Anda di halaman 1dari 13

PROFIL KABUPATEN / KOTA

KOTA MANADO
SULAWESI UTARA

KOTA MANADO
ADMINISTRASI
Profil Wilayah

Kota Manado terletak di


ujung pulau Sulawesi dan
merupakan kota terbesar di
belahan Sulawesi Utara
sekaligus sebagai Ibukota
propinsi Sulawesi Utara.
Secara
geografis
Kota
Manado terletak di antara
12588-13950 LU dan
1244700-1245600 Bujur
Timur, sedangkan batas
administratif adalah sebagai
berikut :

Batas wilayah utara : Kabupaten Minahasa


Batas wilayah timur : Kabupaten Minahasa
Batas wilayah selatan : Kabupaten Minahasa
Batas wilayah barat : Laut Sulawesi

Luas wilayah Kota Manado berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun


1988 Tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Manado dan
Kabupaten Dati II Minahasa, yang semula 2.369 hektar bertambah menjadi 15.726
hektar.
Penggunaan lahan di kota Manado masih didominasi lahan pertanian/ perkebunan
yaitu seluas 11.267,35 Ha atau 71,65%, sedangkan area terbangun seperti
perumahan permukiman, usaha dan jasa, serta jasa seluas 3329,60 Ha atau
21,17%.
Data tersebut di atas belum termasuk Iuas areal reklamasi pantai Teluk Manado
(67Ha), yang digunakan untuk usaha dan jasa.
Kota Manado berperan sebagai Ibu Kota Sulawesi Utara, dengan luas wilayah
157,26 km2, berpenduduk 372.887 jiwa (Sensus Penduduk 2000). Dana alokasi
Umum pada tahun 2003 sebesar Rp. 177,38 milyar.

Kota Manado dilintasi oleh 5 (lima) sungai besar, yaitu sungai Tondano, sungai
Bailang, sungai Tikala, sungai Sario, sungai Malalayang.
Sungai ini berhulu di Danau Tondano dan bergabung dengan sungai Tikala di
tengah kota sebelum bermuara di Teluk Manado. Sungai Tondano dimanfaatkan
sebagai sumber air minum dan dikelola oleh PDAM Kota Manado.

PENDUDUK
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kota Manado saat ini sebanyak 451.172 jiwa (sumber : Laporan
Pemerintah Kota Manado (PDAM) 2003)
Tenaga Kerja
Sektor perdagangan dan jasa masih merupakan daya tarik dan menyerap tenaga
cukup besar dibanding sektor-sektor yang lain. Sektor perdagangan pada tahun
2001 menyerap tenaga kerja 45.972 orang dan jasa-jasa (32.069 orang). Jasa
pemerintahan dan swasta menjadi roda penggerak ekonomi Kota Manado.
Lapangan usaha jasa menyerap tenaga kerja terbanyak, 35,76 % dari sekitar
156.000 penduduk. Pegawai negeri berjumlah 23.000 orang, terdiri dari 16.000
pegawai negeri Propinsi Sulut dan sisanya pegawai Kota Manado.

EKONOMI
Kondisi Perekonomian Daerah
Secara umum perekonornian kota Manado pada lima tahun terakhir (sejak krisis
ekonomi) sudah menunjukkan prospek yang cukup menggembirakan. Ini terlihat dari
pertumbuhan ekonomi yang membaik dari tahun ke tahun.
Untuk melihat dan mengetahui gambaran perekonomian kota Manado lebih rinci
dapat dilihat melalui uraian di bawah ini dengan beberapa indikator ekonomi makro
yang menggambarkan keadaan perekonomian kota Manado.
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB Kota Manado pada tahun 2001 mengalami peningkatan, yaitu dapat
dilihat dari nilai nominal PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2001 sebesar
2.385.528 juta rupiah, dibandingkan tahun 2000. sebesar 2.099.657 juta
rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2001 sebesar
943.055 juta rupiah, tahun sebelumnya sebesar 896.472 juta rupiah.
Tabel.1. PDRB Kota Manado Berdaar Harga Berlaku dan Harga Konstan
Tahun

