( PUPOS )
Ditetapkan : Desember 2011
Hal 1 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dalam usaha eksplorasi minyak dan gas bumi, kegiatan operasi survei adalah salah satu
jenis kegiatan utama yang memerlukan perencanaan yang matang, koordinasi, dan
pengawasan yang baik, efektif, serta efisien.
Pada tahun 2008, BPMIGAS mengeluarkan Pedoman Umum Pelaksanaan Operasi
Seismik (PUPOS). Adanya perkembangan teknologi, metode Survei, kondisi sosial
masyarakat menuntut perubahan pedoman umum operasi Survei untuk mengakomdasi halhal tersebut.
BPMIGAS memandang perlu untuk menerbitkan pedoman umum tidak hanya untuk
operasi seismik namun juga untuk kegiatan operasi Survei lainnya. (PUPOS=Pedoman
Umum Pelaksanaan Operasi Survei).
Keberadaan PUPOS diharapkan dapat mewujudkan pelaksanaan operasi Survei yang
selalu berpedoman kepada Good Engineering Practice dan mengikuti ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Petunjuk Pedoman Umum Pelaksanaan Operasi Seismik (PUPOS) diperlukan, karena:
1. Merupakan tahap awal dari kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas
2. Menggunakan teknologi tinggi
3. Melibatkan banyak tenaga kerja
4. Daerah operasi berpindah-pindah, lingkungan, dan kondisi yang bervariasi serta
berinteraksi langsung dengan masyarakat
5. Mencakup berbagai jenis pekerjaan yang berbeda dan saling berkaitan
6. Memerlukan biaya dan beresiko tingggi
Secara umum, materi Pedoman Umum Pelaksanaan Operasi Survei adalah, sebagai
berikut:
1. Pendahuluan
2. Dasar Hukum Pedoman Operasi
3. Ketentuan Umum Operasi Survei
4. Pedoman Operasi
5. Penutup
Hal 2 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 3 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
KKKS
BAGIAN
HUKUM
INPUT
OUT PUT
PERENCANAAN
PENGENDALIAN
OPERASI
FINANSIAL
BAGIAN
UMUM
Dalam menjalankan fungsinya pada tiap-tiap bagian tersebut didukung oleh fungsi
pendukung di luar bagian pada tahap masing-masing kegiatannya. Otoritas pada tahap
perencanaan, fungsi lain diluar perencanaan mendukung kegiatan perencanaan apabila diminta,
demikian juga saat otoritas kegiatan di tangan Bagian Pengendalian Operasi, Bagian
Perencanaan dan Bagian Pengendalian Biaya Operasi menjadi pendukung, sedangkan kegiatan
pada tahap pasca survai, evaluasi dan persetujuan biaya AFE, bagian perencanaan dan
Pengendalian Operasi mendukung bagian Pengendalian Biaya Operasi. Selain itu terdapat
fungsi-fungsi pendukung yang tidak memengang tahapan proses, tetapi mempunyai kewenangan
sesuai spesifikasi keahlian, antara laian Fungsi perwakilan, security, Hupmas, Formalitas, K3LL,
PMA, kelompok bantuan Hukum, dan lain-lain dapat diminta untuk mendukung masing-masing
tahap kegiatan. Secata garis besar hubungan masing-masing proses kegiatan AFE tersebut dapat
dilihat dalam Gambar 2.1.
Hal 4 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
BAB II
DASAR HUKUM PEDOMAN OPERASI
II.2.
Hal 5 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 6 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
BAB III
KETENTUAN UMUM OPERASI SURVEI
Ketentuan umum operasi Survei mencakup dasar ketentuan yang harus dipenuhi oleh KKKS
guna tercapainya objektif/tujuan operasi survei yang dilaksanakan.
III.1. KKKS
a. Mengacu kepada PSC contract bahwa KKKS harus mempunyai kemampuan finansial,
kemampuan teknis dan kecukupan tenaga ahli untuk melaksanakan eksekusi AFE
(Authorization For Expenditure) yang menjadi lingkup kerja Survei lapangan dan yang
telah mendapatkan persetujuan dari BPMIGAS.
b. Proses lelang memenuhi ketentuan yang disyaratkan di PTK-007 rev 02 BPMIGAS
c. Diwajibkan memenuhi ketentuan perizinan yang disyaratkan.
d. Diwajibkan mengikuti standard K3L yang berlaku di Industri Migas
e. Setiap pelaksanaan proyek Survei, KKKS wajib menunjuk penanggung jawab proyek
dari KKKS yang bersangkutan.
III.2. Kontraktor Pelaksana
a. Mempunyai kemampuan financial, kemampuan teknis, dan kecukupan tenaga ahli.
b. Kontraktor Pelaksana telah terdaftar di Ditjen Migas (SKT MIGAS) untuk bidang
serupa
c. Terdaftar di asosiasi jasa serupa
d. Reputasi baik di beberapa proyek survei serupa
e. Pemakaian komponen dalam negeri dan Teknologi berbasis dalam negeri lebih
diutamakan
f. Memenuhi persyaratan TKDN sesuai dengan PTK 007 rev2 BPMIGAS
g. Penggunaan komponen teknologi luar negeri, diharapkan dapat membuka peluang alih
teknologi.
h. Diwajibkan memenuhi ketentuan perizinan yang disyaratkan
i. Diwajibkan mengikuti standard K3L yang berlaku di Industri Migas
III.3. Keteknikan
a. Referensi Datum
Datum Geodesi yang digunakan adalah sistem WGS 84 dan Proyeksi UTM (Ref: Per
Men ESDM No. 1603 K/40/MEM/2003). Apabila suatu daerah eksplorasi memiliki
system datum yang berbeda diwajibkan bagi KKKS untuk menghasilkan juga referensi
datum dengan system WGS84.
b. Lay out lintasan Survei sudah disimulasikan berdasarkan kondisi real lapangan yang
ada.
c. Perubahan desain parameter, lintasan, luas area, lokasi, dan anggaran selama operasi
berlangsung harus disampaikan ke Dinas Operasi dan Pengeboran BPMIGAS untuk
memperoleh rekomendasi proses persetujuan dari Fungsi Perencanaan BPMIGAS.
d. BM GPS telah diukur dan dikoreksi sebelum lintasan/titik pengukuran diukur.
Hal 7 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
III.4. Operasi
a. Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan wajib dilaksanakan oleh KKKS. Survei ini meliputi aspek : sosioekonomi, hazard, security, lithology, morphology, dan sebagainya. Detail Survei
pendahuluan tergantung dari tipe Survei yang akan dilaksanakan. Dari kegiatan
Survei pendahuluan diharapkan resiko kegagalan operasi dapat diperkecil.
b. Pelaksanaan Survei
1. KKS berkewajiban melakukan kontrol produksi, kualitas data, dan
K3L
pelaksanaan proyek.
2. Kemajuan Produksi, Kasus HSE, Waktu, dan status kualitas data wajib dilaporkan
secara periodik selama survei berlangsung ke Dinas Operasi dan Survei
Pengeboran BPMIGAS untuk prediksi terhadap kemunginan yang akan timbul dan
performance operasi.
3. Jika Kontraktor Pelaksana bekerja tidak sesuai spesifikasi teknis dan administrasi
yang disyaratkan dalam kontrak , KKKS bersama dengan BPMIGAS dapat
melakukan evaluasi kinerja kontraktor pelaksana. Dimungkinkan dilakukannya
terminasi proyek apabila kontraktor pelaksana tidak dapat memenuhi hasil evaluasi
yang telah dilaksanakan.
4. Dalam hal pelaksanaan proyek mengakibatkan kenaikan budget komponen AFE
dan melebihi ketentuan yang disyaratkan, KKKS wajib melaporkan ke Dinas
Operasi Survei dan Pengeboran BPMIGAS untuk mendapatkan rekomendasi revisi
kepada Fungsi Perencanaan BPMIGAS.
5. Aspek sosial kemasyarakatan dalam pelaksanaan survei:
Pelaksanaan operasi Survei wajib memperhatikan kondisi social dan kearifan
lokal di sekitar daerah survei
Pelaksanaan Survei wajib disosialisasikan sebelum pelaksanaan Survei.
KKKS wajib berkoordinasi dengan BPMIGAS dalam pelaksanaan sosialisasi
Selama pelaksanaan survei, diusahakan menggunakan tenaga kerja lokal
setempat khususnya untuk survei darat.
Penentuan besaran kompensasi mengacu kepada peraturan pemerintah daerah
setempat
6. Pernyataan-pernyataan penggunaan jumlah hari kerja, mulai dan berakhirnya survei
serta klaim biaya-biaya yang tidak dibatasi oleh kontrak, sejauh mungkin
dibuktikan dengan berita acara oleh pengawas lapangan dari KKKS dan atau
pengawas lapangan Kontraktor Pelaksana
c. Akhir Survei
1. KKKS agar dapat menyampaikan validasi kegiatan operasi kepada Dinas Operasi
Survei dan Pengeboran untuk proses Close Out pada Divisi PBO
2. KKKS wajib menyerahkan laporan akhir pekerjaan, sesuai surat ketentuan
persetujuan AFE dan peraturan turunannya.
Hal 8 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 9 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
BAB IV
PEDOMAN OPERASI
Dalam pembahasan pedoman operasi survei dibahas antara lain tinjauan umum survei,
syarat & ketentuan, dan tahapan survei. Pemahaman terhadap obyek, batasan-batasan, dan
tahapan pekerjaan dalam kontrak kerja sama produksi minyak dan gasbumi di Indonesia
merupakan usaha yang penting dalam mengurangi konflik antara KKKS dan BPMIGAS.
Cakupan pembahasan terdiri dari survei seismik darat, transisi, laut, dan Survei lainnya.
Cakupan kegiatan Survei lainnya antara lain geologi lapangan, survei gravitasi, magnetik,
bathymetry, topografi, geophysical site, dan survei-survei jenis baru yang menjadi primadona
KKKS dan tidak disebut dalam format AFE, seperti survei pasif seismik, IVEL,
CSAMT,AMT/MT, Transient Eletromaget, dan lain-lain.
Referensi materi ini dikutip berdasarkan PUPOS tahun 2008 dan perkembanganperkembangan baru yang mempengaruhi aspek operasional survei lapangan saat ini baik dari
narasumber ahli dibidangnya maupun dari pengalaman BPMIGAS.
IV.1. Pedoman Operasi Survei Seismik Darat
a. Tinjauan Umum Metode
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang
dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, yaitu pengukuran dilakukan dengan
menggunakan sumber seismik (palu, ledakan, dll). Setelah usikan diberikan, terjadi
gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum
elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya
perbedaan kecepatan.
Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi
waktu. Berdasarkan data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di
dalam tanah.
Gambar 4.1. Prinsip dasar Metode Seismik Darat (Sumber: Seistrexx, Australia, 2010)
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mallet,
yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet
Hal 10 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 11 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
global sehingga titik koordinat tersebut dapat dikorelasikan dengan titik koordinat peta
yang lain.
- Pengukuran Lintasan Seismik
Pengukuran Lintasan Seismik & Pemasangan Patok SP dan TR
Pengukuran lintasan seismik yang meliputi pengukuran titik tembak (SP) dan titik
rekam (TR) dilakukan dengan menggunakan peralatan total station.
Pembuatan Titian dan Rintisan
Titian dibuat untuk mempermudah dan memperlancar kerja ketika survei
menemukan lokasi yang tidak bisa dilewati seperti: irigasi, parit, sungai atau rawa,
sehingga mengefektifkan waktu dan kerja crew baik drilling maupun recording.
2. Shot Hole Drilling
Pengeboran dangkal pada survei seismik bertujuan untuk membuat tempat penanaman
dinamit sebagai sumber energi (source) pada perekaman. Kedalaman lubang bor biasanya
30 m dengan diameternya sekitar 11 cm. Penentuan kedalaman lubang bor ini berdasarkan
test percobaan yang dilakukan sebelumnya. Kedalaman ini terletak di bawah lapisan lapuk
(weathering zone).
3. Preloading
Pada survei seismik digunakan sumber energi dinamit untuk di darat, dan airgun digunakan
khusus untuk daerah survei di dalam air. Dinamit terbungkus dalam tabung plastik dan
dapat disambung-sambung sesuai dengan berat yang diinginkan untuk ditanam. Di dalam
tabung ini dinamit diisi dengan detenator atau cap sebagai sumber ledakan pertama, serta
dipasang pula anchor agar dinamit tertancap kuat di dalam tanah.
Pemasangan dinamit (preloading) dilakukan langsung setelah pengeboran selesai, dengan
tujuan untuk menghindari efek pendangkalan dan runtuhan di dalam lubang. Pengisian
dinamit dilakukan oleh regu loader yang dipimpin oleh seorang shooter yang telah
mempunyai pengetahuan keamanan yang berhubungan dengan bahan peledak dan telah
memiliki lisensi tertulis dari MIGAS.
4. Recording
Perekaman merupakan pekerjaan akhir dari akuisisi data seismik, yaitu merekam data
seismik ke dalam pita magnetik (tape) yang nantinya akan diproses oleh pusat pengolahan
data (processing centre). Sebelum melakukan perekaman kabel dibentangkan sesuai
dengan posisi dan lintasannya berdasarkan desain Survei 2D. Pada saat perekaman, yang
memegang kendali adalah observer dengan memakai perlengkapan alat recording yang
disebut Center Recording.
Persiapan Peralatan
- Peralatan yang digunakan dalam proses recording antara lain:
Kabel Trace: Kabel penghubung antar trace.
Geophone: Penerima getaran dari gelombang sumber yang berupa sinyal analog.
- Field Digitizer Unit (FDU)
Hal 12 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
FDU mengubah data analog yang diterima dari geophone menjadi digital dan
mengirim data tersebut ke Line/Cross Acquisition Unit untuk diproses dan
dikirim ke Control Module (CM).
PSU (Power Stasiun Unit): Berfungsi memberikan energi pada SU 70 A / 16
Volt.
- Line Field Unit
Line Acquisition Unit Land menginterpretasikan perintah yang datang dari CM,
mengkontrol Field Digitizer Unit pada sebuah line dan mengumpulkan data dari
Field Digitizer Unit tersebut. Line Acquisition Unit Land melakukan decimating,
filtering dan compressing data dan mengirim data tersebut ke CM melalui Crosing
Field Unit. Field Unit juga mensinkronisasi semua sampel dengan time break.
- Crosing Field Unit Crossing Line Acquisition Unit ekivalen dengan CSU (Crossing
Station Unit). Crosing Field Unit hidup ketika menerima tegangan pada empat
portnya (minimal 5 V DC), dan memberikan tegangan suplai +/-24 V pada setiap
port transmisi dan pada transmisi transfer dengan sebuah tegangan DC untuk
menghidupkan Crosing Field Unit berikutnya dan seterusnya.
2. Penembakan (Shooting)
Saat peledakan dan perekaman tidak semua data terekam sempurna, kadang-kadang
dinamit tidak meledak, up hole tidak terekam dengan baik, banyak noise, dan sebagainya.
Kejadian ini disebut missfire, beberapa istilah missfire yang sering digunakan di lapangan:
Cap Only : dinamit tidak meledak, detenator meledak
Dead Cap : detonator mati, dinamit tidak meledak
Loss wire : kabel deto tidak ditemukan atau putus
Weak Shot : energi tembakan lemah dibandingkan rekaman disekitarnya,
Line Cut : kabel terputus saat shooting sehingga panjang rekaman tidak sesuai parameter
Parity Error : instrumen problem
No CTB : no confirmation time break
Loss Hole : lubang dinamit tidak ditemukan
Reverse Polaritty : polaritas terbalik
Bad/No Up Hole : UpHole jelek atau tidak ada (pada monitor record atau blaster)
Dead Trace : trace mati
Noise Trace : terdapat noise pada trace
Hal 13 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 14 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
- Koreksi Statik
Tujuan koreksi statik ini adalah untuk memperoleh arrival time bila penembakan
dilakukan dengan titik tembak dan group geophone yang terletak pada bidang horizontal
dan tanpa adanya lapisan lapuk. Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh
dari variasi topografi, tebal lapisan lapuk dan variasi kecepatan pada lapisan lapuk.
Suatu reflector yang datar (flat) akan terganggu oleh adanya kondisi static yang
disebabkan adanya efek permukaan (near surface efects).
Secara garis besar koreksi static ini dapat dibagi menjadi dua bagian koreksi :
Koreksi Lapisan Lapuk (weathering layer)
Koreksi Ketinggian
- Analisis Kecepatan
Analisis kecepatan (velocity analysis) adalah metode yang dipakai untuk mendapatkan
stacking velocity dari data seismik yang dilakukan dengan menggunakan Interactive
Velocity Analisis diperoleh dari kecepatan NMO dengan asumsi bahwa kurva NMO
adalah hiperbolik. Analisis kecepatan ini sangat penting, karena dengan analisa
kecepatan ini akan diperoleh nilai kecepatan yang cukup akurat untuk menetukan
kedalaman, ketebalan, kemiringan dari suatu reflektor. Analisis kecepatan ini dilakukan
dalam CDP gather, harga kontur semblance analisis sebagai fungsi dari kecepatan NMO
dan CDP gather stack dengan kecepatan NMO yang akan diperoleh pada waktu analisis
kecepatan. Didalam CDP gather titik reflektor pada offset yang berbeda akan berupa
garis lurus (setelah koreksi NMO).
b. Persyaratan Survei Seismik Darat
Syarat sebelum survei seismik darat dapat dilihat dalam Tabel 4.1
Tabel 4.1. Persyaratan Survei Seismik Darat
NO
MATERI
1 WP&B & AFE program Survei
2 Keputusan Pemenang Lelang
3 UKL/UPL
4
5
6
7
8
OTORITAS
BPMIGAS
BPMIGAS / KKKS
BAPEDALDA /
Kementrian Lingkungan
Hidup
Ditjen Migas
BPMIGAS/KKKS yang
dilewati
PEMDA setempat/instansi
pemda setempat
BPMIGAS, KKKS,
PEMDA setempat
PEMDA
setempat/Pemerintah Pusat
Hal 15 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
11
12
13
14
Kick of Meeting
Parameter Test
10
Ditjen Migas
BPMIGAS
BPMIGAS/KKKS
Direktur Ditwilhan Ditjen
Strahan Kemhan
KKKS
KKKS
Hal 16 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
dokumen persetujuan WP&B AFE BPMIGAS (Resume Proyek yang ditanda tangani
antara BPMIGAS dan KKKS pada saat persetujuan dan Budget Schedule-4); dan
pengumpulan data / scouting detil.
- Perizinan Survei
Perizinan yang dimaksud antara lain:
Izin Pemda Tingkat I, jika dalam wilayah survei tersebut terdapat tumpang tindih
lahan dengan Kehutanan untuk mendapatkan rekomendasi penggunaan kawasan
hutan dari Menhut.
Izin Pemda Tingkat II, Jika tidak ada wilayah kehutanan cukup mendapatkan izin
dari Bupati (Area Penggunaan Wilayah Lain/APL) guna mendapatkan rekomendasi
kepada instansi terkait/perusahaan yang beroperasi di permukaan Wilayah Kerja.
Perizinan dari Kepolisian untuk bahan peledak melalui BPMIGAS Dinas Sekuriti
dengan tembusan Dinas Operasi Survei dan Pengeboran.
Izin bahan peledak meliputi:
* Izin pembelian dan penggunaan (P2) bahan peledak
* Izin angkut bahan peledak
* Perpanjangan izin penggunaan sisa (P1) bahan peledak
* Izin alih guna/hibah bahan peledak
* Izin pemilikan, penguasaan, dan penyimpanan (P3) bahan peledak
* Izin gudang/container tempat penyimpanan (sementara) bahan peledak
* Izin pemusnahan bahan peledak
Ketentuan-ketentuan perlakuan terhadap Bahan Peledak dapat dilihat dalam
Lampiran I.
Izin Security Clearance dari Dephan melalui BPMIGAS Dinas Sekuriti.
Izin melaksnakan operasi dari BPMIGAS Dinas Operasi Survei dan Pengeboran
yang dilengkapi dengan persyaratan survei.
- Sosialisasi
KKKS harus melakukan sosialisasi sebelum survei seismik dimulai, yang terdiri
dari sebagai berikut:
Sebelum perizinan, yaitu memberikan informasi dan penjelasan kepada Pemda
Kab/Kota dan Provinsi serta Instansi terkait dalam bentuk paparan program kerja
dan rencana waktu pelaksanaan survei (Sumber: PUPOS, 2008). KKKS perlu
didampingi BPMIGAS Hupmas/Perwakilan, apabila ada kegiatan courtessy call.
Setelah perizinan, yaitu memberikan informasi dan penjelasan kepada Muspika,
instansi terkait, dan masyarakat dalam bentuk paparan program kerja dan rencana
waktu pelaksanaan survei (Sumber: PUPOS, 2008).
Materi sosialisasi terdiri dari: Cakupan area (administratif dan geografi), manfaat
dan keuntungan survei, dan alur pekerjaan, pekerjaan seismik merupakan tahap awal
eksplorasi migas, teknis operasi seismik yang berkaitan dengan kepemilikan pihak lain
di permukaan tanah (PUPOS, 2008 dimodifikasi), mekanisme dan nilai ganti rugi
Hal 17 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
disesuaikan dengan harga indeks yang dikeluarkan oleh Pemda setempat, dan Tenaga
Kerja.
- Persiapan Teknis
Peralatan Topografi (Sumber PUPOS 2008)
* Peta Dasar: administrasi, konsesi, program lintasan
Peta minimal memenuhi persyaratan: datum memakai: ID-95/WGS-84, Sistem
proyeksi : UTM Zone, Skala minimum 1 : 50.000, Titik Ikat agar mengacu kepada
kontrol GPS yang diukur Bakosurtanal, Dilengkapi dengan peta lintasan seismik
terdahulu sebagai lampiran.
* Instrumentasi: Peralatan kompas, Hand GPS, GPS geodetic dual frequency, total
station, peralatan pendukung sesuai sifat Survei, foto satelit/foto udara (bila
diperlukan)
Pengeboran seismik (shot hole drilling)
Peralatan pemboran seismik agar dipertimbangkan antara lain: Flushing, Rotary
portable, Compressor, Peralatan pendukung (rock bit, drag bit, triefus bit, hummer bit,
auger)
Peralatan Pengisian bahan peledak (preloading)
Peralatan pengisian bahan peledak agar dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
loading pole, cap tester, masking tape, tali rafia, dummy load, kotak penyimpanan
bahan peledak, Peralatan pendukung (anchor, speedy loader, plastic point, plastic
ring)
Peralatan Perekaman data (recording)
Peralatan perekaman minimal terdiri dari unit perekam data, unit penerima
(geophone/hydrophone, unit penghubung antar FIELD UNIT, kabel seismic), FIELD
UNIT (FIELD UNIT tester, shooter unit, repeater unit), unit penyimpanan data (tape
drive magnetic, tape/cartridge/compact disk, kertas monitor).
Unit pendukung antara lain: geophone planter, battery charger, blaster & cap ester,
firing lines, komputer kendali mutu, generator, pelindung kabel, perangkat lunak esuai
dengan kebutuhan
PeralatanWorkshop rekaman
Peralatan workshop minimal terdiri dari cable tester & repair,
geophone/hydrophone tester, oscilloscope
Peralatan Komunikasi
Untuk komunikasi Base camp kantor pusat KKKS memakai: VSAT/kabel (voice,
data), HP satelit untuk remote area; base camp secondary camp (staging): radio
(SSB/UHF/VHF); dan Lapangan: radio repeater, HT, HP.
Hal 18 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Peralatan Transportasi
Peralatan transportasi minimal terdiri dari:
* Helikopter - daerah sulit dijangkau (apabila diperlukan)
* Kendaraan transportasi personel agar menggunakan truck/bus untuk area yang sudah
tersedia banyak jalan raya
* Kendaraan transportasi peralatan agar menggunakan truck
* 4 WD jenis station dan pick up dilengkapi roll bar (transportasi personel, bahan
peledak, dan ambulance), dapat digunakan di area dengan kondisi jalan tanah dan
berlumpur
* Speed boat dapat digunakan di area perairan/sungai yang luas
* Perahu dapat digunatan di area perairan yang sedang/transportasi sungai dan
dilengkapi dengan life jacket
* Kendaraan agar dilengkapi dengan sabuk pengaman, radio komunikasi, obat-obatan
dalam kotak P3K, alat pemadam kebakaran ringan
Peralatan Sumber getar
Sumber getar seismik adalah sumber getar yang dibuat/dipicu untuk menimbulkan
gelombang agar dapat merambat ke bawah permukaan bumi melalui media, sehingga
dapat direkam penerima seismik dalam waktu tertentu.
Macam sumber getar adalah sebagai berikut:
* Dinamit
Dinamit merupakan bahan peledak seismik di lingkungan darat, mempunyai kuran
berat dan jenis tertentu sesuai keperluan (agar menggunakan jenis bahan peledak
non TNT)
Kotak Handak minimal mempunyai spesifikasi, sebagai berikut: ukuran peti
dinamit 80 cm x 100 cm x 140 cm, terbuat dari kayu dengan rangka kuat,bagian
luar peti dilapisi dengan aluminium (anti spark) atau sejenis, bagian luar peti dicat
warna merah dan dicantumkan kata-kata Awas Berbahaya, dilengkapi pintu dan
engsel yang kuat, kunci (gembok) pengaman, peti ditempatkan dalam kotak
aluminium kendaraan transportasi bahan peledak
(Reff: 1. Standard Nasional Indonesia No.SNI (Standard Nasional Indonesia) 136912-2002 dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional (ASN)
* Weight drop
Weight drop dapat digunakan untuk spesifikasi daerah pemukiman dengan cukup
lahan terbuka untuk menempatkan titik sumber getar. Spesifikasi penggunaan agar
disesuaikan dengan pembuat alat dan sifat survei.
* Air gun
Air Gun untuk spesifikasi daerah perairan dimana tidak mungkin ditempatkan
sumber getar yang lain. Spesifikasi disesuaikan dengan pembuat alat dan sifat
survei.
Vibroseis
Vibroseis adalah sumber getar yang berupa mesih getar dengan beban dan
frekuensi tertentu sesuai dengan desain yang ditetapkan. Mesin getar ini
Hal 19 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 20 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Peralatan K3LL
Klinik
Penangkal petir
Area parkir yang cukup memadai
Gudang BBM (jika diperlukan)
Workshop
Helipad (apabila diperlukan), windshock
Generator utama pembangkit listrik termasuk suku cadang, BBM, dan
pelumas yang menyediakan daya listrik selama 24 jam
Unit portable komputer minimum 2 GHz dilengkapi ethernet network
termasuk perangkap lunak, UPS, dan printer serta material habis pakai untuk
keperluan kerjaan survei
Secondary camp (staging)
Secondary Camp diharuskan agar Reff SNI 13-6912-2002, Operasi Seismik yang
aman di Indonesia-Keselamatan dan Kesehatan Kerja), yang terdiri dari:
* Terletak di dalam wilayah lokasi survei
* Dilengkapi dengan fasilitas radio komunikasi
* Dilengkapi dengan fasilitas yang memenuhi standard K3LL
* Dilengkapi dengan g udang peralatan, bengkel, ruang kerja/ pertemuan, fasilitas
tempat tidur personel tenaga ahli, pengawas, dan staf proyek
*Mempunyai halaman parkir kendaraan yang berada dalam pagar dengan pos
keamanan di pintu masuk
Flying camp
Flying Camp diharuskan agar Reff ke Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dalam Operasi Seismik di Indonesia Dirjen Migas ESDM 1995, sebagai berikut:
* Flying camp berlokasi di daerah yang tidak tergenang air
* Lokasi cukup dekat dengan sumber air
* Berupa tenda atau bangunan rumah
* Konstruksi tenda mempunyai konstruksi dan tinggi minimum 0.5 meter dari tanah
* Dilengkapi dengan fasilitas yang memenuhi standard K3LL
* Dilengkapi dengan fasilitas radio komunikasi
* Tidak terlalu dekat dengan pohon besar (Revisi 2011)
Gudang bahan peledak (handak)
Gudang bahan peledak diharuskan agar Reff ke SNI 13-6911-2002, Penanganan
Bahan Peledak yang aman di Indonesia-Pelaksanaan, dengan spesifikasi, sebagai
berikut :
* Gudang terbuat dari bahan yang tahan panas
*Gudang penyimpanan di cat dengan warna merah dan dilengkapi dengan pengukur
suhu udara, penangkal petir dan APAR
Hal 21 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
* Mempunyai pagar berlapis dengan paga r luar terbuat dari kantung pasir dan
pagar dalam dari k awat berduri
* Mempunyai pagar dengan tinggi minimum 2.5 meter
* Radius pagar dalam minimum 20 meter
- Uji peralatan
Peralatan Topografi
Uji peralatan topo minimal dilakukan, sebagai berikut:
* Theodolite (T2, total station, distomate, dan lain lain) bersertifikat telah lolos uji,
yaitu :
Uji zero error sesuai manual pembuat alat
Uji kolimasi sesuai manual pembuat alat
RTK GPS bersertifikat
Uji zero baseline sesuai manual pembuat alat (lihat Gambar uji zero baseline)
Uji peralatan perekaman adalah, sebagai berikut:
* Dilakukan sebelum dimulai pekerjaan perekaman
* Memberitahukan kepada BPMIGAS melalui Dinas Operasi Survei & Pengeboran
* Hasil uji peralatan harus memenuhi standard dari pabrik yang dinyatakan dalam
berita acara
* Uji peralatan agar dilakukan secara berkala, dalam harian dan bulanan (sama dengan
awal uji instrumen)
* Uji instrumen minimal dilakukan antara lain: time synchronization (untuk wireless
system), Noise, Distortion, Crosstalk, Gain/Phase, CMRR
* Field Test (receiver) minimal dilakukan antara lain: Noise, Tilt (kemiringan posisi
geofon), Resistance (continuity test), Leakage test
- Uji parameter survei
Melaksanakan perhitungan dan uji parameter survei untuk memperoleh parameter
yang terbaik sehingga dihasilkan data yang optimum dengan memperhitungkan efisiensi
biaya.
Waktu pelaksanaannya dilakukan pada saat survei dilaksanakan, sebelum shot hole
drilling dilaksanakan, karena kedalaman lubang bor seismik terbaik dapat diketahui
dengan baik dari uji parameter (parameter test). Dilakukan sesuai dengan kebutuhan,
dengan parameter, antara lain: berat (ukuran) sumber getar, kedalaman lubang bor, pola
sumber getar, sample rate, record length, frekuensi, tipe penerima, group interval/jarak
antar penerima, jumlah penerima, jarak penerima dalam bentangan, jarak lintasan group
penerima, panjang betangan, jarak antar sumber getar, dan, parameter lainnya.
Perubahan parameter sesuai dengan perubahan respon kualitas data dapat dilakukan
sepanjang disebabkan oleh sesuatu yang tidak mudah diprediksi atau dapat merubah biaya
survei secara signifikan.
Hal 22 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 23 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
dilengkapi dengan CV dan berasal dari disiplin ilmu kebumian atau pendidikan
yang relevan
Ahli instrumen perekaman ekspatriat/nasional
Berpendidikan setara S-1 atau berpengalaman minimum 7 (tujuh) tahun dan
minimum 2 tahun pada posisi asisten ahli Instrument perekaman
Bertanggung jawab terhadap pekerjaan perawatan alat perekam
Ahli Pengamat (observer) Nasional
Berpendidikan berpendidikan setara S-1 atau berpengalaman minimum 7
(tujuh) tahun dan minimum 2 tahun pada posisi asisten ahli pengamat
(observer)
Bertanggung jawab terhadap pekerjaan perekaman data
Ahli topografi nasional
Berpendidikan setara S-1 atau berpengalaman minimum 7 (tujuh) tahun dan
minimum 2 tahun pada posisi asisten ahli topografi
Bertanggung jawab terhadap pekerjaan topografi dan datanya
Koordinator kehumasan nasional
Berpendidikan
minimum S-1 atau SMA berpengalaman minimum 10
sepuluh) tahun dan minimum 2 tahun pada posisi asisten kehumasan
Ahli K3LL Nasional
Berpendidikan minimum S-1 atau SMA berpengalaman minimum 10
(sepuluh) tahun dan minimum 2 tahun pada posisi asisten ahli K3LL
(sertifikasi Migas)
Note: Semua personel di atas harus dilengkapi dengan Riwayat Hidup (Curriculum
Vitae)
* Tenaga Ahli Lapangan
Kepala proyek (Party Chief) diutamakan nasional
Berpendidikan setara S-1 atau berpengalaman minimum 8 (delapan)
Minimum 2 tahun pada posisi Asisten Party Chief
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek secara keseluruhan mulai dari
persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian laporan akhir survei
Asisten kepala proyek (Asisten Party Chief) - nasional
Berpendidikan setara S-1 atau berpengalaman minimum 7 (tujuh) tahun dan
minimum 2 tahun pada posisi seismologist
Bertanggung jawab membantu kepala proyek dalam melaksanakan proyek
Ahli seismologi - nasional
Berpendidikan setara S-1 atau berpengalaman minimum 6 (enam) tahun dan
minimum 2 tahun pada posisi asisten ahli seismologi
Bertanggung jawab terhadap pekerjaan pemboran dan perekaman
Ahli pengolahan data seismik - nasional
Berpendidikan setara S-1 atau berpengalaman mnimum 5 (lima) tahun dan
minimum 2 tahun pada posisi asisten ahli pengolahan data seismik dan Mampu
melakukan pengolahan data hingga final migration semua personel di atas
Hal 24 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
dilengkapi dengan CV dan berasal dari disiplin ilmu kebumian atau pendidikan
yang relevan
Ahli instrumen perekaman ekspatriat/nasional
Berpendidikan setara S-1 atau berpengalaman minimum 7 (tujuh) tahun dan
minimum 2 tahun pada posisi asisten ahli Instrument perekaman
Bertanggung jawab terhadap pekerjaan perawatan alat perekam
Ahli Pengamat (observer) Nasional
Berpendidikan berpendidikan setara S-1 atau berpengalaman minimum 7
(tujuh) tahun
dan minimum 2 tahun pada posisi asisten ahli pengamat
(observer)
Bertanggung jawab terhadap pekerjaan perekaman data
Ahli topografi nasional
Berpendidikan setara S-1 atau berpengalaman minimum 7 (tujuh) tahun dan
minimum 2 tahun pada posisi asisten ahli topografi
Bertanggung jawab terhadap pekerjaan topografi dan datanya
Koordinator kehumasan nasional
Berpendidikan minimum S-1 atau SMA berpengalaman minimum 10 sepuluh)
tahun dan minimum 2 tahun pada posisi asisten kehumasan
Ahli K3LL Nasional
Berpendidikan minimum S-1 atau SMA berpengalaman minimum 10 (sepuluh)
tahun dan minimum 2 tahun pada posisi asisten ahli K3LL (sertifikasi Migas)
Note: Semua personel di atas harus dilengkapi dengan Riwayat Hidup (Curriculum
Vitae)
* Tenaga Ahli Menengah
Asisten ahli topografi
Berpendidikan minimum SMU/SMK/D1/D2, pengalaman minimum 8 (delapan)
tahun
Asisten ahli seismologi
Berpendidikan minimum SMU/SMK/D1/D2, pengalaman minimum 8
(delapan) tahun
Asisten ahli pengolahan data seismik (field processing)
Berpendidikan minimum SMU/SMK/D1/D2, pengalaman minimum 8 (delapan)
tahun
Asisten ahli pengamat
Berpendidikan minimum SMU/SMK/D1/D2, pengalaman minimum 7 (tujuh)
tahun
Juru ukur topografi
Berpendidikan minimum SMU/SMK/D1/D2, pengalaman minimum 8 (delapan)
tahun
Pengawas pemboran (driller supervisor)
Berpendidikan minimum SMU/SMK/D1/D2, pengalaman minimum 8 (delapan)
tahun, mempunyai sertifikasi migas
Hal 25 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 26 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
tanggung jawab utama operasi seismik berjalan lancar dan aman dari tuntutan
kehumasan
Asisten koordinator kehumasan topografi, pemboran, dan perekaman
Berpendidikan minimum SMU/SMK/D1/D2 atau sederajat, pengalaman
minimum 4 party atau 4 tahun
Administrasi kehumasan
Berpendidikan minimum SMU/SMK/D1/D2 atau sederajat, pengalaman
minimum 3 party atau 3 tahun, bertugas administrasi data kehumasan, data
damage claim, dapat menggunakan komputer, aplikasi word dan grafis dengan
baik
Tenaga keuangan
Berpendidikan minimum SMU/SMK/D1/D2 atau sederajat, pengalaman
minimum 3 party atau 3 tahun, bertanggung jawab terhadap keuangan, dapat
menggunakan komputer, aplikasi word, dan grafis dengan baik
Tenaga inventory kehumasan
Berpendidikan minimum SMU/SMK/D1/D2 atau sederajat, pengalaman
minimum 3 party/3 tahun, bertugas yang bertanggung jawab terhadap
pengumpulan data, negosiasi, dan menjalankan program kerja humas (sosialisasi
langsung terhadap pemilik lahan/aparat di setiap lintasan yang dikerjakan oleh
kelompok pekerjaan topografi, pemboran, pengisian bahan peledak, perekaman
serta pendataan terhadap kerusakan fisik dan kerusakan lainnya akibat kegiatan
operasional seismik)
Hal 27 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 28 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
* Jauh dari sumber-sumber gangguan, seperti atap seng, jalur pipa, instalasi listrik,
antena radio/pemancar, lalu lalang kendaraan bermotor
* Kondisi struktur tanah stabil
* Lokasi mudah dicapai
* Dapat mengamati jumlah satelit yang cukup (nilai GDOP kecil)
* Lokasi jauh dari gangguan manusia, binatang maupun alam terlebih dahulu
melakukan uji zero base line GPS (Lihat Gambar 4.4)
GPS dengan metode Real Time Kinematic (RTK) DGPS
Penerima dengan melakukan pengikatan pada titik-titik triangulasi lihat gambar
di bawah ini:
* Dilengkapi nama BM, Tahun Pembuatan, dan ditulis BPMIGAS Nama KKKS,
Milik Negara, Di Larang Merusak
* Bahan dan bentuk disesuaikan dengan kondisi masyarakat sekitar, agar tidak
mudah dirusak
* Cat harus terpelihara rapi dan bersih
Melakukan pengamatan GPS sesuai prosedur penggunaan alat
Melakukan penyimpanan peralatan setelah dipakai sesuai prosedur penyimpanan
alat
Melakukan pengolahan data dari lapangan sesuai kebutuhan
Melakukan kendali mutu atas data pengamatan GPS
Hal 29 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Adalah pekerjaan pengukuran awal dari titik ikat yang sudah ditentukan, dapat
berupa BM GPS,
Kompas
Adalah pekerjaan awal penentuan arah lintasan dengan menggunakan alat ukur
ompas
Arah lintasan sesuai dengan program lintasan
Rintis
Rintis adalah membersihkan lintasan yang akan diukur dari pepohonan kecil,
semak belukar, dan penghalang pandang lainnya untuk kelancaran operasi
Merintis lintasan yang akan diukur dengan lebar maksimum 2 (dua) meter
Untuk daerah hutan tertutup minimum ketinggian 2 meter
Obyek rintisan: pepohonan dan belukar yang tidak mempunyai nilai ekonomis
Dalam hal rintisan pada tanaman ekonomis (seperti coklat, padi, karet, sagu,
kelapa sawit, dan lain-lain) harus mendapat persetujuan dari KKKS
Tangga-tangga (lihat Gambar 4.6)
Tangga-tangga adalah sejenis tangga terbuat dari bambu/kayu atau tangga tanah
lengkap dengan pegangan tangan pada setiap lereng daerah survei yang dilewati
lintasan
Hal 30 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 31 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
SKETSA TITIAN
(BRIDGING)
Hal 32 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Penyangga pegangan 6 cm
Jarak penyangga pegangan 200 cm
Jarak titian dari muka air 70 cm (Lihat Sketsa Titian Rawa)
Reff SNI No. 13-6912-2002 Badan Standardisasi Nasional (ASN)
Pegangan pada titian dibuat bergantian pada bagian kanan atau kiri
disesuaikan dengan lapangan & K3LL
Bambu/kayu yang dipergunakan harus diperoleh dari sumber yang
sah & dan dilengkapi dengan dokumen
Pengukuran Lintasan
Menentukan titik tembak, titik penerima dan titik kontrol (poligon)
sebagai berikut:
Pengukuran dilakukan dengan metode: Total station dengan metode
Stake Out Coordinate, Lihat Gambar di bawah ini:
Hal 33 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 34 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 35 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 36 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 37 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 38 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 39 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
* Jika detonator mati atau terjadi hambatan dalam pengisian (stuck), dilakukan bor
baru (disesuaikan dengan parameter survei)
- Perekaman
* Melakukan pemerikasaan kualitas tes harian peralatan
* Melakukan pemerikasaan kualitas penancapan geophone
* Melakukan pemerikasaan kualitas data rekaman
* Merekomendasikan penembakan ulang jika kualitas data tidak memenuhi syarat
- Pengolahan data lapangan
* Melakukan pemerikasaan kualitas dataseismik menggunakan perangkat lunak
pengolahan data seismik
* Melakukan pemerikasaan kualitas hasil pengolahan data seismik
* Merekomendasikan penembakan ulang jika terjadi salah geometri dan tidak dapat
diperbaiki atau data berkualitas buruk
* Melakukan evaluasi kesampaian target survei dan merekomendasikan perubahan
lintasan atau parameter jika diperlukan
* Melakukan pemerikasaan kualitas kelengkapan data penunjang
- Realisasi program survei/Produksi Data
* Melakukan evaluasi
dari hasil
pelaksanaan
survei dengan
membandingkan Program survei dengan realisasi
* Merekomendasikan perubahan posisi baik titik tembak atau titik penerima
berdasarkan simulasi parameter survei
3. Penyimpanan & pengiriman data
Penyimpanan data agar dilakukan minimum, sebagai berikut:
- Data perekaman disimpan dengan format SEG-D dalam media penyimpan
cartridge/disk baru dan berkualitas baik
- Data perekaman yang sudah diaplikasikan geometri disimpan dengan format
SEG-Y dalam cartridge/disk baru dan berkualitas baik
- Data penunjang disimpan dalam media disk
- Data yang telah disimpan dapat dibaca ulang
- Monitor record dapat dimusnahkan setelah survei selesai dilaksanakan (sesuai
kebutuhan)
- Pengiriman data agar dilakukan minimum, sebagai berikut:
- Media penyimpanan data berupa cartridge dibungkus dalam aluminium foil,
diletakkan dalam plastik klip dan di beri label
- Kotak untuk pengiriman data, di bagian dalam dilapisi dengan aluminium foil,
dan diberi kunci pengamanan
- Pengiriman data dilakukan dengan menggunakan jasa ekspedisi yang dilindungi
dengan jaminan asuransi
- Data utama pertama dan data utama kedua tidak dikirim dalam waktu yang
bersamaan
Hal 40 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
- Data utama kedua dikirim setelah data utama pertama diterima dan dinyatakan
dalam berita acara
c. Pasca Operasi Survei Seismik Darat
Tahap akhir pekerjaan agar dilakukan, sebagai berikut:
1. Penyelesaian pembayaran kompensasi (KKKS Kontraktor Pelaksana) (merujuk ke
Bab V. Kompensasi, PUPOS, 2008)
2. Reklamasi sesuai K3LL
(Reff` Standard Nasional Indonesia (SNI) No.SNI 13-6912-2002 Badan Standardisasi
Nasional (ASN) dan Dokumen UKL/UPL Ditjen Migas)
3. Penanganan sisa bahan peledak (merujuk ke Bab VI Handak)
(Reff` Standard Nasional Indonesia (SNI) 13-6911-2002 - Badan Standardisasi
Nasional (ASN))
4. Demobilisasi (kontraktor pelaksana)
5. Penutupan Proyek
6. Mengirim surat Kepada Ka.Div Operasi Lapangan yang menyatakan keterangan selesai
operasi dan memberikan keterangan rencana penyerahan laporan akhir.
7. Penyerahan Laporan Akhir Kepada Divisi Operasi Produksi c.q. Sub Dinas Survei
Lapangan
8. Verifikasi Laporan Survei oleh Divisi Operasi Produksi c.q. Sub Dinas Survei
Lapangan untuk mendapatkan surat keterangan selesai proyek sebagai syarat close out
report.
Tahap Pembayaran dan Ganti Rugi
Tahap Pembayaran Ganti Rugi dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Pendataan
a. Pendataan pemilik lahan setelah kegiatan topografi, yang dituangkan dalam berita
acara dan diketahui oleh instansi terkait
b. Pendataan kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan survei setelah ada kegiatan
bridging/rintis
c. Pendataan kerusakan selanjutnya setelah kegiatan pemboran dan perekaman
2. Pembayaran
Jenis jenis kerusakan yang dapat dikompensasi akibat pelaksanaan survei seismik di
antaranya adalah sebagai berikut:
a. Survei seismik darat:
Lahan yang terlewati oleh lintasan dalam bentuk meter maju
Tanam tumbuh akibat pekerjaan rintis dan bridging
Tanam tumbuh, tambak akibat pekerjaan pemboran
Lubang hasil pemboran
Tanam tumbuh, tambak, hewan peliharaan, dan bangunan akibat pekerjaan
perekaman
Infra struktur di sekitar survei akibat mobilisasi dan aktivitas survei
Hal 41 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 42 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 43 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
d) Survei Seismik CLO (Continuous Long Offset Shooting); Untuk memperoleh offset lebih
panjang secara efficient dibandingkan dengan penggunan metode konvensional untuk data
akuisisi.
Gambar 4.11. Konfigurasi survei CLO untuk memperoleh offset lebih panjang
e) 4D; 3D atau HD3D yang dilakukan secara berulang dengan menggunakan parameter
pengambilan data/akusisi yang sama
f) Wide Azimuth dan Multi Azimuth; Sangat sesuai untuk daerah yang memiliki imaging
problems dan high levels of shallow complications, khususnya untuk daerah sub-salt
imaging problems.
Wide Azimuth
Hal 44 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Multi Azimuth
g) OBC (Ocean Bottom Cable); Hydrophones dan Geophones dalam satu kabel yang
diletakkan di permukaan dasar laut. Metode ini memungkinkan untuk perekaman Pwaves dan S-waves.
Hal 45 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
6
7
14
15
Kick of Meeting
8
9
10
11
12
13
OTORITAS
BPMIGAS
BPMIGAS / KKKS
BAPEDALDA /
Kementrian Lingkungan
Hidup
Ditjen Migas/BPMIGAS
BPMIGAS/KKKS yang
dilewati
PEMDA setempat/instansi
pemda setempat
BPMIGAS, KKKS, PEMDA
setempat
PEMDA
setempat/Pemerintah Pusat
Ditjen Migas
BPMIGAS
BPMIGAS/KKKS
BPMIGAS/KKKS
BPMIGAS/KKKS
Direktur Ditwilhan Ditjen
Strahan Kemhan
KKKS
Hal 46 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 47 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 48 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Shot Interval
Line orientation
Inline Offset
Source Type
Number of Source
Air Pressure
Volume
Source Separation
Number of Sub-arrays
Sub-array separation
Source length
Source depth
Gun synchronozation
Streamer length
Streamer separation
Hal 49 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Streamer depth
Group Length
Record length
Sampling rate
Format
Hal 50 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 51 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Untuk peralatan Survei, harus dipastikan bahwa peralatan Survei yang akan digunakan telah
terkalibrasi.
