STUDI PUSTAKA
A. DEFINISI KONTRASEPSI
Kontrasepsi adalah upaya pencegahan kehamilan yang bersifat sementara ataupun
menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat secara mekanisme,
menggunakan obat / alat, atau dengan operasi. (Arief Mansjoer, 2001). Dalam penerapannya,
penggunaan kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan kontrasepsi yaitu: (1) menunda
kehamilan, (2) menjarangkan kehamilan, dan (3) mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil
lagi). Selain itu penggunaan kontrasespi harus di dasarkan kepada ciri-ciri kontrasepsi yang
diperlukan, indikasi medic dari pasien, keputusan pasien, sesuai dengan standart keselamatan
pasien dan juga sesuai dengan standart operasional profesi. Di Indonesia hukum mengenai
kontrasepsi
sebagian
besar
telah
tercakup
dalam
keputusan
Menkes
RI
B. MACAM-MACAM KONTRASEPSI
a. Metode Perlindungan
Metode kontrasepsi jenis ini yang paling banyak digunakan adalah Kondom; yang
juga termasuk metode ini adalah diafragma, kondom untuk wanita, dan juga spermatisida
(anonym, 2009).
1. Kondom, bekerja dengan mencegah sperma bertemu dengan sel telur sehingga tidak
terjadi pembuahan. Penggunaan kondom akan lebih efektif bila digunakan bersama
dengan spermatisida (senyawa kimia terdapat dalam bentuk jeli, tablet vagina, kream,
busa vaginal yang berfungsi membunuh sperma). Efek samping dari kondom adalah
bila terdapat alergi terhadap karet kondom. Keuntungan dari kondom dapat dibeli
secara bebas di apotek-apotek, mudah digunakan dan kondom juga memperkecil
penularan penyakit kelamin.
2. Spermatisida, bahan kimia aktif untuk membunuh sperma, berbentuk cairan, krim
atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama.
Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering
terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan
terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama.
3. Vaginal diafragma, lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut
rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat
kecil, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas
80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau
terlalu cepat dilepas.
b. Hormonal
Ada beberapa cara/metode yang dapat diberikan yaitu suntikan, bentuk pil yang
diminum serta susuk atau implant. Pemakaian kontrasepsi dengan metode hormonal tidak
dianjurkan untuk wanita dengan riwayat tekanan darah tinggi atau penyakit jantung.
1. Pil. Pil termasuk metode yang efektif saat ini, bekerja dengan mencegah pelepasan sel
telur. Pil mempunyai efektifitas yang tinggi (99%) bila digunakan dengan tepat dan
secara teratur.
2. Suntik. Suntikan dan implant/susuk mempunyai cara kerja seperti pil.
3. Susuk. Implant/susuk dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah kulit di bagian
tangan yang dilakukan oleh dokter anda, dan hormon yang terdapat dalam tabung akan
terlepas sedikitsedikit untuk mencegah kehamilan.
4. Koyo Kontrasepsi (Patch). Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang
berkulit sensitif sering menimbulkan reaksi alergi.
Alat kontrasepsi hormonal mengandung hormon-hormon reproduksi wanita.
Alat kontrasepsi hormonal mencegah proses pematangan sel telur sehingga tidak bisa
dibuahi. Metode kontrasepsi ini terdiri dari jenis pil, suntikan, dan susuk. (Anonim, 2008).
Kontra indikasi pil adalah penderita sakit kuning, kelainan jantung, varises, hipertensi,
diabetes, migrainm, dan pendarahan tanpa sebab yang jelas. Kontra indikasi suntik adalah
ibu hamil, penderita tumor/kanker, penyakit jantung, hati, hipertensi, diabetes, dan
penyakit paru-paru. Kontra indikasi susuk adalah penderita tumor, gangguan jantung, hati,
hipertensi, diabetes, usia >35 tahun, dan pendarahan tanpa sebab yang jelas. Wanita yang
belum mempunyai anak tidak dianjurkan menggunakan susuk KB. (Anonim, 2008).
c. Kontrasepsi Teknik
1. Coitus Interruptus (senggama terputus), ejakulasi dilakukan di luar vagina.
Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang
sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar
2. Sistem kalender (pantang berkala). Pada beberapa wanita ini menjadi satu-satunya
metode yang dapat diterima. Cara ini adalah dengan memperkirakan saat masa subur
(ovulasi) dan tidak melakukan hubungan seksual pada saat tersebut. Metode ini tidak
terlalu efektif dan diperlukan kedisiplinan dari wanita untuk selalu mengetahui waktu
ovulasi atau masa subur. Dan sebaliknya pada wanita dengan siklus menstruasi yang
tidak
teratur
akan
sulit
untuk
menggunakan
metode
ini.
Menurut ajaran agama Islam, kontrasepsi dilihat dari motivasi dan tujuan (QS. Al
Anam: 151). Bila karena motivasi ekonomi yang dalam artian merasa tidak mampu
menanggung biaya hidup anak maka hal itu dilarang. Tetapi jika ada indikasi medik dan
kemaslahatannya lebih banyak maka diperbolehkan. Namun secara umum, KB dapat
diterima dalam ajaran Islam. Alat kontrasepsi yang dapat diterima syari adalah yang
menghalangi bertemunya ovum dengan sperma, dan adanya pembolehan cara ber-KB jika
pelaksanaannya tidak bertentangan dengan batasan syari yang lain. (Zuhroni, et.al., 2003).
Menurut ajaran agama Kristen, KB dilarang jika dalam pelaksanaannya dikarenakan
karena tidak ingin punya anak namun jika telah mempunyai anak maka kontrasepsi
dibolehkan. Kontrasepsi diperbolehkan jika dilihat dari segi kesehatan, menjaga kemampuan
jika sudah punya anak, menjaga jarak kelahiran dan karena sebab penundaan sampai mental
orang tua benar-benar siap.
Sedangkan menurut ajaran agama Katolik, kontrasepsi benar-benar tidak ada
tuntunannya jika tidak ada indikasi medik.
Hak pasien
Mendidik pasien dan keluarganya
Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staff tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.