PDRB
Harga Berlaku

Harga Konstan

1997

1.179.060

829.829

1998

1.741.167

832.515

1999

1.895.560

845.794

2000

2.099.657

896.472

2001

2.385.528

943.055

Sumber : BPS Kota Manado, 2001

2. Struktur Perekonomian
Struktur perekonomian kota Manado pada tahun 2001 masih didominasi oleh
(tiga) sektor dengan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB yaitu
sektor Jasa-jasa sebesar 613.485 juta rupiah atau 29,22 persen, sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 477.477 juta rupiah (22,74%),
sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 434.417 juta rupiah (20,69%).
Kemudian diikuti oleh sektor Bangunan (11,12%), sektor Industri Pengolahan
(6,59%), sektor Bank, Lembaga Keuangan dan Jasa Perusahaan (5,89%),
sektor Pertanian (3,03%) dan sektor Listrik, Gas dan Air Minum (0,63%),
sedangkan yang mempunyai kontribusi terkecil adalah sektor Penggalian
yaitu 0,09 persen.
Keuangan Daerah
Menurut data BPS Kota Manado, kegiatan hotel dan restoran pada tahun 2001
memberikan kontribusi masing-masing sebesar Rp 57 milyar dan Rp 47 milyar.
Kedua sektor tersebut menjadi satu kesatuan dengan aktivitas ekonomi
menghasilkan sekurangnya Rp 546 milyar. Aktivitas perdagangan yang dilakukan
sekitar 14.000 penduduk menghasilkan minimal Rp 441 milyar. Kegiatan jasa
pemerintahan menghasilkan nilai sekitar Rp 529 milyar, sedangkan jasa swasta
memberikan Rp 40 milyar.
Tabel 2. DISTRIBUSI PERSENTASE KEGIATAN EKONOMI 2001
NO
BIDANG
JUMLAH (%)
1 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
22,89
2 Bangunan
11,91
3 Listrik Gas, dan Air Bersih
0,64
4 Pengangkutan dan Komunikasi
20,26
5 Keuangan
5,80
6 Jasa jasa
28,08
7 Pertanian
3,30
8 Industri Pengolahan
7,02
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Manado, 2002

Dari data tersebut di bawah ini bisa dilihat bahwa pendapatan dan pengeluaran
APBD Kota Manado tahun 2002 adalah sama. Dari data penerimaan, bisa dilihat
bahwa pendapatan yang didapatkan berasal dari 2 pokok bagian saja, yaitu bagian
pendapatan alsi daerah, dan bagian dana perimbangan.
Tabel 3. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH 2002
PENERIMAAN
JUMLAH (Rp)
1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu
0
2. Bagian Pendapatan Asli Daerah
30.138.130.000
3. Bagian Dana Perimbangan
164.792.790.000
4. Bagian Pinjaman daerah
0
5. Bagian Lain lain Penerimaan yang Sah
0
TOTAL
194.930.920.000
PENGELUARAN
1. Belanja rutin
163.400.920.000
2. Belanja Pembangunan
31.530.000.000
TOTAL
194.930.920.000
Sumber : Ditjen Perimbanngan Keuangan Pusat dan Daerah, Depkeu, 2003

FASILITAS UMUM DAN SOSIAL


Fasilitas Pendidikan
Sasaran pembangunan pendidikan di Kota Manado adalah :
1. Tuntasnya wajib belajar 9 tahun dan ditingkatkannya capaian wajib belajar 12
tahun.
2. Meningkatnya kualitas kelembagaan dan manajemen pendidikan.
3. Meningkatnya kualitas tenaga pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan.
4. Meningkatnya kualitas output pendidikan, menurunnya angka putus sekolah.
5. Tumbuhnya pendidikan tinggi sebagai salah satu prime-mover perekonomian
kota.
6. Meningkatnya peran keluarga dalam pendidikan anak.
7. Tergalinya, dipeliharanya dan dikembangkannya nilai-nilai budaya, kepurbakalaan, sejarah dan seni.
8. Berkembangnya kegiatan kepemudaan dan olahraga.
9. Tersedianya pendidikan ketrampilan sesuai kebutuhan melalui perkembangan
aktifitas pendidikan luar sekolah yang dikelola masyarakat.
Tabel 4. DATA PENDIDIKAN KOTA MANADO TA.2001/2002
No

