Nyeri myofascial adalah titik-titik yang hiper-iritasi, memiliki ciri khas tersendiri,
terasa bunyi bila ditekan, yang terletak pada taut band otot skeletal. Nyeri
myofascial dicirikan dengan adanya trigger point atau titik cetus. Titik cetus ini
sangat nyeri bila ditekan dan dapat menghasilkan nyeri rujukan (reffered pain),
disfungsi motorik dan fenomena autonom (keringat yang kurang di daerah yang
nyeri). Trigger point yang menghasilkan reffered pain kadang tidak berhubungan
dengan penjalaran saraf.
Penyebab dari nyeri myofascial dibagi menjadi dua yaitu mekanik dan ergonomic.
Penyebab mekanik yang dimaksudkan disini adalah terjadinya trauma akut atau
repetitive mikrotrauma. Trauma ini biasanya disebabkan karena postur tubuh yang
jelek (scoliosis, lordosis, kyposcoliosis), defisiensi vitamin, gangguan tidur dan
problem pada sendi. Sedangkan penyebab secara ergonomic misalnya posisi tidur
yang jelek, posisi kerja yang buruk, sering memakai sepatu dengan hak tinggi, dan
sebagainya.
Gejala dari nyeri myofascial biasanya muncul di sekujur tubuh dari kepala sampai
kaki. Di daerah kepala, nyeri ini sering mengakibatkan terjadinya nyeri kepala,
migraine, leher tegang, vertigo, nyeri bahu sampai tangan (yang sering
disalahartikan dengan asam urat). Di daerah punggung, nyeri ini sering
mengakibatkan terjadinya nyeri pinggang (Low Back Pain/LBP), nyeri menjalar
sampai kaki, dan sebagainya. Otot adalah organ penggerak aktif. Otot potensial
sekali untuk terjadi trigger point. Trigger point sering terjadi pada otot-otot yang
berperan mempertahankan postur tubuh, seperti otot-otot leher, bahu, lumbal,
pelvic girdle. Adanya buldel yang hipersensitif atau nodul pada serabut otot yang
lebih keras dari konsistensi normal maka secara khas berkaitan dengan trigger
point.
Palpasi pada trigger point dapat menimbulkan nyeri secara langsung diatas area
yang terkena dan/atau menyebabkan radiasi nyeri kearah zona referensi dan timbul
respon local twitch (kejang local). Nyeri myofascial dapat dirasakan dengan mudah
jika otot tersebut diregang sekitar 2/3 dari panjang maksimal.
Menurut John Halford, terdapat tiga jenis trigger point yang berkembang dalam otot,
ligament dan kapsul sendi, yaitu :
1. Inactive trigger point : kondisi ini seperti gunung berapi yang tidak lagi aktif
2. Latent trigger point : kondisi ini seperti gunung berapi yang bergemuruh
3. Active trigger point : kondisi ini seperti gunung berapi yang aktif dan bergemuruh
Otot yang mengalami masalah adalah otot Latissimus Dorsi serta Teres Minor dan
otot Teres Major.
Masalah pada otot ini sering sekali terjadi pada wanita muda terutama akibat cara
membawa beban yang salah, seperti pada pemakaian tas gendong atau jinjing yang
terlampau berat atau lama. Masalah pada otot-otot di atas sering sekali
menyebabkan sakit yang menyebar ke daerah dada, pinggang, dan paha atas.
Salah Satu Gejala Umum Dari Nyeri Myofascial Pada Otot Teres Mayor dan Minor
Adalah pada Upper Limb. Otot-otot melekat pada tulang belikat adalah situs umum
untuk memicu poin yang dapat menyebabkan nyeri ekstremitas atas. Ini termasuk
subskapularis, infraspinatus, teres mayor dan serratus anterior. Hal ini tidak biasa
untuk memicu poin di lokasi tersebut untuk merujuk sakit dua sisi pergelangan
tangan dan jari. Cedera fleksi ekstensi pada leher sering mengaktifkan titik pemicu
dalam pectoralis minor dengan rasa sakit menjalar atau bawah sisi ulnar dari
tangan dan masuk ke jari kelingking. Mikrotrauma pada jaringan otot akan
menimbulkan inflamasi yang kemudian pada tahap lanjut terjadi pembekuan
jaringan collagen dan perlengketan diantara serabut collagen. Keadaan ini jika
berlangsung lama dapat terjadi tightness (munculnya taut band pada serabut otot),
pemendekan otot dan nyeri otot yang bersifat kronik, serta terjadinyamyofibril
spasme, kontraktur jaringan ikat otot (perimyesium, epimyesium dan
endomyesium) dan perlengketan jaringan ikat otot dengan myofibril. Akibatnya,
fleksibilitas otot menjadi hilang atau berkurang sehingga terjadi keterbatasan
lingkup gerak sendi.
