Anda di halaman 1dari 15

Pendidikan Kewarganegaraan

Politik dan Kenegaraan “Hak Angket Bank Century”

Tugas ini dikumpulkan untuk memenuhi sebagian persyaratan kelulusan matakuliah


Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh kelompok 3 Kelas 2B

Ketua Anggota

: :

Ega Arie Pramiadi Aditya Legowo P. U. Faza Budiarti Julian Ruspratama

(08501051) (08501039) (08501055) (08501063)

Jurusan Teknik Komputer Program Studi DIII Teknik Informatika Politeknik Negeri
Bandung 2010
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan kemudahan dalam
setiap kesulitan yang dihadapi, atas segala rahmat dan karuniaNya yang mengiringi
penyelesaian makalah yang bertemakan Politik Kebangsaan. Penulis menyadari bahwa
makalah ini tidak diselesaikan hanya dengan memanfaatkan kemampuan penulis saja.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak N.S.Djunaedi, selaku
pengajar matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan pada semua pihak terkait yang
tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu dan mendukung penulis
sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Walaupun penulis telah
mencoba melakukan yang terbaik dalam penulisan laporan ini, penulis tetap
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mohon agar kekurangan dalam penulisan dapat dimaklumi dan dimaafkan dan penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Terima kasih.

Bandung,

Desember 2009

Penulis

Kelompok 3 – Politik dan Kenegaraan

1
BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Sesuai dengan topik yang diangkat, yaitu “Politik dan Kenegaraan”.
Dan

mengangkat contoh kasus “Hak Angket Bank Century”, tanpa disadari seluruh lapisan
masyarakat khususnya kalangan mahasiswa yang disebut sebagai kaum intelek
masyarakat selalu mengikuti dalam menyimak perkembangan kasus tersebut khususnya
yang menyangkut pengambilan “Hak Angket” oleh DPR sebagai salah satu upaya, daya
dan usaha menyelesaikan kasus ini. Karena pentingnya peran serta masyarkat sebagai
elemen pembangun dan khususnya kaum “mahasiswa” sebagai kaum intelek bangsa, maka
haruslah menjadi cerminan bangsa dalam berperilaku dan menentukan sikap yang baik
dalam menyikapinya. Ini adalah suatu pembelajaran jika dalam lingkup mahasiswa,
institusi dan pengajar. Dimana kasus ini diangkat sebagai contoh kasus dalam suatu
topik dengan judul Politik Kebangsaan, sehingga banyak hal yang bisa diangkat
sebagai prioritas permasalahan dan pengambilan kesimpulan terhadap suatu masalah
tersebut. Selain menambah wawasan tentang kasus yang akan dibahas, ada banyak hal
yang dapat dipelajari dalam kasus ini.

1.2

Rumusan Masalah Awal dalam pengangkatan kasus ini adalah analisis kembali kejadian
dalam

tidak mampunya Bank Century untuk membayar dana permintaan dari para nasabahnya.
Setelah berjalan begitu jauh, dan tidak banyak pelaku pemerintahan yang menyadari,
ini telah menimbulkan kerugian yang besar bagi Negara. Tentunya DPR selaku badan
legislatif yang ada dalam roda pemerintahan secara sepakat mengeluarkan haknya
yang disebut sebagai “Hak Angket” untuk menyelesaikan sampai sejauh mana uang
Negara yang bisa diselamatkan. Hal itu adalah hanya target yang minimal dalam
penyelesaian kasus ini, sedangkan secara optimal target yang ingin dicapai oleh
para lembaga dan juga komite yang terkait dalam kasus ini

Kelompok 3 – Politik dan Kenegaraan

2
adalah selesainya permasalahan dengan tidak ada pihak yang sama sekali dirugikan
tentu dengan memperhatika instrumental yang ada dalam bangsa ini.

