VERTIGO
NURMARANI FATIN H
20090310010
PENDAHULUAN
Vertigo merupakan keluhan yang sering
dijumpai dalam praktek; yang sering
digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng,
tak stabil (giddiness, unsteadiness) atau rasa
pusing (dizziness).
Deskripsi keluhan tersebut penting diketahui
agar tidak dikacaukan dengan nyeri kepala atau
Cephalgia, terutama karena di kalangan awam
kedua istilah tersebut (pusing dan nyeri kepala)
sering digunakan secara bergantian.
CONT.
SISTEM KESEIMBANGAN
Manusia, karena berjalan dengan kedua
tungkainya, relatif kurang stabil dibandingkan
dengan makhluk lain yang berjalan dengan
empat kaki, sehingga lebih memerlukan
informasi posisi tubuh relatif terhadap
lingkungan.
Selain itu diperlukan juga informasi gerakan
agar dapat terus beradaptasi dengan
perubahan sekelilingnya.
CONT
Informasi tersebut diperoleh dari sistem
keseimbangan tubuh yang melibatkan :
kanalis semisirkularis sebagai reseptor,
Sistem vestibuler dan serebelum sebagai
pengolah informasi
Fungsi penglihatan dan proprioseptif
juga berperan dalam memberikan
informasi rasa sikap dan gerak anggota
tubuh.
Sistem tersebut saling berhubungan dan
berpengaruh untuk selanjutnya diolah di
susunan saraf pusat.
PATOFISILOGI
Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh
gangguan alat keseimbangan tubuh yang
mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi
tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi
oleh susunan saraf pusat. Ada beberapa teori yang
berusaha menerangkan kejadian tersebut :
1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation)
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang
berlebihan menyebabkan hiperemi kanalis
semisirkularis sehingga fungsinya terganggu;
akibatnya akan timbul vertigo,nistagmus, mual dan
muntah.
CONT..
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pertama-tama ditanyakan bentuk vertigonya: melayang,
goyang, berputar, tujuh keliling, rasa naik perahu dan
Sebagainya
Perlu diketahui juga keadaan yang memprovokasi
timbulnya vertigo: perubahan posisi kepala dan tubuh,
keletihan, ketegangan.
Profil waktu: apakah timbulnya akut atau perlahanlahan,hilang timbul, paroksimal, kronik, progresif atau
membaik.Beberapa penyakit tertentu mempunyai profil
waktu yang karakteristik.
CONT,
PEMERIKSAAN FISIK
Ditujukan untuk meneliti faktor-faktor penyebab, baik
kelainan sistemik, otologik atau neurologik
vestibuler atau serebral; dapat berupa pemeriksaan
fungsi pendengaran dan keseimbangan, gerak bola
mata/nistagmus dan fungsi serebelum.
Pendekatan klinis terhadap keluhan vertigo adalah
untuk menentukan penyebab; apakah akibat kelainan
sentral yang berkaitan dengan kelainan susunan
saraf pusat korteks serebri, serebelum,batang otak,
atau berkaitan dengan sistem vestibuler/otologik;
selain itu harus dipertimbangkan pula faktor
psikologik/psikiatrik yang dapat mendasari keluhan
vertigo tersebut.
CONT..
Faktor sistemik yang juga harus
dipikirkan/dicari antara lain aritmi jantung,
hipertensi, hipotensi, gagal jantung kongestif,
anemia, hipoglikemi.
Dalam menghadapi kasus vertigo, pertama-tama
harus ditentukan bentuk vertigonya, lalu letak
lesi dan kemudian penyebabnya, agar dapat
diberikan terapi kausal yang tepat dan terapi
simtomatik yang sesuai.
CONT..
Pemeriksaan Neurologis
1. Fungsi vestibuler/serebeler
a. Uji Romberg
penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula
dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan
pada posisi demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan
bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya
dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu).
Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan
penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian
kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak.
Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita
akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata
Tertutup.
e. Uji Babinsky-Weil
Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan
lima langkah ke depan dan lima langkah ke belakang
selama setengah menit; jika ada gangguan vestibuler
unilateral, pasien akan berjalan dengan arah
berbentuk bintang.
b. Tes Kalori
Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30,
sehingga kanalis semisirkularis lateralis dalam
posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi bergantian
dengan air dingin (30C) dan air hangat (44C)
masing-masing selama 40 detik dan jarak setiap
irigasi 5 menit.
Nistagmus yang timbul dihitung lamanya sejak
permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus
tersebut (normal 90-150 detik).
CONT..
c. Elektronistagmogram
Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit,
dengan tujuan untuk merekam gerakan mata pada
nistagmus, dengan demikian nistagmus tersebut
dapat dianalisis secara kuantitatif.
TERAPI
METODE BRANDT-DAROFF
Sebagai upaya desensitisasi reseptor
semisirkularis.
Pasien duduk tegak di tepi tempat tidur dengan
tungkai tergantung; lalu tutup kedua mata dan
berbaring dengan cepat ke salah satu sisi tubuh,
tahan selama 30 detik, kemudian duduk tegak
kembali. Setelah 30 detik baringkan tubuh
dengan cara yang sama ke sisi lain, tahan selama
30 detik, kemudian duduk tegak kembali.
Latihan ini dilakukan berulang (lima kali
berturut-turut) pada pagi dan petang hari
sampai tidak timbul vertigo lagi.
CONT..
Latihan lain yang dapat dicoba ialah latihan
visual-vestibular; berupa gerakan mata melirik
ke atas, bawah, kiri dan kanan me ngikuti gerak
obyek yang makin lama makin cepat; kemudian
diikuti dengan gerakan fleksiekstensi kepala
berulang dengan mata tertutup, yang makin
lama makin cepat.
Terapi kausal tergantung pada penyebab yang
(mungkin) ditemukan.
Beberapa penyebab vertigo yang sering
ditemukan antara lain:
BENIGN PAROXYSMAL
POSITIONAL VERTIGO
PENYAKIT MENIERE
NEURITIS VESTIBULARIS
Merupakan penyakit yang self limiting, diduga
disebabkan oleh infeksi virus; jika disertai
gangguan pendengaran disebut labirintitis.
Sekitar 50% pasien akan sembuh dalam dua
bulan.
Di awal sakit, pasien dianjurkan istirahat di
tempat tidur, diberi obat supresan vestibuler dan
antiemetik. Mobilisasi dini dianjurkan untuk
merangsang mekanisme kompensasi sentral.
CONT..
Terapi berupa penghentian obat bersangkutan
dan terapi fisik; penggunaan obat supresan
vestibuler tidak dianjurkan karena jusrtru
menghambat pemulihan fungsi vestibluer.
Obat penyekat alfa adrenergik, vasodilator dan
antiparkinson dapat menimbulkan keluhan rasa
melayang yang dapat dikacaukan dengan vertigo.