C. Modalitas Dan Terapi Pada Myofascial Syndrome Otot Teres Mayor Dan Minor
Terapi pada kondisi myofascial pain syndrome dapat dipilahkan menjadi terapi
farmakologik dan nonfarmakologik. Pada terapi farmakologi biasanya dokter akan
memberikan obat pereda nyeri atau OAINS. Sedangkan pada terapi non farmakologi
dapat dilakukan pemberian terapi oleh fisioterapi atau akupunktur. Program terapi
yang dapat diberikan oleh fisioterapis bermacam-macam, yang paling penting
adalah menentukan dimana lokasi dari trigger point berada. Setelah ditemukan
lokasi trigger point misalnya Di Otot Teres Mayor dan Minor, baru kemudian
diberikan modalitas terapi misalnya diberikan stimulasi elektrik dengan
menggunakan TENS (Transcutaneous Electricalstimulation of Nerve System) pada
trigger point, pemberian massage therapy, manipulative peripheal (stretch muscle),
diathermy, dan sebagainya. Adanya mikrotrauma pada jaringan otot akan
menimbulkan inflamasi yang kemudian pada tahap lanjut terjadi pembekuan
jaringan collagen dan perlengketan diantara serabut collagen. Keadaan ini jika
berlangsung lama dapat terjadi tightness (munculnya taut band pada serabut otot),
pemendekan otot dan nyeri otot yang bersifat kronik sehingga menimbulkan kondisi
yang biasa disebut dengan myofascial pain. Pada myofascial pain terjadi myofibril
spasme, kontraktur jaringan ikat otot (perimyesium, epimyesium dan
endomyesium) dan perlengketan jaringan ikat otot dengan myofibril. Akibatnya,
fleksibilitas otot menjadi hilang atau berkurang sehingga terjadi keterbatasan
lingkup gerak sendi. Sering terjadi misdiagnosa untuk kondisi myofascial pain
syndrome ini. Oleh karena itu dibutuhkan pemeriksaan yang teliti agar didapatkan
hasil terapi yang maksimal.
D. Alasan Diberinya Manual Terapi Pada Myofascial Pain Syndrome M Teres Mayor
dan Minor
Keluhan umum dari penderita migrain dan sakit kepala bertekanan adalah tekanan
otot kronis di bagian punggung atas, leher, dan kulit kepala. Hal ini saja sudah
cukup menyakitkan dan bahkan dapat memicu terjadinya episode migrain. Sakit
kepala bertekanan sering dialami bersamaan dengan migrain pada banyak pasien.
Salah satu teorinya adalah tekanan dan sakit kepala migrain berada di dalam
rangkaian yang sama, dan tekanan otot merupakan bagian dari sebagian besar
migrain.
Salah satu metode yang penting guna mengurangi tekanan pada otot dan
mencegah terbentuknya tekanan otot kronis, yaitu dengan merengganggkan otot
dan jaringan lunak yang terkait. Peregangan seringkali tidak dipandang sebagai
latihan penting untuk menjadikan tubuh sehat, fleksibel dan fungsional. Dengan
mempraktikkan latihan peregangan setiap hari Anda dapat mencegah pembentukan
muskuloskeletal kronis atau tekanan myofascial dan bahkan dapat membantu
mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan selama episode akut. Hal ini juga dapat
mengurangi intensitas dan secara potensial menghentikan sakit kepala bertekanan.
Berdiri memunggungi tembok, lipatkan dagu Anda ke dalam dan perlahan tarik
telinga kanan Anda menuju bahu kanan. Tangan kanan Anda dapat digunakan untuk
memberi tekanan lembut untuk membantu gerakan ini. Biarkan selama 20 detik
untuk peregangan dan lakukan pada sisi sebaliknya. Lakukan hingga dua set.
Alasan : Latihan ini meregangkan otot scalene, yang berada dari tulang leher kedua
sampai ketujuh di sisi leher Anda, hingga dua baris tulang rusuk pertama.
Memanjangkan otot ini meningkatkan mobilitas bahu, kepala dan tulang belakang
bagian atas.
Berdiri memunggungi tembok dan lipat dagu Anda ke dalam, lakukan 3/4 putaran
dengan kepala Anda, tarik dagu Anda ke arah dada. Tangan kanan Anda dapat
digunakan untuk melakukan tekanan lembut untuk membantu gerakan ini. Biarkan
peregangan selama 20 detik dan ulangi pada sisi sebaliknya. Lakukan hingga 2 set.
Alasan : Latihan peregangan pada otot levator scapulae yang berada mulai dari
empat tulang leher teratas hingga ke belakang leher terus menuju scapula.
