Refrat Endoftalmitis - Aris
Refrat Endoftalmitis - Aris
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME, atas Rahmat dan Hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Referat berjudul Endoftalmitis ini.Tugas ini berisi
pembahasan mengenai Endoftalmitis. Dalam penyusunannya penulis menggunakan beberapa
referensi baik yang bersumber dari buku ataupun mengunduh artikel dari internet. Dengan
demikian penulis berharap tugas ini dapat memenuhi kebutuhan para pembaca.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
dalam penyusunan makalah ini baik secara moril maupun spirituil, terutama kepada
pembimbing sekaligus moderator yaitu dr. Ernita Tantawi, Sp.M yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada kami dalam penyusunan tugas ini.
Walaupun demikian, penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan maupun
kesempatan penulis dalam menyusun makalah ini sehingga tidak dapat memenuhi seluruh
kebutuhan pembaca. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran perbaikan demi
kesempurnaan referat ini untuk kepentingan kita semua. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................ 3
1.2
RUMUSAN MASALAH......................................................................................... 3
1.3
TUJUAN.......................................................................................................... 3
1.4
MANFAAT........................................................................................................ 3
BAB II.................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................4
2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA............................................................................... 4
2.2 DEFINISI ENDOFTALMITIS ....................................................................................... 6
2.3 ETIOLOGI ENDOFTALMITIS...................................................................................... 6
2.4 EPIDEMIOLOGI ENDOFTALMITIS ............................................................................... 7
2.5 PATOFISIOLOGI ENDOFTALMITIS.............................................................................. 8
2.6 GEJALA DAN TANDA ENDOFTALMITIS......................................................................10
2.7 KLASIFIKASI ENDOFTALMITIS 16:............................................................................. 11
2.8 DIAGNOSA BANDING.......................................................................................... 14
2.9 PEMERIKSAAN PENUNJANG.................................................................................. 15
2.10 TERAPI......................................................................................................... 15
2.11 PENCEGAHAN.................................................................................................. 17
2.12 PROGNOSIS..................................................................................................... 17
PENUTUP..........................................................................................18
3.1 KESIMPULAN.................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Endophthalmitis didefinisikan sebagai suatu peradangan pada struktur bagian dalam bola
mata,seperti uvea dan retina yang terkait dengan adanya eksudat di vitreous humuor, camera
oculi anterior atau pada camera oculi posterior.
Endoftalmitis merupakan kejadian yang jarang, namun merupakan komplikasi yang
membahayakan. Endoftalmitis sering terjadi setelah trauma pada mata termasuk setelah
dilakukannya operasi mata yang merupakan faktor risiko masuknya mikroorganisme ke dalam
mata. Mikroorganisme ini menyebabkan infeksi intraokuler yang disebut endoftalmitis
Modalitas utama seorang dokter umum dalam menegakkan diagnosis endoftalmitis
adalah dengan anamnesis keluhan pasien dan dengan pemeriksaan fisik mata secara
umum.Endoftalmitis biasanya ditandai dengan edema palpebra, kongesti konjungtiva, dan
hipopion atau eksudat pada COA. Pada pasien dengan endoftalmitis, terjadi penurunan visus
bahkan dapat menghilang.Prognosis penglihatan menjadi jelek pada pasien-pasien dengan
endoftalmitis14
Karena hasil pengobatan akhir sangat tergantung pada diagnosis awal, maka penting
untuk melakukan diagnosis sedini mungkin. Penelitian tentang endoftalmitis pada beberapa
tahun terakhir telah menunjukkan beberapa cara sebagai profilaksis yang terjadinya
endoftalmitis. Berikut akan diuraikan lebih jauh mengenai endoftalmitis.
1.3 Tujuan
I.3.1 Mengetahui etiologi dan patofisiologi endoftalmitis.
I.3.2 Mengetahui cara mendiagnosis dan penatalaksanaan endoftalmitis.
1.4 Manfaat
I.4.1
I.4.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
untuk membantu proses akomodasi. Koroid adalah bagian paling posterior dari lapisan
vaskular dari bola mata, dimulai dari diskus optikus kemudian memanjang sampai ora serrata.
Bagian dalamnya halus, berwarna coklat dan berlekatan dengan epitel pigmen retina. Bagian
luarnya keras dan berlekatan dengan sklera.
Koroid
positif yang dapat mengakibatkan endoftalmitis tingkat rendah. Kuman penyebab biasanya
disebabkan oleh Staphylococcus albus, Staphylococcus aureus, proteus dan pseudomonas
dengan masa inkubasi 24-72 jam. Bila endoftalmitis terjadi dalam 2 minggu setelah trauma,
maka keadaan ini mungkin disebabkan karena infeksi bakteri, sedangkan bila gejala terlambat
mungkin infeksi disebabkan oleh jamur9
2. Endoftalmitis jamur
Endoftalmitis jamur angka kejadianya lebih jarang dibandingkan dengan endoftalmitis
bakteria.Fungi yang sering membuat endoftalmitis diantaranya adalah aspergillus, fusarium
dan candida.
terhadap
serangan
dari
mikroorganisme.
Dalam
endophthalmitis
endogen,
mikroorganisme yang melalui darah menembus sawar darah-mata baik oleh invasi langsung
(misalnya, emboli septik) atau oleh perubahan dalam endotelium vaskular yang disebabkan
oleh substrat yang dilepaskan selama infeksi. Kerusakan jaringan intraokular dapat juga
disebabkan oleh invasi langsung oleh mikroorganisme dan atau dari mediator inflamasi dari
respon kekebalan.
Endophthalmitis dapat terlihat nodul putih yang halus pada kapsul lensa, iris, retina, atau
koroid. Hal ini juga dapat timbul pada peradangan semua jaringan okular, mengarah kepada
eksudat purulen yang memenuhi bola mata. Selain itu, peradangan dapat menyebar ke
jaringan lunak orbital. Setiap prosedur operasi yang mengganggu integritas bola mata dapat
menyebabkan endophthalmitis eksogen8
Secara rinci, patofisiologi dari endoftalmitis dapat diakibatkan dengan mekanisme sebagai
berikut12 :
A.
Endoftalmitis Infeksi :
1. Endoftalmitis eksogen
Infeksi purulent yang terjadi disebabkan karena infeksi eksogen yang diikuti oleh
cedera yang mengakibatkan perforasi, perforasi dari ulkus kornea yang terinfeksi atau akibat
infeksi luka post-operasi diikuti oleh operasi intraokuler.Organisme yang biasanya terdapat
pada konjungtiva, palpebra atau pada alis mata biasanya merupakan penyabab pada
endoftalmitis post-operatif.Sebagian besar kasus dari endoftalmitis eksogen terjadi paska
operasi atau setelah trauma terhadap mata.Bakteri gram positif merupakan penyabab utama,
dengan angka kejadian hampir 90% dari setiap kasus dan merupakan flora normal dari
konjungtiva.12
2. Endoftalmitis endogens
Dalam endophthalmitis endogen, mikroorganisme yang melalui darah (terlihat pada
pasien yang bacteremic dalam situasi seperti endokarditis) menembus sawar darah-mata baik
oleh invasi langsung (misalnya, emboli septik) atau oleh perubahan dalam endotelium
vaskular yang disebabkan oleh substrat yang dilepaskan selama infeksi. Kerusakan jaringan
intraokular dapat juga disebabkan oleh invasi langsung oleh mikroorganisme dan / atau dari
mediator inflamasi dari respon kekebalan. Hal-hal bakteremia tersebut dapat terjadi pula pada
infeksi caries gigi dan perperal sepsis.
Individu yang mempunyai faktor resiko menjadi endoftalmitis endogen biasanya
memiliki faktor komorbid seperi diabetes mellitus, gagal ginjal gangguan katup jantung, SLE,
AIDS, leukemia dan kondisi keganasan lainya.Prosedur invasif dapat menyebabkan
bakteremia seperti hemodialisis, kateter urin, endoskopi gastrointestinal, tindakan kedokteran
gigi juga dapat menyebabkan endoftalmitis.Infeksi jamur dapat terjadi sampai dengan 50%
pada semua kasus endoftalmitis endogen, C.albicans merupakan salah satu patogen yang
tersering.Pada penyebab bakteri, S.aureus merupakan bakteri gram positif yang biasanya
diikuti oleh penyakit sistemik yang kronis, seperti diabetes mellitus atau gagal ginjal.
3. Infeksi sekunder dari struktur sekitar mata
Hal demikian sangat jarang terjadi, namun dalam beberapa kasus inflamasi purulent
intraokuler diikuti oleh infeksi seperti selulitis orbita, tromboflebitis dan ulkus kornea yang
terinfeksi.
B.
Endoftalmitis steril merujuk pada suatu inflamasi dari struktur internal bola mata diakibatkan
oleh toksin tertentu.Hal ini dapat terjadi pada keadaan sebagai berikut :
1. Postoperative sterile endoftalmitis. Hal ini dapat terjadi akibat reaksi toksin dari zat
kimia yang bereaksi dan menempel ke lensa intraokuler atau yang menempel ke
instrumen alat oprasi
2. Post-traumatic sterile endophthalmitis. Hal ini dapat terjadi akibat reaksi toksis yang
tersisa dari corpus alienum atau benda asing yang tetap bertahan didalam
intraokuler.Cth : tembaga
3. Tumor intraokuler.Tumor intraokuler yang mengalami nekfrosis dapat mengakibatkan
endoftalmitis steril
4. Phacoanaphylactic
endophthalmitis.
Hal
ini
dapat
menginduksi
terjadinya
endoftalmitis steril akibat proteins lensa pada pasien dengan katarak Morgagni
kemerahan pada mata, pembengkakan, dan penurunan visus. Pada beberapa bakteri
(misalnya, Propionibacterium acnes) dapat menyebabkan radang kronis dengan gejala
ringan. Organisme ini adalah flora kulit yang khas dan biasanya masuk pada saat
operasi intraokular.
Riwayat operasi mata, trauma mata, atau bekerja dalam industri sering ditemukan.
Dalam kasus endophthalmitis pascaoperasi, infeksi paling sering terjadi setelah
pembedahan (misalnya, pada minggu pertama), tetapi mungkin terjadi bulan atau
tahun kemudian seperti dalam kasus P.acnes.
Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan dari pemeriksaan visus, inspeksi struktur luar
mata, ophthalmoscope, pemeriksaan fundus dan pemeriksaan slit lamp.Pemeriksaan fisk yang
dapat ditemukan pada pasien dengan endoftalmitis diantaranya adalah :
Pupil tampak yellow reflex akibat eksudat purulent pada corpus vitreum
TIO meningkat atau menurun.TIO meningkat pada fase awal, namun pada kasus
yang berat, prosesus siliaris mungkin dapat mengalami kerusakan dan
mengakibatkan penurunan tekanan intraokuler.
Demam
Endoftalmitis Eksogen
1. Post-operatif akut
a. Endoftalmitis akut pasca bedah katarak
b. Endoftalmitis Pasca Operasi Filtrasi Antiglaukoma
2. Post-operatif kronis
a. Endoftalmitis Pseudofaki Kronik
3. Post-traumatik endoftalmitis
II.
Endogenus endoftalmitis
a. Bakterial
b. Fungi / Jamur
11
Diantara semua kasus endoftalmitis pasca operasi, komplikasi ini terjadi pasca operasi
filtrasi antiglaukoma yang terjadi sebanyak 10% dari kasus. Dari total jumlah kasus dengan
operasi filtrasi antiglaukoma, endoftalmitis terjadi dalam persentase yang sama seperti di
Katarak (0,1%). Trabeculectomy dan trepanotrabeculectomy, sebagai metode yang tersering,
membentuk filtrasi fistula yang mengarahkan cairan ke ruang bawah konjungtiva. Akumulasi
cairan ini memungkinkan menjadi tempat peradangan yang dapat disebabkan oleh inokulasi
bakteri selama operasi, atau bisa terjadi selama periode pasca operasi. Tanda-tanda
endoftalmitis muncul empat minggu setelah operasi pada 19% pasien, atau bahkan kemudian
dalam sebagian besar kasus. Infeksi juga dapat terjadi satu tahun berikutnya setelah operasi.
Manfestasi klinis yang terjadi sangat mirip dengan salah satu endoftalmitis akut dengan tandatanda kumpulan pus di tempat akumulasi cairan dan kerusakan nekrotik dari sclera sebagai
konsekuensi dari efek toksik. Bakteri penyebab paling umum adalah jenis Streptococcus dan
Staphylococcus aureus, disamping itu Haemophilus influenza juga menjadi salah satu
penyebabnya 1,9,10
II.
12
Endoftalmitis Post-traumatik
Fungal Endoftalmitis
Fungal endoftalmitis dapat berkembang melalui mekanisme endogen setelah beberapa
trauma atau prosedur bedah dengan inokulasi langsung ke ruang anterior atau vitreous body,
atau transmisi secara hematogen dalam bentuk candidemia. Tidak seperti fungal
chorioretinitis yang disebabkan oleh kandidiasis, yang disertai dengan tanda peradangan
minimal pada vitreous body, fungal endoftalmitis merupakan penyakit serius dengan
karakteristik tanda-tanda endoftalmitis akut6
eksogen:
sampel
vitreous
(vitreous
tap)
diambil
untuk
diteliti
B-scan (USG): tentukan apakah ada keterlibatan peradangan vitreous. Hal ini juga
penting untuk mengetahui dari ablasi retina dan Choroidal, yang nantinya penting
dalam pengelolaan dan prognosis.
Periksa visus
Slit lamp
Tekanan intraokular
Melebar funduscopy
Ultrasonografi
2.10 Terapi
Pengobatan tergantung pada penyebab yang mendasari endophthalmitis. Hasil akhir ini
sangat tergantung pada penegakan diagnosis dan pengobatan tepat waktu. Tujuan dari terapi
endophthalmitis adalah untuk mensterilkan mata, mengurangi kerusakan jaringan dari produk
bakteri dan peradangan, dan mempertahankan penglihatan. Dalam kebanyakan kasus terapi
yang diberikan adalah antimikroba intravitreal, periokular, dan topikal. sedangkan dalam
kasus yang parah, dilakukan vitrectomy, antibiotik di endophthalmitis12
15
Menjelaskan bahwa penyakit yang diderita memiliki prognosa yang buruk yang
mengancam bola mata dan nyawa apabila tidak tertangani.
2.
Menjelaskan bahwa penyakit tersebut dapat mengenai mata satunya, sehingga perlu
dilakukan pengawasan yang ketat tentang adanya tanda-tanda inflamasi pada mata seperti
mata merah, bengkak, turunnya tajam penglihatan, kotoran pada mata untuk segera untuk
diperiksakan ke dokter mata.
3.
4.
Perlunya menjaga kebersihan gigi mulut, sistem saluran kencing yang memungkinkan
menjadi fokal infeksi dari endoftalmitis endogen.
2.10.2 Farmakologi
1. Antibiotik
Terapi antimikroba empiris harus komprehensif dan harus mencakup semua kemungkinan
patogen dalam konteks pengaturan klinis.
Intravitreal antibiotik 12
Pemberian antibiotik intravitreal sebaiknya diberikan sedini mungkin.Prosedur ini
dilakukan secara transkonjungtiva dengan anastesi lokas dari area pars plana (4-5mm dari
limbus).Pemberian tersebut (vitreous tap) menggunakan jarum berukuran 23.Pada umumnya,
penggunakan kombinasi dua obat diberikan, pertama untuk mengatasi bakteri gram positif
dengan coagulase negatif dan bakteri gram negatif.
Pilihan pertama : Vancomicin 1 mg dalam 0.1 ml + ceftazidine 2.25 mg dalam 0.1ml
Pilihan kedua : Vancomicin 1 mg dalam 0.1ml + amikacin 0.4 mg dalam 0.1 ml
Pilihan ketiga : Vancomicin 1 mg dalam 0.1ml + gentamicin 0.2 mg dalam 0.1 ml
Antibiotik topikal
Vancomicin (50 mg/ml) atau cefazolin (50 mg/ml), dan
Amikacin (20 mg/ml) atau tobramycin (15mg%)
Antibiotik sistemik (jarang).
Ciprofloxacin intravena 200 mg BD selama 2-3hari, diikuti
500 mg oral BD selama 6-7 hari, atau
16
3. Terapi suportif
Siklopegik. Disarankan tetes mata atropin 1% atau bisa juga hematropine 2% 2 3 hari
sekali.
Obat-obat antiglaucoma disarankan untuk pasien dengan peningkatan tekanan
intraokular. Acetazolamide (3 x 250 mg) atau Timolol (0.5 %) 2 kali sehari
2.10.3 Operatif
Vitrectomy adalah tindakan bedah dalam terapi endophthalmitis. Bedah debridemen rongga
vitreous terinfeksi menghilangkan bakteri, sel-sel inflamasi, dan zat beracun lainnya untuk
memfasilitasi difusi vitreal, untuk menghapus membran vitreous yang dapat menyebabkan
ablasio retina, dan membantu pemulihan penglihatan. Endophthalmitis vitrectomy Study
(EVS) menunjukkan bahwa di mata dengan akut endophthalmitis operasi postcataract dan
lebih baik dari visi persepsi cahaya. Vitrectomy juga
2.11 Pencegahan
1. Identifikasi keadaan pasien yang memiliki faktor resiko sebelum operasi (blepharitis,
kelainan drainase lakrimal, adanya infeksi yg aktif)
2. Persiapan operasi, termasuk :
Pov. Iodine 5-10%
Sarung tangan steril
Profilaksis topikal / perikoular antibiotik
Profilaksis intravitreal (pada kasus kasus trauma)
2.12 Prognosis
Prognosis dari endoftalmitis sendiri bergantung durasi dari endoftalmitis, jangka
waktu infeksi sampai penatalaksanaan, Virulensi bakteri dan Keparahan dari trauma. Bila
sudah terlihat hipopion, dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan endoftalmitis sudah lanjut
17
sehingga prognosa lebih buruk7.Diagnosa yang tepat dalam waktu cepat dengan tatalaksana
yang tepat mampu meningkatkan angka kesembuhan endoftalmi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Endophthalmitis didefinisikan sebagai suatu peradangan pada struktur bagian dalam
bola mata,seperti uvea dan retina yang terkait dengan adanya eksudat di vitreous humuor,
camera oculi anterior atau pada camera oculi posterior.Tanda dan gejala yang ditunjukan
antara lain adanya penurunan visus, hiperemi konjungtiva, nyeri, pembengkakan, dan
hipopion. Konjungtiva chemosis dan edema kornea.