Jenjang

Jumlah

Rombel

Pendidikan

Sekolah

Jumlah

Ruang

Jumlah

Siswa

Belajar

Guru

1. TK

129

241

4.832

216

487

2. SD+MI

262

1.796

43.939

1.696

2.585

22

90

18

29

4. SLTP+MTs.

80

549

19.127

468

1.524

5. SMU+MA

51

408

13.763

462

1.142

6. SMK

22

1.036

7.289

150

586

3. SLB

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Manado, 2002

Berdasarkan data tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa ketersediaan sekolah,


guru dan ruang belajar dibandingkan dengan siswa, cukup memadai untuk
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang baik.
Namun demikian, pada tahun 2002 masih dijumpai beberapa gedung sekolah yang
kondisinya tidak memadai lagi. Untuk TK terdapat 19 ruang belajar yang rusak berat
(8,5%) dan 61 buah yang rusak ringan (27,48%). Untuk SD/MI terdapat 280 ruang
belajar yang rusak berat (16,51%) dan rusak ringan 315 buah (18,57%). Untuk
SLTP/MTs terdapat 7 buah yang rusak berat (1,50%) dan yang rusak ringan
sebanyak 17 buah (3,63%). Untuk SMU/SMK/SMA ruang belajar yang rusak
berjumlah 35 buah (5,72%) dan yang rusak ringan adalah 44 buah (7,19%).
Dalam beberapa tahun terakhir ini keberadaan Perguruan Tinggi (Universitas
Swasta, Akademi, Sekolah Tinggi) mulai bertambah seiring dengan kebutuhan
sumberdaya manusia di Sulawesi Utara pada umumnya dan Kota Manado pada
khususnya.
Beberapa perguruan tinggi yang ada di kota Manado antara lain sebagai berikut :
1.
Universitas Sam Ratulangi
2.
Universitas Negeri Manado (program Pascasarjana)
3.
Universitas Katolik De La Salle
4.
Universitas Nusantara

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Universitas Pembangunan Indonesia


Politeknik Manado
Akademi Perawat Kesehatan
Akademi Gizi Manado
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Sekolah Perawat Gigi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Manado (STIEPAR)
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen dan Informatika Komputer (STIMIK)
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Manado (STIKOM)
Sekolah Tinggi Ekonomi Nasional (STEKON)
Sekolah Theologi UKIT-Manado
Sekolah Tinggi limu Ekonomi Eben Haezer

Fasilitas Kesehatan
Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup manusia, meningkatkan
kesejahteraan keluarga dan masyarakat, mempertinggi kesadaran masyarakat akan
pentingnya hidup sehat serta meningkatkan peran serta masyarakat sehingga
mampu menolong diri sendiri dalam bidang kesehatan.
Kebijakan dan program kerja bidang Kesehatan tahun 2003 adalah:
a. Peningkatan Kualitas SDM dan Profesionalisme Tenaga Kesehatan.
b. Peningkatan Kesehatan Lingkungan
c. Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan
d. Peningkatan Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Kemandirian Masyarakat
e. Peningkatan dan Pemeliharaan Institusi Pelayanan Kesehatan dan
Penanggulangan Kelompok Rawan.
Upaya-upaya yang sedang dan telah dilakukan antara lain adalah:
1. Upaya Peningkatan Derajat Kesehatan
a. Morbiditas (Angka Kesakitan)
Pola penyakit pada 10 penyakit utama yang menonjol pada penderita
rawat jalan di Puskesmas selama triwulan I dan II tahun 2003 adalah:
Jenis