Memanjangkan otot ini meningkatkan mobilitas dari bahu, kepala dan tulang
belakang bagian atas.
Tempatkan tangan kanan Anda di punggung, tarik tulang belikat di bahu Anda ke
belakang secara bersamaan, buat 3/4 putaran ke arah kanan pada kepala dan
angkat dagu Anda ke arah atas. Tangan kiri Anda mungkin dapat digunakan untuk
membantu memberi tekanan dalam gerakan ini. Biarkan selama 20 detik tiap
peregangan dan ulangi di sisi sebaliknya. Lakukan 2 set.
Alasan : Latihan ini meregangkan otot sternocleidomastoid, yang berada mulai dari
bagian sternum Anda hingga proses mastoid di belakang telinga Anda.
Memanjangkan otot ini meningkatkan mobilitas bahu, kepala dan tulang belakang
bagian atas Anda.
Berdiri di pintu dengan siku Anda dalam posisi 90 derajat, tarik otot perut ke arah
tulang belakang perlahan dan biarkan tubuh Anda ke bawah, hingga Anda
merasakan regangan lembut melalui dada dan bahu. Biarkan peregangan itu sekitar
20 detik. Ulangi satu kali lagi.
Alasan : Latihan ini meregangkan pectorals mayo dan minor, yang membentang
dari sisi dada Anda di bagian atas sternum (tulang dada) Anda hingga bagian atas
humerus (lengan bagian atas) Anda. Memanjangkan otot ini meningkatkan mobilitas
bahu, kepala dan tulang belakang bagian atas Anda.
Mulai dengan berlutut di hadapan sebuah kursi. Tempatkan tangan dan lengan
bawah pada kursi dengan tekapak tangan Anda menghadap ke atas. Tarik otot perut
ke arah tulang punggung dan pindahkan lutut Anda kembali hingga torso Anda
sejajar dengan lantai, dan rasakan peregangan di bawah lengan Anda. Jaga posisi
perut Anda dan coba untuk terus mempertahankan tulang belakang Anda dalam
posisi netral (cobalah agar punggung tidak melengkung) sepanjang durasi
peregangan. Tahan selama 30 detik pada dua sisi. Ulangi satu kali lagi.
Alasan : Latihan ini meregangkan otot latissimus dorsi, yang terbentang dari bagian
punggung, mulai dari bagian toraks bawah dan ruas-ruas tulang belakang, tulang
rusuk ke-3 dan 4 terbawah dari iliac crest (bagian atas pelvis) hingga humerus
(lengan bagian atas). Memanjangkan otot tersebut akan meningkatkan mobilitas
bahu dan meningkatkan stabilitas dari panggul dan bahu.
Alasan : Latihan ini meregangkan otot dada, rotator bahu internal, abdominus
deltoid, Obliques dan otot erector spinae yang terbentang mulai dari bagian tulang
belakang, kulit kepala, dan otot leher sternocleidomastoid. Memanjangkan otot-otot
tersebut meningkatkan mobilitas toraks dan tulang belakang dekat pinggang dan
bagian bahu, serta meningkatkan rentang gerak yang lebih besar pada sendi bahu
dan rotasi pada torso atau batang tubuh.
Berbaring dengan lutut Anda ditekuk hingga 90 derajat dengan bersandar pada
sebuah kursi. Rentangkan tangan sekitar 45 derajat dengan telapak tangan
menghadap ke atas. Rileks pada posisi ini dan perhatikan jika punggung Anda rata
pada dua sisinya di lantai. Tahan selama lima hingga sepuluh menit.
Berbaring dalam posisi peregangan bagian punggung dibantu kursi, dengan lengan
di samping, tekuk siku hingga 90 derajat dengan tangan dikepalkan, lakukan
dengan buku-buku jari menghadap ke langit-langit. Tarik abdominal Anda ke arah
tulang belakang dan tarik bahu Anda ke belakang secara bersamaan dan lepaskan.
Coba untuk melakukan gerakan ini tanpa membuat tegang otot leher Anda. Ulangi
sebanyak 30 kali.
Berdiri membelakangi dinding dengan kepala, tumit, panggul, bahu dan kepala
menyentuh dinding. Tarik perut Anda ke arah tulang ke belakang bersamaan, dan
tarik tulang belikat ke belakang, lakukan bersamaan dan lepaskan. Coba untuk
melakukan gerakan ini tanpa membuat tegang otot leher Anda. Ulang sebanyak 30
kali.
Berdiri membelakangi dinding dengan kepala, tumit, panggul, bahu dan kepala
menyentuh dinding. Tarik perut Anda ke arah tulang belakang, kepalkan tangan
Anda dan tempatkan buku-buku jari di dahi. Ibu jari Anda harus menghadap ke
bawah. Tarik siku Anda ke arah berlawanan, tetap pertahankan punggung Anda ke
dinding, dan kemudian buka siku Anda dengan menariknya ke arah dinding.