1.3

Tujuan dan Manfaat Tujuan dan manfaat yang dapat diambil dari berjalannya kasus
yang sedang

dihadapi oleh bangsai ini adalah tidak lain untuk selalu melihat instrumental atau
aturan-aturan atau undang-undang yang terikat terhadap suatu kasus yang sedang
dihadapi. Pentingya aturan tersebut adalah untuk selalu mengingatkan kita dalam
bersikap ataupun dalam pengambilan keputusan. Jika dalam kehidupan

berorganisasi kita selalu dituntut untuk saling berkoordinasi antara anggota


organisasi dalam menjalankan program kerja maupun sosialisasi antar anggota
organisasi. Melihat nasib bangsa yang sedang dialami saat ini dengan kehadiran
kasus Skandal Bank Century tersebut, tentunya hal ini akan menjadi suatu
pengalaman yang tak mungkin dilupakan oleh seluruh masyarakat dan khususnya para
kaum intelek bangsa, Mahasiswa. Sebagai pembelajaran kita semua agar hal ini tidak
sampai terjadi kembali.

Kelompok 3 – Politik dan Kenegaraan

3
BAB II STUDI PUSTAKA

POLITIK Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat
yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.[1]
Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda
mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Politik adalah seni dan
ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.
Lembaga politik secara awam berarti suatu organisasi, tetapi lembaga bisa juga
merupakan suatu kebiasaan atau perilaku yang terpola. Perkawinan adalah lembaga
sosial, baik yang diakui oleh negara lewat KUA atau Catatan Sipil di Indonesia
maupun yang diakui oleh masyarakat saja tanpa pengakuan negara. Dalam konteks ini
suatu organisasi juga adalah suatu perilaku yang terpola dengan memberikan jabatan
pada orang-orang tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu demi pencapaian tujuan
bersama, organisasi bisa formal maupun informal. Lembaga politik adalah perilaku
politik yang terpola dalam bidang politik.

HAK ANGKET Hak Angket berdasarkan Pasal 77 UU No 27 Tahun 2009 adalah Hak DPR RI
untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu undang-undang dan / atau
kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak
luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diduga
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Penyelidikan ini memang bukan
penyelidikan sebagaimana tugas penyidik pro justitia dari aparat penegak hukum
(misal kepolisian atau KPK) untuk menentukan suatu peristiwa merupakan tindak
pidana atau bukan sehingga diperlukan penyidikan.

Kelompok 3 – Politik dan Kenegaraan

4
Hak Angket berdasarkan UU tersebut haruslah diusulkan oleh paling sedikit 25 (dua
puluh lima) orang anggota DPR dan lebih dari 1 (satu) fraksi. pengusulan ini harus
memuat: (a.) materi kebijakan dan / atau pelaksanaan undang-undang yang akan
diselidiki; dan (b.) alasan penyelidikan. Usul tersebut menjadi hak angket DPR
apabila mendapat persetujuan dari rapat paripurna DPR yang dihadiri lebih dari 1/2
(setengah) jumlah anggota DPR dan keputusan diambil dengan persetujuan lebih dari
1/2 (setengah) jumlah anggota DPR yang hadir. Apabila usul ini diterima maka DPR
akan membentuk panitia angket yang mempunyai kewenangan untuk memangil dan
melakukan penyelidikan terhadap pemerintah, dan saksi, pakar, organisasi profesi
dan lain-lain. Ketika Panitia Angket sudah menyelesaikan tugasnya, semuanya akan
tergantung pada fakta-fakta dan bukti-bukti yang terungkap selama penyelidikan dan
tergantung pula pada analisis Panitia Angket terhadap fakta-fakta dan bukti-bukti
yang berhasil diungkapkan. Kalau semua yang terungkap disimpulkan bahwa kebijakan
pemerintah sekitar masalah yang diangkat, menguntungkan rakyat, dan sejalan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka Pemerintah tentu aman-aman saja.
Laporan Panitia Angket kepada rapat paripurna yang diterima oleh fraksi-fraksi dan
disahkan DPR, selanjutnya diserahkan kepada Presiden. Presiden akan dengan senang
hati menerima hasil angket DPR yang ternyata membenarkan segala kebijakan yang
ditempuh Pemerintah. Ini sekaligus berarti DPR telah keliru mengasumsikan sesuatu,
yang setelah diselidiki ternyata tidak benar. Jika penyelidikan yang dilakukan
Panitia Angket menyimpulkan telah terjadi kebijakan yang merugikan negara,
merugikan rakyat serta bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, apalagi melanggar ketentuan UUD 1945, laporan Panitia Angket harus
disampaikan ke rapat paripurna DPR untuk mendengarkan pendapat fraksi-fraksi
sebelum laporan itu diputuskan untuk diterima atau ditolak, baik secara aklamasi
maupun melalui pemungutan suara. Keputusan DPR tersebut disampaikan kepada
Presiden. Selanjutnya DPR dapat menindaklanjuti keputusan itu sesuai kewenangan
DPR. Tindak lanjut atas keputusan DPR tentang penggunaan hak angket diatur dalam
Pasal 184 ayat (1a) ialah menyampaikan “Hak Menyatakan Pendapat” atas

Kelompok 3 – Politik dan Kenegaraan

5
keputusan hasil penyelidikan melalui penggunaan hak angket, atau langsung
menggunakan ketentuan Pasal 184 ayat (1b) yakni Hak Menyatakan Pendapat untuk
menduga bahwa “Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran hukum berupa
pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya
atau perbuatan tercela maupun tidak memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau
Wakil Presiden”. Penggunaan ketentuan pasal ini - yang merupakan ketentuan yang
bersumber dari ketentuan Pasal 7B ayat (1) UUD 1945 - memang sangat serius.
Ketentuan inilah yang dikenal dengan istilah “impeachment” terhadap Presiden.
Ketentuan Pasal 7B ayat (1) UUD 1945 di atas belum pernah ada praktiknya dalam
sejarah ketatanegaraan kita. Kalau pendapat DPR bahwa benar hal itu terjadi, maka
Mahkamah Konstitusilah yang harus memutuskan apakah pendapat DPR itu terbukti atau
tidak. Kalau MK memutuskan memang terbukti, maka DPR menyelenggarakan sidang
paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
kepada MPR (Pasal 7B ayat 5 UUD 1945 jo Pasal 190 Peraturan Tata Tertib DPR.
Sejarah Indonesia mencatat dua kali sidang istimewa MPRS dan MPR yang terjadi pada
masa Presiden Sukarno dan Presiden Abdurrahman Wahid. Dan keduanya adalah presiden
yang menjadi korban hak angket, karena harus dipaksa turun dari jabatanya sebelum
masa kepemimpinannya berakhir.

