Tugas Panga2
Tugas Panga2
Di susun oleh :
WD.
DINNY
(P0013013029)
NARISWARI
ARFAH
KAMALUDIN
(P00130130)
PENYIMPANAN
o Serealia (Beras)
o Umbi (kentang)
KERUSAKKAN
o Serealia (Beras)
o Umbi (kentang)
Jenis-Jenis Kerusakan pada Umbi-Umbian
Umbi-umbian merupakan hasil tanaman sumber karbohidrat yang cukup penting di
samping serelia. Yang termasuk jenis umbi-umbian adalah ubi kayu, ubi jalar, talas, kentang,
bentul, uwi, dan sebagainya. Jenis umbi-umbian yang mengandung peranan penting di
Indonesia terutama ubi kayu dan ubi jalar. Umbi-umbian selain sebagai sumber karbohidrat
juga merupakan sumber cita rasa dan aroma karena mengandung aleoresin
Kerusakan yang terjadi pada umbi-umbian adalah terjadinya perubahan warna pada
daging kentang segar menjadi hitam. Dapat diakibatkan oleh reaksi pencoklatan secara
enzimatis yang menyebabkan rasa kentang menjadi pahit dan teksturnya lembek dan layu.
Kerusakan lain dapat berupa kulit terkelupas, memar dan terpotong secara
mikrobiologis ditandai pertumbuhan kapang Secara kimia disertai dengan perubahan warna
kebiru-biruan, coklat serta kehitaman oleh enzim ataupun bukan.Secara biologis ditandai
dengan adanya bekas gigitan/lubang. Pada umumnya, umbi-umbian mengandung kadar
protein lebih rendah dibanding serelia, hanya sekitar 0,5-1,5 g% tetapi kandungan protein ini
lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok ekstrak tepung.
Bila ditinjau dari penyebabnya, maka kerusakan bahan pangan dapat dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu kerusakan mikrobiologis, mekanis, fisik, blologis, dan kimia.
Kerusakan Mikrobiologis
Bermacam-macam mikroba seperti kapang, bakteri dan ragi mempunyai daya perusak
terhadap bahan hasil pertanian, Cara perusakannya adalah dengan cara menghidrolisa atau
mendegradasi makromolekul- makromolekul yang menyusun bahan tersebut menjadi fraksifraksi yang lebih kecil. Misalnya karbohidrat menjadi gula sederhana atau pemecahan lebih
lanjut dari gula menjadi asam-asam yang mempunyai atom karbon yang rendah. Protein
dapat dipecahkan menjadi gugusan peptida dan senyawa amida serta gas amoniak. Sedangkan
lemak dapat pecah menjadi gliserol dan asam-asam lemak.
Dengan terpecahnya karbohidrat (pati, pektin atau selulosa), maka bahan dapat
mengalami pelunakan. Terjadinya asam dapat menurunkan pH, dan terbentuknya gas-gas
hasil pemecahan dapat mempengaruhi bau dan citarasa bahan
Kerusakan mikrobiologis ini merupakan bentuk kerusakan, yang banyak merugikan
serta kadang-kadang berbahaya terhadap kesehatan manusia, karena racun yang diproduksi,
penularan serta penjalaran kerusakan yang cepat.
Pada umumnya kerusakan mikrobiologis tidak hanya terjadi pada bahan mentah,
tetapi juga pada bahan setengah jadi maupun bahan hasil olahan. Bahan-bahan yang telah
rusak oleh mikroba dapat menjadi sumber kontaminasi yang berbahaya bagi bahan-bahan lain
yang masih sehat atau segar. Karena bahan yang sedang membusuk mengandung mikrobamikroba yang masih muda dan dalam pertumbuhan ganas (log phase), sehingga dapat
menular dengan cepat ke bahan-bahan lain yang ada didekatnya.
Kerusakan Mekanis
Kerusakan mekanis disebabkan karena adanya benturan-benturan mekanis, misalnya
benturan antara bahan itu sendiri atau karena benturan alat dengan bahan tersebut. Waktu
pelemparan bahan ke dalam unggukan atau ke dalam wadah banyak menyebabkan terjadinya
saling benturan satu lama lain atau dengan dinding wadah.
Beberapa umbi-umbian mengalami cacat karena tersobek atau terpotong oleh cangkul
atau alat penggali yang lain. Tertindihnya bahan- bahan pangan oleh benda Iain dapat
menyebabkan kerusakan bahan secara mekanis.
Banyak kerusakan mekanis tersebut terjadi selama pengangkutan. Barang-barang yang
diangkut secara bulk transportation, bagian bawahnya akan tertindih dan tertekan dari bagian
atas dan sampingnya sehingga mengalami pememaran, apalagi dalam kendaraan yang sedang
berjalan seolah-olah, bahan-bahan yang ada di dalam digoncang dengan kuat, sehingga
banyak mengalami kerusakan mekanis.
Kerusakan mekanis juga dapat disebabkan karena bahan jatuh dari tangan atau alat
pengangkutan, sehingga terbentur dengan benda-benda keras seperti batu atau tanah, yang
dapat mengalami pememaran dan kerusakan. Semua bentuk kerusakan tersebut direbut
kerusakan mekanis.
Kerusakan Biologis
Yang dimaksud dengan kerusakan biologis yaitu kerusakan yang disebabkan karena
kerusakan fisiologis, serangga dan binatang pengerat (rodentia).
atau adanya bekas-bekas gigitan. Terdapatnya kepompong, ulat dan sebagainya. Sering
digunakan sebagai tanda kerusakan.
Faktor Utama Penyebab Kerusakan Pada Pangan Khusunya Umbi-Umbian
Kerusakan bahan pangan dapatdisebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
pertumbuhan dan aktifitas mikroba terutama bakteri, kapang dan khamir, aktifitas enzimenzim di dalam bahan pangan, serangga, parasit dan tikus suhu termasuk suhu pemanasan
dan pendinginan, kadar air, udara termasuk oksigen, sinar dan waktu.
Dalam keadaan optimum bakteri memperbanyak diri dengan cepat. Dari satu sel
menjadi dua hanya memerlukan waktu 20 menit, dan seterusnya tumbuh dan berlipat ganda
menurut fungsi eksponensial. Misalnya susu yang pada keadaan tertentu mengandung
100.000 bakteri per ml, jika dibiarkan pada suhu kamar selama 24 jam jumlah bakteri dapat
menjadi 25 juta, dan dalam 96 jam dapat menjadi 5.000 juta.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba diantaranya adalah, pH,
RH,suhu, oksigen, mineral dan lain-lainnya. berikut ini contoh beberapa bentuk kapang yang
diperlihatkan pada Gambar 3.2.
Pertumbuhan mikroba tidak pernah terjadi tanpa adanya air. Air dalam substrat yang
dapat digunakan untuk pertumbuhan mikroba biasanya dinyatakan dengan istilah water
activity (aw), yaitu perbandingan antara tekanan uap air dari larutan (P) dengan tekanan uap
air murni pada suhu yang sama (P0).
aw = p/p0X
Menurut hukum RAOULT, aw berbanding lurus dengan jumlah molekul di dalam
pelarut (solvent) dan berbanding terbalik dengan jumlah molekul di dalam larutan (solution).
dimana:
ny
= jumlah molekul dari zat yang dilarutkan (solute).
n2 = jumlah molekul pelarut (solvent), yang dimaksud disini adalah air.
ny + n2 = jumlah molekul di dalam larutan(solution).
Istilah aw dibedakan dengan RH sebagai berikut, yaitu a w digunakan untuk larutan atau
bahan makanan, sedangkan RH untuk udara atau ruangan.
1. Bakteri
Umumnya bakteri membutuhkan air (available water) yang lebih banyak dari kapang
dan ragi. Sebagian besar dari bakteri dapat tumbuh dengan baik pada a w mendekati 1,00. Ini
berarti bahwa bakteri dapat tumbuh dengan baik dalam konsentrasi gula atau garam yang
rendah, kecuali bakteri- bakteri yang mempunyai toleransi terhadap konsentrasi gala dan
garam yang tinggi. Media untuk sebagian besar bakteri mengandung gula tidak lebih dari 1%
dan garam tidak lebih dari 0,85% (larutan garam fisiologis). Konsentrasi gula 3 - 4% dan
garam 1 - 2% dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri.
Water activity (aj yang optimum dan batas terendah untuk tumbuh tergantung dari
macam bakteri, makanan, suhu, pH, adanya oksigen, C02 dan senyawa-senyawa penghambat.
Contoh batas aw terendah dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Macam bakteri
aw terendah
Paseudomonas
0,97
Achromobacter
0,96
Eschericia coli
0.96
Bacillus subtilis
0,95
Aerofiacter aerogenes
0.9 5
Staphylococcus aureus
0,86
Clostridium botulinum
0,95
xerophylik adalah 0,65 Staphylococcus aureus dan Salmonella sp., mempunyai a w optimum
0,99, untuk Eschericia coli 0,99 dan untuk Streptococcus fa'ecalis 0,98.
2. Kapang
Pada umumnya sebagian besar dari kapang membutuhkan a w yang lebih sedikit
daripada khamir dan bakteri. Hal inilah yang menyebabkan makanan-makanan yang
dikeringkan lebih banyak dirusak oleh kapang daripada oleh bakteri dan khamir
Water activity optimum dan kisaran aw untuk spora-spora aseksual bergerminasi
adalah berbeda-beda untuk tiap-tiap kapang. Pada beberapa I- kapang, a w minimum untuk
spora-spora bergerminasi adalah 0,62, sedangkan untuk kapang lain seperti Mucor, Rhizopus
dan Botrytis adalah 0,93.
Setiap kapang mempunyai aw minimum untuk tumbuh. Contohnya aw optimum untuk
Aspergillus sp. adalah 0,98 dan untuk Pennicillium sp. adalah 0,99. Untuk mencegah
pertumbuhan kapang sebaiknya aw diturunkan hingga dibawah 0,62, walaupun pada a w
dibawah 0,70 sudah dapat mencegah pertumbuhan kapang perusak makanan, sedangkan aw
dibawah 0,94 akan menghambat pertumbuhan Rhizopus dan dibawah 0,85 akan menghambat
pertumbuhan Aspergillus sp.
Pengurangan aw dibawah batas optimum untuk kapang, akan menunda proses
germinasi dan mengurangi kecepatan pertumbuhan. Hal ini merupakan faktor penting dalam
pengawetan makanan Kadar air 14 15% pada tepung terigu dan beberapa buah-buahan yang
dikeringkan sudah cukup untuk mencegah pertumbuhan kapang.
3. Khamir
Sebagian besar dari khamir tumbuh baik dengan persediaan air yang banyak atau pada
aw yang tinggi. Tetapi karena banyak khamir yang dapat tumbuh pada konsentrasi gula dan
garam yang lebih tinggi daripada bakteri, maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa khamir ini
membutuhkan air yang lebih sedikit daripada bakteri. Tetapi kebanyakan khamir
membutuhkan air yang lebih banyak daripada kapang.
Umumnya batas aw terendah untuk khamir adalah sekitar 0,88 0,94. Untuk khamir
pada bir, aw minimum yang dibutuhkan adalah 0,94, sedangkan untuk khamir yang biasa
tumbuh pada susu kental manis adalah 0,90 dan untuk khamir pada roti adalah 0,91. Khamir
yang bersifat osmophylic dapat terhenti pertumbuhannya dalam larutan garam dan gula
(sirup) yang mempunyai aw < 0,78.
Suhu
Setiap mikroba, baik bakteri, kapang dan khamir mempunyai suhu optimum, suhu
minimum dan suhu maksimum untuk tumbuh. Suhu optimum terendah dimana mikroba
masih dapat tumbuh dan suhu maksimum yaitu suhu tertinggi untuk pertumbuhan mikroba.
1. Bakteri
Suhu pertumbuhan untuk setiap bakteri berbeda-beda. Bakteri psychrophylic
(cryophylic) dapat tumbuh dengan kecepatan yang relatif tinggi pada suhu 0 C. Bakteri
psychrotrophyc dapat tumbuh pada suhu lemari es dibawah 10 C
Berdasarkan suhu optimumnya yaitu antara 20 C dan 45 C, kebanyakan bakteri
tersebut digolongkan dalam bakteri maesophylic. Bakteri-bakteri yang mempunyai suhu
optimum diatas 45 C termasuk golongan thermophylic dan bakteri ini ada yang obtigat atau
fakultatif thermophylic. Perubahan suhu yang sedikit saja, akan menghasilkan pertumbuhan
bakteri yang berbeda.
2. Kapang
Konsentrasi ion hidrogen yang aktif yang biasa dinyatakan dengan pH sering
menentukan macam mikroba yang tumbuh dalam makanan dan produk yang dihasilkan.
Setiap mikroba masing-masing mempunyai pH optimum, minimum dan maksimum untuk
pertumbuhannya.
Sebagian besar bakteri tumbuh paling baik pada pH mendekati netral, tetapi beberapa
bakteri menyukai suasana asam dan yang lain dapat tumbuh dengan sedikit asam atau dalam
suasana basa.
Sebagian besar kapang dapat tumbuh pada kisaran pH yang lebar yaitu 2, 8,5, tetapi
biasanya senang hidup pada pH asam.
Pertumbuhan khamir pada umumnya lebih baik pada suasana asam dengan pH 4,0 4,5 dan khamir ini tidak akan tumbuh dengan baik pada suasana basa.
Oksigen
Enzim
Enzim yang ada pada bahan pangan dapat berasal dari mikroba atau memang sudah
ada pada bahan pangan tersebut secara normal. Enzim ini memungkinkan teijadinya reaksireaksi kimia dengan lebih cepat tergantung dari enzim yang ada, dan dapat mengakibatkan
bermacam-macam perubahan pada komposisi bahan pangan.
Jika enzim telah diinaktifkan baik oleh panas, secara kimia, radiasi atau perlakuan
lainnya, maka tentu saja reaksi-reaksi tersebut berjalan sangat lambat atau berhenti sama
sekali. Beberapa reaksi enzim yang tidak berlebihan bahkan dapat menguntungkan kita,
misalnya pada pematangan tomat sesudah dipetik, atau pada pengempukan daging selama
ageing dengan enzim pepsin (proteinase). Tetapi pengempukan dan pematangan yang
berlebihan dapat menyebabkan kebusukan.
Keaktifan maksimum dari enzim pada umumnya terletak antara pH 4, 8, atau di
sekitar pH 6. Tetapi pepsin masih aktif sampai pH 2, dan enzim phosphatase di dalam darah
aktif sampai pH 9.
Jika makanan disterilisasi atau dipasteurisasi untuk menginaktifkan mikroba, maka
enzim akan sebagian atau seluruhnya rusak dan inaktif. Juga jika makanan didinginkan
dengan tujuan untuk mengurangi aktifitas mikroba, maka keaktifan enzim-enzim didalamnya
juga akan terhambat.
Beberapa enzim mungkin lebih tahan terhadap pemanasan, pendinginan, pengeringan,
radiasi atau cara-cara pengawetan lainnya daripada mikroba. Misalnya pemanasan atau
radiasi mungkin efektif untuk membunuh mikroba, tetapi enzim-enzim tertentu mungkin
masih dapat aktif.
dibekukan, emulsinya akan pecah dan lemaknya terpisah. Pembekuan juga dapat
menyebabkan denaturasi protein susu dan menyebabkan penggumpalan.
Buah-buahan dan sayuran setelah dipanen membutuhkan suhu penyimpangan yang
optimum, seperti juga kehidupan yang lain. Suhu pendinginan sekitar 4,5 C dapat mencegah
atau memperlambat proses pembusukan.
Kadar Air
Kadar air pada permukaan bahan dipengaruhi oleh kelembaban nisbi RH udara
disekitarnya. Bila kadar air bahan rendah sedangkan RH disekitarnya tinggi, maka akan
terjadi penyerapan uap air dari udara sehingga bahan menjadi basah atau kadar airnya
menjadi lebih tinggi. Bila suhu bahan lebih rendah (dingin) akan terjadi kondensasi udara
pada permukaan bahan dan dapat merupakan media yang baik bagi perkembangbiakan
bakteri atau pertumbuhan kapang. Kondensasi ini tidak selalu berasal dari luar bahan. Di
dalam pengepakan, beberapa bahan pangan seperti buah-buahan dan sayuran dapat
menghasilkan air dari respirasi dan transpirasi. Air ini dapat membantu pertumbuhan
mikroba.
Bahan pangan kering juga dapat menghasilkan air misalnya jika suhu naik selama
pengepakan, akibatnya kelembaban nisbi pada permukaan akan berubah. Uap air ini
kemudiandapat berkondensasi pada permukaan bahan pangan, terutama jika suhu
penyimpanan menurun.
Sinar (cahaya)
Sinar dapat merusakkan beberapa vitamin terutama riboflavin, vitamin A dan vitamin
A, juga dapat merusakan warna bahan pangan. Misalnya susu yang disimpan di dalam botol
yang tembus cahaya flavornya dapat berubah karena terjadinya oksidasi lemak dan perubahan
protein yang dikatalis oleh sinar. Bahan-bahan yang sensitif terhadap sinar dapat dilindungi
dengan cara pengepakan di dalam bahan yang tidak tembus sinar.
Waktu
PENGOLAHAN
o Serealia (Beras) di olah menjadi rangginang
Catatan:
Apabila hujan, maka keripik dikeringkan dengan tungku atau kompor
BAHAN
1) Kentang 10 kg
2) Minyak goreng 1 kg