Cobalah untuk menyentuh dinding dengan siku, tetapi hanya dengan menariknya
sejauh yang Anda bisa tanpa menurunkan kaitan perut atau kotak Anda dengan
dinding. Coba untuk melakukan gerakan ini tanpa membuat tegang otot leher Anda.
Jika otot leher Anda mendominasi latihan ini dan sulit untuk melemaskannya, Anda
mungkin ingin melakukan latihan ini dengan tangan Anda ditempatkan di bagian
atas bahu Anda. Ulang sebanyak 30 kali.
Alasan : Latihan ini mengaktifkan perut, otot dada, deltoid anterior dan medial,
seratus anterior (otot dada dan bahu) sementara bergerak ke arah depan. Hal itu
juga mengaktifkan trapezius bagian bawah, rhomboid, deltoid belakang (otot-otot di
bagian punggung bawah) sementara bergerak ke belakang. Memperkuat dan
meregangkan otot-otot saling meningkatkan mobilitas bahu dan tulang dada.
Gerakan ini dan posisi berdiri membelakangi dinding meningkatkan stabilitas bahu,
tulang belakang, panggul, lutut dan sendi di pergelangan kaki.
Berdiri dengan punggung dan kepala di belakang dinding, gerakan kaki Anda hingga
dua langkah dari dinding, pastikan pinggul Anda terpisah lebar dan sejajar satu
sama lain dengan dua jari ke depan. Tarik perut Anda ke arah tulang belakang
menekan bagian punggung bawah ke dinding. Tarik lengan Anda ke arah tubuh
Anda dengan telapak tangan menghadap ke luar. Cobalah untuk tetap menjaga
tangan Anda sejajar dengan bahu. Tekuk lutut Anda, geser panggul Anda ke bawah
bersandar pada dinding, seakan-akan Anda sedang duduk di sebuah kursi. Pastikan
tempurung lutut menghadap ke depan dan berada di atas tumit. Gerakan ke bawah
hanya sejauh Anda bisa tanpa kehilangan kontak antara punggung bagian bawah
dengan dinding. Jika otot leher Anda mulai berhubungan (menegang), berhenti dan
turunkan lengan Anda hingga sudut 45 derajat berlawanan dengan sudut 90 derajat
tubuh Anda. Jika Anda bisa terus mempertahankan leher Anda lemas, teruskan
menekuk siku Anda hingga sudut 90 derajat dan coba untuk menempatkan bagian
belakang tangan Anda menghadap dinding. Coba melakukan gerakan ini tanpa
membuat tegang otot leher Anda. Jika Anda bisa terus mempertahankan leher Anda
lemas, kembalikan lengan ke posisi setingkat dengan bahu atau lebih rendah. Anda
mungkin merasakan tarikan pada dada hingga lengan dan aktivasi (karakteristik
dari pembakaran otot) dari otot-otot di bagian belakang dan paha. Tahan posisi ini
sekitar 30 detik untuk memulai, dan perlahan tingkatkan waktu Anda hingga 2
menit setelah Anda merasa lebih kuat.
Alasan : Latihan ini mengaktifkan perut, quadriceps, rotator eksternal pada lengan,
ekstensor dari tulang belakang dan kepala, fleksor panggul dan fleksor isometris
lutut. Menguatkan otot-otot ini meningkatkan mobilitas dan stabilitas dari tulang
belakang, panggul dan bahu, lutut dan sendi pergelangan kaki. Ini adalah latihan
tubuh total yang menggabungkan seluruh kemajuan yang dihasilkan dari latihan
sebelumnya dan membantu membentuk pola otot yang baru dan lebih sehat.
Otot latissimus dorsi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Otot latissimus dorsi
Latissimus dorsi.png
Latissimus dorsi
[[Image:{{{Image2}}}|250px|center|]]
{{{Caption2}}}
Latin {{{Latin}}}
Gray's
MeSH {{{MeshNumber}}}
Dorlands/Elsevier
{{{DorlandsPre}}}/{{{DorlandsSuf}}}
Otot latissimus dorsi adalah otot yang besar, datar, pada bagian punggung, dan
terletak di belakang lengan.
Daftar isi
1 Origo
2 Insersio
3 Persarafan
4 Aksi
5 Lihat pula
6 Pranala luar
Origo
Otot ini dimulai dari bagian posterior crista iliaca pada pelvis (tulang pinggul), fascia
lumbalis, dan processus spinosus 6 tulang belakang thorax bagian bawah, dan
tulang rusuk ke-3 dan 4 bagian bawah. Terkadang juga melalui beberapa serabut
dari angulus inferior scapula.
Insersio
Pranala luar