Kelompok 3 – Politik dan Kenegaraan

6
BAB III PEMBAHASAN

Pada tanggal 13 November 2008 Bank Century mengalami keadaan tidak bisa membayar
dana permintaan dari nasabah atau umumnya disebut sebagai kalah kliring keadaan
ini hingga membuat terjadinya kepanikan atau rush dalam penarikan dana pada Bank
Century selanjutnya pada tanggal 14 November 2008 manajemen Bank Century melapor
kejadian tersebut serta ikut mengajukan permohonan untuk mendapatkan fasilitas
pendanaan darurat kepada Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) selanjutnya pada
tanggal 20 November 2008 Bank Indonesia (BI) melakukan penetapan status Bank
Century menjadi bank gagal, Menteri Keuangan yang dijabat oleh Sri Mulyani selaku
Ketua dari Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) mengadakan rapat untuk
pembahasan nasib Bank Century, dalam rapat tersebut, Bank Indonesia (BI) diwakili
oleh Gubenur Bank Indonesia yang dijabat oleh Boediono melalui data per 31 Oktober
2008 menyatakan bahwa rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank
Century telah minus hingga 3,52 persen, dalam agenda rapat tersebut antara lain
turut dibahas dampak yang akan terjadi atau akan timbul apakah akan berdampak
sistemik, seperti dalam istilah teknis disebut bank run atau run on the bank bila
Bank Century diperlakukan sebagai bank gagal yang akan dilikuidasi kemudian dalam
rapat tersebut diputuskan untuk menyerahkan Bank Century kepada Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS). Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam laporan awal menyebutkan
adanya dugaan ada rekayasa untuk menyuntikkan dana Dalam pasal 32, 33 dan 39
Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 5/PLPS/2006 tanggal 28 September 2006
menyatakan bahwa selama bank gagal sistemik dalam penanganan Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS), jika berdasarkan penilaian Lembaga Pengawas Perbankan (LPP)
kondisi bank menurun sehingga menyebabkan diperlukan tambahan modal disetor untuk
memenuhi tingkat kesehatan bank, maka Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) meminta
Komite Koordinasi untuk membahas

permasalahan bank serta langkah-langkah yang akan diambil untuk penanganan bank
tersebut, oleh sementara pihak mentenggarai terubah melalui pasal 6 Peraturan
Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 3/PLPS/2008 tanggal 4 Desember 2008 dan sudah
dibantah oleh LPS mengenai adanya rekayasa aturan.

Kelompok 3 – Politik dan Kenegaraan

7
Pihak Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) ikut terbawa
dicurigai berusaha untuk menutup-nutupi data aliran dana tersebut akan tetapi
kemudian dibantah oleh Yunus Husein, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK) dengan mengatakan bahwa telah diberikan informasi mengenai aliran
dana Bank Century sesuai dengan permintaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan
tetapi pada tanggal 23 November 2009 menurut Maruarar Sirait, anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) yang ikut dalam saat penyerahan laporan hasil audit Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Bank Century yang diberikan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) mengatakan bahwa laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
tersebut tidak menyertakan soal aliran dana Bank Century tanggal 1 Desember 2009
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengatakan baru
menyampaikan informasi transaksi keuangan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
dari 51 nasabah yang terdiri dari 44 nasabah perorangan dan 7 nasabah perusahaan
senilai Rp 147,6 miliar dan tak temukan aliran dana Bank Century kepada parpol.
Dalam penyaluran modal sementara (PMS) oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kepada
Bank Century dicurigai bermuara pada kepentingan politik atau partai politik
karena bertepatan dengan saat-saat pemilu 2009. Terdapat upaya dari sejumlah
anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengusulkan agar dilakukan penggunaan salah
satu hak kewenangan konstitusional Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yakni Hak Angket
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terhadap aliran dana pada Bank Century. Pada tanggal
1 Desember 2009 dalam Sidang Paripurna Pengesahan Hak Angket Bank Century terhadap
usulan penggunaan hak angket DPR yang diusulkan oleh 503 Anggota DPR tersebut
disahkan dan disetujuinya penggunaan hak angket untuk mengungkap skandal Bank
Century dengan didukung oleh seluruh fraksi yang berada di DPR yakni 9 Fraksi.
Fokus pelaksanaan hak angket dalam kasus Bank century antara lain mengetahui
sejauh mana pemerintah melaksanakan peraturan perundang-undangan terkait
keputusannya mencairkan dana talangan Rp 6,76 triliun untuk Bank Century; mengurai
secara transparan komplikasi yang menyertai kasus pencairan dana talangan Bank
Century, termasuk mengapa bisa terjadi perubahan Peraturan Bank Indonesia secara
mendadak, keterlibatan Kabareskrim Mabes Polri ketika itu, Komjen Susno Duadji,
dalam pencairan dana nasabah Bank Century, dan

Kelompok 3 – Politik dan Kenegaraan

8
kemungkinan terjadi konspirasi antara para pemegang saham utama Bank Century dan
otoritas perbankan dan keuangan pemerintah; menyelidiki mengapa bisa terjadi
pembengkakan dana talangan menjadi Rp 6,76 triliun bagi Bank Century? Sementara
Bank Century hanyalah sebuah bank swasta kecil yang sejak awal bermasalah, bahkan
saat menerima bail out, bank ini dalam status pengawasan khusus; lebih jauh lagi,
panitia hak angket juga akan mengetahui seberapa besar kerugian negara akibat Bank
Century, dan sejauh mana kemungkinan penyelamatan uang negara bisa dilakukan.
Kebijakan pemerintah "menyelamatkan" Bank Century dengan sendirinya dapat
dijadikan sebagai objek dari hak angket DPR karena berdampak luas pada kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, apalagi kebijakan itu juga berkaitan dengan keuangan
negara. Namun, apakah kebijakan itu benar-benar bertentangan dengan UU sebagaimana
dugaan DPR, inilah yang harus "dibuktikan" melalui penggunaan hak angket itu.
Dalam proses penyelidikan, Panitia Hak Angket DPR dapat mengumpulkan fakta dan
bukti bukan saja dari kalangan pemerintah, tetapi dari siapa saja yang dianggap
perlu, termasuk mereka yang dianggap ahli mengenai masalah yang diselidiki. Mereka
wajib memenuhi panggilan Panitia Angket dan menjawab semua pertanyaan dan
memberikan keterangan lengkap, termasuk menyerahkan semua dokumen yang diminta,
kecuali apabila penyerahan dokumen itu akan bertentangan dengan kepentingan
negara. Mereka yang dipanggil namun tidak datang tanpa alasan yang sah, dapat
disandera selama-lamanya seratus hari (Pasal 17 ayat 1 UU Nomor 6 Tahun 1954).
Panitia Angket juga dapat meminta pengadilan untuk memerintahkan pejabat yang
tidak mau menyerahkan dokumen negara yang mereka minta agar menyerahkannya. Fungsi
hak angket Bank Century sudah menjadi perhatian publik dan harus diselesaikan.
Penting bagi DPR menggali keterangan ahli dan semua pihak terkait dengan aliran
dana dan masalah lainnya yang terkait dengan "penyelamatan" Bank Century. Dengan
memakai hak angket, diharapkan ada konklusi yang lebih objektif, bukan asal
kritis. Sebab, orientasi angket menyelidiki dan mencari solusi. Yang ingin
diketahui DPR bukan sebatas mendengar apologi pemerintah, melainkan menguak lebih
jauh ada apa sebenarnya dibalik kebijakan pemerintah terhadap pengawasan bank-bank
selama ini. Sebab, sejauh ini terlalu banyak hal terkait dengan pengawasan yang
tidak akuntabel dan terkesan ditutup-tutupi.

Kelompok 3 – Politik dan Kenegaraan

9
Urgensi usul hak angket Bank Century terkait pula dengan kelirunya struktur
berpikir pemerintah. Pemerintah melupakan amanat konstitusi bahwa salah satu
tujuan dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti termaktub dalam
Pembukaan UUD 1945 paragraf ke-4, ialah memajukan kesejahteraan umum. Di tengah
badai krisis ekonomi dan rentetan bencana alam yang terjadi di hampir seluruh
wilayah RI, pemerintah "memanjakan" Bank Century. Hasil audit dari BPK menyangkut
Bank Century dapat digunakan (atau tidak digunakan) oleh panitia angket DPR.
Nantinya, DPR dapat saja berpendapat lain dengan BPK. Dengan kata lain, bila hasil
audit BPK berkesimpulan aliran dana pemerintah ke Bank Century sudah sesuai dengan
prosedur, kesimpulan itu dapat dikesampingkan oleh DPR. Apalagi Wapres Boediono
memiliki peran terkait pencairan dana Rp 6,7 triliun saat dirinya menjadi Gubernur
BI. Pada titik inilah kehadiran Panitia Hak Angket DPR untuk menguak persoalan
seputar penyelamatan Bank Century menjadi amat penting dilakukan.

