Anda di halaman 1dari 3

FENNY CRISTA A.

PANJAITAN
05111003019

KAJIAN PROSES PEMBUATAN TEH HERBAL KEMANGI DENGAN


METODE PENGERINGAN
1.1.

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis tanaman yang

berkhasiat untuk menjaga kesehatan tubuh dan dapat pula digunakan untuk
mengobati berbagai penyakit. Bahan pangan berkhasiat ini dapat dijumpai dalam
jumlah yang besar dengan harga yang relatif tidak mahal. Kemampuan bahan
pangan dalam memberikan efek fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi
kesehatan tubuh disebut dengan pangan fungsional (Manurung, 2007).
Kemangi merupakan salah satu tanaman yang memiliki sifat fungsionalitas
yang tinggi dari sekian banyak tanaman lainnya yang terdapat di Indonesia.
Kemangi merupakan tanaman yang berasal dari Asia dengan anggota family
Lamiaceae dengan genus Ocimum. Kemangi dapat digunakan sebagai anti stress,
antioksidan, anti bakteri, anti viral, anti fungi, anti piretik, anti diuretik, anti
malaria dan hiplipidemik (Prakash dan Gupta, 2005). Kemangi juga diketahui
memiliki multi efek farmakologis yaitu mampu menurunkan panas, antidisentri,
menambah nafsu makan, memperbaiki saluran pencernaan, memiliki sifat khas
tajam, menghangatkan dan dapat melancarkan peredaran darah (Suryanto, 2013).
Kemampuan kemangi tersebut disebabkan karena kemangi mengandung
senyawa fitokimia antara lain tannin, saponin, flavonoid, steroid, dan terpenoid
(Devendran dan Balasubramanian, 2011). Kemangi juga mengandung senyawa
aromatik 1,8 cineol. sitral, eugenol, geraniol, limonene dan linalool (Punopas,
2002).
Pemanfaatan daun kemangi khususnya di Palembang saat ini hanya
digunakan sebagai lalap, sayur, dan bahan pelengkap pada makanan. Kemangi
belum banyak dimanfaatkan, padahal memiliki efek farmakologis yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu, penulis membuat konversi kemangi
menjadi teh herbal untuk memudahkan pemanfaatan dan penggunaan kemangi
untuk kesehatan tubuh.
Menurut Hambali (2005) dalam Daroini (2006) teh herbal merupakan
salah satu produk minuman yang memiliki khasiat dalam membantu pengobatan
suatu penyakit atau sebagai minuman penyegar tubuh. Teh herbal juga akan lebih

FENNY CRISTA A. PANJAITAN


05111003019

aman untuk dikonsumsi karena tidak mengandung senyawa yang dapat


mengganggu kesehatan. Teh herbal ini bertujuan untuk memudahkan konsumen
dalam mengkonsumsi minuman sehat tanpa mengganggu rutinitas dan bersifat
praktis. Teh herbal yang dibuat diharapkan dapat meningkatkan cita rasa dari tiap
bahan yang digunakan tanpa menguranngi khasiatnya.
Proses konversi kemangi menjadi teh herbal kemangi melalui proses
pelayuan dan pengeringan. Menurut Harun, dkk (2011) pelayuan adalah proses
untuk menurunkan kandungan air, sehingga menjadi layu (lemas) dan mendapat
kesempatan

terjadinya

proses

perubahan

senyawa-senyawa

kimia

yang

terkandung. Pengeringan merupakan salah satu proses yang digunakan untuk


memperpanjang masa simpan. Pengeringan daun kemangi dapat dilakukan dengan
cara alami ataupun dengan mesin pengering (oven) dengan suhu tertentu.
Pembuatan teh herbal dari kemangi diharapkan mampu meningkatkan
pemanfaatan atau konversi kemangi menjadi produk olahan teh yang juga
berkhasiat dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Selain itu, konversi daun
kemangi juga dapat meningkatkan nilai tambah bagi kemangi.
1.2.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari lama pengeringan

dan suhu terhadap karakteristik teh herbal kemangi.

DAFTAR PUSTAKA
Daroini, O. S. 2006. Kajian Proses Pembuatan Teh Herbal dari Campuran Teh
Hijau (Camellia sinensis), Rimpang Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.)

FENNY CRISTA A. PANJAITAN


05111003019

dan Daun Ceremai (Phyllanthus acidus L. Skeels). Skripsi. Fakultas


Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Devandran, G. Balasubramanian, U. 2011. Qualitative Phytochemichal Screening
and GC-MS Analysis of Ocimum sanctum L. Leaves. Asian Journal of
Plant Science and Research. 1 (4) : 44-48.
Harun, N., Rossi, E., dan Adawiyah, M. 2011. Karakteristik Teh Herbal Rambut
Jagung (Zea mays) dengan Perlakuan Lama Pelayuan dan Lama
Pengeringan. SAGU Vol. 10 No. 2. 16-21. ISSN 1412-4424.
Manurung, H. 2007. Makanan Fungsional untuk Menunjang Kesehatan. Jurnal
Ilmiah Bisnis, Ekonomi, Sains dan Teknologi. 09 (3).
Prakash, P., dan Gupta, N. 2005. Therapeutic Uses of Ocinum sanctum L (Tulsi)
with A Note on Eugenol and Its Pharmacological Actions : A Short
Review. Indian Journal Physiol Pharmacol. 49 (2) : 125-131.
Punopas, A. S. 2002. The Study of Antibacterial Acticity of Some Medicinal
Plants in Laminaceae Family. Master Degree Thesis. Suranaree University
of Technology. Thailand.
Suryanto, D., Achmanu, dan Muharlien. 2013. The Utilization of Ocinum
bacilicum in Feed on Broilers Carcass Weight, Internal Organ Percentages
and Meat Cholesterol. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya.
Liliana, W. 2005. Kajian Proses Pembuatan The Herbal dari Seledri (Apium
graveolens L.). skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai