Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ulkus adalah suatu lesi yang terjadi akibat kondisi patologis dimana
jaringan epitel terkoyak. Ulkus traumatikus merupakan lesi yang sering terjadi
berbentuk soliter, ukuran bervariasi, bulat, atau berbentuk sabit dengan dasar
lesi kekuningan, tepi merah dan tidak ada indurasi. Keadaan tersebut dapat
sembuh dalam beberapa hari, setelah penyebabnya dihilangkan (Birnbaun dan
Dunne, 2009). Ulkus traumatikus biasanya terjadi akibat tidak sengaja tergigit,
trauma akibat gigi palsu atau trauma terpapar cairan kimia pada mukosa bukal
atau mukosa labial (Cawson dan Odell, 2008). Pada keadaan tertentu ulkus
dapat juga disebabkan oleh kebiasan buruk dan patologis (Regezi, 2008).
Penyembuhan

ulkus

traumatikus

pada

dasarnya

dengan

menghilangkan pengaruh traumatiknya (Langlais dan Miller, 2000). Akan


tetapi ulkus tersebut kadang menimbulkan rasa sakit yang mengganggu, dan
dapat diberi obat berupa topikal kortikosteroid (Regezi, 2008). Namun obatobat tersebut hanya mengurangi rasa sakit tanpa mempercepat penyembuhan
(Cawson dan Odell, 2008). Menurut Ghom pada tahun 2007 ulkus traumatikus
dapat mengalami infeksi sekunder yang dapat memperlambat proses
penyembuhan.
Infeksi pada proses penyembuhan akan memperngaruhi proses
inflamasi. Ulkus traumatikus yang terinfeksi akan mengakibatkan proses
1

inflamasi lebih lama, karena terjadi respon fagositosis sebagai proses


pertahanan tubuh melawan mikroorganisme infeksi. Dengan semakin lama
fase inflamasi maka semakin lama ulkus melewati fase proliferasi dan fase
maturasi hingga mencapai fase sembuh (Sunanto, 2010).
Masyarakat khususnya di Eropa Timur, Amerika Selatan, dan Asia,
sudah populer menggunakan produk lebah sebagai obat herbal yang dipercaya
dapat membantu mempercepat penyembuhan (Finstrom dan Spivak, 2011).
Karena produk lebah memiliki kandungan antibakter yang mampu menekan
infeksi,

anti

inflamasi

dan

stimulasi

regenerasi

jaringan

sehingga

menghasilkan penyembuhan luka yang baik (Gorda, 2011).


. Propolis adalah salah satu produk lebah terbuat dari resin lengket
yang berasal pada batang pohon atau kulit. Warna propolis bermacam mulai
dari kuning terang, hijau hingga coklat kemerahan, tergantung pada sumber
tumbuhan yang digunakan sebagai sumber makanannya . Propolis banyak
ditemukan

di pintu-pintu masuk sarang lebah yang biasanya tersimpan

dengan pola zig-zag. Para peneliti memperkirakan pola zig-zag ini


memungkinkan penyimpanan propolis lebih efektif sehingga lebah dapat
menggunakan untuk mengisi celah, menyumbat jalan masuk sarang, atau
dicairkan kembali jika harus digunakan ditempat lain didalam sarang
(Suranto, 2010).

Propolist telah digunakan oleh manusia sejak bertahun-tahun sebelum


Masehi, seperti yang sudah dikenal dalam masyarakat Islam dalam Al-Quran
Surat An-Nahl ayat 68-69 :
()


Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukitbukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia".
Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat
obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.
Sejak tahun 1973 sudah ada 52 peneliti dari International Bee
Research Institute, di Cardiff, Inggris yang berusaha mengungkap khusus
kandungan propolis dan sampai sekarang masih ditemukan zat-zat baru dalam
propolis. Komposisi dalam propolis sangat tergantung dari species dan tempat
tinggal dari lebah hidup (Suranto, 2010). Namun pada umumnya propolis
mengandung resin (45-55%), lilin dan asam lemak (25-35%), minyak
essensial (10%), dan komponen organik serta mineral (5%) (Hasan, 2010).

Propolis bagi lebah berfungsi sebagai perekat atau segel pengaman


dalam sarangnya, bahan pelapis untuk melindungi sarangnya dari gangguan
luar seperti cuaca, melindungi sarang tempat ratu lebah menetaskan telurnya
sehingga larva terlindung dari penyakit serta sebagai antibakteri dan
antifungal (Suranto, 2010).
Pada penelitian Angraini pada tahun 2006, manfaat propolist sebagai
antibakter telah teruji efektif dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus
subtilis, Stapilococus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa. Dan pada
penelitian Nur, Nuryati dan Tigor tahun 2008 manfaat propolist sebagai
antifungi telah teruji efektif dapat menghambat pertumbuhan Candida
albicans.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin membuktikan
kandungan dalam propolis efektif dalam mempercepat penyembuhan ulkus
traumatikus, yaitu dengan memberi daya hambat dan daya bunuh pada bakteri
ulkus traumatikus. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan
masyarakat dalam memilih obat herbal sebagai obat alternatif obat paten yang
sudah ada.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana efektifitas daya hambat dan daya bunuh bakteri ulkus traumatikus
pada mukosa mulut dengan berbagai konsentrasi propolis (Trigona sp.)?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektifitas propolis sebagai pemberi daya
hambat dan daya bunuh pertumbuhan koloni bakteri ulkus traumatikus
pada mukosa mulut.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui efektifitas propolis pada konsentrasi 25% sebagai
daya hambat dan daya bunuh bakteri ulkus traumatikus dengan
aquades sebagai kontrol negatif.
b. Mengetahui efektifitas propolis pada konsentrasi 50% sebagai
daya hambat dan daya bunuh bakteri ulkus traumatikus dengan
aquades sebagai kontrol negatif.
c. Mengetahui efektifitas propolis pada konsentrasi 100% sebagai
daya hambat dan daya bunuh bakteri ulkus traumatikus dengan
aquades sebagai kontrol negatif.
d. Membandingkan daya hambat dan daya bunuh bakteri pada
konsentrasi 25%, 50%, 100% dengan aquades sebagai kontrol
negatif pada pertumbuahan koloni bakteri ulkus traumatikus.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dibidang pengobatan dan kesehatan mulut.
2. Manfaat Praktis
Memberikan informasi bahwa

propolis

efektif

dalam

mempercepat penyembuhan luka ulkus traumatikus dan sebagai bahan


alternatif yang berbahan kimia.

Anda mungkin juga menyukai