CKD 3 PDF
CKD 3 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit
Pielonefritis kronik
Glomerulonefritis
Penyakit vaskuler hipertesif
Nefrosklerosis benigna
Nefrosklerosis maligna
Stenosis arteri renalis
Gangguan jaringan penyambung
Lupus eritematosus sistemik
Poliartritis nodusa
Sklerosis sistemik progresif
Gangguan kongenital dan herediter Penyakit ginjal polikistik
Asidosis tubulus ginjal
Penyakit metabolik
Diabetes Melitus
Gout Disease
Hipertiroidisme
Nefropati toksi
Penyalahgunaan analgesic
Nefropati timbale
Nefropati obstruksi
Saluran kemih bagian atas : kalkuli,
neoplasma, fibrosis retroperineal.
Saluran kemih bagian bawah :
hipertropi prostat, striktur uretra,
anomali leher kandung kemih dan
uretra.
Berdasarkan perjalanan klinis, gagal ginjal dapat dibagi menjadi
tiga stadium (Suharyanto dan Madjid, 2009), yaitu :
Perhimpunan
Dokter
Spesialis
Penyakit
Dalam
Perhimpunan
Nefrologi
Indonesia
Insiden
24 %
15 %
90 %
8%
8%
(Pernefri)
tahun
2000
5.
Insiden
46, 39 %
18,65 %
12,85 %
8,46 %
13,65 %
b. Kardiovaskuler
c. Respirasi
d. Neuromuskular
e. Metabolik/ endokrin
f. Cairan-elektrolit
g. Dermatologi
h. Abnormal skeletal
i. Hematologi
j. Fungsi psikososial
B. Konsep Hemodialisa
1. Definisi
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien
dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisys jangka pendek
(beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit
ginjal stadium akhir atau end stage renal disease (ESRD) yang
memerlukan terapi jangka panjang atau permanen. Tujuan hemodialisa
adalah untuk mengeluarkan zat-zat nitrogen yang toksik dari dalam darah
dan mengeluarkan air yang berlebihan (Suharyanto dan Madjid, 2009).
Menurut
Nursalam
(2006)
hemodialisa
adalah
proses
pasien pada
dibuat bila pembuluh darah pasien sendiri tidak cocok untuk dijadikan
fistula.
memperpanjang
usia
penderita.
Hemodialisa
tidak
dapat
: 1 1,2 gr/kgBB/hari
Kalori
Lemak
Air
Ca
dapat
dikeluarkan.
terjadi
selama terapi
dialisis
ketika cairan
2010) kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu sebagai lakilaki atau perempuan dalam hidup, ditinjau dari konteks budaya dan sistem
nilai dimana mereka tinggal, dan hubungan dengan standart hidup,
harapan, kesenangan, dan perhatian mereka. Hal ini dipadukan secara
lengkap mencakup kesehatan fisik, psikologis, tingkat kebebasan,
hubungan sosial dan hubungan mereka dengan segi ketenangan dari
lingkungan mereka.
Menurut Suhud (2009) kualitas hidup adalah kondisi dimana pasien
kendati penyakit yang dideritanya dapat tetap merasa nyaman secara fisik,
psikologis, sosial maupun spiritual serta secara optimal memanfaatkan
hidupnya untuk kebahagian dirinya maupun orang lain. Kualitas hidup
tidak terkait dengan lamanya seseorang akan hidup karena bukan domain
manusia untuk menentukannya. Untuk dapat mencapai kualitas hidup
perlu perubahan secara fundamental atas cara pandang pasien terhadap
penyakit gagal ginjal terminal (GGT) itu sendiri.
dilihat pada aspek kesehatan fisik, kesehatan mental, fungsi sosial, role
function dan perasaan sejahtera.
Menurut Ventegodt (2003, dalam Desita, 2010) kualitas hidup
dapat dikelompokkan dalam tiga bagian yang berpusat pada aspek hidup
yang baik, yaitu :
a. Kualitas hidup subjektif yaitu suatu hidup yang baik yang dirasakan
oleh masing-masing individu yang memilikinya. Masing-masing
individu
secara
personal
mengevaluasi
bagaimana
mereka
b.
c.
d.
fisik,
sumber
penghasilan,
kesempatan
memperoleh
4.
Umur
Pada umumnya kualitas hidup menurun dengan meningkatnya
umur. Penderita GGK usia muda akan mempunyai kualitas hidup yang
lebih baik oleh karena biasanya kondisi fisiknya yang lebih baik
dibanding yang berusia tua. Penderita yang dalam usia produktif merasa
terpacu untuk sembuh mengingat dia masih muda mempunyai harapan
hidup yang tinggi, sebagai tulang punggung keluarga, sementara yang tua
menyerahkan keputusan pada keluarga atau anak-anaknya. Tidak sedikit
dari mereka merasa sudah tua, capek hanya menunggu waktu, akibatnya
mereka kurang motivasi dalam menjalani terapi haemodialisis. Usia juga
erat kaitannya dengan prognose penyakit dan harapan hidup mereka yang
berusia diatas 55 tahun kecenderungan untuk terjadi berbagai komplikasi
yang memperberat fungsi ginjal sangat besar bila dibandingkan dengan
yang berusia dibawah 40 tahun (Indonesiannursing, 2008).
2.
Jenis Kelamin
Laki-laki mempunyai kualitas hidup lebih jelek dibanding
perempuan dan semakin lama menjalani hemodialisa akan semakin
rendah kualitas hidup penderita.
3.
4.
Status nutrisi
Penderita gagal ginjal terminal yang dilakukan hemodialisa kronis
sering mengalami protein kalori malnitrisi. Malnutrisi akan menyebabkan
defisiensi respon imun, sehingga penderita mudah mengalami infeksi dan
septikemia. Ternyata semakin jelek status nutrisi semakin jelek kualitas
hidup penderita gagal ginjal terminal.
uremia
kronis,
baik
yang
mendapat
dialisis
namun
Kondisi komorbid
Telah dikemukakan di atas bahwa pada penderita gagal ginjal
terminal diperlukan terapi pengganti, sebab bila tidak diberi terapi
penderita akan segera meninggal. Hemodialisa merupakan salah satu
terapi pengganti, namun sayang tidak semua toksin uremi dapat
dikeluarkan, sehingga masih dapat menyebabkan kelainan sistem organ
Pendidikan
Pada penderita yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas juga memungkinkan pasien itu
dapat mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang di hadapi,
mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman, dan
mempunyai perkiraan yang tepat bagaimana mengatasi kejadian serta
mudah mengerti tentang apa yang dianjurkan oleh petugas kesehatan,
akan dapat mengurangi kecemasan sehingga dapat membantu individu
tersebut dalam membuat keputusan (Sapri, 2008). Hasil penelitian ini
didukung dengan teori dimana pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan, perilaku
Pekerjaan
Pekerjaan adalah merupakan sesuatu kegiatan atau aktifitas
seseorang yang bekerja pada orang lain atau instasi, kantor, perusahaan
untuk memperoleh penghasilan yaitu upah atau gaji baik berupa uang
maupun barang demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari
(Rohmat, 2010). Penghasilan yang rendah akan berhubungan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang
kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin karna
tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat atau membayar
tranportasi (Notoadmodjo,1997 dalam Indonesiannursing, 2008)).
8.
mempengaruhi kualitas
yang
lalai
lebih
mengalami
depresi,
ansietas,
sangat