Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I.
PENGERTIAN
KAD adalah keadaan yang ditandai dengan asidosis metabolik akibat
pembentukan
keton
yang
berlebihan,
sedangkan
SHH
ditandai
dengan
hiperosmolalitas berat dengan kadar glukosa serum yang biasanya lebih tinggi dari KAD
murni (American Diabetes Association, 2004).
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi kekacauan metabolik
yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis, dan ketosis, terutama disebabkan oleh
defisiensi insulin absolut atau relative (Soewondo, 2006).
American Diabetes Association (ADA) mendefinisikan KAD sebagai suatu trias
yang terdiri dari ketonemia, hiperglikemia dan asidosis.
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi metabolik yang
ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi
insulin absolut atau relatif. KAD dan hipoglikemia merupakan komplikasi akut diabetes
melitus yang serius dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat. Akibat diuresis
osmotik, KAD biasanya mengalami dehidrasi berat dan bahkan dapat sampai
menyebabkan syok.
II.
infeksi.
Ketidakpatuhan: karena ketidakpatuhan dalam dosis
Pengobatan: onset baru diabetes atau dosis insulin tidak adekuat
Kardiovaskuler : infark miokardium
Penyebab lain : hipertiroidisme, pankreatitis, kehamilan, pengobatan
kortikosteroid and adrenergik.
(Samijean Nordmark,2008)
III.
IV.
PATOFISIOLOGI
Terlampir
V.
5. Hipoglikemia.
Hipoglikemia terjadi bila kadar gula darah sangat rendah. Bila penurunan
kadar glukosa darah terjadi sangat cepat, harus diatasi dengan segera. Keterlambatan
dapat menyebabkan kematian. Gejala yang timbul mulai dari rasa gelisah sampai
berupa koma dan kejang-kejang.
6. Hipertensi.
Karena harus membuang kelebihan glokosa darah melalui air seni, ginjal
penderita diabetes harus bekerja ekstra berat. Selain itu tingkat kekentalan darah pada
diabetisi juga lebih tinggi. Ditambah dengan kerusakan-kerusakan pembuluh kapiler
serta penyempitan yang terjadi, secara otomatis syaraf akan mengirimkan signal ke
otak untuk menambah takanan darah.
VI.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik untuk ketoasidosis diabetik dapat dilakukan dengan cara:
1. Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200mg/dl). Biasanya tes ini
dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah
2.
3.
4.
5.
kondisi stress.
Gula darah puasa normal atau diatas normal.
Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.
Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.
Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat
meningkat
menandakan
aterosklerosis.
Aseton plasma: Positif secara mencolok
As. Lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meninggkat
Elektrolit: Na normal/menurun; K normal/meningkat semu; F turun
Hemoglobin glikosilat: Meningkat 2-4 kali normal
Gas Darah Arteri: pH rendah, penurunan HCO3 (asidosismetabolik) dengan
2. Natrium.
Efek hiperglikemia ekstravaskuler bergerak air ke ruang intravaskuler. Untuk
setiap 100 mg / dL glukosa lebih dari 100 mg / dL, tingkat natrium serum
diturunkan oleh sekitar 1,6 mEq / L. Bila kadar glukosa turun, tingkat natrium
serum meningkat dengan jumlah yang sesuai.
3. Kalium.
Ini perlu diperiksa sering, sebagai nilai-nilai drop sangat cepat dengan
perawatan. EKG dapat digunakan untuk menilai efek jantung ekstrem di tingkat
potasium.
4. Bikarbonat.
Kadar bikarbonat serum adalah rendah, yaitu 0- 15 mEq/L dan pH yang
rendah (6,8-7,3). Tingkat pCO2 yang rendah ( 10- 30 mmHg) mencerminkan
kompensasi respiratorik (pernapasan kussmaul) terhadap asidosisi metabolik.
Akumulasi badan keton (yang mencetuskan asidosis) dicerminkan oleh hasil
pengukuran keton dalam darah dan urin. Gunakan tingkat ini dalam hubungannya
dengan kesenjangan anion untuk menilai derajat asidosis.
5. Sel darah lengkap (CBC).
Tinggi sel darah putih (WBC) menghitung (> 15 X 109 / L) atau ditandai
pergeseran kiri mungkin menyarankan mendasari infeksi.
6. Gas darah arteri (ABG).
pH sering <7.3. Vena pH dapat digunakan
untuk
mengulang
11. Fosfor
Jika pasien berisiko hipofosfatemia (misalnya, status gizi buruk, alkoholisme
kronis), maka tingkat fosfor serum harus ditentukan.
12. Tingkat BUN meningkat.
Anion gap yang lebih tinggi dari biasanya.
13. Kadar kreatinin
Kenaikan kadar kreatinin, urea nitrogen darah (BUN) dan Hb juga dapat
terjadi pada dehirasi. Setelah terapi rehidrasi dilakukan, kenaikan kadar kreatinin
dan BUN serum yang terus berlanjut akan dijumpai pada pasien yang mengalami
VIII.
insufisiensi renal.
PENGKAJIAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, Kram otot, tonus otot menurun,
gangguan istirahat/tidur
Tanda
Takikardia
dan
takipnea
pada
keadaan
istirahat
atau
Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, Klaudikasi, kebas dan kesemutan pada
ekstremitas, Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama, Takikardia
Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, Nadi yang menurun/tidak
ada,Disritmia, Krekels, Distensi vena jugularis, Kulit panas, kering, dan kemerahan,
bola mata cekung
3.
Integritas/ Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi
Tanda : Ansietas, peka rangsang
4.
Eliminasi
Gejala
Perubahan
nyeri/terbakar, kesulitan
pola
berkemih
berkemih (infeksi),
ISSK
(poliuria),
nokturia, Rasa
baru/berulang, Nyeri
tekan
abdomen, Diare
Tanda :Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat berkembang menjadi
oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat), Urin berkabut, bau busuk
(infeksi), Abdomen keras, adanya asites,Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif
(diare)
5.
Nutrisi/Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, Mual/muntah, Tidak mematuhi diet, peningkattan
masukan
glukosa/karbohidrat,
Penurunan berat
badan lebih
dari
beberapa
jelek, Kekakuan/distensi
abdomen,
Kulit
kering/bersisik,
muntah,Pembesaran
tiroid
turgor
(peningkatan
kebutuhan
metabolik
dengan
Neurosensori
Gejala :
parestesia,Gangguan penglihatan
Tanda
Disorientasi,
mengantuk,
alergi, stupor/koma
(tahap
lanjut).
Gangguan memori (baru, masa lalu), kacau mental, Refleks tendon dalam menurun
(koma), Aktifitas kejang (tahap lanjut dari DKA)
7.
Nyeri/kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
8.
Pernapasan
Gejala
Merasa
kekurangan oksigen,
batuk
dengan/ tanpa
sputum
Lapar
udara,
batuk
dengan/tanpa
sputum
Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda :
10. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi), Masalah impoten pada pria, kesulitan
orgasme pada wanita
11. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi. Penyembuhan
yang, Lambat, penggunaan obat sepertii steroid, diuretik (thiazid), dilantin
dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak
memerlukan obat diabetik sesuai pesanan
Rencana
pemulangan
Mungkin
memerlukan
bantuan
dalam pengatuan
IX.