Kelompok 3 – Politik dan Kenegaraan

10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Sampai dengan informasi terakhir penanganan kasus Hak Angket Bank Century yang
sedang berjalan, kami selaku mahasiswa yang memandang dengan objektif sesuai
dengan fakta dan pendapat yang ada dalam setiap hal yang bergulir dalam kasus ini
berpendapat bahwa pemerintah memang sudah seharusnya mengeluarkan Hak Angket
terhadap kasus Bank Century yang sedang mengalami krisis pada saat itu. Dan
khusunya Pansus Hak Angket tersebut harus senantiasa bersikap objektif dan melihat
fakta yang ada serta memang fakta tersebut terbukti benar adanya sehingga bisa
dipertanggungjawabkan terhadap semua pihak yang terkait serta diduga bermasalah
dengan keputusan untuk mengalirkan dana yang dikucurkan kepada Bank Century pada
saat itu. Selain memperhatikan fakta, bukti dan pendapat yang ada, instrumental
yang ada dalam lingkup kasus Hak Angket Bank Century pun harus senantiasa
diperhatikan dalam kasus ini. Instrumental yang dimaksud dalam pembahasan ini
adalah segala Undang-undang, dan peraturan yang berlaku. Memang masyarakatpun
selalu dibuat bingung dengan adanya informasi yang diedarkan oleh beberapa media
dalam bentuk yang bermacam-macam, tetapi inilah tantangan dan ancaman yang sedang
dihadapi tidak hanya dalam kasus Hak Angket Bank Century, tetapi tidak menutup
kemungkinan pada kasus yang lain juga. Diharapkan masyarakat juga haruslah
senantiasa bersikap objektif dalam segala informasi yang mengalir seiring
berjalannya penyelidikan yang sedang dilakukan pemerintah saat ini. Saran dan
kritik dalam pengangkatan tema “Politik dan Kenegaraan” dengan mengangkat kasus
Hak Angket Bank Century ini senantiasa diharapkan oleh penulis beserta segenap
pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini untuk penulisan dan
pembahasan laporan yang serupa maupun yang mendekati.

Kelompok 3 – Politik dan Kenegaraan

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Judul Tautan Waktu Akses Tautan lengkap

: Aliran Dana Penjamin pada Bank Century : http://id.wikipedia.org : Minggu, 20-


12-2009, 4:04:54 PM

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aliran_Dana_Lembaga_Pen
jamin_Simpanan_pada_Bank_Century&amp

2. Judul Tautan Waktu Akses Tautan lengkap

: DPR pertimbangkan bentuk Hak Angket Century : http://rss.vivanews.com : Minggu,


20-12-2009, 4:04:54 PM

http://rss.vivanews.com

3. Judul Tautan Waktu Akses Tautan lengkap

: Hak Angket Century : http://www.ahmadheryawan.com : Minggu, 20-12-2009, 4:04:54


PM

http://www.ahmadheryawan.com

4. Judul Tautan Waktu Akses Tautan lengkap

: Masyarakat perlu awasi perjalanan Angket Century : http://www.antaranews.com/ :


Jumat, 11-12-2009, 3:12:06 PM

http://www.antaranews.com/

5. Judul Tautan Waktu Akses Tautan lengkap

: Angket DPR – mungkinkah mengimpeach Presiden? :


http://yusril.ihzamahendra.com/xmlrpc.php : Jumat, 11-12-2009, 3:12:06 PM

http://yusril.ihzamahendra.com/xmlrpc.php

Kelompok 3 – Politik dan Kenegaraan

12
Kelompok 3 – Politik dan Kenegaraan

13

Anda mungkin juga menyukai