Santiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
Santiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
Disusun oleh :
Richi Lerian
111079
Berbagai perusahaan kini memerlukan SIM. Dengan pengelolaan SIM yang tepat, tentunya
perusahaan berikut akan berkembang. Namun meskipun telah mengeluarkan biaya yang
besar, pengembangan SIM pada suatu perusahaan tidak berhasil. Oleh karena itu diperlukan
evaluasi apa sajakah yang dapat menyebabkan kegagalan pada pengembangan SIM tersebut.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penulis membuat karya tulis ini adalah untuk mengetahui seperti apakah SIM itu
sebenarnya dan faktor-faktor apakah saja yang dapat menjadi penyebab gagalnya
pengembangan SIM di perusahaan
C. Identifikasi Masalah
1) Seperti apakah konsep dari sebuah Sistem Informasi Manajemen?
2) Bagaimanakah tingkat evolusi dari Sistem Informasi Manajemen?
3) Mengapa banyak organisasi/perusahaan yang gagal mengembangkan sistem informasinya?
4) Bagaimanakah perkembangan Sistem Informasi Manajemen di Indonesia saat ini?
D. Pembatasan Masalah
Karena pembahasan dari Sistem Informasi Manajemen amat luas, maka penulis membatasi
permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu:
1) Konsep dari sebuah Sistem Informasi Manajemen.
2) Alasan yang menjadi penyebab gagalnya organisasi/perusahaan mengelola Sistem
Informasi Manajemennya sendiri
E. Rumusan Masalah
1) Definisi serta konsep dari Sistem Informasi Manajemen.
2) Faktor-faktor penyebab gagalnya perusahaan/organisasi mengembangkan Sistem Informasi
Manajemennya sendiri.
BAB II
METODELOGI PENELITIAN
A. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Desember 2009.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu menjabarkan permasalahan yang
berkenaan dengan penelitian.
C. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan studi
kepustakaan.
D. Studi Kepustakaan
Penulis menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan cara membaca buku, serta mencari
sumber-sumber di internet yang berkaitan dengan permasalahan.
BAB III
HASIL PENELITIAN
1. A. Konsep Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi Manajemen (SIM) adalah serangkaian sub sistem informasi yang
menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data
sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang
sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan. Menurut
beberapa ahli SIM adalah:
Proses komunikasi dimana input dan output yang direkam, disimpan dan diproses untuk
pengambialn keputusan, mengenai perancangan, pengoperasian dan pengendalian.
Gordon B Davis
Sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menghasilkan informasi guna mendukung
operasi manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.
Dari definisi diatas dapat diuraikan lebih lanjut bahwa:
1. Sistem Informasi Manajemen memiliki sub-sitem informasi. Sistem Informasi
Manajemen adalah serangkaian sub-sistem, dimana sub-sistem tersebut mendukung
tercapainya sasaran Sistem Informasi Manajemen dan organisasi sebagian dari subsistem berperan hanya dalam satu kegiatan atau lapisan manajemen, sementara yang
lainya berperan ganda.
2. Sistem Informasi Manajemen di koordinasikan secara terpusat untuk menjamamin
bahwa data yang di proses dapat di operasikan secara terencana dan terkoordinasi.
Semuanya untuk menjamin bahwa informasi melewati dan menuju sub-sistem yang
diperlukan, serta menjamin bahwa sistem informasi bekerja secara efisien.
3. Sistem Informasi Manajemen mentransformasikan data kedalam informasi. Apabila
data diolah dan berguna bagi manajer untuk tujuan tertentu, maka ia akan menjadi
informasi.
4. Sistem Informasi Manajemen sesuai dengan gaya manajer Sistem Informasi
Manajemen dikembangkan lewat pengenalan atas sifat dan gaya manajerial dari
personil yang akan menggunakannya. Para perancang sistem apabila akan
mengembangkan Sistem Informasi Manajemen hendaknya mempertimbangkan faktor
manusiawi dengan cermat. Apabila tidak demikian, maka sistem yang dihasilkan tidak
efektif.
Untuk lebih memahami definisi dari SIM, perhatkan model definisi SIM dibawah ini:
Pemroses informasi berada pada sebelah kiri. Ia mencakup komputer dengan database yang
berisi data dan infomasi yang berasal data dan informasi yang berasal dari internal dan
lingkungan dan juga perpustakaan software. Unsur penting lain yang walaupun tidak nampak
pada model tersebut adalah staf spesialis infomasi.
Pemroses informasi memberikan informasi dalam tiga bentuk dasar kepada pemakai SIM.
Pemakai, yang ditampilkan di tengah dengan diagram organisasi ditempatkan pada tingkat
organisasional dan dalam semua area fungsi.
Sisi sebelah kanan dari model menunjukkan bagaimana informasi digunakan dalam
pemecahan masalah. Tanda panah besar yang menghubungkan ketiga bentuk informasi
dengan langkah pemecahan masalah menunjukkan bagaimana pemakai menerapkan output
SIM. Informasi tersebut memberi keterangan kepada masalah, bukan kepada keputusan
tertentu, dan ia diperuntukkan bagi manajer untuk menentukan bagaimana informasi tersebut
akan digunakan.
Kegiatan dari manajemen yang merupakan salah satu bagian dari SIM, yaitu:
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:
Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah
aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan
mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan
tersebut.
Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan
informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Sebenarnya secara teori,
komputer bukanlah persyarat mutlak bagi sebuah Sistem Informasi Manajemen (SIM),
namun dalam praktek agaknya menjadi suatu kepercayaan bahwa Sistem Informasi
Manajemen yang baik tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan kemampuan sebuah
komputer, sehingga timbulah sistem informasi berbasis komputer (CBIS). Berikut ini
merupakan bagan yang menjelaskan SIM sebagai sub unit suatu sistem
Bagan diatas menunjukkan SIM sebagai subsistem Sistem Informasi Berbasis Komputer
Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub unit
dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai
apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di
masa yang akan datang. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan
khusus dan ouput dari model matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun
non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.
B. Faktor-faktor serta Indikator yang Menunjukkan Gagalnya SIM dalam
Organisasi/Perusahaan
1. Faktor-faktor yang menyebabkan SIM kurang berkembang dalam
organisasi/perusahaan
Dengan adanya SIM ini, sebuah perusahaan mengharapkan suatu sistem yang dapat bekerja
secara cepat dan akurat sehingga produktivitas kerja di perusahaan lebih meningkat. Namun
karena beberapa faktor tertentu, terkadang malah perusahaan mengalami kegagalan.
Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang
berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer
organisasi. Banyak organisasi yang gagal membangun SIM karena :
1. Pengorganisasian perusahaan yang kurang wajar
2. Kurangnya perencanaan yang memadai
3. Kurang personil yang handal
4. Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam
merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi
seluruh personil yang terlibat.
Untuk meraih keberhasilan dalam pengembangan SIM, perlu diperbaikinya system lama,
terutama jika disebabkan beberapa hal berikut ini,
1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem
yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa :
Pertumbuhan organisasi
Definisi SIM, Sistem Informasi Manajemen Informasi dapat diibaratkan sebagai darah
yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan
yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat
alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang
mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan
mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat
terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan
lingkungan pesaingnya. Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat
bekerja dengan baik.
Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang
tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi
adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective
business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang
berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.
Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa menjalankan
kegiatannya sehari-hari. Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan pembayaran atas
perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya adalah kegiatan pengolahan data
dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang mengikuti suatu prosedur standar
tertentu.
Komputer bermanfaat utnuk tugas-tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah sistem
informasi menajemen melkasanakan pula tugas-tugas lain dan lebih dari sekedar sistem
pengolahan data. Adalah sistem pengolahan informasi yang menerapkan kemampuan
komputer untuk menyajikan informasi bagi manajemen dan bagi pengambilan keputusan.
Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana
lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan
sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung
operasi manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dair sumber daya sistem informasi
untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian
manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung
perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.
Definisi sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah
sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna
mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah data
base.
Konsep Dasar Informasi
Terdapat beberapa definisi, antara lain :
1. Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya.
2. Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian
tentang suatu keadaan atau kejadian. Sebagai contoh, informasi yang menyatakan bahwa nilai
rupiah akan naik, akan mengurangi ketidakpastian mengenai jadi tidaknya sebuah investasi
akan dilakukan.
3. Data organized to help choose some current or future action or nonaction to fullfill
company goals (the choice is called business decision making)
Fungsi / Manfaat Sistem Informasi Manajemen
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen,
maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya,
yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen
dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka
terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya
organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen,
baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang
strategis.
Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data
maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Beberapa manfaat ataufungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para
pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi
secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi
dan teknologi baru.
7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
3.PENGERTIAN MANAJER
Secara umum manajer berarti setiap orang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan
dan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya. Seperi halnya manajemen dapat
diketemukan disemua organisasi, manajer juga ada disetiap organisasi.
Seperti yang telah dibahas pada fungsi manajemen dipoint atas, menurut T. Hani Handoko
(1997:17), manajer memilikilevel atau tingkatan dalam sebuah organisasi, yaituTop
Management(manajer puncak)Middle Management (manajer menengah) danLower
Management (manajer lini).
1.Manajer lini (lower management)
Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenagatenaga operasional.
Dalam perusahaan manajer ini biasa disebut :
Kepala atau Pimpinan (leader), mandor (foreman), dan penyelia (supervisors).
2.Manajer menengah (middle management)
Manajer menengah ini membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lini
lainnya dan kadang-kadang juga membawahi karyawan operasional. Dalam perusahaan
manajer ini biasa disebut :
Manajer Departemen atau Kepala Pengawas (Superintendent).
3.Manajer puncak (top management)
Manajer puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.
Dalam perusahaan manajer ini biasa disebut :
Direktur, Presiden, Kepala Divisi, dan lain sebagainya.
Sumber :http://materigratis.blogspot.com/2009/01/pengertian-manajemen-dan-manager.html
Pengertian Teknologi
Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan
atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang
yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Dalam memasuki EraIndustrialisasi, pencapaiannya sangat ditentukan oleh penguasaan
teknologi karenateknologi adalah mesin penggerak pertumbuhan melalui industri.
Sebagian beranggapanteknologi adalah barang atau sesuatu yang baru.namun, teknologi itu
telah berumur sangat panjang dan merupakan suatu gejala kontemporer.Setiap zaman
memiliki teknologinya sendiri.
Sejarah Teknologi
Perkembangan teknologi berlangsung secaraevolutif Sejak zaman Romawi Kuno pemikiran
dan hasilkebudayaan telah nampakberorientasi menuju bidang teknologi.
Secara etimologis, akar kata teknologi adalah techne yang berarti serangkaian prinsip atau
metoderasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau
pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni.Istilah teknologi sendiri untuk
pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam sebuah buku berjudulTeknologi:
Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin (Technology: A Description Of The Arts,
Especially The Mechanical).[4]
Pengertian Teknologi
Teknologi merupakan perkembangan suatu media / alat yang dapat digunakan dengan lebih
efisien guna memproses serta mengendalikan suatu masalah.
Kemajuan Teknologi
Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan dari pengembangan
cara-cara lama atau penemuanmetode barudalam menyelesaikan tugas-tugastradisional
sepertibercocok tanam, membuat baju, atau membangun rumah.
Ada tigaklasifikasi dasar dari kemajuan teknologi yaitu:
Kemajuan teknologi yang bersifatnetral (bahasa Inggris:neutral technological progress)
Terjadi bila tingkat pengeluaran(output) lebih tinggi dicapai dengankuantitas dankombinasi
faktor-faktor pemasukan(input) yang sama.
Kemajuan teknologi yanghemat tenaga kerja (bahasa Inggris:labor-saving technological
progress)
Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas banyak ditandai oleh
meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu
mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda hingga jembatan.
Kemajuan teknologi yang hemat modal (bahasa Inggris:capital-saving technological
progress)
Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir semua riset
teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara maju, yang lebih
ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modalnya.
Pengalaman di berbagainegara berkembang menunjukan bahwa campur tangan langsung
secara berlebihan, terutama berupaperaturan pemerintah yang terlampau ketat, dalam pasar
teknologi asing justru menghambatarus teknologi asing ke negara-negara berkembang.
Di lain pihak suatu kebijaksanaan pintu yang lama sekali terbuka terhadap arus teknologi
asing, terutama dalam bentuk penanamanmodal asing (PMA), justru menghambat
kemandirian yang lebih besar dalam proses pengembangan kemampuan teknologi negara
berkembang karena ketergantungan yang terlampau besar pada pihakinvestor asing, karena
merekalah yang melakukan segala upaya teknologi yang sulit dan rumit.
Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi
Fungsi dalam Organisasi
1. Struktur Organisasi Fungsional
Struktur organisasi fungsional terdiri dari Bagian Pemasaran, Bagian Produksi,
Bagian Personalia dan Bagian Pembelanjaan serta Bagian Umum. Pada struktur
organisasi fungsional apabila ada seseorang yang diserahi tugas untuk mengelola
suatu proyek biasanya orang tersebut sudah terlanjur setia pada bagian mana dia
dahulu bekerja. Oleh karena itu seyogyanya offing tersebut tidak memanfaatkan
menarik seluruh orang-orang dari bagiannya dahulu, tetapi sebaiknya juga menarik
orang-orang pada bagian lain yang mampu sehingga pengalaman dan pengetahuan
dapat dinikmati bersama.
2. Struktur Organisasi Proyek
Pacta hakekatnya struktur organisasi proyek bennula dari orgamsasl
fungsional. Pengelola proyek dari suatu bagian meminta agar orang-orang
fungsional yang bekerja pacta proyek benar-benar pindah untuk bekerja
sepenuhnya di bawah kekuasaannya. Untukjelasnya dapat dilihat Gambar 3.2.
Semakin lJanyak proyek maka semakin ban yak pula duplikasi fungsi.
Selain itu para karyawan akan ragu di mana dia akan ditempatkan hila
2. Struktur Organisasi Proyek
Pada hakekatnya struktur organisasi proyek bermula dari organisasi
fungsional. Pengelola proyek dari suatu bagian meminta agar orangorang
yang bekerja pada proyek benarbenar pindah untuk bekerja sepenuhnya
dibawah kekuasaannya. Semakin banyak proyek maka semakin banyak pula duplikasi fungsi.
Selain
itu para karyawan akan ragu di mana dia akan ditempatkan bila pelaksanaan proyek
sudah selesai. Sebaliknya manajer bagian mungkin akan khawatir bila personilnya
senior dan tidak dibebaskan dari pekerjaan rutinnya. Namun dengan bekal
pengalaman yang ada, biasanya mereka lebih mampu dan tenang dalam
menanggulangi persoalan yang timbul secara mendadak.
Barrie dan Paulson (1984) membagi struktur organisasi atas empat
kelompok, yang mencakup struktur organisasi dengan pendekatan tradisional,
struktur organisasi pemilik- pembangun, struktur organisasi putar kunci, dan
struktur organisasi manajemen konstruksi profesional.
1. Struktur Organisasi Pendekatan Tradisional
Dalam struktur organisasi ini pihak pemilik (owner) mempekerjakan seorang
pendesain (arsitekturl designer) yang bertugas dalam mempersiapkan rencana dan
spesifikasi proyek, kemudian melakukan inspeksi sampai tingkat tertentu yaitu
memonitor informasi dan mengawasi perkembangan pelaksanaan konstruksi.
Pembangunan konstruksi merupakan tanggungjawab kontraktor utama tunggal
kepada pemilik melalui suatu perjanjian. Banyak pekerjaan pada kenyataannya
boleh dikerjakan oleh kontraktor khusus individu di bawah perjanjian subkontrak
dengan kontraktor utama. Biasanya perusahaan tersebut dinamakan Subkontraktor.
subkontraktor pada umumnya mengajukan penawaran pekerjaan untuk
sebagian saja dari rencana pemilik, namun hubungan kontak formalnya adalah
langsung dengan kontraktor utama dan selanjutnya kontraktor utama
bertanggung jawab kepada pemilik mengenai semua pekerjaan, termasuk juga
pekerjaan-pekerjaan yang disubkontrakkan.
2. Struktur Organisasi Pemilik-Pembangun (The Owner-Builder)
Secara historis banyak sekali kota-kota atau negara-negara terutama pada
bagian/dinas pekerjaan umum, badan pemerintah pusat, dan perusahaanperusahaan swasta
telah melaksanakan pekerjaan dengan kemampuan sendiri, baik
mengenai pembuatan desain maupun mengenai pelaksanaan konstruksinya.
pelaksanaan proyek. Cara untuk menyelesaikan proyek seperti ini telah dipakai pada
sebagian besar dari proyek-proyek industri berat yang berorientasi pada proses,
library 6sebagaimana yang telah dibangun di negara Amerika Serikat pada beberapa
dasawarsa terakhir ini.
4. Manajemen Konstruksi Profesional
Manajemen konstruksi profesional membentuk satu tim atas tiga kelompok
utama yaitu pemilik, perancang, dan manajer konstruksi dalam suatu hubungan
yang tidak saling bertentangan dan hal ini membuka kesempatan bagi pemilik untuk
berperan secara penuh dalam proses pelaksanaan konstruksi.
Struktur organisasi manajemen konstruksi profesional dibagi atas dua jenis
pendekatan. Pendekatan yang pertama yaitu melalui penggunaan suatu perusahaan
konsultan sebagai pengawas pekerjaan para kontraktor, sedangkan pendekatan
yang ke dua yaitu menggunakan jasa kontraktor utama sebagai pengawas dari
seluruh pekerjaan yang disubkontrakkan.
Dari segi waktu penyelesaian proyek, kualitas pekerjaan dan dari segi
pengawasan keuangan proyek maka penggunaan struktur organisasi manajemen
konstruksi profesional melalui pendekatan pertama akan lebih kompetitif bila
dibandingkan terhadap penggunaan struktur organisasi pendekatan ke dua. Hal ini
disebabkan karena adanya pembedaan yang jelas antara tugas dan wewenang pada
masing-masing unsur.
DAFTAR PUSTAKA
Angus, RB [et.al] 1997, Planning-performing and controlling projects, 2nd edition,
Prentice Hall Inc., New Jersey.
Barrie, D.S.[and] Paul son, RC. 1984. Professional Construction Management, 2nd
edition, McGraw Hill Inc. New York.
Degoff, RA [dan] Friedman, H.A. 1985, Comstruction Management, John Wiley &
Sons, New York.
Ivancevich, J.M., Matteson, M.T., 1987, Organizational Rehavior and Management,
Business Publications Inc., Texas
Thomson, CB., 1981. Developing-Marketing and Delivering Construction
Management Services, McGraw Hill Inc. New York
Soekanto Reksohadiprodjo, 1983, Manajemen Proyek, BPFE, Yogyakarta
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1385/1/sipil-aswin2.pdf