Anda di halaman 1dari 18

ADSORBSI

LATAR BELAKANG
Banyaknya Industri di suatu
perkotaan akan berdampak
terhadap timbulnya
pencemaran udara

Adsorpsi
Absorpsi
Candensation

Combustion

1. Pengenceran gas
Pencemar
2. Kontrol pada sumber
Pencemar
3. Teknologi Pengendalian
Gas

Upaya Pengendalian
Pencemaran udara

LATAR BELAKANG
Salah satu sifat penting dari permukaan zat

Digunakan untuk menyatakan bahwa zat lain


yang terserap pada zat itu.

Adsorpsi ?

Terjadi pada Permukaan zat padat


alasannya ,
Karena ada gaya tarik atom / molekul pada
permukaan zat padat.

Berdasarkan sifatnya

Adsorpsi Fisik
Adsorpsi kimia

TUJUAN
1. Mengetahui Definisi Adsorpsi
2. Mengetahui Jenis Adsorpsi
3. Mengetahui Indikator Adsorpsi
4. Mengetahui Definisi Kinetika Adsorpsi
5. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Adsorpsi
6. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Daya Serap Adsorpsi
7. Mengetahui Definisi Adsorben
8. Mengetahui Jenis-jenis adsorben yang sering digunakan
9. Mengetahui Model Persamaan dari Adsorpsi

Suatu peristiwa penyerapan pada


lapisan permukaan, dimana molekul
dari suatu materi terkumpul pada
bahan pengadsorpsi / adsorben.

Proses dimana molekul-molekul fluida


menyentuh dan melekat pada
permukaan padatan

Suatu peristiwa fisik / kimia pada


permukaan yang dipengaruhi oleh
suatu reaksi kimia antara adsorben
dan adsorbat.

MACAM-MACAM ADSORPSI

INDIKATOR ADSORPSI

KINETIKA ADSORPSI
Secara umum analisis kinetika adsorpsi terbagi atas 3 bagian yaitu : orde satu,
orde dua & orde tiga.
Kinetika adsorpsi menyatakan adanya proses penyerapan suatu zat oleh
adsorben dalam fungsi waktu.
Peristiwa kinetika adsorpsi dapat dipelajari hubungan konsentrasi spesies
terhadap perubahan waktu.
Ket : Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom /
molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan zat
padat / cair mempunyai gaya tarik ke arah dalam, hal ini disebabkan karena
tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini
menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi.
Adsorpsi berbeda dengan absorpsi.
Pada Absorpsi Zat yang diserap masuk ke dalam absorbens
Pada Adsorpsi Zat yang diserap hanya terdapat pada permukaannya .

Faktor-faktor yang mempengaruhi Adsorpsi :


1. Jenis Adsorbat
a) Ukuran Molekul Adsorbat
Ukuran molekul zat adsorbat merupakan hal penting agar proses adsorbsi dapat
terjadi, karena molekul-molekul yang dapat diadsorpsi adalah molekul yang
diameternya
lebih kecil / sama dengan diameter pori adsorben.
b) Kepolaran Zat
Apabila berdiameter sama , molekul-molekul polar lebih kuat diadsorpsi daripada
molekul-molekul tidak polar. Molekul-molekul yang lebih polar dapat menggantikan
molekul-molekul kurang polar yang terlebih dahulu teradsorpsi.
2. Karakteristik Adsorben
a) Kemurnian Adsorben
Sebagai zat untuk mengadsorpsi , adsorben yang lebih murni diinginkan karena
kemampuan adsorpsi lebih baik.
b) Luas Permukaan & Volume Pori Adsorben
Jumlah molekul adsorbat yang teradsop meningkat dengan bertambahnya luas
permukaan & volume pori adsorben.

3. Tekanan Adsorbat
Kenaikan tekanan adsorbat dapat menaikkan
jumlah
yang diadsorpsi .
4. Temperatur Absolute
Adsorbat melekat pada permukaan adsorben akan
terjadi pembebasan sejumlah energi yang disebut
Exothermic.
5. Interaksi Potensial
Interaksi potensial antara adsorbat dengan dinding
adsorben sangat bervariasi, tergantung dari sifat
adsorbatadsorben.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Daya Serap Adsorpsi :


1. Jenis Adsorbent
Tiap adsorbent mempunyai karakteristik sendiri. Adsorbent yang baik untuk mengadsorpsi zat
yang
satu belum tentu baik untuk zat yang lain.
2. Jenis Zat Yang Diadsorpsi (Adsorbate)
Zat yang bersifat asam akan lebih mudah diadsorpsi basa begitu pula sebaliknya karena asam
dan
basa akan saling tarik menarik.
3. Konsentrasi Zat Adsorbate
Semakin tinggi konsentrasi adsorbate,maka semakin besar solute yaang teradsorpsi.
4. Luas Permukaan Adsorbent
Semakin luas permukaan adsorbent maka semakin besar kemampuannya untuk menarik solute
(adsorbate).
5. Suhu dan Tekanan Operasi
6. Daya Larut Solvent Terhadap Solute
Jika daya larut solvent terhadap solute tinggi maka proses adsorpsi akan terhambat sebab gaya
untuk melarutkan solute berlawanan dengangaya tarik adsorbent terhadap solute.
7. Jumlah Stage
Bila adsorpsi dilakukan dalam jumlah stage yang banyak (multistage), akan memberikan jumlah
solute yang teradsorpsi lebih besar daripada single stage.

ADSORBEN ?
A. Pengertian
Zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik cairan maupun gas) pada proses
adsorpsi.
Cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi pada permukaannya, baik
secara fisik / pun dengan reaksi kimia.

