The New 23
The New 23
6.1
Tinjauan Umum
Analisis debit banjir rencana saluran drainase adalah bertujuan untuk
mengetahui debit banjir rencana saluran sekunder Bremi, saluran sekunder Meduri
dan saluran primer Meduri. Sedangkan analisis dimensi saluran drainase adalah
perencanaan penampang saluran sekunder Bremi, saluran sekunder Meduri dan
saluran primer Meduri, sehingga didapatkan dimensi saluran (lebar dan tinggi
saluran) serta slope minimum saluran.
Analisis dimensi saluran drainase ini terdiri dari analisis perencanaan
dimensi saluran aliran uniform (seragam) pada kondisi MSL serta analisis non
uniform (tidak seragam) pada kondisi HWL dalam hal ini adalah backwater (air
balik).
6.2
disebabkan luas daerah tangkapan yang kecil. Analisis debit banjir terdiri dari
analisis debit banjir saluran sekunder Bremi, saluran sekunder Meduri dan saluran
primer Meduri. Analisis debit banjir rencana menggunakan V minimum, karena
kemiringan dasar saluran yang sangat kecil.
= 1.466,1 Ha
= 3.344,63 m
VI-1
= 0.70
Jarak titik terjauh dari daerah hulu sampai titik yang ditinjau (Lt0)
= 9,137 Km
Beda tinggi elevasi titik terjauh dengan elevasi titik yang di tinjau (D)
= 3,521 m
Kecepatan minimum aliran sungai (Vmin)
= 0.75 m/det
= 56,277 t c
0 , 667
mm/jam
Inlet Time yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir di atas
permukaan tanah menuju saluran drainase (t0).
t0
Conduit Time yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir di
sepanjang saluran sampai titik kontrol yang ditentukan dibagian hilir (td).
td
L
menit
60 V min
3.344,63
60 0,75
= 74,325 menit
= 1,238 jam
waktu konsentrasi yaitu waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air dari
titik yang paling jauh pada daerah aliran ke titik kontrol yang ditentukan di bagian
hilir suatu aliran (tc)
tc
= t0 + td
tc
= 7,510 + 1,238
= 8,749 jam
Intensitas curah hujan saluran sekunder Bremi selama durasi tc. Intensitas
0 , 667
mm/jam
VI-2
= 56,277 8,749-0,667
= 13,245 mm/jam
Debit rencana saluran sekunder Bremi (Q)
Q
= 0,00278 C I A m3/det
= 0,00278 0.70 13,245 1.466,1 = 37,788 m3/det
= 1.871 Ha
= 3.371,4 m
= 0.70
Jarak titik terjauh dari daerah hulu sampai titik yang ditinjau (Lt0)
= 8,919 Km
Beda tinggi elevasi titik terjauh dengan elevasi titik yang di tinjau (D)
= 4,418 m
Kecepatan minimum aliran sungai (Vmin)
= 0,75 m/det
= 56,277 t c
0 , 667
mm/jam
Inlet Time yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir di atas
sepanjang saluran sampai titik kontrol yang ditentukan dibagian hilir (td).
td
L
menit
60 V min
3371.4
60 0,75
VI-3
= 74,920 menit
= 1,248 jam
waktu konsentrasi yaitu waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air dari
titik yang paling jauh pada daerah aliran ke titik kontrol yang ditentukan di bagian
hilir suatu aliran (tc)
tc
= t0 + td
= 6,692 + 1,248
= 7,941 jam
Intensitas curah hujan saluran sekunder Meduri selama durasi tc. Intensitas
0 , 667
mm/jam
= 56,277 7,941-0,667
= 14,129 mm/jam
Debit rencana saluran sekunder Meduri (Q)
Q
= 0,00278 C I A m3/det
= 0,00278 0.70 14,129 1871 = 51,443 m3/det
= 3.337,1 Ha
= 1.634,83 m
= 0.50
(( A1 C1 ) + ( A2 C 2 ) + ( A3 C 3 ))
( A1 + A2 + A3 )
= 0,60
Kecepatan minimum aliran sungai (Vmin)
= 0.75 m/det
= 60,119 t c
0 , 667
mm/jam
Waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir di atas permukaan tanah
menuju saluran hilir ( t0) sama dengan waktu konsentrasi terbesar saluran hulu (t0
= tc maksimum daerah hulu)
VI-4
t0
sepanjang saluran sampai titik kontrol yang ditentukan dibagian hilir (td).
td
L
menit
60 V min
1634.83
60 0,75
= 36,330 menit
= 0,605 jam
Waktu konsentrasi yaitu waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air dari
titik yang paling jauh pada daerah aliran ke titik kontrol yang ditentukan di bagian
hilir suatu aliran (tc)
tc
= t0 + td
= 8,749 + 0,605
= 9,354 jam
Intensitas curah hujan saluran primer Meduri selama durasi tc. Intensitas
= 60,119 t c
0 , 667
mm/jam
= 60,119 9,354-0,667
= 13,531 mm/jam
Debit rencana saluran primer Meduri (Q)
Q
= 0,00278 C I A m3/det
= 0,00278 0.60 13,531 3.337,1
= 75,319 m3/det
Kondisi saluran sekunder Bremi, saluran sekunder Meduri dan saluran
primer Meduri saat ini (eksisting) hanya mampu mengalirkan debit yang kurang
dari debit perencanaan, sehingga perlu direncanakan normalisasi sungai.
Normalisasi sungai dilakukan untuk mengatasi banjir dengan cara memperbesar
atau mendesaian ulang penampang. Desain penampang disini menggunakan
VI-5
rumus Manning sehingga bisa menampung debit banjir yang ada. Untuk lebih
jelasnya debit eksisting dan debit rencana dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1 : Debit Eksisting dan Debit rencana
No
Nama Saluran
Debit Eksisting
Debit Rencana
1.
Primer Meduri
32 m /det
75,319 m3/det
2.
Sekunder Meduri
32 m3/det
51,443 m3/det
3.
Sekunder Bremi
21 m3/det
37,788 m3/det
6.3
Sekunder Bremi
= 37,788 m3/det
= 2
= 0,75 m/det
= Q/Vmin (m/det)
= 37,788 / 0,75
= 50,384 m2
H=4 m
1
m
B=5m
VI-6
Menggunakan H = 4 m :
F
= (B + mH)H (m/det)
= (F/H) mH
= (50,384 / 4) 2 . 4
= 4,60 m ~ 5,00 m
= B + 2H m 2 + 1 (m)
= 5 + 2 . 4 22 + 1
= 22,889 m
= F/P (m)
= 50,384 / 22,889
= 2,201 m
Smin
(Q n )
= 2/3
R F
(37,788 0.030)
=
= 0,000177
2/3
2,201 50,384
2
6.3.2
= 51,443 m3/det
= 2
= 0,75 m/det
= Q/Vmin (m/det)
VI-7
= 51,443 / 0,75
= 68,591 m2
Luas penampang trapesium tunggal :
H=4 m
1
m
B = 10 m
= (B + mH)H (m/det)
= (F/H) mH
= (68,591 / 4) 2 . 4
= 9,15 m ~ 10,00 m
= B + 2H m 2 + 1 (m)
= 10,00 + 2 . 4 2 2 + 1
= 27,889 m
= F/P (m)
= 68,591 / 27,889
= 2,459 m
Smin
(Q n )
= 2/3
R F
(51,443 0.030)
=
= 0,000152
2/3
2,459 68,591
2
VI-8
6.3.3
Meduri :
Debi banjir rencana (Q)
= 75,319 m3/det
= 2
= 0,75 m/det
= Q/Vmin (m/det)
= 75,319 / 0,75
= 100,426 m2
H=4 m
1
m
B = 18 m
= (B + mH)H (m/det)
= (F/H) mH
= (100,426 / 4) 2 . 4
= 17,11 ~ 18,00 m
= B + 2H m 2 + 1 (m)
= 18,00 + 2 . 4 2 2 + 1
= 35,889 m
= F/P (m)
= 100,426 / 35,889
= 2,798 m
VI-9
Smin
(Q n )
= 2/3
R F
(75,319 0.030)
=
= 0,0001283
2/3
2,798 100,426
2
6.4.
: Nomor stasiun
Kolom 2
Kolom 3
: Debit rencana ( Q )
Kolom 4
Kolom 5
Kolom 6
Kolom 7
: Lebar saluran ( B )
Kolom 8
VI-10
Kolom 9
Kolom 10
V=
Kolom 11
V 2
Kolom 12
V 2
: Tinggi tekanan ( H ) H = y +
2g
Kolom 13
: Jari-jari Hidrolis ( R ) R =
Kolom 14
Q
A
A
P
n 2V 2
R
Kolom 15
Kolom 16
Kolom 17
: E = ( Sf rata dX )
Kolom 18
: Tinggi tekanan ( H ) H = H + E
VI-11