Walau Sedikit

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Walau Sedikit, Besar Manfaat

Salam inspirasi!

Bagaimana kabar Anda, Saudara? Semoga hari ini, Anda bisa mendapatkan inspirasi
untuk hidup, dan setelahnya Anda menjalani hidup untuk menebarkan inspirasi. Itu
harapan saya.

Terima kasih Anda sudah bersedia bergbung dengan grup ini. Lebih-lebih, Anda
mau membaca serta menyerap inspirasi yang terkandung di dalamnya.

Saudara yang baik, saya akan bercerita kepada Anda. Barangkali, Anda sudah
sering mendengar cerita ini. Tetapi semata-mata demi mendapatkan ridha Allah,
saya akan kembali bercerita kepada Anda. Karena kita sama-sama tahu, bahwa
tugas kita sebagai manusia adalah saling menolong—saling menasehati—dalam
kebenaran dan kesabaran.

Ceritanya seperti ini, ada sebuah kampung yang penduduknya tidak memiliki alas
kaki. Setiap hari, mereka bertelanjang kaki dalam aktivitasnya. Hanya kepala
kampung yang memiliki alas kaki.
Kepala kampung sangat miris dengan kondisi penduduk di kampungnya. Dan pada
suatu hari, ketika ia sedang duduk di beranda rumah, lewatlah beberapa orang.
Dimintalah mereka berhenti oleh kepala kampung.

Kepala kampung lalu memperhatikan kaki mereka. Semakin miris ia. Lalu ia
serahkan sepatunya kepada orang-orang itu.

“Pakailah sepatu ini, niscaya kaki kalian tidak akan sakit. Dan tanah kasar berbatu
ini nantinya bisa menjadi halus.”

“Lalu, Anda memakai apa?”

“O, tenang saja. Saya masih bisa memilih-milih tanah halus untuk saya injak.”

Diterimalah sepatu kepala kampung itu. Lalu beberapa orang itu memakainya
secara bergantian.
Beberapa hari kemudian, tanah yang kasar berbatu yang biasa diinjak kaki
telanjang itu menjadi halus. Bukan kepalang senang mereka. Mereka pun bersiap
memanfaatkan tanah yang sudah halus itu dengan menanaminya dengan bibit
tanaman.

Setelah menanaminya dengan bibit tanaman, orang-orang itu ingat bahwa mereka
masih memegang sepatu milik kepala kampung. Maka diutuslah salah seorang dari
mereka untuk mengembalikan sepatu itu.
Di tengah perjalanan ketika hendak mengembalikan sepatu, utusan ini bertemu
dengan beberapa orang perempuan yang baru pulang mencari kayu bakar. Sayang
sekali, kayu bakar yang mereka dapatkan itu hanya sedikit dan kecil-kecil
ukurannya.

“Hei, kenapa kalian hanya membawa kayu bakar yang kecil-kecil ini?” tanya utusan
itu.

“Sebenarnya kami ingin mendapatkan kayu yang besar dan banyak, tetapi itu
hanya ada di tengah hutan. Sedangkan di hutan itu banyak duri, dan kami tidak
beralas kaki. Kami takut nanti kaki kami terkena duri.”

“O, tenang. Kalau begitu kalian pakailah sepatu ini. saya yakin kalian akan mudah
mendapatkan kayu-kayu yang lebih besar!”

Perempuan pencari kayu bakar itu pun memakai sepatu itu bergiliran. Beberapa
pekan setelah itu, mereka mendapatkan kayu bakar yang besar dan banyak.
Mereka pun mengutus salah seorang dari mereka untuk mengembalikan sepatu itu
kepada kepala kampung.

Akan tetapi di tengah perjalanan, utusan ini berjumpa dengan segerombolan anak
yang baru pulang dari hutan. Mereka baru saja memetik buah, akan tetapi buah-
buah itu kecil-kecil dan layu.

“Hei, kenapa kalian hanya mendapatkan buah kecil dan layu?”

“Sebenarnya di tengah hutan sana, ada buah-buah yang segar dan banyak. Tetapi
kami takut terkena duri karena kami tidak beralas kaki.”

“Kalau begitu, pakailah sepatu ini. Niscaya kalian akan mendapatkan buah yang
lebih besar dan banyak karena kalian tidak perlu takut terkena duri.”

Diterimalah sepatu itu. Lalu mereka memakainya secara bergantian, selama


beberapa minggu, hingga mereka mendapatkan buah yang segar dan banyak.
Mereka pun mengutus salah seorang dari mereka untuk mengembalikan sepatu itu
kepada kepala kampung. Namun, ada sesuatu yang mencengangkan mereka.
Adalah sepatu, yang ingin mereka kembalikan itu, telah lapuk dan usang: rusak!

Sementara itu, kepala kampung hanya berdiam diri di dalam rumahnya. Musim
panen telah tiba, para petani bergembira karena mereka akan punya cadangan
makanan sebelum musim dingin tiba. Begitu pun dengan para perempuan itu.
Dengan kayu yang mereka dapatkan, mereka mampu membangun rumah-rumah
dan menjual sebagiannya. Selain itu, kayu-kayu itu juga masih tersisa banyak
sebagai persediaan menghadapi musim dingin. Anak-anak pencari buah-buahan
juga mengalami nasib yang sama. Mereka mendapatkan banyak uang dengan
penjualan buah-buahan itu.

Akhirnya, dengan kelebihan uang dan makanan itu, mereka datang ke rumah
kepala kampung dengan membawa kayu, buah, dan hasil pertanian. Selain itu,
dengan kelebihan uang itu mereka membelikan kepala kampung masing-masing
sepasang sepatu yang sangat bagus.

Subhanallah Saudara. Cerita tadi benar-benar membuktikan kepastian dari Allah.


Bahwa, satu yang ditanam, akan mengasilkan tujuh bulir. Luar biasa.

Nah, makanya Anda jangan ragu untuk memberikan sesuatu kepada orang lain.
Karena sesuatu yang Anda berikan itu, adalah investasi Anda dalam mendapatkan
sesuatu yang lebih banyak dan lebih baik. Jangan khawatir dengan besar atau kecil,
apa yang Anda berikan. Seulas senyum yang Anda berikan, barangkali tidak bernilai
jika disandingkan dengan uang. Akan tetapi, lewat senyum yang Anda sedekahkan
itu orang akan merasa senang dan bergairah. Oleh karena telah bergairah, maka ia
pun bekerja dengan lebih giat dan lebih optimis menghadapi hidup. Oleh karena ia
lebih semangat dan optimis dalam hidup, maka ia pun menuai kesuksesan. Berarti,
hanya dengan senyum Anda, Anda telah mampu menjadikan dan menginspirasi
orang untuk menjadi sukses. Wow, luar biasa, bukan?
Mari, mulai saat ini kita berikan sesuatu kepada orang lain. Karena sekali lagi,
sesuatu yang kita berikan itu adalah investasi bagi kita semua. Minimalnya, Anda
bisa menceritakan kisah ini kepada yang lain.

Dan saya meyakini, mereka akan menyebarkannya pula kepada yang lain. Dan
begitulah terus-menerus.

Saudara yang bijak, sekecil apapun.


Marilah kita menjadi bermanfaat bagi orang banyak. Mungkin hanya mengambil
sampah yang terbuang sembarangan, lalu membuangnya ke tempat sampah.
Memindahkan batu yang melintang di tengah jalan. jangan ragu untuk bermanfaat
bagi sesama..

BERSAMA SAHABAT TEBAR MANFAAT


SALAM PROGRESIF

* disarikan dari tulisan Fatih Beeman (Penulis,trainer,motivator)

Anda mungkin juga menyukai