B. Ciri-ciri :
Umumnya bersifat spesifik hanya menyerap zat tertentu.
Dalam memilih jenis adsorben pada proses adsorpsi, disesuaikan dengan sifat dan keadaan
zat yang akan diadsorpsi.
Adsorben yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat dalam larutan adalah arang.
Karbon aktif merupakan contoh dari adsorpsi, biasanya dibuat dengan cara membakar
tempurung kelapa / kayu dengan persediaan udara (oksigen) yang terbatas.
Tiap partikel adsorben dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi tarik
menarik.
Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk menghilangkan zat-zat warna dalam larutan.
Penyerapan bersifat selektif, yang diserap hanya zat terlarut atau pelarut sangat mirip
dengan penyerapan gas oleh zat padat.

Adsorben itu sendiri harus memiliki kriteria yang baik. Adsorben yang baik memiliki
beragam persyaratan seperti :
Memiliki daya melarutkan bahan yang besar
Selektif
Memiliki tekanan uap yang rendah
Sedapat mungkin tidak korosif
Mempunyai viskositas yang relatif rendah
Stabil secara termis
Harga terjangkau
Adsorben yang sering digunakan adalah air

Pada dasarnya Adsorben terbagi menjadi 3, yaitu :


1. Adsorben yang mengadsorbsi secara fisik (karbon aktif, silica gel & zeloit)
2. Absorben yang mengadsorbsi secara kimia (calcium cholide, metal hydrida & complex salt)
3. Composite Adsorbent Adsorbent yang mengadsorbsi secara kimia dan fisika

Adsorben yang digunakan secara komersial dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :


1. Adsorben Polar disebut juga Hydrophilic
Jenis adsorben yang termasuk kedalam kelompok ini adalah Silika Gel, Alumina Aktif & Zeolit.
2. Adsorben Non Polar disebut juga Hydrophobic
Jenis adsorben yang termasuk kedalam kelompok ini adalah Polimer Adsorben & Karbon Aktif

Ada 3 jenis adsorben yang biasa dipakai untuk proses adsorbsi yaitu :
1. Silika Gel
Silika gel cenderung mengikat adsorbat dengan energi yang relatif lebih kecil &
membutuhkan temperatur yang rendah untuk proses desorpsinya, dibandingkan jika
menggunakan adsorben lain seperti karbon / zeolit.
Silika gel terbuat dari silika dengan ikatan kimia mengandung air kurang lebih 5%.
Pada umumnya temperature kerja silika gel sampai pada 200 oC, jika dioperasikan lebih
dari batas temperatur kerjanya maka kandungan air dalam silica gel akan hilang dan
menyebabkan kemampuan adsorpsinya hilang.
Bentuk butiran silika gel yang banyak digunakan untuk proses adsorpsi dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :

2. Karbon Aktif
Dapat dibuat dari batu bara, kayu, dan tempurung kelapa melalui proses
pyrolizing & carburizing pada temperature 700 sampai 800 oC. Hampir semua
adsorbat dapat diserap oleh karbon aktif kecuali air.
Dapat ditemukan dalam bentuk bubuk dan granular.
Pada umumnya karbon aktif dapat mengadsorpsi methanol atau amonia
sampai dengan 30%, bahkan karbon aktif super dapat mengadsorpsi sampai
dua kalinya. Bentuk butiran karbon aktif dapat dilihat pada gambar dibawah ini
:

3. Zeolit
Mengandung kristal zeolit yaitu mineral aluminosilicate yang disebut sebagai
penyaring molekul. Mineral aluminosilicate ini terbentuk secara alami.
Zeolit buatan dibuat dan dikembangkan untuk tujuan khusus, diantaranya 4A, 5A,
10X, dan 13X yang memiliki volume rongga antara 0.05 - 0.30 cm3/gram dan dapat
dipanaskan sampai 500 oC tanpa harus kehilangan mampu adsorpsi dan
regenerasinya.
Zeolit 4A (NaA) digunakan untuk mengeringkan dan memisahkan campuran
hydrocarbon.
Zeolit 5A (CaA) digunakan untuk memisahkan paraffins dan beberapa Cyclic
hydrocarbon.
Zeolit 10X (CaX) dan 13X (NaX) memiliki diameter pori yang lebih besar sehingga
dapat mengadsorpsi adsorbat pada umumnya. Bentuk butiran zeolite dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :

Model Persamaan Dari Adsorpsi :


1. Model dari Langmuir

Model ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1918 u/ proses penyerapan gas
pada permukaan solid. Model langmuir diambil berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut :
Energi dari adsorpsi adalah konstan & tidak tergantung pada sifat permukaan.
Adsorpsi terjadi hanya pada bagian yang terbatas & tidak ada interaksi antara molekulmolekul adsorbat.
Adsorpsi maksimum terjadi pada saat terbentuk monolayer yang menyeluruh.
Permukaan bersifat heterogenous, afinitas pada tiap tempat terjadinya ikatan adalah sama.

2. Model dari Freundlich


Persamaan Freundlich sangat tepat dipergunakan bila :
Tidak terjadi adsorpsi kimia
Tidak ada assosiasi / dissosiasi dari molekul setelah teradsorp pada permukaan adsorbent.
Persamaan Freundlich dapat dinyatakan sebagai berikut :

KESIMPULAN

Prinsip Kerja Adsorbsi


Dengan memanfaatkan besarnya daya serap adsorben terhadap adsorbate

Aplikasi Adsorbsi
1. Penjernihan Air
2. Proses Pemutihan Gula Pasir
3. Pewarnaan Serat Sutra, Wol / Kapas Pada industri Tekstil

Anda mungkin juga menyukai