpa akibat trauma atau
pergerakan gigi dalam perawatan
ortodonsia dapat pula menyebabkan
pulpitis ireversibel

Gejala
nyeri spontan (tanpa stimuli eksternal)
yang intermiten atau terus-menerus.
Dapat bersifat tajam, tumpul,
setempat, atau difus (menyebar)
bisa berlangsung hanya beberapa
menit atau berjam-jam.

Pemeriksaan
jika inflamasi hanya terbatas pada
jaringan pulpa dan tidak menjalar ke
periapeks, respons gigi terhadap palpasi
dan perkusi berada dalam batas normal.
Penjalaran inflamasi hingga mencapai
ligamen periodontium akan
mengakibatkan gigi peka terhadap perkusi
dan nyerinya lebih mudah ditentukan
tempatnya

Perawatan
Perawatan endodontik disesuaikan
dengan keadaan gigi, yaitu gigi apeks
terbuka dan gigi apeks tertutup.
Pada dewasa muda dengan pulpitis
ringan dilakukan pulpotomi (Ca(OH)2)
dan pada pulpitis yang berlangsung
lama dilakukan pulpotomi foromoeresol
menunggu apeksogenesis.
Pada gigi dewasa dengan perawatan
saluran akar dan dilanjutkan restorasi
yang sesuai

Pulpitis Kronik Hiperplastik


Pengertian
Pulpitis kronik hiperplastik adalah bentuk
pulpitis ireversible akibat bertumbuhnya
pulpa muda yang terinflamasi secara
kronik hingga ke permukaan oklusal.

Patofisiologi
Pulpitis kronik hiperplsatik umumnya
terjadi pada anak-anak dan remaja
yang memiliki resistensi dan reaktivitas
jaringan yang tinggi. Lesi proliferatif
terjadi pada karies yang terbuka dan
lebar.Jaringan hiperplastik hanya
mengandung sediki saraf, sehingga
kurang peka terhadap manipulasi

Gejala dan pemeriksaan


nyeri spontan serta nyeri yang
menetap terhadap stimulus panas dan
dingin . Ambang rangsang terhadap
stimulus elektrik adalah sama dengan
pulpa normal. Respon gigi terhadap
palapasi atau perkusi normal
Perawatan
Perawatannya adalah pulpotomi,
perawatan saluran akar atau ekstraksi

THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai