Anda di halaman 1dari 4

Kriteria Diagnosis HIV/AIDS

Di negara-negara berkembang, sistem WHO untuk infeksi HIV digunakan dengan


memakai data klinis dan laboratorium, sementara di negara-negara maju
digunakan sistem klasifikasi Centers for Disease Control (CDC) Amerika Serikat.
CDC mengklasifikasikan HIV/AIDS pada remaja (>13 tahun dan dewasa)
berdasarkan dua sistem, yaitu dengan melihat jumlah supresi kekebalan tubuh
yang dialami pasien serta stadium klinis. Jumlah supresi kekebalan tubuh
ditunjukkan oleh limfosit CD4+. Sistem ini terdiri dari tiga kategori yaitu:
a. Kategori Klinis A : CD4+ > 500 sel/ml

Meliputi infeksi HIV tanpa gejala (asimptomatik), Limfadenopati


generalisata yang menetap, infeksi HIV akut primer dengan penyakit
penyerta atau adanya riwayat infeksi HIV akut.
b. Kategori Klinis B : CD4+ 200-499 sel/ml
Terdiri atas kondisi dengan gejala (simptomatik) pada remaja atau orang
dewasa yang terinfeksi HIV yang tidak termasuk dalam kategori C dan
memenuhi paling sedikit satu dari kriteria berikut yaitu keadaan yang
dihubungkan dengan infeksi HIV atau adanya kerusakan kekebalan
dengan perantara sel (cell mediated immunity), atau kondisi yang dianggap
oleh dokter telah memerlukan penanganan klinis atau membutuhkan
penatalaksanaan akibat komplikasi infeksi HIV. Termasuk kedalam
kategori ini yaitu Angiomatosis basilari, Kandidiasis orofaringeal,
Kandidiasis vulvovaginal, Dysplasia leher rahim, Herpes zoster, Neuropati
perifer, penyakit radang panggul.
c. Kategori Klinis C : CD4+ < 200 sel/ml
Meliputi gejala yang ditemukan pada pasien AIDS dan pada tahap ini
orang yang terinfeksi HIV menunjukkan perkembangan infeksi dan
keganasan yang mengancam kehidupannya, meliputi : Sarkoma Kaposi,
Kandidiasis bronki/trakea/paru, Kandidiasis esophagus, Kanker leher
rahim invasif, Coccidiodomycosis, Herpes simpleks, Cryptosporidiosis,
Retinit is virus sitomegalo, Ensefalopati yang berhubungan dengan HIV,
Bronkitis/Esofagitis

atau

Pneumonia,

Limfoma

Burkitt,

Limfoma

imunoblastik dan Limfoma primer di otak, Pneumonia Pneumocystis


carinii.
Menurut WHO, diagnosis untuk HIV/AIDS bisa dilakukan dengan melihat
kriteria mayor dan minor dan dilanjutkan dengan melakukan test HIV. Untuk
Dewasa (>12 tahun) dikatakan mengidap AIDS apabila test HIV (+) dan
ditemukan 2 gejala mayor dan 1 gejala minor. Ditemukan Sarcoma Kaposi atau
Pneumonia pneumocystis cranii. Untuk anak - anak (< 12 tahun) dikatakan
mengidap AIDS apabila:

Usia diatas 18 bulan: test HIV (+) dan ditemukan 2 gejala mayor dan 2
gejala minor.

Usia kurang dari 18 bulan: test HIV ( + ) dan ditemukan 2 gejala mayor
dan 2 gejala minor dengan ibu yang HIV (+).

Berikut kriteria mayor dan minor dari HIV/AIDS:


Gejala Mayor:
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
- Demensia/ HIV ensefalopati
Gejala Minor:
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
- Retinitis virus sitomegalo

Kesimpulan
Diagnose HIV/AIDS dapat ditegakkan dengan menggunakan salah satu dari dua
metode yaitu CDC dan WHO. CDC mengklasifikasikan HIV/AIDS berdasarkan
jumlah supresi kekebalan tubuh (limfosit CD4+) yang dialami pasien serta
stadium klinisnya. Sedangkan WHO menggunakan kriteria mayor dan minor serta
dengan melakukan test HIV.
Pasien HIV/AIDS pada umumnya mengalami penurunan daya tahan tubuh,
sehingga rentan terserang suatu penyakit, salah satunya penyakit kulit. Adapun
beberapa jenis penyakit kulit yang sering terjadi pada orang dengan HIV/AIDS
antara lain: oral candida, herper simpleks, herpes zoster, veruka vulgaris,
moluscus contangiosum, oral leukoplakia, candida albikan, tinea, dermatitis
seboroik, psoriasis, scabies, dan popular pruritus eruption.

Saran
Seperti yang kita ketahui, bahwa orang dengan HIV/AIDS mengalami penurunan
system imun, sehingga disarankan kepada penderita untuk selalu menjaga
kebersihan baik badan maupun lingkungan. Agar tidak mudah terserang penyakit
khususnya penyakit kulit.

Sidebang. 2011. HIV/AIDS.


Available @ http/:
www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23458/4/Chapter
%20II.pdf

Diakses pada tanggal 4 juni 2014


Bennet J,N. 2014. HIV disease. Medscape.
Available @ http/:
http://emedicine.medscape.com/article/211316-overview#showall
Diakses pada tanggal 4 juni 2014

Anda mungkin juga menyukai