Jumlah

Infeksi akut saluran pernafasan atas (ISPA)


ringan

3.685

4.98

Radang tenggorokan (Pharyngitis)

3.685

4.98

Penyakit lambung (Gatritis)

3.632

4.90

Dermatitis Infeksiosa

1.763

2.38

Observasi febris

1.734

2.34

Dermatitis Alergica

1.564

2.11

Tekanan Darah Tinggi (Hypertensi)

1.476

1.99

Cepalgia

1.139

1.54

Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal

Lain-lain

933

1.26

43.867

59.24

b. Mortalitas (Angka Kematian)


1). Angka Kematian Bayi 0-11 bulan (Infant Mortality Rate)
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator dalam menilai
derajat kesehatan masyarakat. Selang triwulan I dan II tahun 2003
terdapat 2 bayi meninggal dunia dari jumlah kelahiran 1.977 bayi
(0,10%). Penyebab utama kematian adalah berat badan lahir rendah
dan komplikasi kehamilan.
2). Angka Kematian Ibu (Maternal Morality Rate)
Selain angka kematian bayi, Angka Kematian Ibu (MMB) juga
merupakan indikator penentu derajat kesehatan masyarakat. Selama
triwulan I dan II tahun 2003, angka kematian ibu mencapai 1 orang
(0,05%) dari 1.977 jumlah persalinan. Penyebab utama kematian
adalah perdarahan, penyebab lainnya adalah keracunan kehamilan
(Eklamsia).
3). Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)
Angka kematian kasar menurun secara signifikan yaitu dari 0,98%
dengan 416 orang meninggal pada tahun 1999, turun menjadi 0,43%
dengan 183 orang meninggal pada tahun 2000.
c. Angka Harapan Hidup (Life Expectancy)
Angka harapan hidup di kota Manado dari tahun ke tahun terus
meningkat. Angka harapan hidup untuk laki-laki mencapai 62 tahun dan
angka harapan hidup untuk perempuan mencapai 65 tahun.
d. Keadaan Status Gizi Masyarakat
Berdasarkan hasil penilaian status gizi bulan Oktober 2002, diketahui
bahwa Balita berstatus gizi baik sebanyak 84,8%, balita berstatus gizi
kurang (12,0%) dan yang berstatus gizi buruk (0,7%). Disamping itu
ditemukan pula Balita yang berstatus gizi lebih (2,49%).
Apabila keadaan gizi anak dibedakan menurut jenis kelamin, maka dapat
disimpulkan bahwa pada umumnya keadaan gizi anak laki-laki cenderung
lebih baik dari anak perempuan. Dari hasil survei dapat diketahui pula
prevalensi Kurang Energi Protein (KEP) pada anak Balita sebanyak
12,68%. KEP Balita tertinggi terdapat di kecamatan Singkil (Puskesmas
Wawonasa dan Kombos) yaitu sebesar 23,68% dan terendah di
Kecamatan Sario (Puskesmas)

SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN


Komponen Air Bersih
Mata air yang digunakan disini sebagai sumber air berasal dari 3 mata air yaitu :
1. Mata Air Kumahukur Warembungan
Bron Kumahukur dibngun pada tahun 1922 di Desa Warembungan.
Sebelumnya, sistem penyediaan air bersih di Kota Manado disuplay oleh
mata air ini. Mata air ini terletak pada ketinggian 475 ASL di sebelah
selatan Kota Manado. Kapasitasnya semula adalah 30 lt/dt, dan saat ini
menurun menjadi 10 lt/dt.
2. Mata Air Koka
Mata air Koka terletak di Desa Koka Kecamatan Tombulu Kabupaten
Minahasa, mempunyai ketinggian 210 m SL dengan kapasitas 20 lt/dt, yang
dibangun pada tahun 1995.

3. Mata Air Malalayang


Mata air ini terletak di Kelurahan Malalayang dengan ketinggian 9,8 m ASL
dan kapasitas 200 lt/dt, hanya dapat dimanfaatkan sebesar 120 lt/dt, yang
dibangun pada tahun 1982.
Sedangkan jenis sumber air permukaan sungai juga memiliki 3 sumber air, yaitu :
1. IPA Paal Dua
Lokasi Instalasi Paal 2 berada di Kelurahan Paal 2, terletak pada ketinggian
5,6 m ASL. Sumber air baku adalah dari Sungai Tondano dengan kapasitas
terpasang sebesar 375 lt/dt. Tahap I dibangun pada tahun 1967-1974 dan
Tahap II dibagun pada tahun 1989-1993.
2. IPA Lota
Lokasi instalasi ini berada di desa Lota Kecamatan Pineleng Kabupaten
Minahasa, terletak pada ketinggian 186 m ASL. Sumber air baku diambil
dari Sungai Malalayang dan diproses dengan sistem Saringan Pasir Cepat,
dan air bersih hasil pengolahan disalurkan secara gravitasi ke Reservoir
Winangun ( 141 m ASL). Kapasitas Instalasi Lota adalah 150 lt/dt, yang
dibangun pada tahun 1999-2003.
3. IPA Pancuran IX
Lokasi instalasi berada di Desa Winangun (Jambore) Kota Manado, terletak
pada ketinggian 100 m ASL. Sumber air baku dari Sungai Malalayang dan
diproses dengan sistem Saringan Pasir Lambat (SPL), dan air bersih hasil
proses pengolahan dipompa ke Reservoir Winangun ( 141 m ASL).
Kapasitas produksi Instalasi Pancuran IX saat ini (tahun 2003) adalah 34 lt/dt,
yang dibangun pada tahun 1990-1992.
Tabel 5. DATA PENGELOLAAN AIR BERSIH DI KOTA MANADO
NO.
URAIAN
SATUAN
BESARAN
I. Pelayanan Penduduk
1. Jumlah penduduk
Jiwa
451.172
2. Jumlah pelanggan
Jiwa
211.870
3. Penduduk terlayani
%
46,96
II. Data Sumber
1. Nama pengelola : PDAM Kota Manado
2. Sistem : BNA
3. Sistem sumber : mata air dan sumber air permukaan
4. Kapasitas sumber
Lt/dt
6.240
5. Kondisi kapasitas sumber : baik
III. Data Produksi
1. Kapasitas produksi
Lt/dt
630
2. Kapasitas desain
Lt/dt
787,50
3. Kapasitas pasang
Lt/dt
1.020
4. Produksi aktual
m3/th
1.237.119
IV. Data Distribusi
1. Sistem distribusi : perpompaan
2. Kapasitas distribusi
Lt/dt
370,64
3. Asumsi kebutuhan air
Lt/hr
45.117.200
4. Ratio kebutuhan
%
0,29
5. Air terjual
m3/th
535.723
6. Air terdistribusi
m3/th
989.695
7. Total penjualan air
Rp
19.318.381.500
8. Cakupan pelayanan air
%
46,96
9. Cakupan penduduk
Jiwa
211.870
10. Jumlah mobil tangki
Unit
V. Data Kebocoran
1. Kebocoran administrasi
%
7,07
2. Kebocoran teknis
%
45
Sumber : data PDAM Kota Manado

Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota Sedang sebesar 15%,
dan kebutuhan ideal adalah 100 liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih untuk
Kota Manado disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 6. DATA KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA MANADO
Kapasitas Produksi Kebutuhan Ideal
Jumlah Penduduk
Kebutuhan
Eksisting
Kota Sedang
(jiwa)
Total (lt/hr)
(lt/org/hr)
Lt/dt
Lt/hr
451.172
630
54.432.000
100
45.117.200

Selisih
(lt/hr)
9.314.800

Sumber : analisis

Dari tabel tersebut diatas, maka Kota Manado dengan jumlah penduduk 451.172
jiwa, membutuhkan air bersih sebesar 45.117.200 liter/hari. Jumlah ini
diperhitungkan dari jumlah penduduk dikalikan dengan jumlah/kebutuhan dasar
penduduk untuk klasifikasi kota sedang (100 lt/org/hr). Namun PDAM Kota Manado
dapat memproduksi sebanyak 54.432.000 liter/hari. Sehingga terdapat kelebihan
(surplus) kapasitas produksi sebanyak 9.314.800 liter/hari, atau 107,81 liter/detik.
Tabel 7. DATA PELAYANAN AIR BERSIH DI KOTA MANADO
NO.
URAIAN
SATUAN BESARAN
I. Pelayanan Penduduk
1. Jumlah penduduk
Jiwa
451.172
2. Jumlah pelanggan
Jiwa
211.870
3. Penduduk terlayani
%
46,96
II. Data Tarif
1. Rumah tangga
Rp
3.800
2. Niaga
Rp
4.249
3. Industri
Rp
5.425
4. Instansi
Rp
3.333
5. Sosial
Rp
2.784
Tarif
Rp
3.918
III. Data Konsumen
1. Jumlah sambungan rumah
Unit
26.918
2. Jumlah sambungan rumah tangga
Unit
25.630
3. Jumlah sambungan niaga
Unit
12
4. Jumlah sambungan industri
Unit
389
5. Jumlah sambungan sosial
Unit
340
6. Jumlah sambungan instansi
Unit
409
7. Terminal air
Unit
138
8. Hidran umum
Unit
133
9. Kran umum
Unit
40
10. Konsumsi rumah tangga
m3/th
390.324
11. Konsumsi non rumah tangga
m3/th
145.399
12. Jumlah jiwa/sambungan rumah
Jiwa/SR
6
13. Jumlah jiwa/hidran umum
Jiwa/unit
170
14. Tingkat pelayanan umum
%
IV. Data Administrasi
1. Keuangan : laba bersih
Rp
2. Efisiensi penagihan
%
87
3. Jumlah pegawai
Orang
320
4. SLA
Rp
5. RPD
Rp
6. Jangka waktu pinjaman SLA
Tahun
7. Jangka waktu pinjaman RPD
Tahun
Sumber : data PDAM Kota Manado

Jumlah sambungan rumah di Kota Manado ini sebanyak 26.918 unit. Jika 1
sambungan rumah (SR) memenuhi kebutuhan sebanyak 6 jiwa (luar Pulau Jawa)
maka penduduk yang terlayani sebanyak 161.508 jiwa.

GRAFIK LABA RUGI PDAM KOTA MANADO


JANUARI S/D APRIL 2004
2.500.000.000

532.621.791

1.074.701.323

1.886.903.325

1.954.871.800

2.071.377.540

1.463.198.909

500.000.000

1.603.013.469

1.000.000.000

1.594.729.969

1.500.000.000

2.127.351.760

Rupiah

2.000.000.000

812.202.002

468.364.071

491.672.890

Januari

Februari

Maret

April

Pendapatan

2.127.351.760

2.071.377.540

1.954.871.800

1.886.903.325

Biaya

1.594.729.969

1.603.013.469

1.463.198.909

1.074.701.323

532.621.791

468.364.071

491.672.890

812.202.002

Laba/Rugi

Bulan
Dari grafik tersebut di atas bisa dilihat bahwa selama 4 bulan terakhir (Januari s/d
April tahun 2004), PDAM Kota Manado selalu mengalami keuntungan (laba).
Walaupun pendapatan yang diterima PDAM Kota Manado semakin menurun tiap
bulannya, namun keuntungan yang diterima mengalami kenaikan. Terutama pada
bulan April, keuntungan yang diperoleh bisa mencapai kenaikan sebesar Rp
812.202.002,00 atau sekitar 165,19% dari laba yang diperoleh pada bulan Maret.
Sedangkan biaya yang dikeluarkan oleh PDAM Kota Manado juga menurun. Namun
pada bulan April terjadi perubahan yang cukup drastis. Biaya yang dikeluarkan
menjadi lebih sedikit dari bulan sebelumnya (bulan Maret), akibatnya keuntungan
yang didapatkan semakin besar walaupun jika dilihat dari pendapatannya menjadi
turun daripada bulan sebelumnya.
Komponen Persampahan
Pengelolaan sampah di Kota Manado dikelola oleh DKP Kota Manado dengan
menggunakan integrated system. Manado memiliki 1 unit TPA yaitu TPA Malalayang
yang merupakan milik Pemda dengan jumlah pelayanan sebesar 422,76 m3/hr.
Kesadaran masyarakat akan kebersihan ternyata masih kurang. Sampah-sampah
banyak berserakan di tepi jalan yang pada akhirnya menyyumbat saluran drainase di
Kota Manado itu sendiri, sehingga jika terjadi hujan, maka genangan yang terjadi
bisa mencapai 0,75 m terutama pada kawasan pasar.

Tabel 8. DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MANADO


NO.
URAIAN
SATUAN BESARAN
I. Data Pengumpulan Sampah
1. Nama pengelola : DKP Kota Manado
2. Sistem : integrated system
3. Jumlah penduduk
Jiwa
451.172
4. Asumsi produksi sampah
Lt/hr
1.353.516
m3/hr
1.353,52
5. Jumlah sampah
m3/hr
756,60
6. Jumlah pelayanan
m3/hr
605,28
7. Cakupan layanan geografis
Ha
8. Cakupan layanan penduduk
Jiwa
9. Ilegal dumping : sedang
II. Data TPA
1. Jumlah pelayanan TPA
m3/hr
422,76
2. Nama TPA : TPA Malalayang
3. Status TPA : milik Pemda
4. Luas TPA
Ha
5. Kapasitas
m3
6. Umur
Tahun
7. Sistem :sanitary landfill
8. Jarak ke permukiman
Km
9. Incenerator
Unit
10. Nama pengelola : III. Data Peralatan TPA
1. Bulldozer
Unit
1
2. Back hoe
Unit
2
3. Loader
Unit
1
4. Shovel
Unit
1
5. Water tank
Unit
1
Sumber : kompilasi data

Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka
kebutuhan komponen persampahan Kota Manado disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 9. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA MANADO
Perkiraan
Sampah
Timbulan Sampah
Timbulan
Jumlah
yang
Kota Sedang
Sampah
Penduduk (jiwa)
Terangkut
(lt/org/hr)
Total (m3//hr)
(m3/hr)
451.172

1.353,52

605,28

Selisih
(m3/hr)
748,24

Sumber: Analisis

Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3
liter/orang/hari, Kota Manado dengan jumlah penduduk 451.172 jiwa, menghasilkan
1.353,52 m3/hr timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk
dikalikan 3/1000 (m3/hr). Namun Kota Manado baru dapat mengelola sebanyak
605,28 m3/hr. Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 748,24
m3/hr.

Tabel 10. DATA PENGANGKUTAN DAN PEMBIAYAAN SAMPAH


DI KOTA MANADO
NO.
URAIAN
SATUAN BESARAN
I. Data Transportasi Persampahan
1. Jumlah pelayanan terangkut
m3/hr
605,28
2. Jumlah kendaraan
Truk
Unit
27
Arm roll
Unit
4
Compactor
Unit
Pick up
Unit
3
3. Jumlah peralatan
Gerobak
Unit
Container
Unit
27
4. Transfer depo
Unit
3
5. Jumlah TPS
Unit
II. Data Pembiayaan
1. Retribusi
Rp
2. Biaya pembuangan
Rp
3. Biaya pengangkutan
Rp
4. Biaya pengumpulan
Rp
5. Biaya satuan
Rp
6. Biaya operasional dan pemeliharaan
Rp
Sumber : kompilasi data