B.3.1.5. Penentuan Personel Survei Seismik Laut
KKKS harus memastikan bahwa jumlah personel/operator survei seismik (Seismik Kru dan
Kru awak kapal) memnuhi persyartan kebutuhan proyek dan mempunyai minimum
kompetensi di bidangnnya dan dinyatakan fit secara medis untuk bekerja di lepas pantai oleh
praktisi medis yang terdaftar di industri MIGAS dan memiliki sertifikat HSE minimum untuk
bekerja di Laut (Sea Survival Training Certificate dan HUET certificate).
B.3.1.6. Standard HSE
KKKS harus memastikan bahwa kontraktor seismik yang ditunjuk akan secara konsisten
mengikuti standard HSE yang berlaku di Industry Seismik khususnya dan industry MIGAS
pada umumnya
B.3.1.7. Tahapan Sosialisasi
KKKS harus melakukan sosialisasi sebelum pelaksanaan survei seismik. Tahapan sosialisasi
ini secara umum dapat dibagi kedalam 3 tahapan sosialisasi:
1. Sosialisasi Tingkat-1 (Sebelum Perizinan); Tingkat Propinsi
a) Kewenangan Daerah Propinsi Tingkat I mengenai batas wilayah laut sesuai dengan UU
No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; Propinsi berhak atas kewenangan
wilayah laut maksimum 12 mil laut dari titik terluar propinsi.
b) Memberikan informasi dan penjelasan kepada Pemda Provinsi serta Instansi terkait
dalam bentuk paparan program kerja dan rencana waktu pelaksanaan survei
c) Memberikan paparan pengenalan teknis mengenai operasi survei seismik laut
d) Memberikan informasi mengenai manfaat dari survei seismik yang telah dilakukan
2. Sosialisasi Tingkat2 (Sebelum Perizinan); Tingkat Kabupaten/Kotamadya
(a) Kewenangan Daerah Propinsi Tingkat II mengenai batas wilayah laut sesuai dengan
UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; Kabupaten atau kota berhak atas
sepertiga dari wilayah kewenangan laut propinsi,
(b) Memberikan informasi dan penjelasan kepada Pemda Provinsi serta Instansi terkait
dalam bentuk paparan program kerja dan rencana waktu pelaksanaan survei
(c) Memberikan paparan pengenalan teknis mengenai operasi survei seismik laut
(d) Memberikan informasi mengenai manfaat dari survei seismik yang telah dilakukan
3. Sosialisasi Tingkat-3 (Setelah Perizinan); Tingkat Muspika dan Komunitas Nelayan
Setempat
Hal 52 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
a) Memberikan informasi dan penjelasan kepada Muspika serta Instansi terkait dalam
bentuk paparan program kerja dan rencana waktu pelaksanaan survei.
b) Memberikan paparan pengenalan teknis mengenai operasi survei seismik laut
c) Memberikan informasi mengenai manfaat dari survei seismik yang telah dilakukan
d) Pelaksanaan sosialisasi disarankan dilaksanakan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
pelaksanaan survei seismik
Materi Sosialisasi
1. Paparan cakupan area (administratif dan geografi)
2. Paparan pengenalan teknis operasi survei seismik laut
3. Paparan tahapan survei seismik laut dalam tahapan eksplorasi secara keseluruhan
4. Paparan manfaat keuntungan survei seismik
5. Paparan program kerja dan waktu pelaksanaan survei
6. Paparan mekanisme pelaporan jika ada gangguan dari pihak masyarakat mengenai
operasi seismik yang dilakukan
7. Paparan mekanisme penentuan nilai ganti rugi dan mekanisme pembayaran ganti rugi
(disesuaikan dengan peraturan daerah yang berlaku dan atau kesepakatan antara
pemerintah daerah setempat dengan komunitas nelayan setempat. Beberapa daerah
telah mengeluarkan surat Keputusan mengenai nilai ganti rugi alat tangkap nelayan
karena adanya operasi seismik beserta prosedur pembayaran ganti rugi)
B.3.1.8. PENGAMANAN OPERASI SURVEI SEISMIK
Setiap pelaksana survei, dalam rangka mengamankan kegiatan survei tersebut diperlukan
adanya:
a) Liaison Officer dari Ditjen Migas (susmar) pada kapal utama/kapal seismik.
b) Sangat dianjurkan untuk menempatkan personnel dari DKP (Dinas Kelautan dan
Perikanan) pada kapal pendukung untuk mencatat peralatan nelayan yang mungkin
hilang, dipindahkan, ataupun diangkat selama kegiatan survei berlangsung.
Pendokumentasian yang baik atas peralatan nelayan yang ada di wilayah survei akan
mencegah dampak sosial yang mungkin muncul selama operasi seismik atatu setelah
berakihirnya operasi seismik. Detail minimum informasi yang perlu didokumentasikan
apabila memindahkan ataupun mengangkat peralatan nelayan di survei area;
Waktu pengangkatan/pemindahan
Posisi (Latitude/Longitude)
Kedalaman air
Hal 53 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 54 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
detail sebelum pelaksanaan survei seismik dengan menggunakan Multi Beam Echosounder.
Disamping multibeam echosounder disarankan pula, survei bathymetry tersebut juga
dilengkapi dengan Side Scan sonar sehingga kondisi seabed dapat dipetakan secara akurat.
Gambar 4.16. Contoh instalasi Echosounder dan side-scan sonar pada kapal scouting
survei
b) Mengidentifikasi obyek yang dapat membahayakan streamer. Penggunaan side-scan sonar
sangat disarankan khususnya untuk daerah dengan kedalaman laut kurang dari 30 m dan
secara awal diidentifikasikan akan adanya obyek atau benda di sub surface yang mungkin
c) membahayakan streamer. Pemakaian side-scan sonar juga disarankan untuk kapal pengawal
(chase vessel) pada daerah yang diidentifikasikan banyak terdapat sub sea rumpon.
Hal 55 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Waktu Identifikasi
Kedalaman Air
Kondisi alat tangkap nelayan (missal rumpon baru, rumpon lama, dsb)
Pendataan harus mengikutsertakaan saksi dari komunitas nelayan atau dinas kelautan
dan perikanan wilayah setempat.
g) Survei pendahuluan dilakukan setidaknya beberapa hari sebelum kapal survei seismik
memasuki wilayah survei.
-
Gambar 4.18. Contoh Alat Bantu Tangkap Ikan (Sumber: Balai Besar Pengembangan
Penangkapan Ikan, Semarang)
Hal 56 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
: Nama Survei
XXXX
: No. Pass
SSS
: Sequence
Hal 57 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Data Navigasi
Data navigasi harus dibuat rangkap dua dan dikirimkan ke kantor pemrosesan tidak secara
bersamaan untuk menghindari kemungkinan hilangnya backup data karena adanya kerusakan
data pada saat pengirima.
Pada umumnya, data navigasi yang dikirimkan meliputi:
Data navigasi yang telah diproses
Vessel Position Data (P1/90 atau mungkin juga dalam format P2/94)
Shotpoint location map dan vessel positions
Coverage maps (Shoft copy & Hard Copy)
Bathymetry data and peta
Raw Navigation Data (P1/90 atau mungkin juga dalam format P2/94)
Dsb
B.3.2.6. Geodetic Reference
Datum Horisontal
Datum Geodesi yang digunakan, khususnya untuk daerah eksplorasi baru, diwajibkan untuk
menggunakan sistem WGS84 dan Proyeksi UTM (Ref: PerMen ESDM No. 1603
K/40/MEM/2003 pasal 6).
Untuk KKKS yang telah menggunakan Local Datum pada system koordinatnya, di project plan
document wajib disertakan datum shift parameters dari local datum ke datum WGS84 beserta
contoh konversi koordinat dari local datum ke datum WGS84.
Disarankan bagi KKKS yang menggunakan Local Datum untuk juga merekam data
navigasinya dalam system koordinat WGS 84 sehingga akan memudahkan penyamaan datum.
Datum Vertikal
Reference datum untuk seismik data adalah Mean Sea Level (MSL).
Reference datum untuk bathymetry adalah Chart datum.
B.3.2.7. Peralatan System Penentuan Posisi (DGPS dan RGPS), Perekam Data Seismik,
Streamer, dan Sumber Energi
Peralatan System Penentuan Posisi (DGPS dan RGPS)
Kapal survei seismik diwajibkan menggunakan minimum 2 independent DGPS system. DGPS
system yang akan digunakan, baik yang akan digunakan sebagi system utama ataupun sebagai
system back up disarankan berasal dari penyedia DGPS positioning pyang berbeda dan
merupakan DGPS dual frequency system.
Hal 58 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 59 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 60 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 61 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 62 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Setiap line Survei selesai diakuisisi dipastikan bahwa data analisis dilakukan sehingga dapat
dipastikan penyebab dan lokasinya apabila ditemui kulaitas data yang tidak sesusi dengan
spesisifikasi. Secara umum, kualitas data seismic laut sangat dipengaruhi oleh hal-hal sbb:
a) Kondisi alam; Swell/Current Noise
b) Kondisi kapal; Ship Noise
c) Kondisi System/alat; Bad Channels, airleaks, gun failure dsB.
d) Online QC data seismic pada umumnya meliputi;
e) Online QC monitoring untuk mengamati performance hydrophones dan gun arrays yang
terpasang.
f) QC Real time display untuk identifikasi noise; spike, external noise, bad traces, dsb
g) QC Instruments untuk identifikasi dan mengamati adanya kesalahan yang ditimbulkan
oleh alat; misfires, autofires, extraction count errors, parity errors, streamer depths, dsB.
h) Online QC gun untuk memonitor performance dan spesifikasi gun; kedalaman gun,
pressuregun, volume gun, dsB.
i) Online QC hydrophone untuk memonitor hydrophone dan untuk mendetesksi jika terjadi
spike, air leak, dan lain-lain.
