Diagnosis PPDGJ III
Diagnosis PPDGJ III
(PPDGJ III)
dr. Agustina Sjenny,
Sp.KJ
R
1
RSJ
Tingkat
2
Kebutu
han
5
6
PKJ di RSU
Biay
a
PKJ di Puskesmas
PKJ Informal dan formal diluar sektor kesehatan
Pelayanan di tingkat individu dan keluarga
Jumlah kebutuhan
Sehat Jiwa
Perasaan sehat dan bahagia
Mampu menghadapi tantangan hidup
Dpt
menerima
orang
lain
sebagaimana adanya
Mempunyai sikap positif terhadap diri
sendiri dan orang lain
Gangguan Jiwa
Penyebab pasti : ??
Faktor bio-psiko-sosial
Gangguan Jiwa
Tidak semua perilaku, pikiran, atau
perasaan manusia yang nampak atau
bermanifestasi secara berbeda, tidak
lazim,
atau
menyimpang
adalah
gangguan jiwa
Terutama
bila
memakai
ukuran
normalitas, nilai-nilai pribadi, nilai
budaya
atau
masyarakat,
ataupun
perasaan subyektif.
Gangguan Jiwa
Bila hanya terjadi penyimpangan atau
konflik sosial saja tanpa disfungsi
seseorang tidak dimasukkan ke
dalam gangguan jiwa.
Dikategorikan sebagai gangguan jiwa
apabila
memenuhi
kriteria
gangguan jiwa.
pekerjaan,
sosial,
dan
Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa tidak berdiri sendiri
berkaitan dengan tubuh/fisik
Pemeriksaan fisik-psikis
Evaluasi secara komprehensif
evaluasi multiaksial
Evaluasi Multiaksial
Aksis I : Gangguan Jiwa
Aksis II : Ciri Kepribadian /Ggn Kepribadian
Aksis III :
Kondisi/Penyakit Fisik/Medik
Aksis IV :
Stresor psikososial
Gangguan Jiwa
Jenis gangguan jiwa : ringan berat
Pedoman
Penggolongan
dan
Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ
III) ~ ICD X
10 kelompok besar
PPDGJ III
F0 - F9 hierarkis
Ggn jiwa yang terletak dalam urutan
di atas mempunyai gejala >> dari
yang terletak di bawahnya.
Makin ke atas biasanya makin besar
tingkat
keparahan
atau
kedaruratannya, khususnya F0, F1,
F2, dan F3.
Demensia
Gangguan fungsi kognitif yg mencakup
gangguan daya ingat (segera dan
jangka pendek)
Dapat disertai gejala psikotik, depresi,
perubahan kepribadian
Penyebab : peny. Alzheimer, vaskular,
dll.
Bukan sekedar proses penuaan biasa
Delirium
Gangguan
kesadaran
(kesadaran
berkabut-koma) dan perhatian (tidak
mampu memusatkan, mempertahankan,
dan mengalihkan perhatian)
Ggn persepsi, proses pikir, daya ingat,
perilaku psikomotor, emosi dan siklus
tidur-bangun
Onset cepat, perjalanan penyakitnya
hilang-timbul sepanjang hari.
Intoksikasi
Penggunaan yang merugikan
Sindrom ketergantungan
Keadaan putus zat
Keadaan putus zat dengan delirium
Ggn psikotik
Sindrom amnestik
Ggn psikotik residual atau onset lambat
Ggn mental & perilaku lainnya
Ggn mental & perilaku YTT
Intoksikasi
(F1x.0)
Sindrom Ketergantungan
(F1x.2)
(F1x.3)
F2 : Skizofrenia, Ggn
Skizotipal dan Ggn Waham
F20: Gangguan skizofrenia
F21: Gangguan skizotipal
F22: Gangguan waham menetap
F23: Gangguan psikotik akut dan sementara
F24: Gangguan waham induksi
F25: Gangguan skizoafektif
F28: Gangguan psikotik non organik
F29: Gangguan psikotik non organik lainnya
Gangguan Skizofrenia
Ditandai adanya :
Penyimpangan yg fundamental dan
karakteristik dari pikiran & persepsi
Afek yg tdk sesuai atau tumpul
Kesadaran jernih
Kemampuan intelektual tetap terpelihara
Bisa terjadi kemunduran kognitif tertentu
Pedoman diagnostik
1.Harus ada 1 gejala yg sangat jelas atau
2 gejala bila kurang jelas :
Thought echo, thought insertion atau
withdrawal, thought broadcasting
Delusion of control, delusion of
influence,
delusion
of
passivity,
delusion perception
Halusinasi auditorik
Waham menetap jenis lainnya
Pedoman diagnostik
2. Atau paling sedikit hrs ada 2 gejala berikut
yg hrs selalu ada secara jelas :
Halusinasi yg menetap dari panca
indera apa saja
Arus pikiran yg terputus inkoherensi
Perilaku katatonik
Gejala negatif : apatis, afek tumpul, dll
menarik diri (bukan depresi/medikasi)
Pedoman diagnostik
3. Gejala berlangsung 1 bulan
4. Hrs ada perub yg konsisten & bermakna
dlm fungsi
Jenis Skizofrenia
F20.0 : Skizofrenia Paranoid
F20.1 : Skizofrenia Hebefrenik
F20.2 : Skizofrenia Katatonik
F20.3 : Skizofrenia Tak Terinci
F20.4 : Depresi Pasca Skizofrenia
F20.5 : Skizofrenia Residual
F20.6 : Skizofrenia simpleks
F20.8 : Skizofrenia lainnya
F20.9 : Skizofrenia YTT
Gangguan Skizotipal
Tdk dianjurkan u/ digunakan scr umum
krn tdk dibatasi scr tegas dg
skizofrenia
simpleks
atau
ggn
kepribadian skizoid/paranoid
Tdk prnh ditemukan gejala psikotik,
tapi dimasukkan ke dalam blok ini krn
tmsk dlm kelg skizofrenia
Gangguan Skizotipal
Bila digunakan sbg diagnosis, kriteria
diagnosisnya : hrs ada 3 atau 4 gejala
khas berikut scr terus menerus/episodik,
sedikitnya selama 2 tahun :
a. Afek tdk wajar atau menyempit
b. Perilaku atau penampilan yg aneh,
eksentrik, ganjil
Gangguan Skizotipal
c. Hub sosial yg buruk dg org lain dan
tendensi menarik diri
d. Kepercayaan yg aneh atau pikiran yg
bersifat magis yg mempengaruhi peilaku
dan tdk serasi dg norma budaya
setempat
e. Kecurigaan atau ide-ide paranoid
f. Pikiran obsesif berulang-ulang yg tak
terkendali
Gangguan Skizotipal
g. Persepsi panca indera yg tdk lazim
atau ilusi lain, depersonalisasi atau
derealisasi
h. Pikiran yg bersifat samar-samar,
berputar, penuh kiasan, sangat terinci
dan ruwet, atau stereotipik yg
bermanifestasi dlm pembicaraan yg
aneh atau cara lain, tanpa inkoherensi
yg jelas dan nyata
Gangguan Skizotipal
i. Sewaktu-waktu
ada
episode
menyerupai keadaan psikotik yg
bersifat sementara dg ilusi, halusinasi
auditorik atau lainnya yg bertubi-tubi,
dan gagasan mirip waham yg
biasanya terjadi tanpa provokasi dari
luar.
Gangguan Skizotipal
Individu hrs tdk pernah memenuhi
kriteria skizofrenia dalam stadium
manapun
Suatu riwayat skizofrenia pada salah
seorang anggota kelg terdekat
bobot tambahan
Gangguan Waham
Menetap
Pedoman diagnostik :
Waham mrpkan satu-satunya gejala yg
paling mencolok, hrs ada 3 bulan,
bersifat pribadi dan bukan budaya
setempat
Bisa terdapat gejala/episode depresif,
tetapi waham msh tetap ada pd saat
tdk terdapat ggn afektif
Gangguan Waham
Menetap
Tdk didapatkan bukti adanya penyakit
otak
Tdk boleh ada halusinasi auditorik
atau hanya kadang-kadang saja ada
dan bersifat sementara
Tdk
ada
riwayat
gejala-gejala
skizofrenia (waham dikendalikan, siar
pikiran, penumpulan afek, dll)
Gangguan Waham
Induksi
Diagnosis dibuat hanya jika :
Dua org atau lebih mengalami
waham atau sistem waham yg sama
dan
saling
mendukung
dalam
keyakinan waham itu.
Mrk mempunyai hub dekat
Gangguan Waham
Induksi
Gangguan Waham
Induksi
Gangguan Skizoafektif
Diagnosis dibuat hanya jika gejala definitif
adanya skizofrenia & ggn afektif sama-sama
menonjol pada saat yg bersamaan
Atau dlm bbrp hari yg satu sesudah yg lain
dlm 1 episode penyakit yg sama (episode tdk
memenuhi kriteria skizofrenia atau ggn
afektif)
Tdk dpt digunakan untuk pasien yg
menampilkan gejala skizofrenia dan ggn
afektif tetapi dlm episode yg berbeda
Episode Manik
Pikiran, perasaan, perilaku meningkat
Untuk episode manik tunggal
F30.0
F30.1
Hipomania
F30.2
F30.8
F30.9
Episode Depresif
Pikiran, perasaan, perilaku menurun
F32.0
F32.1
F32.2 :
psikotik
F32.3 :
psikotik
F32.8
F32.9
F40
(stressor
yg
tdk
yg
tdk
Ciri Kepribadian
F7.Retardasi Mental
Perkembangan mental yang terhenti atau
tidak lengkap
Ditandai oleh hendaya ketrampilan selama
masa perkembangan
Mempengaruhi semua tingkat intelegensi,
yi. kemampuan kognitif, bahasa, motorik,
dan sosial
Dapat terjadi dengan/tanpa gg.jiwa atau
gg.fisik lain
Retardasi Mental
F70 : RM Ringan
IQ 50-69
Educable, dapat mandiri
F71 : RM Sedang
IQ 35-49
Lazim ditemui disabilitas fisik
Trainable, dapat melakukan fungsi seharihari namun memerlukan pengawasan
Retardasi Mental
F72: RM Berat
IQ 20-34
Disabilitas motorik mencolok
F73: RM Sangat Berat
IQ <20
Vegetatif
Senantiasa memerlukan bantuan
Gangguan Perkembangan
(F80)
Gangguan Perkembangan
(F80)
Gangguannya
tidak
mempengaruhi
seluruh aspek intelegensi
Hendayanya berkurang secara progresif
dg bertambahnya usia anak
GP Pervasif
(F84)
GP Pervasif
(F84)
(F9)
F90 : Gg Hiperkinetik
Kurangnya perhatian serta ketekunan
dalam suatu kegiatan yang menuntut
keterlibatan kognitif
Aktivitas berlebih: ber-pindah2 kegiatan
tanpa menyelesaikan satu tugas pun,
aktivitas tidak beraturan dan
berlebihan
F90 : Gg Hiperkinetik
Harus nyata dalam lebih dari satu
situasi (mis. di rumah, di sekolah, di
klinik)
Onset dini (dalam 5 tahun pertama)