Anda di halaman 1dari 4

Deskripsi Proses :

1. Penjelasan Bahan Baku


Pada pembuatan biodiesel ini, bahan baku utama yang digunakan adalah crude
palm oil (CPO) dan methanol serta natrium hidroksida (NaOH) sebagai
bahan baku pendukung yang berfungsi sebagai katalis.
1.1. Crude Palm Oil (CPO)
Kelapa sawit (Elaeis guineensis) di Indonesia dalam tahun 1979 tercatat
sebanyak 73 buah perkebunan kelapa sawit dengan luas areal 230.000 Ha.
Produksi per Ha nya, diperkirakan produksi kelapa sawit dunia adalah 2,5 juta
ton. CPO berasal dari bagian pericarp buah kelapa sawit. Kandungan yang
terdapat dalam minyak sawit (CPO) adalah 94% trigliserida, 5% asam lemak
bebas (FFA) dan selebihnya zat pengotor dan air. Minyak sawit (CPO) berwarna
kuning jingga kemerah merahan dan agak kental.
Komposisi zat asam yang mengandung lemak dari minyak sawit
didominasi oleh palmitic, oleic, linoleic, dan zat asam lemak stearic ditambah
sedikit myristic, lauric, linoknic dan cuka capric (Allen dan Watts, 2000). Dari
table 2.3 dapat dilihat komposisi CPO dan table 2.4 sifat fisik CPO.
Table 2.3 Komposisi CPO
Komposisi Fatty Acid

Komposisi (%)

Jenuh
Lauric

Myristic

1,4

Palmatic

40,1

Stearic

5,5

Aracidic

Other

Tak Jenuh

Palmitoleic

Oleic

42,7

Linoleic

10,3

Linolenic

Other

Table 2.4 Sifat fisik CPO


Parameter
Melting point, OC

Nilai
35

Densitas

0,915

Nilai Iodin

54,2

Nilai Saponifikasi

199,1

1.2. Methanol
Methanol atau methyl alkohol atau sering juga disebut carbinol merupakan
larutan polar yang larut dalam air, alkohol, ester dan pelarut organic lainnya.
Methanol mempunyai rumus molekul CH3OH adalah alkohol aliphatic
sederhana. Reaksinya ditentukan oleh gugus hydroxyl fungsional, sedangkan
reaksi terjadi oleh gugus C O atau O H.
Penggunaan methanol sebesar 85% digunakan sebagai bahan baku serta
bahan pelarut sintetis. Dalam hal ini methanol direaksikan dengan trigliserida
akan menghasilkan methyl ester.
Methanol mempunyai sifat fisik sebagai berikut : tidak berwarna, mudah
terbakar dan menguap, tidak berbau, mudah larut dalm air, sangat polar, dengan
spesifik gravitasi 0,7924 pada 20OC, titik didihnya 64,5OC, titik eku -97,5OC
dan flash point 12,2OC.
Keberadaan methanol dalam proses transesterifikasi adalah untuk
memutuskan hubungan gliserin dengan zat asam lemak.
Pada proses pembuatan Biodiesel ini menggunakan bahan utama CPO ( Crude Palm
Oil ) sebagai bahan bakunya dengan methanol dalam proses pencampuran bahan baku. Dari
Gambar 1. Diagram Alir Proses Biodiesel Bahan Baku dari tangki CPO dan Methanol
dimasukkan dalam reaktor dan dimixing ( di campurkan )

2.Penjelasan Reaktor A1 ( Reaktor Batch/Reaktor Transesterifikasi )


2.1 Unit Reaktor 01
Asumsi neraca massa di Reaktor 01
1. Reaksi yang terjadi adalah esterifikasi dan transesterifikasi
2. Kondisi operasi Steady State
3. Konversi methylester pada kondisi methanolysis dan esterifikasi
adalah 100 %
4. Methanol yang digunakan adalah 96%.
5. Katalis yang digunakan adalah NaOH 50% sebanyak 0.1% mol dari
umpan CPO
Pompa berfungsi untuk memindahkan fluido cair dari suatu sistem
proses kesistem proses lainnya.
2.1. Asumsi perancangan pompa
Efisiensi pompa 60%
Tekanan dititik masukan dan titik keluaran sama
Tidak terjadi hilang tekanan karena kebocoran pada alat atau
pada system perpipaan.
Campuran sodium hidroksida dan methanol serta minyak dimasukkan ke dalam suatu
reaktor transesterifikasi. Setelah reaksi (pada 70OC dan 400 kPa), keluaran yang berisi
methyl ester, gliserol, methanol, minyak yang tidak terkonversi dan hidroksida dimasukkan

ke dalam destilasi, dimana sebagian besar methanol dari umpan masukkan akan didaur ulang
di dalam reaktor.
Katalis yang sering digunakan untuk reaksi transesterifikasi yaitu alkali, asam, atau
enzim. Penggunaan enzim masih belum umum dibandingkan alkali dan basa karena
harganya mahal dan belum banyak penelitian yang membahas kinerja katalis ini.
Alkali yang sering digunakan yaitu natrium metoksida (NaOCH 3), natrium hidroksida
(NaOH), kalium hidroksida (KOH), kalium metoksida, natrium amida, natrium hidrida,
kalium amida, dan kalium hidrida (Sprules and Price, 1950). Natium hidroksida dan
natrium metoksida merupakan katalis yang paling banyak digunakan. Natrium metoksida
lebih efektif dibandingkan natrium hidroksida (Fredman et. al., 1984; Hartman, 1956)
tetapi harganya lebih mahal dan beracun. Untuk perbandingan molar alkohol dan asam
lemak 6:1, perolehan ester untuk NaOH 1% dan NaOCH3 0,5% hampir sama setelah
direaksikan selama 60 menit Namun, pada perbandingan molar alkohol dan asam lemak
3:1, katalis natrium metoksida menunjukkan hasil yang lebih baik (Fredman et. al.,
1984).

Anda mungkin juga menyukai