LANDASAN TEORI
2.1
Manajemen Persediaan
2.1.1
Pengertian
Menurut Ir. Arman Hakim Nasution, persediaan adalah sumber daya
menganggur yang menunggu proses lebih lanjut, yakni proses kegiatan produksi pada
sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun kegiatan
konsumsi pangan pada sistem rumah tangga.
Persediaan sebagai kekayaan perusahaan, memiliki peranan penting dalam
operasi bisnis. Dalam pabrik ( manufaktur ), persediaan dapat terdiri dari :
a. Persediaan bahan baku
b. Persediaan bahan pembantu
c. Persediaan barang dalam proses ( WIP )
d. Persediaan barang jadi, dan persediaan suku cadang
Pada sebuah organisasi seperti rumah sakit, salon dan hotel, kebanyakan
memiliki persediaan agar mampu memberikan pelayanan yang terbaik terhadap
pelanggan
Pengendalian terhadap persediaan atau inventori kontrol adalah aktivitas
mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada produk
barang, pengendalian inventori ditekankan pada pengendalian material. Pada produk
14
jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan,
karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak
memerlukan persediaan.
Persediaan memerlukan adanya keseimbangan antara mempertahankan
tingkat inventori yang tepat dengan pengaruh keuangan minimum terhadap
pelanggan. Investasi yang sangat besar akan mengakibatkan biaya modal yang sangat
besar sehingga akan mengakibatkan juga biaya operasi yang tinggi. Investasi untuk
persediaan harus bersaing dengan investasi yang lain yang juga membutuhkan dana.
Berdasarkan konsep marginal efisiensi of capital ( MEC ), perusahaan harus
investasi pada kesempatan yang mempunyai pengembalian lebih besar daripada
peminjaman modal. Pengembalian investasi dapat juga dikatakan suatu perbandingan
antara keuntungan dengan kekayaan.
Material disimpan pada beberapa persediaan yang ditempatkan pada posisi
yang disesuaikan dengan tahap proses produksi sehingga persediaan ini membagi
daerah operasi menjadi beberapa bagian. Pembagian dilakukan untuk menghindari
pengaruh kegiatan dari operasi bagian yang lain dan juga memudahkan untuk
melakukan penjadwalan pada bagian tersendiri.
Terdapat susunan inventori yang dinamakan multi stage inventory yang
mengembangkan tingkat masing-masing inventory untuk menunjang sistem secara
keseluruhan karena pada akhirnya semua material dari masing-masing inventory pada
waktu yang sama akan menjadi barang jadi.
15
Material dapat juga disimpan dengan cara bertingkat, yaitu dari mula-mula
pabrik kemudian ke gudang, grosir, pengecer, dan akhirnya kepada pelanggan yang
akan terbentuk dengan sendirinya suatu sistem distribusi.
2.1.2
16
17
penggunaan
satu
peralatan
untuk
menghasilkan
18
2.1.3
Tujuan Persediaan
Menurut Napa J Awat, tujuan utama persediaan adalah menyediakan tempat
untuk bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi sebelum dilanjutkan ke tahap
proses yang berikutnya, seperti halnya ketahap proses produksi untuk bahan baku
yang membantu dalam proses produksi yang akan di produksi, ataupun barang
setengah jadi untuk membantu dalam tahap penyelesaian produksi dan barang jadi
yang akan di distribusi kepada pelanggan ataupun konsumen.
Dalam proses pencapaian tujuan persediaan, perusahaan harus menerima
konsekuensi dari proses tersebut, yaitu dengan menanggung biaya maupun resiko
yang berkaitan dengan keputusan persediaan.
jangan
sampai
terjadinya
kehabisan
persediaan
bahan
yang
mengakibatkan timbulnya biaya kekurangan bahan (shortage cost atau stock out
cost)
19
2.1.4
bahan baku :
1. Perkiraan kebutuhan akan bahan baku
2. Daya tahan atau keawetan bahan baku
3. Lamanya proses produksi
4. Ongkos simpan
5. Resiko penyimpanan
6. Harga bahan
7. Kebijakan pembelanjaan
8. Waktu tunggu
9. Sulit-mudahnya memperoleh bahan baku
20
2.1.5
Aliran Material
Persediaan atau inventory merupakan persediaan material yang digunakan
21
Persediaan juga dapat dikatakan sebagai suatu sumber daya yang menganggur
yang memiliki nilai kemampuan ekonomi. Dengan kata lain, sumber daya selain
material bukan merupakan inventory, melainkan merupakan kapasitas.
