Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama
: Imas Fartillah
NIM
: 1211702038
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2013
I. Pendahuluan
1.1 Tujuan
Dapat mengetahui kekayaan jenis serangga disuatu tempat
Dapat mengetahui kelimpahan jenis serangga disuatu tempat
Dapat mengetahui kemerataan jenis serangga disuatu tempat
1.2 Dasar Teori
Tanah merupakan suatu sistem terbuka, artinya sewaktu-waktu tanah itu dapat
menerima tambahan bahan dari luar atau kehilangan bahan-bahan yang telah dimiliki tanah.
Sebagai sistem terbuka, tanah merupakan bagian dari ekosistem dimana komponenkomponen ekosistem tanah, vegetasi dan hewan saling memberi dan menerima bahan-bahan
yang diperlukan (Campbell, 2004).
Faktor lingkungan abiotik secara besarnya dapat dibagi atas faktor fisika dan faktor
kimia. Faktor fisika antara lain ialah sauhu, kadar air, poositas dan tekstur tanah. Faktor
lingkungan abiotik sangat menentukan struktur komunitas hewan-hewan yang terdapat suatu
habitat. Faktor biotik bagi hewan mangrove adalah organisme lain yang juga terdapat
dihaitatnya seperti mikroflora, tumbuh-tumbuhan dan hewan lainnya. Pada jenis-jenis
organisme itu saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Interaksi itu bisa berupa predasi,
parasitisme, komperisi dan penyakit (Fried, 2005).
Dalam studi ekologi hewan, pengukuran faktor lingkungan abiotik penting dilakukan
karena besarnya pengaruh faktor abiotik itu terhadap keberadaan dan kepadatan populasi
hewan yang diteliti. Selain itu pengukuran faktor lingkungan abiotik pada tempat dimana
jenis
hewan
mangrove
kepadatannya
akan
sangat
menolong
dalam
perncanaan
Bahan
Detergen
Gelas aqua
Gula
Buku
identifikasi Air
serangga
kardus
Pisau
Gunting
2.2 Metode
Tentukan sebuah lokasi (masing-masing kelompok berbeda)
Ukur faktor lingkungan lokasi pengamatan
buatlah larutan gula dan detergen
buat lubang pada tanah sebesar gelas aqua
masukan larutan gula dan detergen kedalam gelas jus kira-kira
bagian
masukan gelas jus kedalam lubang yang telah disiapkan
pasang tutupnya dengan cara disangga tusuk sate
biarkan selama satu hari
identifikasi serangga yang terperangkap dalam gelas jus tersebut
Jenis
Serangga
Semut hitam
Semut merah
Jangkrik
Kumbang
Jumlah Total
Plot
Jumlah
20
0
0
1
21
0
14
0
0
14
0
2
0
0
2
0
3
1
0
4
20
19
1
1
41
Gambar Hasil
Plot 1
Plot 2
Plot 3
Plot 4
Analisis data:
1. Frekuensi Mutlak
x 100%
41
ln 41
3. Kelimpahan Jenis
H= ( Pi ) (lnPi ) =
= 0,808
( Pi semut hitam )( lnPi semut hitam ) +
pengambilan
sampel
dan
jumlahnyapun
paling
banyak
spesies organisme yang lain. Keberadaan serangga permukaan tanah di suatu tempat
tergantung dengan faktor lingkungannya yaitu biotik dan abiotik.
Frekuensi mutlak dari seluruh spesies sebanyak 1,5 ini diperoleh dari FM Semut
hitam 0,25, FM Semut merah 0,75, FM Jangkrik 0,25 dan FM Kumbang
0,25, sedangkan frekuensi relatif dari masing-masing spesies yaitu Semut
hitam 16,66%, Semut merah 50%, Jangkrik 66% dan FR Kumbang 16,66%,
sedangkan kelimpahan jenis sebesar 0,849, < 1,5 ini menandakan bahwa
keanekaragaman rendah.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penganmatan identifikasi serangga tanah dengan cara pit fall trap
terdapat beberapa hewan yang terjebak disana. Keseluruhan dari hasil pengamatan bahwa
searangga tanah yang paling banyak didapatkan adalah semut merah terdapat pada 3 plot.
Frekuensi mutlak dari seluruh spesies sebanyak 1,5 ini diperoleh dari FM Semut hitam
0,25, FM Semut merah 0,75, FM Jangkrik 0,25 dan FM Kumbang 0,25,
sedangkan frekuensi relatif dari masing-masing spesies yaitu Semut hitam
16,66%, Semut merah 50%, Jangkrik 66% dan FR Kumbang 16,66%,
sedangkan kelimpahan jenis sebesar 0,849, < 1,5 ini menandakan bahwa
keanekaragaman rendah.
Daftar Pustaka
Borror, D.J., C.A. Triplehorn dan N. F. 1992. Johnson. Pengenalan
Pelajaran Serangga. Edisi keenam. Soetiono
Campbell et all. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Fried, George H. 2005. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Mader, Silvia S. 1995. Biologi Evolusi, Keanekaragaman, dan
Lingkungan. Malaisya: