Artikel DEMOKRASI
Di susun oleh
Adithya Pamungkas
Daftar Isi
DEMOKRASI
I. PENGERTIAN DEMOKRASI PANCASILA
Istilah "demokrasi" berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di
Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai
contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi
modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan
definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan
perkembangan sistem "demokrasi" di banyak negara.
Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti
rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan
sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah
kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab
demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik
suatu negara.
Menurut Wikipedia Indonesia, demokrasi adalah bentuk atau
mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan
kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan
oleh pemerintah negara tersebut.
Demokrasi yang dianut di Indonesia, yaitu demokrasi berdasarkan
Pancasila, masih dalam taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciricirinya terdapat berbagai tafsiran serta pandangan. Tetapi yang tidak dapat
disangkal ialah bahwa beberapa nilai pokok dari demokrasi konstitusionil
cukup jelas tersirat di dalam Undang Undang Dasar 1945. Selain dari itu
Undang-Undang Dasar kita menyebut secara eksplisit 2 prinsip yang
menjiwai naskah itu dan yang dicantumkan dalam penjelasan mengenai
Sistem Pemerintahan Negara, yaitu:
1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat).
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechstaat), tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (Machstaat).
2. Sistem Konstitusionil
Meminta pertanggungjawaban
pelaksanaan GBHN;
presiden/mandataris
mengenai
MENGENAI
Sistem politik
Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem
sosial. Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada
dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan
memiliki hubungan yang relatif tetap diantara elemen-elemen pembentuknya.
Kehidupan politik dari perspektif sistem bisa dilihat dari berbagai sudut,
misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang ada kita bisa melihat
pada struktur hubungan antara berbagai lembaga atau institusi pembentuk
sistem politik. Hubungan antara berbagai lembaga negara sebagai pusat
kekuatan politik misalnya merupakan satu aspek, sedangkan peranan partai
politik dan kelompok-kelompok penekan merupakan bagian lain dari suatu
sistem politik. Dengan merubah sudut pandang maka sistem politik bisa dilihat
sebagai kebudayaan politik, lembaga-lembaga politik, dan perilaku politik.
Model sistem politik yang paling sederhana akan menguraikan masukan (input)
ke dalam sistem politik, yang mengubah melalui proses politik menjadi
keluaran (output). Dalam model ini masukan biasanya dikaitkan dengan
dukungan maupun tuntutan yang harus diolah oleh sistem politik lewat berbagai
keputusan dan pelayanan publik yang diberian oleh pemerintahan untuk bisa
menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat. Dalam perspektif ini, maka efektifitas
sistem politik adalah kemampuannya untuk menciptakan kesejahteraan bagi
rakyat.
Namun dengan mengingat Machiavelli maka tidak jarang efektifitas sistem
politik diukur dari kemampuannya untuk mempertahankan diri dari tekanan
untuk berubah. Pandangan ini tidak membedakan antara sistem politik yang
demokratis dan sistem politik yang otoriter.
adalah Republik Rakyat Cina (sejak 1949), Kuba, Korea Utara, Laos dan
Vietnam.
Negara kota
Negara-kota atau Polis adalah suatu wilayah yang dikelola secara eksklusif
oleh suatu kota, biasanya dengan memiliki kedaulatan. Secara historis, negarakota biasanya merupakan bagian dari area kultural yang lebih besar, seperti
pada negara-kota Yunani Kuno (misalnya Athena, Sparta, dan Korinthia), kotakota Finisi Kanaan (seperti Tyredan Sidon), Suku Maya Mesoamerika
(termasuk lokasi-lokasi seperti Chichen Itza and El Mirador), kota-kota di Asia
Tengah sepanjang Jalur Sutra (termasuk Samarkand dan Bukhara), atau negarakota Italia Utara (terutama Firenze dan Venesia).
Saat ini hanya Singapura, Monaco, dan Kota Vatikan yang merupakan negara
berdaulat yang mirip dengan definisi klasik mengenai negara-kota. Beberapa
negara berdaulat juga memiliki wilayah pemerintahan sendiri yang dibatasi pada
kota, seperti Berlin di Jerman, Makau dan Hong Kong di RRC, Distrik
Columbia di Amerika Serikat, Distrik Federal Brazilia di Brazil, Distrik Federal
Mexico di Meksiko, serta Gibraltar.
Diktator
Diktator adalah seorang pemimpin negara yang memerintah secara
otoriter/tirani dan menindas rakyatnya. Biasanya seorang diktator naik takhta
dengan menggunakan kekerasan, seringkali dengan sebuah kudeta. Tetapi ada
pula diktator yang naik takhta secara demokratis. Contoh yang paling terkenal
adalah Adolf Hitler.