Dengan
karena
itu,
persediaan
diletakkan
sepanjang
proses
produksi
22
23
2.2
Peramalan
2.2.1
Pengertian
Menurut Ir. Arman Hakim Nasution, peramalan adalah proses untuk
komplek, dan dinamis karena permintaan tersebut akan tergantung pada keadaan
sosial, ekonomi, politik, aspek teknologi, produk pesaing dan produk subsitusi. Oleh
karena itu, peramalan yang akurat merupakan informasi yang dibutuhkan dalam
pengambilan keputusan manajemen.
24
2.2.2
Jenis-jenis Peramalan
Dalam membuat suatu keputusan, diperlukannya informasi yang cukup akurat
2.2.3
Peramalan Permintaan
Peramalan permintaan adalah tingkat permintaan produk-produk yang
diharapkan terealisir untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang.
Peramalan permintaan merupakan satu masukan yang sangat penting untuk
perencanaan dan pengendalian produksi yang dimana peramalan permintaan
memberikan data yang akan dipakai untuk proses pembuatan produk yang dibutuhkan
konsumen, dan sebagai pertanggung jawaban atas pembuatan produk. Peramalan
permintaan digunakan untuk meramalkan permintaan dari produk yang bersifat bebas
( tidak tergantung ).
25
2.2.4
Faktor-faktor ini
merupakan kekuatan yang berada diluar kendali perusahaan. Berbagai faktor tersebut
antara lain :
a. Siklus Bisnis.
Penjualan produk dipengaruhi oleh permintaan akan produk tersebut, dan
permintaan akan suatu produk akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang
membentuk siklus bisnis dengan fase-fase inflasi, resesi, depresi, dan masa
pemulihan.
b. Siklus Hidup Produk
Siklus hidup produk bila dikaikan dengan waktu maka akan terbagi menjadi
beberapa fase, antara lain, fase pengenalan, fase pertumbuhan, fase kematangan, dan
fase penurunan.
26
2.2.5
Karakteristik Peramalan
Peramalan mempunyai beberapa kriteria yang penting, antara lain akurasi,
27
yang
ideal
adalah
meminimasi
penumpukan
persediaan
dan
memaksimalkan pelayanan.
b. Biaya
Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah tergantung
dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode
peramalan yang dipakai.
dibutuhkan, pengolahan data, penyimpanan data dan tenaga kerja yang dibutuhkan.
Pemilihan metode peramalan disesuaikan dengan dana yang tersedia dan tingkat
akurasi yang ingin di dapat. Item-item yang penting menggunakan metode peramalan
yang canggih dan mahal, sedangkan item-item yang kurang penting diramalkan
dengan metode yang sederhana dan murah.
28
2.2.6
2.2.7
keputusan hasil diskusi, pendapat pribadi seseorang, dan intuisi yang meskipun
29
Peramalan
Salah satu
teknik utama dalam penelitian pasar adalah survei konsumen. Survey konsumen
dapat mengenai pelayanan yang diberikan, selera konsumen dan kepuasan terhadap
produk dengan cara kuesioner.
Hasil
penelitian pasar juga bisa digunakan sebagai peramalan permintaan produk baru.
Peramalan Obyektif merupakan prosedur peramalan yang mengikuti aturanaturan matematis dan statistik dalam menunjukkan hubungan antara permintaan
dengan satu atau lebih variabel yang mempengaruhinya. Peramalan obyektif juga
30
mengansumsikan bahwa tingkat keeratan dan macam dari hubungan antara variabelvariabel bebas dengan permintaan yang terjadi pada masa lalu akan berulang juga
pada masa yang akan datang. Peramalan obyektif terdiri atas 2 metode, yaitu :
a. Metode Intrinsik
Metode ini membuat peramalan hanya berdasarkan pada proteksi permintaan
hisitoris
tanpa
mempertimbangkan
faktor-faktor
eksternal
yang
mungkin
31
Gambar 2.5 Jenis, input, output dan umpan balik proses peramalan
Sumber : Nasution Arman Hakim. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi
Pertama. Cetakan Kedua. 2003. hal 34.
2.2.8
masa lalu yang terbaru. Tujuan utama dari teknik MA adalah untuk mengurangi atau
menghilangkan variasi acak permintaan dalam hubungannya dengan waktu. Tujuan
dapat dicapai dengan cara merata-ratakan beberapa data secara bersama-sama dan
32
menggunakan nilai rata-rata sebagai remalan permintaan pada periode yang akan
datang. Dapat dikatakan sebagai rata-rata bergerak ( MA ) karena setiap data aktual
permintaan baru deret waktu tersedia, maka aktual permintaan yang paling terdahulu
dikeluarkan dari perhitungan dan suatu nialai rata-rata baru dihitung. Maka secara
matematis dapat dibuat persamaan, yaitu :
MA =
At + At 1 + .... + At ( N 1)
N
Dimana :
At
MAt = MAt 1 +
At At N
N
Pemilihan tetntang nilai N yang tepat adalah hal yang penting dalam metode
ini. Semakin besar nilai N, maka semakin halus perubahan nilai MA dari periode ke
periode. Kebalikannya, semakin kecil nilai N, maka hasil peramalan akan lebih
agresif dalam mengantisipasi perubahan data terbaru yang diperhitungkan.
Bila peramalan berubah secara signifikan dari waktu ke waktu, maka ramalan
harus cukup agresif dalam mengantisipasi perubahan tersebut, sehingga N yang kecil
akan lebih cocok dipakai, dan bila permintaan cenderung stabil selama jangka waktu
yang panjang, maka dipakai nilai N yang besar.
33
2.2.9
salah satu jenis metode peramalan Time Series yang didasarkan pada asumsi bahwa
angka rata-rata baru dapat diperoleh dari angka rata-rata lema dan data demand yang
terbaru. Model ES dapat dirumuskan menjadi :
At = Dt + (1 )At 1
Dimana :
At 1
Dt
= Demand terbaru
34
35
et =
et =
Dimana Dt adalah data pada periode waktu t dan Ft ramalan pada periode waktu t
CFE = et
t =1
MSE =
2
t
t =1
MAD =
e
t =1
MAPE =
et
D 100%
t =1
36
MAD dihitung dari nilai absolute error dari setiap periode dan merupakan nilai ratarata dari n jumlah periode waktu.
MAPE adalah cara yang paling akurat untuk membandingkan error dari dua metode
Time Series.
2.2.11 Regresi Linier
Regresi linier merupakan salah satu metode dalam Peramalan Kausal yang
dimana peramalan kausal sendiri adalah mengembangkan sauatu sebab akibat antara
pemintaan
yang
diramalkan
dengan
variabel-variabel
lain
yang
dianggap
berpengaruh.
Data dari variabel-variabel dikumpulkan dan di analisis untuk menentukan
kevaliditasan dari metode peramalan yang diusulkan. Metode regresi adalah metode
yang menggunakan satu variabel yang berpengaruh tunggal terhadap variabel lainnya.
Secara sistematis, metode regresi linier dapat dinyatakan dengan :
y = a + bx
Dimana :
y
= Perkiraan Permintaan
37
b=
n xi yi
[( x )( y )]
n x ( x )
2
i
38
2.3
2.3.1
Pengertian
Definisi Supply Chain Management atau SCM telah kemukakan oleh 3 tokoh
dan forum yang antara lain :
a.
bersaing dengan para kompetitor baik harga maupun kualitas, perusahaan berusaha
memperolehnya dengan kemampuan mereka dalam hal mengirim barang dalam
jumlah banyak yang tepat, lokasi tepat dan tepat waktu.
b.
Ross ( 1998 )
SCM adalah filosofi manajemen secara terus menerus mencari sumber-
sumber fungsi bisnis yang kompete untuk digabungkan baik dalam perusahaan
maupun luar perusahaan seperti mitra bisnsi yang berada dalam satu supply chain
untuk masuki sistem supply
39
c.
Martin ( 1998 )
SCM adalah Jaringan organisasi yang melibatkan hubungan upstream dan
downstream dalam proses dan aktivitas yang berbeda yang memberi nilai dalam
bentuk produk dan jasa pada pelanggan.
d.
Stanford Supply Chain Forum ( 1999 ) yang dicetuskan oleh Kepala Forum
Hau Lee
SCM berhubungan erat dengan aliran manajemen material, informasi dan
finansial dalam suatu jaringan yang terdiri dari supplier, perusahaan, distributor dan
pelanggan.
e.
merupakan
serangkai
pendekatan
yang
diterapkan
untuk
40
SCM terdiri atas 3 elemen yang saling terkait satu sama lain, yaitu :
a. Struktur jaringan supply chain
Jaringan kerja anggota dan hubungan dengan anggota supply chain yang lainnya.
b. Proses bisnis supply chain
Aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai keluaran tertentu bagi pelanggan
c. Komponen manajemen supply chain
Variabel-variabel menejerial dimana proses bisnis disatukan dan disusun
sepanjang supply chain.
Pelaksanaan SCM meliputi pengenalan anggota supply chain dengan siapa dia
berhubungan, proses apa yang perlu dihubungkan dengan tiap anggota inti dan jenis
penggabungan apa yang diterapkan pada tiap proses hubungan tersebut.
Tujuan adalah memaksimalkan persaingan dan keuntungan bagi perusahaan
dan seluruh anggotanya, termasuk pelanggan akhir.
41
chain,
diperlukan
langkah dan mengenal bentuk struktur jaringan supply chain tersebut yang terdiri
antara lain :
a. Identifikasi anggota supply chain
Anggota Supply Chain meliputi perusahaan dan organisasi yang berhubungan
dengan perusahaan focal baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
42
aktivitas operasional dan manajerial dalam proses bisnis yang dirancang untuk
menghasilkan keluaran tertentu bagi para pelanggan atau pasar.
-
origin dari supply chain adalah titik dimana tidak ada supplier primernya. Semua
supplier adalah anggota sekunder, sedangkan point of consumption adalah titik
dimana tidak ada pelanggan utama.
2.3.4
43
44
2.3.5
Tujuan SCM
Membuat kontak yang efisien untuk menangani pertanyaan dari para pelanggan
Mengatur hubungan dengan supplier agar perbaikan dan permintaan yang cepat
dapat terjalin dengan baik
2.3.6
45
down dengan struktur bottom-up, yang dimana keterlibatan manajemen dalam operasi
dapat berbeda antar anggota.
46
Bila kelompok
komponen ini hanya diperhatikan oleh pihak manajerial saja, maka pelaksanaan
supply chain dapat diperkirakan menjadi gagal.
Kelompok 2
Komponen-komponen manajerial dan perilaku.
Komponen-komponen
47
yang mendukung operasi dan tujuan supply chain, kemungkinan supply chain dapat
kurang kompetitif dan menguntungkan.
terlibat
dalam
proses
rancangan
supply
chain
saat
sedang
48
i. Mengevaluasi alternatif supply chain bila kinerja tujuan tidak tercapai atau
terdapat pilihan-pilihan baru yang lebih menarik.
2.3.8
Tipe Distribusi
Terdapat tiga tipe dasar distribusi yang dapat digunakan untuk membuat
produk tersedia bagi para konsumen :
a. Distribusi intensif
Produk-produk dijual sebanyak mungkin ke retail atau pedagang grosir.
Jenis-jenis produk yang dijual cocok dengan jenis produk yang dimana faktor utama
yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah convinience ( kepentingan ).
b. Distribusi selektif
Penjualan produk yang terbatas dengan memilih pedagang grosir dan retail.
Pengusaha dapat berkonsentrasi pada rekening yang menguntungkan dan
mengembangkan hubungan kerja yang solid untuk meyakinkan bahwa produk terjual
selayaknya. Produsen tersebut dapat juga membatasi sejumlah toko retail jika produk
membutuhkan pelayanan yang spesial atau dukungan penjualan.
c. Distribusi ekslusif
Distribusi ekslusif dilakukan bila saluran pengendalian dianggap penting.
Distribusi ekslusif dapat meningkatkan image produk dan memungkinkan perusahaan
memberikan harga retail yang lebih tinggi.
49
2.3.9
Dalam
penentuan anggota atau pemilihan anggota, terdapat beberapa faktor yang yang perlu
dipertimbangkan, antara lain :
a. Kekuatan finansial
b. Kecakapan
c. Kemampuan menjaring proses
d. Kemampuan berkembang dengan bisnis
e. Persaingan supply chain
2.9
business.
3. Perbaikan-perbaikan yang kreatif
50
Selanjutnya
pelanggan,
produksi
menyediakan
strategi
produksi,
puchasing