TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF) adalah
kondisi dimana fungsi jantung sebagai pompa untuk mengantarkan darah
yang kaya oksigen ke tubuh tidak cukup untuk memenuhi keperluankeperluan tubuh. Gagal jantung kongestif dapat disebabkan oleh:
1. penyakit-penyakit yang melemahkan otot-otot jantung,
2. penyakit-penyakit yang menyebabkan kekakuan otot-otot jantung, atau
3. penyakit-penyakit yang meningkatkan permintaan oksigen oleh jaringan
tubuh diluar kemampuan jantung untuk memberikannya.
Jantung mempunyai dua atrium atau serambi-serambi (atrium kanan
dan atrium kiri) yang membentuk kamar-kamar jantung bagian atas, dan dua
ventrikel atau bilik-bilik (ventrikel kiri dan ventrikel kanan) yang membentuk
kamar-kamar jantung bagian bawah. Ventrikel adalah kamar-kamar yang
berotot yang memompa darah ketika otot-otot berkontraksi (kontraksi dari
otot-otot ventricle disebut systole).
C. Etiologi
1. Kelainan Otot Jantung
Penderita kelainan otot jantung menyebabkan menurunnya
kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi
beban
kerja
jantung
dan
pada
gilirannya
10
CHF terjadi ketika jantung tidak lagi kuat untuk memompa darah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan. Fungsi sitolik jantung ditentukan
oleh empat determinan utama, yaitu: kontraktilitas miokardium, preload
ventrikel (volume akhir diastolik dan resultan panjang serabut ventrikel
sebelum berkontraksi), afterload kearah ventrikel, dan frekuensi denyut
jantung.
Terdapat 4 perubahan yang berpengaruh langsung pada kapasitas
curah jantung dalam menghadapi beban :
1. Menurunnya respons terhadap stimulasi beta adrenergik akibat
bertambahnya usia. Etiologi belum diketahui pasti. Akibatnya adalah denyut
jantung menurun dan kontraktilitas terbatas saat menghadapi beban.
2. Dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku pada usia lanjut
karena bertambahnya jaringan ikat kolagen pada tunika media dan adventisia
arteri sedang dan besar. Akibatnya tahanan pembuluh darah (impedance)
meningkat, yaitu afterload meningkat karena itu sering terjadi hipertensi
sistolik terisolasi.
3. Selain itu terjadi kekakuan pada jantung sehingga compliance
jantung berkurang. Beberapa faktor penyebabnya: jaringan ikat interstitial
meningkat, hipertrofi miosit kompensatoris karena banyak sel yang apoptosis
(mati) dan relaksasi miosit terlambat karena gangguan pembebasan ion nonkalsium.
4. Metabolisme energi di mitokondria berubah pada usia lanjut.
Keempat faktor ini pada usia lanjut akan mengubah struktur, fungsi, fisiologi
bersama-sama menurunkan cadangan kardiovaskular dan meningkatkan
terjadinya gagal jantung pada usia lanjut.
11
mengatasi
gangguan
pompa
jantung
sampai
derajat
tertentu.
12
13
abdomen.
Anoreksia dan mual akibat pembesaran vena
Nokturna : rasa ingin kencing pada malam hari
Lemah : akibat menurunnya curah jantung
Gagal jantung kiri menyebabkan pengumpulan cairan di dalam paruparu (edema pulmoner), yang menyebabkan sesak nafas yang hebat. Pada
awalnya sesak nafas hanya terjadi pada saat melakukan aktivitas; tetapi
sejalan dengan memburuknya penyakit, sesak nafas juga akan timbul pada
saat penderita tidak melakukan aktivitas. Kadang sesak nafas terjadi pada
malam hari ketika penderita sedang berbaring, karena cairan bergerak ke
dalam paru-paru. Penderita sering terbangun dan bangkit untuk menarik nafas
atau mengeluarkan bunyi mengi. Duduk menyebabkan cairan mengalir dari
14
darah.
Mudah lelah : akibat cairan jantung yang kurang.
Kegelisahan : akibat gangguan oksigenasi jaringan
F. Penegakan Diagnosis
Untuk menentukan diagnosa dari CHF pada lansia cukup sulit. Gejala
yang ada tidaklah khas. Gejala-gejala seperti sesak nafas saat beraktivitas atau
cepat lelah seringkali dianggap sebagai salah satu akibat proses menua atau
dianggap sebagai akibat dari penyakit penyerta lainnya seperti penyakit paru,
kelainan fungsi tiroid, anemia, depresi, dll.
15
16
17
4. Istirahat baring pada gagal jantung akut, berat, dan eksaserbasi akut.
b. Terapi Farmakologis
1. Glikosida jantung
a. Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan
memperlambat frekuensi jantung.
Efek yang dihasilkan : peningkatan curah jantung, penurunan
tekanan vena dan volume darah, dan peningkatan diurisi dan
mengurangi edema.
Contoh : Digoxin
- Digoxin memiliki efek inotropik positif (bekerja meningkatkan
kontraksi otot jantung ) pada irama sinus dan menyebabkan
perbaikan simptomatis serta menurunkan tingkat perwatan di rumah
sakit walaupun tidak mempengaruhi tingkat mortilitas.
b. Penghambat Fosfodiesterase
Hambatan enzim ini menyebabkan peningkatan kadar siklik AMP
(cAMP) dalam sel miokard yang akan meningkatan kadar kalsium
intrasel, contoh : Mirinon dan Amirinon
2. Diuretik
Dasar untuk terapi simptomatik. Dosisnya harus cukup besar untuk
menghilangkan edema paru dan/atau perifer. Efek samping utama
18
3. Inhibitor ACE
Menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II,
memotong respon neuroendokrin maladaptif, menimbulkan vasodilatasi
dan menurunkan tekanan darah. Obat ini dapat memicu gagal ginjal
pada stenosis arteri renalis bilateral.
Efek samping lain : batuk kering persisten
4. Antagonis Reseptor Angiotensin II
Contoh : Losartan, menghambat angiotensin II dengan antagonisme
langsung terhadap reseptornya. Efek dan manfaatnya sama seperti
inhibitor ACE.
5. -Bloker
Contoh : Bisoprolol, Metoprolol, Karvedilol
-Bloker diberikan hanya pada pasien yang stabil, dengan dosis sangat
rendah, dinaikkan bertahap. Menurunkan kegagalan pompa serta
kematian mendadak akibat aritmia.
19
I. Prognosis
Prognosis CHF tergantung dari derajat disfungsi miokardium.
Menurut New York Heart Assosiation, CHF kelas I-III didapatkan mortalitas
1 dan 5 tahun masing-masing 25% dan 52%. Sedangkan kelas IV mortalitas 1
tahun adalah sekitar 40%-50%.
20