Seringkali diktator dibedakan dengan despot. Seorang despot berkuasa secara
sewenang-wenang pula, tetapi kadangkala ada pula despot yang 'baik'.
Diktatorisme
Diktatorisme adalah sebuah paham yang artinya diambil dari kata "diktator"
artinya orang yang memerintah suatu negara/pemerintahan dengan hak-hak dan
kekuasaan absolut dan -isme yang berarti sebuah pemahaman maka
disimpulkan diktatorisme adalah sebuah paham yang dianut oleh suatu negara
untuk dipimpin oleh seorang pemimpin otoriter yang mempunyai hak dan
kewajiban absolut. Adapun diktatorisme cenderung lebih banyak dipraktikkan
di negara-negara Eropa seperti Jerman, Polandia, Perancis, dan Italia.
Sistem Direksional
Republik direksional adalah sebuah negara yang diperintah oleh kolose yang
terdiri dari beberapa orang yang secara bersama-sama menjalankan kekuasaan
sebagai Kepala Negara. Sistem pemerintahan ini berlainan baik dengan presiden
dalam republik dan parlemen dalam republik. Dalam sejarah politik, istilah
Directory yang berasal dari bahasa Prancis Directoire, berlaku bagi lembagalembaga tinggi negara secara kolegial terdiri dari beberapa anggota bertindak
seperti Direktur. Sejauh ini yang terkenal adalah Directory Prancis. Namun oleh
Perancis, bentuk ini pemerintah hanya dijalankan daerah jajahan yang berada di
wilayah Eropa.
Feodalisme
Feodalisme adalah struktur pendelegasian kekuasaan sosiopolitik yang
dijalankan kalangan bangsawan/monarki untuk mengendalikan berbagai
wilayah yang diklaimnya melalui kerja sama dengan pemimpin-pemimpin lokal
sebagai mitra. Dalam pengertian yang asli, struktur ini disematkan oleh
sejarawan pada sistem politik di Eropa pada Abad Pertengahan, yang
menempatkan kalangan kesatria dan kelas bangsawan lainnya (vassal) sebagai
penguasa kawasan atau hak tertentu (disebut fief atau, dalam bahasa Latin,
feodum) yang ditunjuk oleh monarki (biasanya raja atau lord).
Istilah feodalisme sendiri dipakai sejak abad ke-17 dan oleh pelakunya sendiri
tidak pernah dipakai. Semenjak tahun 1960-an, para sejarawan memperluas
penggunaan istilah ini dengan memasukkan pula aspek kehidupan sosial para
pekerja lahan di lahan yang dikuasai oleh tuan tanah, sehingga muncul istilah
"masyarakat feodal". Karena penggunaan istilah feodalisme semakin lama
semakin berkonotasi negatif, oleh para pengkritiknya istilah ini sekarang
dianggap tidak membantu memperjelas keadaan dan dianjurkan untuk tidak
dipakai tanpa kualifikasi yang jelas.
Dalam penggunaan bahasa sehari-hari di Indonesia, seringkali kata ini
digunakan untuk merujuk pada perilaku-perilaku negatif yang mirip dengan
perilaku para penguasa yang lalim, seperti 'kolot', 'selalu ingin dihormati', atau
'bertahan pada nilai-nilai lama yang sudah banyak ditinggalkan'. Arti ini sudah
banyak melenceng dari pengertian politiknya.
Kerajaan
Kerajaan:
Sistem parlementer
Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen
memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen
memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun
dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam
mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensiil, di mana sistem
parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang
berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden
berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam sistem parlementer
presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja.
Sistem parlementer dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung dari
dukungan secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau parlemen,
sering dikemukakan melalui sebuah veto keyakinan. Oleh karena itu, tidak ada
pemisahan kekuasaan yang jelas antara cabang eksekutif dan cabang legislatif,
menuju kritikan dari beberapa yang merasa kurangnya pemeriksaan dan
keseimbangan yang ditemukan dalam sebuah republik kepresidenan.
Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensiil, karena
kefleksibilitasannya dan tanggapannya kepada publik. Kekurangannya adalah
dia sering mengarah ke pemerintahan yang kurang stabil, seperti dalam
Republik Weimar Jerman dan Republik Keempat Perancis. Sistem parlemen
biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara kepala pemerintahan dan kepala
negara, dengan kepala pemerintahan adalah perdana menteri, dan kepala negara
ditunjuk sebagai dengan kekuasaan sedikit atau seremonial. Namun beberapa
sistem parlemen juga memiliki seorang presiden terpilih dengan banyak kuasa
sebagai kepala negara, memberikan keseimbangan dalam sistem ini.
Ciri-ciri
Ciri-ciri pemerintahan parlemen yaitu:
Sistem presidensial
Sistem presidensial (presidensial), atau disebut juga dengan sistem
kongresional, merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana
kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan
legislatif.
Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensiil terdiri dari 3 unsur yaitu:
Dalam sistem presidensiil, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak
dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik.
Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden
melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat
masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena
pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan
menggantikan posisinya.
Model ini dianut oleh Amerika Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian besar
negara-negara Amerika Latindan Amerika Tengah.
Ciri-ciri
Ciri-ciri pemerintahan presidensiil yaitu:
Sistem semipresidensial
Sistem semipresidensial adalah sistem pemerintahan yang menggabungkan
kedua sistem pemerintahan: presidensiil dan parlementer. Terkadang, sistem ini
juga disebut dengan Dualisme Eksekutif. Dalam sistem ini, presiden dipilih oleh
rakyat sehingga memiliki kekuasaan yang kuat. Presiden melaksanakan
kekuasaan bersama-sama dengan perdana menteri. Sistem ini digunakan oleh
Republik Kelima Perancis.
KASUS PRITA
Dikecewakan pihak rumah sakit itu bukan monopoli Prita saja. Sewaktu aku
merawat ibundaku di rumah sakit sampai beliau meninggal, tidak terhitung
banyaknya rasa kecewaku. Aku sempat menuliskan kekecewaanku itu di media
massa, ditanggapi banyak elemen masyarakat yang intinya mereka
mendukungku. Yang membuatku lega adalah pihak rumah sakit menyampaikan
permintaan maaf karena tidak bisa melayani dengan memuaskan. Itu disebabkan
karena mereka melayani ratusan hingga ribuan orang per harinya dan tidak
mungkin hanya fokus pada satu orang pasien saja. Satu kalimat pendek ini bisa
Maha Pemurah...! Tuhan juga Maha Adil dan Maha Bijaksana...! Aku bersujud
kepada-Nya..!
Kasus Prita adalah kasus kekecewaan konsumen. Langkah yang paling tepat
adalah permintaan maaf dari penyedia layanan jasa rumah sakit dan penyedia
layanan jasa itu harus memperbaiki kinerja manajemennya. Ini prinsip umum
yang dianut oleh pengusaha manapun di dunia ini. Bahkan banyak perusahaan
yang justru dengan tangan terbuka meminta kritik dan saran dari para
konsumennya. Mereka bersedia menyediakan layanan bebas pulsa hanya untuk
menerima keluhan dari pelanggannya! Bisa dibayangkan betapa mulianya para
pemilik usaha dan pengelola usaha seperti ini.
Jikalau kemudian kasus Prita menjadi kasus hukum, maka sebagai sarjana
hukum logikaku tidak bisa menerimanya. Sejak kapan konsumen kecewa bisa
diperkarakan dimuka pengadilan? Seingatku, dosen-dosenku dulu tidak pernah
mengajarkanku untuk mengadili konsumen yang kecewa. Bahkan mentormentorku yang pengusaha sukses malah mengajarkan kepadaku untuk
mencintai dan melayani setulus hati konsumen yang kecewa, sebab hanya
dengan cara itulah bisnis bisa terus hidup dan berkembang. Lantas dimana para
kolegaku penegak hukum? Dimanakah nurani mereka? Apa kabar undangundang perlindungan konsumen? Apa kabar undang-undang kesehatan?
Bagi mereka yang masih memiliki nurani, pada saat kalimat ini ditulis sedang
mengumpulkan koin demi koin untuk meringankan beban Prita yang kecewa.
Koin itu nantinya kalau ditimbang dengan timbangan yang menjadi lambang
salah satu institusi penegak hukum, mungkin akan membuat timbangannya
rusak karena saking beratnya hanya pada satu sisinya. Satu sisi timbangan akan
menyentuh tanah, menyentuh ibu pertiwi, sedangkan satu sisi timbangannya
akan menggantung di angkasa karena hanya berisi kitab-kitab hukum warisan
penjajah yang sudah lapuk dan tidak ada bobotnya. Inilah yang kusebut sebagai
keadilan!