DIAGNOSA
INTERVENSI
O
1
KEPERAWATAN
Defisit Volume Cairan
HASIL
NOC:
NIC :
v Fluid balance
Fluid management
v Hydration
Batasan Karakteristik :
Kelemahan
Haus
Penurunan
kulit/lidah
Membran
mukosa/kulit kering
Peningkatan denyut
nadi,
HT normal
v Tekanan darah, nadi,
turgor
tekanan
darah,
penurunan
volume/tekanan nadi
Pengisian
vena
normal
v Tidak ada tanda tanda
menurun
Perubahan
mental
Konsentrasi
urine
meningkat
Temperatur
tubuh
dehidrasi,
status
turgor
Elastisitas
kulit
mukosa,
status
hidrasi
nadi
adekuat,
jika diperlukan
Monitor vital sign
Monitor
masukan
makanan / cairan dan
hitung
intake
kalori
harian
Kolaborasikan pemberian
o
o
cairan IV
Monitor status nutrisi
Berikan cairan IV pada
suhu ruangan
Dorong masukan oral
baik,
akurat
Monitor
( kelembaban membran
v Mempertahankan urine
dan BB, BJ urine normal,
penurunan
catatan
Pertahankan
meningkat
Hematokrit meninggi
Kehilangan
berat
badan
Berikan
seketika
spacing)
Faktor-faktor
berhubungan:
Kehilangan volume
yang
tanda
penggantian
cairan
jika
berlebih
muncul meburuk
Atur
kemungkinan
mekanisme
tranfusi
Persiapan untuk tranfusi
pengaturan
2
NOC :
NIC :
v Respiratory
Batasan karakteristik :
status
Ventilation
Penurunan
patency
inspirasi/ekspirasi
Penurunan pertukaran
Kriteria Hasil :
pernafasan tambahan
Nasal flaring
Dyspnea
Orthopnea
Perubahan
tekanan
otot
penyimpangan dada
Nafas pendek
Assumption of 3-
point position
Pernafasan pursed-lip
Tahap
ekspirasi
berlangsung
memaksimalkan ventilasi
Identifikasi
pasien
Mendemonstrasikan batuk
dan
dyspneu
mengeluarkan
o
o
jika perlu
Keluarkan sekret dengan
pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas
yang paten (klien tidak
merasa
tercekik,
anterior-posterior
Pernafasan
rata-
rata/minimal
Bayi : < 25 atau >
nafas abnormal)
Tanda Tanda vital dalam
nafas,
frekuensi
catat
adanya
suara
tambahan
Lakukan suction
mayo
Berikan
bila perlu
Berikan pelembab udara
irama
lama
Peningkatan diameter
Airway Management
Buka
jalan
nafas,
guanakan teknik chin lift
sangat
60
Usia 1-4 : < 20
Kassa
o
pada
bronkodilator
basah
NaCl
Lembab
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
atau > 30
Usia 5-14 : < 14
atau > 25
Usia > 14 : < 11
atau > 24
Kedalaman
pernafasan
Dewasa
volume
Faktor
berhubungan :
Hiperventilasi
Deformitas tulang
Kelainan
bentuk
dinding dada
Penurunan
energi/kelelahan
Perusakan/pelemahan
muskulo-skeletal
Obesitas
Posisi tubuh
Kelelahan
otot
pernafasan
Hipoventilasi
sindrom
Nyeri
Kecemasan
Disfungsi
Neuromuskuler
Kerusakan
persepsi/kognitif
Perlukaan
pada
yang
dan
status O2
Terapi oksigen
Bersihkan
mulut,
hidung
volume
vital
keseimbangan.