Endoftalmitis sendiri berdasarkan etiologinya dibagi menjadi dua, dengan infeksi atau
steril. Pemeriksaan penunjang untuk endoftalmitis adalah vitreous tap untuk mengetahui
organisme penyebab sehingga terapi yang diberikan sesuai. Terapi operatif (vitrectomy)
dilakukan pada endoftalmitis berat. Prognosis dari endoftalmitis sendiri bergantung durasi
dari endoftalmitis, jangka waktu infeksi sampai penatalaksanaan, virulensi bakteri dan
keparahan dari trauma. Diagnosa yang tepat dalam waktu cepat dengan tatalaksana yang tepat
mampu meningkatkan angka kesembuhan endoftalmitis.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Benz MS, Scott IU, Flunn HW. Endophtalmits isolates and antibiotic sensitivites: A 6
years review of culture proven cases. Am J Ophtalmol 2004; 137:1:38-42.
2. Callegan MC, Elenbert M, Parke DW. Bacterial endophthalmitis: Epidemiology,
therapeutics, and bacterialhost interactions. Clin Microbiol Rev 2002;15:1:111-24.
3. Cooper Ba, Holekamp Nm, Bohigian G, Thompson PA. Case- control study of
endophthalmitis after cataract surgery comparing scleral and corneal wounds. Am J
Ophtalmol 2003; 136: 300-5.
4. Gan IM, Ugahary LC, van Dissel JT, Feron E, PeperkampE, Veckeneer M et al.
Intravitreal dexamethasone as adjuvant in the treatment of postoperative
endophthalmitis:a
prospective
randomized
trial.
Graefes
Arch
Clin
Exp
Ophthalmol.2005;243(12):1200-5.
5. Hanscom TA. Postoperative edophthalmitis. Clin Infect Dis 2004; 38:4:542-6.
6. Hatch WV, Cernat G, Wong D, Devenyi R, Bell CM. Risk factors for acute
endophthalmitis after cataract surgery: a population-based study. Ophthalmology
2009;116(3):425-30.
7. Ilyas S. Dalam: Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta, FKUI: 2013;
8. Kalamalarajah S, Silvestri G, Sharma N. Surveillance of endophthalmitis following
cataract surgery in the UK. Eye 2004; 18:6: 580-7.
9. Lunstrom M, Wejde G, Stenevi U. Endophthalmitis after cataract surgery: a
nationwide prospective study avaluating incidence in relation to incision type and
location. Ophthalmology 2007;114: 1004-9.
10. Maguire JI. Postoperative endophthalmitis: optimal management and the role and
timing of vitrectomy surgery. Eye 2008;22(10):1290-300.
11. Miller JJ,Scott IU, Flynn HW. Endophthalmitis caused by Streptococcus pneumoniae.
Am J Ophtalmol 2004; 138:2:231-6.
12. Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. 4th ed. Anshan publishers 2007.
13. Prajna NV, Sathish S, Rajalakshmi PC, George C. Microbiological profile of anterior
chamber aspirates following uncomplicated cataract surgery. Indian J Ophthalmol
1998;46(4):229-32.
19
14. Scheidler V, Scott IU, Flun HW. Culture-proven endogenous endophtalmitis: Clinical
features and visual acuity outcomes. Am J Ophtalmol 2004;137:4
15. Smith SR, Kroll AJ, Lou PL, Ryan EA. Endogenousbacterial and fungal
endophthalmitis. Int OphthalmolClin 2007;47(2):173-83.
16. Ojaimi
Elvis
and
David
Wong.
Endophthalmitis,
Prevention
and
Treatment.University of Toronto.2013
17. Trofa D, Gcser A, Nosanchuk JD. Candida parapsilosis,an emerging fungal pathogen.
Clin Microbiol Rev 2008;21(4):606-25.
18. Anne M.Menke. Endophthalmitis and TASS : Prevention, Diagnosis, Investigation,
Response. Ophtalmic Mutual Insurance Company : 2010
20