Streamers
Minimum spesifikasi fungsi kerja streamer;
a) Bad traces melebihi spesifikasi yang telah ditetapkan dalam spesifikasi teknis
b) Ambient stremer noise melebihi spesifikasi yang telah ditetapkan dalam spesifikasi teknis
c) Rata-rata kedalaman stremer melebihi 1 meter dari kedlaman streamer yang telah
ditetapkan dalam spesifikasi teknis
d) Jumlah Depth Transducer yang beroperasi kurang dari jumlah yang telah ditetapkan
dalam spesifikasi teknis
e) Jumlah kompas yang beroperasi kurang dari jumlah yang telah ditetapkan dalam
spesifikasi teknis
f) dsb
Sumber Energy (Energy Source; Air Gun)
Minimum spesifikasi fungsi kerja sumber energy;
a) Kesalahan sinkronisasi
b) Misfire
c) Tidak berfungsinya source controller
d) Drop out specification tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan
e) Kedalaman energy source tidak dapat diverifikasi karena adanya masalah di depth
readings sensor.
f) Kehilingan minimum air pressure yang telah ditetapkan
g) Adanya air leak atau variasi di source pressure melebihi 10% dari spesifikasi pressure
yang telah ditetapkan.
h) Source timing melebihi spesifikasi spesifikasi yang telah ditetapkan
i) Crossfeed melebihi spesifikasi yang telah ditetapkan
j) Geometry energy source telah berubah dari yang telah ditetapkan
Hal 63 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
k) Inkosistensi near field signature yang mengakibatkan distorsi oada estimasi far field
signature
l) Separasi Source sub-array tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan
m) Sinkronisai antara +/- 1.0 dan +/- 1.5 mili second wajib di rekam.
n) Puncak pressure kurang dari 90% dari total volume full array (disesuaikan dengan
spesifikasi drop out)
o) Bubble ration kurang dari 90% dari total nilai full array (disesuaikan dengan spesifikasi
drop out)
p) dsb
Perekaman data
Minimum spesifikasi fungsi kerja perkaman data;
a) Hilangnya external headers
b) Tidaka ada seismic data yang direkam atau `tidak lengkapnya data seismic yang direkam
c) Loss of time zero
d) Adanya tape parity error lebih dari yang telah ditetapkan dalam spesifikasi
e) Kesalahan ekstraksi data
f) Kerusakan field tape
g) Hilangnya traces saat perekaman data
h) dsb
Navigasi Data
Minimum spesifikasi fungsi kerja perkaman data navigasi;
a) Minimum ada 4 satellite GPS untuk menentukan posisi
b) Koreksi differensial DGPS tidak upate lebih dari spesifikasi yang ditentukan (20 detik)
c) Tidaka adanya navigasi data atau buruknya navigasi data (GPS jumping secara menerus)
d) Hilangnya data perekaman kedalaman dari echosounder
e) Head atau tail compass streamer tidak berfungsi
f) Hilangnya data dari RDGPS
g) dsb
B.3.2.15. Pemrosesan Data Navigasi
Secara umum, data navigasi seismic laut diproses melalu tahapan berikut:
a) Data Import; Pengecekan data mentah navigasi dan koreksi header sebelum disimpan
sebagai final archive version. Quality Control pada tahapan ini meliputi:
Pengecekan format data dan konsistensi format data
Perbedaan konfigurasi antara file yang berurutan
Perubahan gun sequences
Waktu antara shot tidak dalam batas yang ditentukan
Shot Numbers jumping
No. Header
Hal 64 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 65 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Pendataan jumlah nelayan, pemilik kapal/perahu, dan volumen aktivitas nelayan di lokasi
survei. Pendataan ini disarankan bersamaan dengan kegiatan UKL/UPL.
Pendataan alat tangkap nelayan yang dipindahkan atau diambil karena menghalangi jalur
lintasan survei seismik. Pendataan ini dilaksanakan pada saat pemindahan dan pemotongan
alat tangkap sebelum dan selama kegiatan survei seismik berlangsung.
Alat tangkap ikan (Rumpon, Jaring, Fishing Line, Keramba, Julu-julu dsb) yang harus
dipotong ataupun dipindahkan karena dilalui lintasan survei seismik
Hal 66 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Apabila tidak ada kesepakatan dalam proses pembayaran kompensasi, maka pekerjaan
kegiatan survei seismik disarankan untuk ditangguhkan sementara sambil menunggu
koordinasi dan negoisasi
dengan pihak-pihak terkait. Apabila tidak tercapai
kesepakatan dalam jangka waktu maksimal 15 (lima belas) hari kerja, KKKS disarankan
dapat membatalkan pekerjaan setelah mendapat persetujuan dari BPMIGAS.
3.3.1.5. Tata Cara Pembayaran Kompensasi
Proses pembayaran kompensasi disarankan:
a) Mengundang semua pihak yang berhak menerima kompensasi akibat kegiatan
disepakati dan disetujui kedua belah pihak serta disaksikan oleh pihak Pemda
(MUSPIDA/MUSPIKA) setempat yang tertuang dalam berita acara
c) Secara langsung kepada yang bersangkutan dengan disaksikan oleh pihak
Pemda setempat yang tertuang dalam bukti pembayaran dan berita acara asli
(rangkap 3)
d) Pelaksanaan pembayaran dapat dilakukan pada saat dan setelah kegiatan
perekaman
B.3.3.1.6. Pelaporan
Mengacu pada petunjuk survei seismik
Hal 67 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 68 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
- Alat survei
Navigasi
Sistem navigasi harus memenuhi kriteria minimum, dapat menentukan
posisi kapal, sumber getar, dan sensor penerima dengan akurasi yang sesuai
dengan spesifikasi teknis yang ditentukan
Alat perekam data (Instrumentasi rekaman, sumber getar dan sensor
penerima), sebagai berikut:
Jenis Instrumentasi rekaman, sumber getar, dan sensor penerima yang
akan digunakan agar memenuhi spesifikasi teknis yang diminta dan telah
sesuai dengan hasil studi modelling dan atau desain parameter
Kedalaman sumber getar disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang
diminta dengan mempertimbangkan aspek K3LL
Setiap survei harus dilengkapi dengan peralatan standard untuk
melakukan uji kendali mutu, baik untuk uji kendali mutu peralatan yang
dipergunakan dan juga hasil rekaman yang didapat
Untuk keperluan uji kendali mutu, hasil rekaman yang diperoleh
disarankan agar dapat diproses langsung di lapangan hingga tahapan
minimum
Hal 69 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
- Tempat pendaratan
Tempat pendaratan sementara di tepi sungai atau pesisir laut yang digunakan
untuk:
Mobilisasi/demobilisasi personel
Suplai peralatan
Suplai logistik
Evakuasi medis (medevac)
Tempat pendaratan sementara (jetty) diharuskan agar memenuhi
persyaratan K3LL yang berlaku
Jika memungkinan dapat memanfaatkan fasilitas pendaratan terdekat
yang tersedia
2. Tahap Operasi Survei
- Navigasi
Sistem navigasi disarankan agar menggunakan lebih dari satu referensi,
minimum 3 satelit
Instrumen Navigasi lainnya, diperlukan sesuai dengan kebutuhan
Sistem differential GPS
Sensor vessel heading
Kisaran sistem akustik
Echosounder
Sistem integrated navigation
Sistem komputer navigasi
Pemrosesan
Referensi stasiun
Parameter geodesi disaran agar menggunakan:
Geodesi datum: WGS-84
Sistem projeksi: UTM
Spheroid: WGS-84
Satuan pengukuran disarankan agar menggunakan sistem metrik
- Shot hole drilling untuk daerah yang tidak dapat dilewati gunboat
Penentuan posisi shot hole drilling mempergunakan system GPS (RTK)
Pekerjaan shot hole drilling mempergunakan juck up rig atau katamaran.
Jika diperlukan dipergunakan casing untuk mengatasi agar lubang tidak
tertutup oleh pasir
Ujung kabel deto diikat dengan pelampung sebagai penanda posisi.
Dilakukan pengamatan pasang surut untuk optimalisasi perekaman
Hal 70 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
- Lay Out Cable, lay Out hydrophone dan Lay out OBC
Kabel dilengkapi dengan alat yang dapat memancarkan gelombang akustik
yang dapat dideteksi dari dipermukaan air.
Lay out dilakukan dengan kapal yang dilengkapi dengan alat navigasi.
Setelah dilakukan lay out sebelum dan sesudah perekaman dilakukan pinging
untuk mengetahui posisi hydrophone. Jika terjadi pergeseran posisi melebihi
toleransi yang ditentukan dalam spek teknis, harus dilakukan reposisi.
Perlu diberi rambu-rambu pelampung atau lampu pada malam hari untuk
menghindari kerusakan akibat aktivitas nelayan atau kapal yang melintas.
- Rekaman data
Dilakukan instrumen tes harian sebelum melakukan perekaman data
Dilakukan sinkronisasi dan perhitungan delay time
Dilakukan pengamatan pasang surut untuk optimalisasi perekaman
- Pengolahan data
Perlu dilakukan penyelarasan wavelet jika terdapat dua jenis sumber getar
atau penerima
- Pelaporan dan pengiriman data
Pelaporan terdiri dari:
Pelaporan dari KKKS ke BPMIGAS, meliputi, laporan mingguan dan
laporan akhir
Pengiriman Data
Data hasil survei (berupa tape dan data pendukung) agar dibuat rangkap
2
(dua)
Duplikat data hasil survei disarankan agar dikirim atau dimusnahkan
setelah data asli dikirim, diterima, dapat dibaca, dan mendapat
konfirmasi dari penerima
3. Pasca Survei
-
Hal 71 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 72 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 73 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 74 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 75 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 76 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Hal 77 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
D.4. GEOMAGNET
a. Tinjauan Umum Metode
Batuan di dalam bumi mengandung mineral-mineral yang sebagian juga
memiliki sifat kemagnetan. Mineral tersebut terinduksi medan magnet bumi
dan menimbulkan medan magnet sekunder (Bakrie, 2008). Hal inilah yang
menjadi dasar metode geomagnet. Metode geomagnet didasarkan pada
pengukuran variasi intensitas magnetik di permukaan bumi yang disebabkan
adanya variasi distribusi (anomali) benda termagnetisasi di bawah permukaan
bumi. Pola anomali ini dicirikan oleh pergantian antara anomali positif
negatif dan sejajar dengan sumbu pemekarannya. Pola ini dikenal dengan
Zone of stripped magnetic anomalies.
Intensitas medan magnet di permukaan bumi diukur menggunakan
magnetometer. Hasil pengukuran magnetometer berupa penjumlahan dari
medan magnet bumi utama, variasi medan magnet bumi yang berhubungan
dengan variasi kerentanan magnet batuan, medan magnet remanen dan variasi
harian akibat aktivitas matahari.
Pengukuran medan magnet bumi untuk keperluan eksplorasi dapat dilakukan di
darat, laut, dan udara. Survei geomagnet dilakukan untuk memperkirakan
adanya cebakan mineral, intrusi magnetik di daerah vulkanik, eksplorasi
geotermal, dan konfigurasi cekungan sedimen pada eksplorasi hidrokarbon
(Bakrie, 2008). Metode ini juga dapat digunakan untuk prospeksi benda-benda
arkeologi (Anonim, 2008). Akurasi pengukuran metode ini relatif tinggi dan
pengoperasian alat di lapangan relatif sederhana, mudah dan cepat.
Akuisisi Data
Sebelum akuisisi data di lapangan, dilakukan terlebih dahulu langkah-langkah
persiapan. Persiapan didahului oleh penentuan koordinat lokasi penelitian
menggunakan GPS (Global Positioning System). Langkah selanjutnya adalah
pembuatan lintasan geomagnet. Secara umum lintasan geomagnet dibuat
mengikuti garis lurus dengan arah barat timur dan utara selatan. Adapun
bentuk lintasan dalam penelitian ini adalah seperti gambar di bawah ini.
Akuisisi data dibagi mejadi dua yaitu akuisisi data intensitas medan magnet
bumi diurnal (harian) dengan menggunakan stasiun base (stasiun A) dan
akuisisi data anomali medan magnet penyusun kerak bumi dengan stasiun
mobile (stasiun B). Pencatat waktu (time) kedua stasiun tersebut telah
disamakan.
Pengambilan data magnetik dilakukan dengan spasi yang serapat mungkin (1
5 meter) agar data yang diperoleh banyak. Pengambilan data juga mesti
disesuaikan dengan topografi dan keadaan vegetasi lokasi survei. Untuk daerah
yang sulit dijangkau, spasi pengambilan data dapat divariasikan.
Hal 78 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
Koreksi Data
Data intensitas medan magnet yang diukur dengan stasiun A digunakan untuk
mengoreksi nilai intensitas medan magnet pada stasiun B. Koreksi data
dilakukan secara sederhana yaitu menghitung selisih antara nilai-nilai pada
kedua stasiun pada waktu yang sama. Selain itu perlu diperhatiakan data data
yang ekstrim. Data ekstrim ini pada umumnya disebabkan oleh aktivitas
matahari. Jika pada stasiun base tidak terukur nilai nilai ekstrim, maka
kemungkinan besar di daerah tersebut terdapat cebakan magnetik. Nilai ekstrim
bias mencapai 100.000 nT.
Pengolahan Data
Data dapat diolah dengan Software Potent dan software lainnya.
b. Persyaratan Survei
Persyaratan survei seismik dan menyesuaikan dengan kondisi daerah setempat
c. Tahapan Survei
1. Pra Survei
- Persiapan :
Spesifikasi alat yang akan digunakan ( magnetometer, elevasi, GPS )
Sebelum digunakan peralatan harus di check kondisinya
Penentuan lintasan dan desain survei
Berdasarkan peta geologi dan informasi lain ditentukan jarak maksimal
antar titik dan banyaknya titik yang akan diukur. Interval antar titik ukur
jangan sampai melebihi jarak maksimal untuk menghindari biasing.
Desain survei disesuaikan dengan target dan tujuan survei, baik untuk 2D
atau 3D
Penentuan posisi titik ukur berdasarkan peta ( koordinat GPS)
Seperti pada metode gravity, survei geomagnet juga sangat dipengaruhi
waktu untuk menentukan koreksi-koreksi yang akan digunakan. Untuk itu
harus didapatkan perkiraan adanya fenomena-fenomena alam yang akan
bisa mempengaruhi hasil pengukuran ( i.e badai magnetis, dll)
- Perizinan Survei
Perizinan daerah survei ini disarankan agar didapatkan dari Pemda
kabupaten, yang ditembusi kepada Camat dan kepala Desa
- Sosialisasi
Sosialisasi tidak dilakukan karena satu Tim hanya 4 5 orang untuk
transportasi alat
Hal 79 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
2. Tahap Operasi
- Faktor HSE/K3LL
- Pengukuran Geomagnet bersifat mobile, sehingga keamanan ( personal
dan alat ) harus sangat diperhatikan
- Titik-titik yang tidak mungkin untuk diukur (lost) dilakukan kompensasi
dengan memberikan catatan khusus
- Untuk survei yang di jadualkan akan dilakukan lebih dari satu kali,
penandaan titik ukur harus sebaik mungkin dengan masih tetap
mempertimbangkan faktor keamanan. Penandaan harus bisa bertahan
minimal sampai periode survei berikut.
- Pengukuran lapangan meliputi bacaan magnetometer, elevasi, waktu
pengukuran dan lokasi pengukuran.
- Jika daerah survei sangat luas, pengukuran gravity dan geomagnet bisa
dilakukan secara airbone untuk mendapatkan gambaran umum daerah
penelitian dan dilanjutkan dengan pengukuran darat untuk mendapatkan
hasil pengukuran yang lebih detail.
- Operator peralatan dan Tim survei geomagnet sebisa mungkin
mengurangi pemakaian benda-benda yang bisa mempengaruhi hasil
pengukuran, seperti benda-benda yang bersifat logam ( kepala sabuk, jam
tangan, dll ) juga benda-benda yang mengandung magnet ( kompas,
handphone, dan peralatan elektronik lain yang memancarkan medan
magnet cukup kuat )
- Pengukuran dilakukan dititik yang aman, dan sejauh mungkin dari
pengaruh benda-benda sekitar yang berpotensi menggangu hasil
pengukuran ( kabel listrik, jembatan kendaraan, pagar besi dll )
D.5 Geophysical & Geotechnical Site (survei-survei untuk drilling preraparation
fasilitas konstruksi perminyakan, jalur pipa, dsb)
Mengacu pada survei geologi, gravitasi, geomagnet, dan lain-lain
D.6. Lain-Lain (Survei survei yang masih riset dan belum tercantum dalam kode
AFE, seperti pasif seismik, HREM, CSAMT, MT/AMT, Radionuklidam dsb).
KKS dapat mengajukan survei tersebut dalam rangka untuk mengkaji teknologi
dan minimal dapat melibatkan kapasitas nasional dengan persetujuan Divisi
Kajian dan Pengembangan BPMIGAS
Hal 80 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
BAB V
PENUTUP
Pedoman Umum Pelaksanaan Operasi Seismik (PUPOS) di lingkungan Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas Bumi ini mulai berlaku pada tanggal ditanda tangani, dan dapat
ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan serta apabila ada halhal yang belum cukup diatur dalam pedoman ini akan ditetapkan kemudian.
Apabila KKKS tidak mengikuti kaidah umum tersebut dapat berpotensi noncost recovery
Hal 81 dari 81
Revisi ke-1
Tgl Revisi :
5 Des 2011
DAFTAR REFERENSI
Benny Yunus, 2010, Bahan Presentasi Manajemen Operasi Seismikn Darat di Bali, BPMIGAS
Divisi Operasi Lapangan
Haryono, 2011, Komunikasi Personal
Husen,A., 2010, Manajemen Proyek : Perencanaan, Penjadwalan dan pengendalian Proyek,
http://aguswibisono.com/2010/manajemen-proyek/
Kholid Syeirazi, M., 2009, Di Bawah Bendera Asing Liberalisasi Industri Migas di Indonesia,
LP3ES, Jakarta
Survei Geologi, 2005, Buletin Lemigas.
Nizar Mujahidin, 2011, Komunikasi Personal, Kasubdin Survei Lapangan BPMIGAS
Pedoman Umum Pelaksanaan Operasi Seismik, 2008, BUKU PUPOS, Edisi 0, BPMIGAS,
Jakarta.
PP No.79, Tahun, 2010, Tentang Biaya Opearsi Yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak
Penghasilan di Bidang Uaha Hulu Minyak dan Gasbumi.