L2F607051 MKP
L2F607051 MKP
Abstrak
PT Geo Dipa Energi berdiri pada tanggal 5 Juli 2002. Perusahaan ini merupakan salah satu pengelola
panas bumi yang memanfaatkannya sebagai salah satu sumber tenaga pembangkit listrik. Cakupan kegiatan yang
dijalaninya mulai dari tahap eksplorasi, eksploitasi lahan penghasil panas bumi, pembangunan sarana pembangkit
(Power Plant) hingga menyalurkan hasil olahan panas bumi menjadi energi listrik ke jaringan transmisi listrik
interkoneksi Jawa Madura Bali (Jamaba).
Pada PLTP dihasilkan sisa dari proses produksi berupa air. air akan diinjeksikan kembali ke bumi melalui
peralatan-peralatan salah satunya adalah control valve. Alat ini berfungsi untuk menutup/membuka control valver
(variabel yang diatur) pada vessel Aftercooler dengan pengaturan setpoint. Ketika setpoint yang diinginkan adalah
40%, maka sinyal dari level transmitter (4-20 mA) ditransmisikan ke valve melalui DCS akan memerintahkan
control valve untuk membuka valve bila melebihi kapasitas 40%. Dari setpoint tersebut valve akan membuka laju
alir fluida sesuai presentase perbandingan kenaikan level setelah melewati level 40%. Pada E-103 tipe yang
digunakan untuk control valve adalah global valve, karakteristik alirannya linear, prinsip kerja air to open, jadi jika
ada udara bertekanan disupply, valve baru dapat membuka sesuai setpoint operasi operator (normally closed).
Dalam kerja praktek ini, penulis ingin belajar tentang sistem control valve. Dengan laporan ini, para
mahasiswa dapat belajar jenis dan prinsip kerja control valve pada Aftercooler E-103.
Kata kunci : control valve pada Aftercooler E-103 , setpoint, global valve
I.
PENDAHULUAN
Rock Muffler
Rock Muffler merupakan unit proses
produksi yang berfungsi meredam suara dan
melepas uap untuk menjaga tekanan uap agar
tetap stabil yaitu pada nilai 9.8 bar. Fungsi lain
dari rock muffler adalah sebagai proteksi bila
terjadi kerusakan di power plant yaitu dengan
cara membuang uap yang berasal dari well pad
ke atmosfer. Kontruksinya berupa tabung yang
Scrubber
Scrubber (steam purifier) merupakan
unit yang berfungsi memisahkan uap dan air
melalui pipa sebelum masuk turbin. Kontruksi di
dalamnya terdapat sekat-sekat untuk menahan
air. Hasil uap yang masih mengandung butiran
butiran air yang kemudian dan dipisahkan lagi
melalui Demistor untuk memperoleh uap yang
kering. Sistem kerja Demistor hampir sama
dengan Scrubber tetapi dengan ukuran dan
dimensi yang lebih kecil. Demistor merupakan
pemisah terakhir sebelum masuk main stop
valve (katup utama).
2.1.4
Turbin Uap
Suplai uap turbin dipengaruhi oleh:
diameter roda turbin, jumlah tingkat panjang
sudu, dan penampang bagian-bagian yang
menghantar uap. Bagian turbin yang berputar
disebut rotor atau roda turbin, sedangkan bagian
yang tidak berputar disebut stator atau rumah
turbin.
Prinsip kerja turbin adalah sudu turbin
pada rotor dan fluida kerja yang mengalir
melalui ruang diantara sudu turbin sehingga
rotor berputar dan menghasilkan gaya yang
berputar pada sudu. Gaya yang ditimbulkan
terjadi karena perubahan momentum pada fluida
Condensor
Condensor adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengkondensasi uap keluaran
dari turbin dengan temperature sekitar 33o C dan
kondisi tekanan udara vakum. Uap keluaran dari
turbin masuk dari sisi kondensor, kemudian
mengalami
kondensasi
sebagai
akibat
penyerapan panas oleh air pendingin yang
diinjeksikan.
2.1.7
2.1.10 Ejector
Ejector merupakan salah satu bagian
terpenting dari Power Plant. Ejector berfungsi
untuk mengkondisikan Main Condensor agar
dalam kondisi vacum sehingga mempermudah
proses kondensasi uap dari turbin. Ejector
menghisap
keluar
gas
yang
tidak
dikondensasikan (NCG) untuk dikondensasi
ulang didalam Intercondenser dan Aftercooler
bersama dengan sebagian uap panas yang tidak
masuk ke dalam turbin. Pada Power Plant ini
mempunyai 2 unit sistem ejector yaitu :
1. Ejector step 1 untuk menghisap NCG
dan uap panas untuk masuk ke dalam
Intercooler.
2. Ejector step 2 untuk menghisap sisa
NCG pada Intercondensor untuk masuk
ke Aftercooler bersamaan dengan sisa
uap panas yang ada.
Generator Sinkron
Generator berfungsi sebagai alat
pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga
putaran yang diperoleh dari turbin uap. Tenaga
penggeraknya berasal dari uap kering. Generator
di PLTP Dieng yang memiliki daya sebesar 60
MW digunakan untuk pemakaian sendiri sebesar
2,1 MW dengan tegangan keluaran sebesar 15
KV. Melalui trafo step up milik PLN, tegangan
15 kV dinaikkan menjadi 150 kV kemudian
ditransmisikan melalui jaringan 150 kV yang
dihubungkan pararel dengan pembangkit lain.
2.1.8
Transformator
Transformator adalah peralatan listrik
yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan. Pada PLTP Dieng
terdapat 5 buah transformator dengan spesifikasi
sebagai berikut:
1. Autotransformator 150 kV/ 15 kV dan 15
kV/150 kV
Transformator milik PLN yang berada di
power plant PLTP Dieng ini berfungsi
ganda, yaitu:
a. Trafo Step Down 150 kV/ 15 kV
Saat tegangan 150 kV dari jaringan
transmisi PLN digunakan untuk
menyuplai
pembangkit,
maka
tegangan perlu diturunkan menjadi
15 kV.
b. Trafo Step Up 15 kV/150 kV
Saat tegangan 15 kV yang dihasilkan
PLTP akan disalurkan ke jaringan
transmisi 150 kV, maka tegangan
perlu dinaikkan menjadi 150 kV.
2. Transformator Step Down 15 kV/ 6 kV
3. Transformator Step Down 15 kV/ 380 V
sebanyak 2 buah
4. Transformator Step Down 6 kV/ 250 V
2.1.9
Level Transmitter
Level Switch
DCS (Distributed Control System)
Control Valve
History Module
Alat ini mirip dengan harddisk pada
komputer. Alat ini digunakan untuk
menyimpan berkas-berkas menyimpan
data-data operasional pabrik.
Data Historian
Biasanya berupa perangkat lunak yang
digunakan untuk menyimpan variablevariabel proses, set point dan nilai-nilai
keluaran.
I/O
Bagian ini digunakan untuk menangani
masukan dan luaran dari DCS. Masukan
dan keluaran tersebut bisa analog, bisa
juga digital.
Operator Console
Alat ini mirip monitor komputer.
Digunakan untuk memberikan informasi
tentang apa yang sedang dikerjakan
Melalui konsol ini juga, operator
memberikan perintah pada instrumeninstrumen di lapangan.
Engineering Station
Ini adalah stasion untuk para teknisi
yang digunakan untuk mengkonfigurasi
digunakan
adalah
pneumatic
actuators.
Pneumatic Actuators menyediakan 2 bentuk
bagian utama dari valve actuators.
a. Piston
Piston umumnya dapat melakukan satu
atau dua kali gerakan, serta dapat menahan
tekanan dan masukan yang lebih tinggi, dan
menyediakan lebih kecil volume silinder, yang
dapat bergerak dengan kecepatan tinggi.
Pneumatic actuators mempunyai 2 tipe piston.
IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Proses Automatic Control Valve System E103 ( Aftercooler) didukung beberapa
komponen, yaitu :
Level Transmitter
Level Switch
Distributed Control System (DCS)
Control Valve
2. Aplikasi control valve pada system automatic
control valve E-103 adalah sebagai berikut :
9 Control valve merupakan elemen
terakhir dari sistem pengendalian
sehingga
control
valve
sendiri
berfungsi penutup dan pembuka laju
air pada E-103.
9 Control valve berfungsi mengatur laju
air sesuai setpoint operasi.
9 Komponen dari control valve yaitu I/P
berfungsi merubah sinyal elektrik (420 mA) menjadi sinyal pneumatic (315 psig) yang ditransmisikan melalui
DCS.
3. Arus elektrik (4-20 mA) dari level
transmitter kemudian ditransmisikan I/P
lewat DCS kemudian dilewatkan melalui
kumparan
dan
menghasilkan
suatu
perpindahan rotasional dari batang yaitu
berupa tekanan udara (3-15 psig).
4.2 SARAN
1. Pada bagian control valve diharapkan
dipasang alat tambahan beripa simulator
dengan tujuan untuk melakukan tes simulasi
dari control valve, untuk mengetahui apakah
control valve bekerja dengan baik.
2. Pemakaian helm di dalam unit pembangkit
lebih diperhatikan karena keselamatan kerja
sangat penting.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
www.geodipa.co.id
ITTP,
1981,
Student
Work
Instrumentation Maintenance Module 5
Control Valve, Instrument Society of
America
Kusuma, Wijaya. Fisika Energi PLTP
Panas Bumi. Bali : Udayana University
Instrumentation & Control Technicial
Training Pneumatic Actuators and
Positioners. 1983. NUS Training
Corporation.
www.google.com
BIOGRAFI
Sigit Wisnu Habsoro
(L2F607051) dilahirkan
di Semarang, 13 Agustus
1989,
menempuh
pendidikan di SDN
Siliwangi, SMP N 19,
SMA N 6 Semarang.
Saat
ini
sedang
melanjutkan studi S1 di
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang dengan
Konsentrasi Ketenagaan.
Semarang,
Juli 2011
Mengetahui dan Mengesahkan,
Dosen Pembimbing