Anda di halaman 1dari 6

Pengelolaan

pulau-pulau kecil
Problematika Pengimplementasian Hukum dan Kebijakan Kawasan Konservasi Pulau-pulau Kecil
Studi kasus pulau nusa barung
Kecamatan puger kabupaten jember

Oleh
Khoirul Anwar
26010113410019

Pendahuluan

Pulau Kecil Adalah Pulau Dengan Luas Lebih Kecil Atau Sama Dengan 2.000 km 2 (Dua
Ribu Kilo Meter Persegi) Beserta Kesatuan Ekosistemnya. (UU No. 1 Tahun 2014)

Kawasan pulau-pulau kecil memiliki potensi pembangunan yang cukup besar karena
didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi, maupun pertahanan dan
keamanan serta adanya ekosistem khas tropis dengan produktivitas hayati tinggi yaitu
terumbu karang (coral reef), padang lamun (seagrass), dan hutan bakau (mangrove). Ketiga
ekosistem tersebut saling berinteraksi dalam berbagai bentuk yaitubaik secara fisik, maupun
dalam bentuk bahan organik terlarut, bahan organik partikel, migrasi fauna, dan
aktivitasdampak manusia.

Secara ekologis, pulau-pulau kecil di daerah tropis dan sub-tropis sangat berasosiasi dengan
terumbu karang. Dengan demikian di kawasan ini memiliki
spesies-spesies yang
menggunakan karang sebagai habitatnya yaitu ikan ekonomis penting seperti kerapu,
napoleon, kima raksasa (Tridacna gigas), teripang dan lain-lain sehingga komoditas seperti
ini dapat dikatakan sebagai komoditas spesifik pulau kecil. Ciri utama komoditas tersebut
adalah memiliki sifat penyebaran yang bergantung pada terumbu karang sehingga
keberlanjutan stoknya dipengaruhi oleh kesehatan karang.

Gambaran Umum

Kabupaten Jember menjadi sebuah daerah yang memiliki beberapa wilayah perairan
dan pulau-pulau kecil, salah satunya adalah pulau Nusa Barong yang menjadi salah
satu primadona wisata karena kealamiahan pemandangan yang ada disana.

Tetapi seiring dengan berjalannya waktu ekosistem yang ada di pulau ini mengalami
kerusakan karena beberapa aktivitas yang dilakukan penduduk sekitar seperti
menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan (potassium dan dinamit)
serta jangkar nelayan yang bersandar untuk mencuri telur-telur penyu yang akan
dijual di pasar gelap dengan harga yang selangit.

Kerusakan ekosistem yang ada di sekitar pulau Nusa Barong dapat memicu berbagai
masalah seperti berkurangnya produktivitas nelayan karena rusaknya terumbu
karang yang merupakan tempat biota laut untuk berkembangbiak, beradabtasi dan
bertelur serta merusak keindahan pulau yang akan mengurangi ketertarikan
wisatawan untuk berkunjung ke pulau Nusa Barong.

Potensi

Nusa Barong adalah sebuah pulau kecil di kecamatan Puger kabupaten Jember
Provinsi Jawa Timur yang terletak secara geografis berada pada 08 30' 30'' LS 113
17' 37'' BT dengan luas pulau 78.76 km2.

Potensi sumberdaya alam


Di bidang kehutanan berupa cagar alam yang masih memiliki plasma nutfah, penyu,
rusa dan hewan lainnya.
Di bidang perikanan, pulau Nusa Barong kaya akan ikan jenis pelagis dan demersal.

Potensi Wisata
Nusa Barong dapat digunakan sebagai obyek wisata pendidikan karena di kawasan
ini terdapat tumbuhan, satwa, ekosistem, obyek wisata sejarah dan pendidikan
lingkungan.
Objek wisata sejarah di sini berupa benteng pertahanan dengan menara pengintai
dan beberapa ruangan serta bak mandi peninggalan masa penjajahan Jepang yang
terletak di atas Teluk Jeruk.

Kendala

BKSDA sering kerepotan menghadapi pencurian telur penyu, sarang burung walet,
dan kayu sentigi yang terjadi sejak 1980.

Masih maraknya pencurian telur penyu

Petugas kesulitan melakukan pengawasan intensif karena sulitnya medan dan


besarnya biaya transportasi.

Tidak tersedianya sumber air tawar sehingga menyulitkan untuk mendirikan pos
permanen di dalam pulau.

Kesimpulan

Pengelolaan pulau-pulau kecil membutuhkan kebijakan yang komprehensif, integral


dan tepat, sesuai dengan keberadaannya sebagai kawasan yang memiliki
permasalahan, potensi dan karakteristik yang khas.

Kebijakan konservasi yang ada di kabupaten Jember belum memiliki peraturan yang
jelas karena masih berada dalam tahap rancangan pembuatan peta wilayah atau
zonasi di beberapa titik seperti di pulau Nusa Barong salah satunya sehingga
konservasi yang dilakukan belum memiliki payung hukum yang jelas dalam
pelaksanaannya.

Masyarakat lokal diharapakan mampu menggali kearifan lokal yang diturunkan oleh
nenek moyang mereka sebagai upaya pelestarian ekosistem laut.

Diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak agar perlindungan dan pelestarian


kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dapat dilakukan semaksimal mungkin sehingga
dapat menarik wisatawan maupun meningkatkan produktivitas nelayan sehingga
dapat menjadi income bagi masyarakat maupun daerah.

Anda mungkin juga menyukai