Komponen Sanitasi/Limbah Cair


Data sanitasi/limbah cair yang didapatkan kurang lengkap, sehingga tidak dapat
diketahui pula sarana sanitasi, cakupannya, data IPLT, maupun seberapa jauh
kinerja pemerintah Kota Manado.
Untuk produksi limbah, setiap manusia diasumsikan memproduksi limbah cair
sejumlah 0,2 lt/org/hr. Angka ini merupakan kebutuhan ideal dari setiap penduduk
pada kelas kota sedang. Sehingga didapatkan asumsi produksi limbah di Kota
Manado ini sejumlah 90.234 lt/hr dari hasil perhitungan kebutuhan ideal produksi
limbah setiap manusia dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Manado.
Komponen Drainase
Kondisi saluran-saluran yang ada di Kota Manado ini bisa dikatakan relatif baik.
Hampir sebagian dari jumlah keseluruhan panjang saluran yaitu 47% atau sekitar
275,21 km merupakan saluran drainase dengan kondisi baik. Sedangkan 32% dalam
kondisi baik, dan 21% dalam kondisi buruk.
Sistem drainase di kota ini bisa dikatakan sangat buruk. Jika terjadi luapan air, maka
genangan yang terjadi cukup lama juga. Walaupun frekuensi terjadinya genangan
sekali dalam setahun, namun lamanya genangan bisa memakan waktu 4 jam
dengan tinggi genangan 0,75 m. Tingginya genangan ini menunjukkan kurang
baiknya sistem drainase di kota ini, terutama pada kawasan-kawasan tertentu
seperti pasar-pasar di pusat kota. Hal ini disebabkan oleh banyaknya ilegal dumping
di dalam saluran-saluran drainase tersebut.

Tabel 11. DATA DRAINASE DI KOTA MANADO


NO.
URAIAN
SATUAN BESARAN
I. Data Pengelolaan Drainase
1. Nama Pengelola : Sub Dinas Cipta Karya Kota Manado
2. Anggaran
Rp
3. Cakupan pelayanan
%
4. Cakupan penduduk
Jiwa
5. Peresapan air hujan : 6. Stasiun pompa air
Unit
7. Kolam retensi
Unit
II. Data Saluran Drainase
1. Curah hujan
mm/th
2. Total panjang saluran
Km
585,55
3. Panjang saluran primer
Km
72,28
4. Panjang saluran sekunder
Km
251,46
5. Panjang saluran tersier
Km
261,09
6. Kondisi saluran baik
%
47,00
7. Kondisi saluran sedang
%
32,00
8. Kondisi saluran rusak
%
21,00
III. Data Genangan
1. Luas genangan
Ha
2. Tinggi genangan
m
0,75
3. Lama genangan
Jam
4
4. Frekuensi genangan
/tahun
1
Sumber : kompilasi data

Komponen Jalan
Kondisi jalan-jalan di kota ini bisa dikatakan relatif baik. Dari jumlah keseluruhan
panjang jalan di Kota Manado, hanya 4 km atau sekitar 0,7% saja yang mempunyai
kondisi buruk. Sebagian besar jalan-jalan di kota ini merupakan jalan kabupaten
yaitu sekitar 90,82%.
Tabel 12. DATA JALAN DI KOTA MANADO
NO.
URAIAN
SATUAN BESARAN
I. Data Jenis Permukaan
1. Nama Pengelola : Sub Dinas Bina Marga Kota Manado
2. Panjang total
Km
572,82
3. Panjang jalan aspal
Km
4. Panjang jalan kerikil
Km
5. Panjang jalan tanah
Km
II. Data Fungsi
1. Panjang jalan arteri
Km
57,47
2. Panjang jalan kolektor
Km
89,46
3. Panjang jalan lokal
Km
III. Data Kewenangan
1. Panjang jalan nasional
Km
45,40
Kondisi jalan : baik 1 km
2. Panjang jalan propinsi
Km
7,20
Kondisi jalan : baik 1 km
3. Panjang jalan kabupaten
Km
520,22
Kondisi jalan : buruk 2 km
Sumber : data

Anda mungkin juga menyukai