Monitor respirasi
dan
secret
trakea
Pertahankan
oksigenasi
Monitor
aliran
oksigen
Pertahankan
posisi
pasien
Onservasi
jalan
adanya
tanda
tanda
hipoventilasi
Monitor
adanya
kecemasan
pasien
terhadap oksigenasi
suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
Monitor VS
pasien
berbaring,
saat
lengan
bandingkan
Monitor TD,
dan
nadi,
nadi
Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor
pola
pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna,
perifer
Monitor
adanya
yang melebar,
bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign
Resiko Infeksi
Faktor-faktor resiko :
-
dan
-
v Immune Status
Infection
lingkungan patogen
Imonusupresi
Ketidakadekuatan
imum buatan
Tidak
adekuat
pertahanan sekunder
Hb,
infeksi)
v Risk control
Kriteria Hasil :
untuk
saat
gejala infeksi
Menunjukkan kemampuan
untuk
mencegah
timbulnya infeksi
Jumlah leukosit
batas normal
Menunjukkan
farmasi
(imunosupresan)
Malnutrisi
Peningkatan paparan
(Kontrol
paparan lingkungan
Ruptur
membran
(penurunan
Infection
Control
control
jaringan
peningkatan
amnion
Agen
untuk
menghindari paparan
patogen
Trauma
Kerusakan
NIC :
v Knowledge
Prosedur Infasif
Ketidakcukupan
pengetahuan
NOC :
hidup sehat
dalam
perilaku
mencuci
tangan
berkunjung
setelah
dan
berkunjung
meninggalkan pasien
Gunakan sabun antimikrobia
untuk cuci tangan
Cuci tangan setiap sebelum
dan
sesudah
tindakan
kperawtan
Gunakan baju, sarung tangan
sebagai alat pelindung
Pertahankan
lingkungan
aseptik
selama
pemasangan alat
Ganti letak IV perifer dan line
central
dan
dressing
Leukopenia,
penekanan
respon
inflamasi)
Tidak
adekuat
pertahanan
tubuh
perubahan
menurunkan
penurunan
cairan
tubuh
pH,
untuk
trauma
jaringan,
kerja
umum
Gunakan kateter intermiten
statis,
sekresi
perubahan
peristaltik)
Penyakit kronik
Infection
Protection
(proteksi
terhadap
infeksi)
Monitor
tanda
dan gejala
pasien
yang
beresiko
Pertahankan teknik isolasi k/p
Berikan perawatan kuliat pada
area epidema
Inspeksi kulit dan membran
mukosa
kemerahan,
terhadap
panas,
drainase
Ispeksi kondisi luka / insisi
bedah
Dorong masukkan
nutrisi
yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
Ajarkan
cara
menghindari
infeksi
Laporkan kecurigaan infeksi
Laporkan kultur positif
Ketidakseimbangan nutrisi
NOC :
NIC :
kurang
Nutrition Management
Fluid Intake
Kaji
makanan
Kolaborasi dengan ahli
dari
kebutuhan
tubuh
Berat badan 20 %
Kriteria Hasil :
ideal
Dilaporkan
kurang
(Recomended
Daily
mukosa
i kebutuhan nutrisi
v Tidk ada tanda tanda
malnutrisi
v Menunjukkan
Allowance)
Membran
konjungtiva
pucat
Kelemahan otot yang
rongga mulut
Mudah
merasa
kenyang,
setelah
meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan
tinggi
fungsi
makanan
Dilaporkan
adanya
perubahan
sensasi
untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang
(
sudah
dengan
ahli gizi)
Ajarkan
pasien
bagaimana
membuat
untuk
rasa
Perasaan
ketidakmampuan
serat
dikonsultasikan
mengunyah
kekurangan
mengandung
terpilih
protein
dan vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang
dimakan
sesaat
makanan
Dilaporkan atau fakta
adanya
peningkatan
untuk
menelan/mengunyah
Luka, inflamasi pada
tujuan
v Berat badan ideal sesuai
RDA
digunakan
peningkatan
dari
dan
-
v Adanya
adanya
alergi
Batasan karakteristik :
-
adanya
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
untuk
-
mengunyah
makanan
Miskonsepsi
Kehilangan
dengan
BB
makanan
normal
Monitor
adanya
cukup
Keengganan
makan
Kram pada abdomen
Tonus otot jelek
Nyeri
abdominal
dengan
makan
Monitor
selama makan
Jadwalkan pengobatan
atau
tanpa
patologi
Kurang
terhadap makanan
Pembuluh
darah
steatorrhea
Kehilangan
berminat
rambut
(rontok)
Suara usus hiperaktif
Kurangnya informasi,
misinformasi
jumlah
untuk
dan
orangtua
selama
lingkungan
tindakan
tidak
yang
biasa dilakukan
Monitor interaksi anak
atau
aktivitas
perubahan
pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut
kusam,
dan
mudah patah
Monitor mual
dan
muntah
Monitor
kadar
kesukaan
Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
Monitor
pucat,
kemerahan,
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
Monitor kalori
intake nuntrisi
Catat adanya edema,
hiperemik,
dan
hipertonik
oral.
Catat
jika
berwarna
lidah
magenta,
scarlet
Daftar Pustaka