BANJARBARU, SABTU--Kegigihan Gubernur Kalimantan Selatan Drs.H.

Rudy Ariffin
untuk segera memindahkan ibukota Provinsi Kalsel dari saat ini di Banjarmasin ke
Banjarbaru mendapat protes dari pendahulunya mantan Gubernur Kalsel Drs.H.Sjacril
Darham karena dinilai sebagai proyek yang berlebih-lebihan.
"Rencana pemindahan ibukota pemerintahan Provinsi Kalsel ke Banjarbaru merupakan
proyek yang terlalu berlebihan dan sebaiknya tidak dilakukan," katanya kepada wartawan
di Banjarmasin, akhir pekan.
Dikatakan, akan lebih baik bila Banjarbaru dijadikan sebagai kota pendidikan, dengan
memindahkan seluruh fasilitas Unlam yang ada di Banjarmasin ke Banjarbaru.
"Saya tidak sependapat dengan rencana pemindahan pemerintahan ke Kota Banjarbaru,
itu proyek yang terlalu macam-macam, lebih baik Banjarbaru menjadi Kota pendidikan,"
ucapnya.
Kalaupun pemerintahan di pindah ke Banjarbaru, tambah Sjachriel tidak akan terlalu
banyak keuntungan yang diperoleh bagi dua daerah, baik itu Banjarbaru maupun
Banjarmasin.
"Saya sarankan kepada Dinda Rudy agar tidak membuat proyek yang macam-macam
dulu, perhatikan saja masalah pendidikan, bangun gedung-gedung sekolah yang rusak,
karena itu yang utama," katanya.
Sementara itu Rudy Ariffin mengungkapkan, kini telah menentukan dua lokasi yang dari
empat lokasi yang telah ditunjuk untuk pembangunan gedung pemerintahan Pemprov
kalsel.
"Dua Lokasi telah kita tetapkan untuk rencanan pembangunan gedung Pemprov Kalsel,
dimana lokasinya masih rahasia, yang pasti dua lokasi dari empat wilayah yang telah
ditetapkan," katanya.
Rencananya, pemindahan gedung Pemerintahan Pemprov Kalsel tersebut memerluka
lokasi seluas 300 hektar, untuk seluruh kantor dan dinas termasuk Polda, Korem dan
Pengadilan serta kantor lainnya.
Pemindahan gedung pemerintahan tersebut perlu dilakukan, karena gedung yang ada
dinilai dalam waktu empat tahun lagi sudah tidak layak untuk digunakan karena tidak
akan mampu menampung jumlah pegawai yang ada, sementara untuk perluasan sudah
tidak mungkin dilakukan.