hari. Minyak biasanya digunakan oleh kita sebagai bahan untuk memasak dan sabun kita sering
menggunakannya sebagai pembersih pakaian, badan dan lain lain. Minyak dan sabun adalah
dua buah benda yang jauh berbeda fungsi dan juga manfaatnya serta kandungan yang ada di
dalamnya. Akan tetapi minyak dan sabun memiliki bahan baku yang sama, tetapi bahan
campurannya berbeda bila minyak digunakan KOH sedangkan sabun mengunakan HCL. Dalam
pembuatanya juga perlu kita ketahui kadar serta takaran atau berat bahan yang digunakan dalam
pembuatanya.
Dalam percobaan kali ini kita akan mencari penetapan angka asam dari minyak dan penetapan
angka penyabunan yang terkandung dalam minyak dan sabun. Dimana angka asam
adalah massa kalium hidroksida (KOH) dalam miligram yang dibutuhkan untuk menetralkan
satu gram zat kimia. Dan angka penyabunan adalah jumlah miligram kalium hidroksida yang
diperlukan untuk penyabunan 1 gram lemak pada kondisi tertentu. Penetapan itu biasanya
digunakan untuk memberikan standart pada suatu bahan makanan ataupun sabun yang beredar.
http://alexschemistry.blogspot.com/2013/12/dasar-teori-laporan-praktikumangka.html
Lemak dan minyak adalah trigliserida, atau triasilgliserol. Kedua istilah ini berarti trimester (dari)
gliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan suatu minyak bersifa sebarang: pada temperature kamar
lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa
lemak, sedangkan gliserda dalam tumbuhan cenderung berupa minyak; karena itu biasa terdengar
ungkapan lemak hewani (lemak babi, lemak sapi) dan minyak nabati (minyak jagung, minyak bunga
matahari).
Asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis suatu lemak atau minyak, yang disebut asam lemak,
umumnya mempunyai rantai hidrokarbon panjang dan tak bercabang. Lemak dan minyak seringkali diberi
nama sebagai derivate asam-asam lemak ini. Misalnya, tristearat dari gliserol diberi nama tristearin, dan
tripalmitat dari gliserol, disebut tripalmitin. Minyak dan lemak dapat juga diberi nama dengan cara yang
biasa dipakai untuk penamaan suatu ester: sebagai contoh, gliseril tristearat dan gliseril tripalmitat.
Kebanyakan lemak dan minyak yang terdapat dalam alam merupakan trigliserida campuran- artinya,
ketiga bagian asam lemak dan gliserida tidaklah sama.
Rantai hidrokarbon dalam suatu asam lemak dapat bersifat jenuh atau dapat pula mengandung
ikatan-ikatan rangkap. Asam lemak yang tersebar paling merata dalam alam, yaitu asam oleat,
mengandung satu ikatan rangkap. Asam-asam lemak dengan lebih dari satu ikatan rangkap adalah tidak
lazim, terutama dalam minyak nabati; minyak-minyak ini disebut poliunsaturat (polyunsaturated).
(Fessenden, 1982)
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah reaksi trigliserida dengan
alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai
berikut:
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin
sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun dengan berat
molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki sruktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki
kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut
dalam bentuk ion. Pada proses saponifikasi trigliserida dengan suatu alkali, kedua reaktan tidak mudah
tercampur. Reaksi saponifikasi dapat mengkatalis dengan sendirinya pada kondisi tertentu dimana
pembentukan produk sabun mempengaruhi proses emulsikedua reaktan tersebut, menyebabkan
suatupercepatan pada kecepatan reaksi.
Detergen merupakan penyempurnaan dari sabun dan kelebihannya adalah bisa mengatasi air sadah
dan larutan asam, serta harganya lebih murah. Detergen sering disebut dengan istilah detergen sintesis
yaitu detergen yang dibuat berasal dari bahan-bahan sintesis. (Luis,S. 1994)
Ketidakuntungan sabun muncul bila digunakan dalam air sadah, yang mengandung kation-kation
logam tertentu, seperti Ca, Mg, Fe, kation-kation tersebut menyebabkan garam-garam natrium atau
kalium dari asam karboksilat yang semula larut menjadi garam-garam karboksilat yang tidak larut.
(Sastrohamidjojo, 2005)
Sabun memiliki sifat sebagai berikut:
a. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi, sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air.
Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.
b. Jika larutan sabun dalam air diaduk, maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak terjadi pada air
sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam Mg atau Ca mengendap dalam air.
Dalam banyak literatur ilmiah dipakai istilah lipid yang berarti lemak, minyak atau unsur
yang menyerupai lemak yang didapat dalam pangan dan digunakan dalam tubuh.
Lemak mengandung lebih banyak karbon dan lebih sedikit oksigen daripada
karbohidrat. Oleh karena itu lebih banyak mempunyai nilai tenaga (Sudarmadji, 1989).
Lemak merupakan suatu senyawa ester yang terbentuk dari gliserol asam lemak (asam
karboksilat). secara umum lemak (Fat) dan minyak (oil) merupakan golongan lipida
yaitu senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik non-polar seperti suatu hidrokarbon atau dietileter.
Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipid. Satu
sifat yang khas mencirikan golongan lipid (termasuk minyak dan lemak) adalah daya
larutnya dalam pelarut organik (misalnya eter, benzen, kloroform) atau sebaliknya
ketidak-larutannya dalam pelarut air (Harper, 1980).
Lemak dan minyak atau secara kimiawi adalah trigliserida merupakan bagian terbesar
dari kelompok lipid. Secara umum, lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam
kondisi suhu ruang berada dalam keadaan padat. Sedangkan minyak adalah trigliserida
yang dalam suhu ruang berbentuk cair. Secara lebih pasti tidak ada batasan yang jelas
untuk membedakan minyak dan lemak ini (Sudarmadji, 1989).
Satu molekul gliserol dapat bersenyawa dengan 1-3 molekul asam lemak memebentuk:
Monogliserida dengan 1 asam lemak, digliserida dengan 2 asam lemak, trigliserida
dengan 3 asam lemak.
Dalam proses pembentukannya, trigliserida merupakan hasil proses kondensasi satu
molekul gliserol dengan tiga molekul asam-asam lemak yang membentuk satu molekul
trigliserida dan tiga molekul air (Sudarmadji, 1989).
Bilangan asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas dalam minyak dan
dinyatakan dengan mg basa per 1 gram minyak. Bilangan asam juga merupakan
parameter penting dalam penentuan kualitas minyak. Bilangan ini menunjukkan
banyaknya asam lemak bebas yang ada dalam minyak akibat terjadi reaksi hidrolisis
pada minyak terutama pada saat pengolahan. Asam lemak merupakan struktur
kerangka dasar untuk kebanyakan bahan lipid (Agoes, 2008).
Lipid merupakan senyawa yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari gugus
nonpolar. Sebagai akibat sifat-sifatnya, mereka mudah larut dalam pelarut nonpolar dan
relatif tidak larut dalam air (Colby, 1988).
Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara berulang
kali.
2.
3.
4.