KASUS MINAH
Orang tuaku punya kebun yang tidak terlalu luas. Kebun itu selalu ditanami
dengan tanaman buah atau tanaman sayur dengan harapan ibundaku dapat
memetiknya setiap saat untuk memberi makan kami anak-anaknya. Maklumlah,
ibundaku hanyalah seorang pegawai negeri sipil dengan gaji pas-pasan, dan
beliau memiliki lima orang anak yang sangat membutuhkan asupan gizi cukup
tiap hari. Tanaman sayur dan tanaman buah yang ditanamnya di halaman sedikit
minta maaf, tapi kasusnya tetap diproses karena Minah sudah mengambil
barang yang bukan haknya. Dimuka hukum yang ada adalah asas persamaan,
bukan asas kemanusiaan atau asas belas kasihan atau azas permaafan!
Bobot kasus Prita jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kasus Minah. Minah
sudah mendapatkan keadilan dengan dianugerahinya dia hukuman yang pantas
atas tindakan pencuriannya. Sedangkan Prita belum mendapatkan keadilannya
sebagai konsumen yang kecewa.
Pelaku pencurian itu tidak pandang usia. Justru maling-maling tua itu harus
diberangus habis supaya tidak menjadi teladan buruk bagi anak cucunya. Jika
pencuri kelas teri kita maafkan, apakah pencuri kelas kakap seperti tikus-tikus
koruptor itu juga akan kita maafkan? Dosen-dosenku tidak pernah
mengajarkanku untuk memaafkan pencuri, tetapi mengadili pencuri sesuai
dengan kesalahannya. Maka aku selalu berpandangan bahwa kalau Minah
dihukum penjara karena menjadi pencuri kelas teri, maka tikus koruptor yang
menjadi pencuri kelas kakap itu harus dihukum mati!
Yang membuatku geram adalah ulah media massa yang seolah-olah membela
Minah. Sudah jelas diputus bersalah oleh pengadilan dan diganjar hukuman
yang setimpal kok masih dibela juga? Bahkan sempat kulihat beberapa
wawancara reporter di beberapa stasiun televisi yang seolah-olah memojokkan
penegak hukum dengan mendesak apakah mereka tidak mempertimbangkan
permintaan maaf Minah pada saat mereka memproses kasus tersebut. Ini kan
wawancara yang konyol. Seharusnya wawancara itu bisa dilakukan lebih
berbobot untuk kemajuan bangsa Indonesia, misalnya mewawancarai penegak
hukum yang memberikan vonis ringan pada para tikus koruptor itu.
Jikalau ada media massa yang membandingkan antara hukuman Minah dengan
hukuman koruptor, maka seharusnya yang dikejar adalah para penegak hukum
yang mengganjar hukuman lebih ringan kepada koruptor, bukan penegak
hukum yang memberikan hukuman pantas kepada Minah. Penegak hukum yang
mengganjar hukuman lebih ringan kepada koruptor itu harus bisa membuktikan
kepada publik bahwa keputusannya itu dapat dipertanggungjawabkan. Sampai
detik ini ditulis, yang kulihat adalah wartawan media massa yang berusaha
mencecar penegak hukum yang memproses perkara Minah saja, belum pernah
sama sekali aku melihat wawancara wartawan media massa dengan penegak
hukum yang memvonis ringan para tikus koruptor itu.
Nah, tugas mulia media massa sekarang justru membentuk opini publik bahwa
tikus koruptor itu harus dihukum mati tanpa ampun, supaya tercipta asas
keadilan di Negara kita. Jika maling kelas teri saja dihukum penjara, maka
maling kelas kakap harus dibabat sampai keakar-akarnya.
KASUS KORUPTOR
Akhir tahun 2009 ini kita disuguhi telenovela murahan. Kepolisian, kejaksaan,
KPK baku hantam sendiri gara-gara ulah koruptor. Uniknya, si koruptor malah
santai-santai saja tuh. Kepolisian, kejaksaan, KPK babak belur mendapatkan
hukuman dari masyarakat yang makin tidak percaya terhadap kinerja para
aparat penegak hukum ini. Sementara para koruptor mungkin bertepuk tangan
diluar sana, ditempat persembunyiannya. Lantas dimana harga diri Indonesia
jika para penegak hukumnya dengan sukarela diadu domba oleh koruptor?
Inilah cerita yang menggelikan, memalukan, sekaligus memberi teladan buruk
bagi para anak bangsa. Sebelum ada acara telenovela murahan ini, rasa keadilan
kita sudah terlukai akibat vonis-vonis yang terlalu ringan bagi para koruptor.
Kok bisa?
Bisa saja! Itulah jika hukum terletak di perut dan keadilan terletak di hati.
Bagiku, koruptor itu pembunuh paling keji di Indonesia! Sebagai seorang
sarjana hukum, aku tidak akan menempatkan koruptor sebagai penjahat biasa.
Aku dengan tegas akan mengatakan bahwa koruptor itu adalah pengkhianat
bangsa. Bayangkan, mereka sudah digaji dengan pajak rakyat, masih tega
menilep uang rakyat juga dengan berbagai caranya. Mereka seharusnya menjadi
pelayan rakyat, bukan menjadi tikus yang menggerogoti rumah rakyat. Apa
hukuman bagi seorang pengkhianat? Hukumannya adalah mati! Kepalanya
ditanam di sepanjang jalan supaya bisa dijadikan keset bagi anak cucunya.
Lantas kenapa negara ini masih setia memelihara koruptor? Karena undangundang anti korupsi itu dibuat oleh pejabat yang korup. Bagaimanapun mereka
perlu hidup untuk menikmati hasil korupsinya sebelum mati dan disiksa di
neraka nantinya, sehingga undang-undang anti korupsi pun dengan sengaja
dibuat banyak celah-celahnya. Coba tanyakan pada dirimu sendiri, kalau kamu
diminta membuat peraturan yang mengikat dirimu, apa yang kamu lakukan?
Kamu pasti akan membuat celah-celah kan? Supaya kamu tidak mati karena
aturan yang dibuatmu sendiri.
Kenapa koruptor divonis lebih ringan dibandingkan dengan pencuri-pencuri
biasa? Karena di Indonesia itu koruptor dianggap sebagai pencuri istimewa.
Lihat saja perlakuannya di penjara. Semakin istimewa kedudukannya, semakin
ringan hukumannya. Sampai kini, Indonesia tidak pernah menganggap koruptor
itu pengkhianat bangsa!
BUDAYA POLITIK
Pengertian Umum Budaya Politik
Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama
oleh masyarakat. Namun, setiap unsur masyarakat berbeda pula budaya
politiknya, seperti antara masyarakat umum dengan para elitenya. Seperti juga
di Indonesia, menurut Benedict R. OG Anderson, kebudayaan Indonesia
cenderung membagi secara tajam antara kelompok elite dengan kelompok
massa.
Almond dan Verba mendefinisikan budaya politik sebagai suatu sikap orientasi
yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya,
dan sikap terhadap peranan warga negara yang ada di dalam sistem itu. Dengan
kata lain, bagaimana distribusi pola-pola orientasi khusus menuju tujuan politik
diantara masyarakat bangsa itu. Lebih jauh mereka menyatakan, bahwa warga
negara senantiasa mengidentifikasikan diri mereka dengan simbol-simbol dan
lembaga kenegaraan berdasarkan orientasi yang mereka miliki. Dengan
orientasi itu pula mereka menilai serta mempertanyakan tempat dan peranan
mereka di dalam sistem politik.
Berikut ini adalah beberapa pengertian budaya politik yang dapat dijadikan
sebagai pedoman untuk lebih memahami secara teoritis sebagai berikut :
1. Budaya politik adalah aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri atas
pengetahuan, adat istiadat, tahayul, dan mitos. Kesemuanya dikenal dan
diakui oleh sebagian besar masyarakat. Budaya politik tersebut
memberikan rasional untuk menolak atau menerima nilai-nilai dan norma
lain.
2. Budaya politik dapat dilihat dari aspek doktrin dan aspek generiknya.
Yang pertama menekankan pada isi atau materi, seperti sosialisme,
demokrasi, atau nasionalisme. Yang kedua (aspek generik) menganalisis
bentuk, peranan, dan ciri-ciri budaya politik, seperti militan, utopis,
terbuka, atau tertutup.
3. Hakikat dan ciri budaya politik yang menyangkut masalah nilai-nilai
adalah prinsip dasar yang melandasi suatu pandangan hidup yang
berhubungan dengan masalah tujuan.
4. Bentuk budaya politik menyangkut sikap dan norma, yaitu sikap terbuka
dan tertutup, tingkat militansi seseorang terhadap orang lain dalam
pergaulan masyarakat. Pola kepemimpinan (konformitas atau mendorong
inisiatif kebebasan), sikap terhadap mobilitas (mempertahankan status
a. Rusadi Sumintapura
Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya
terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
b. Sidney Verba
Budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol
ekspresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik
dilakukan.
c. Alan R. Ball
Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi
dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu
politik.
d. Austin Ranney
Budaya politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan
pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasiorientasi terhadap objek-objek politik.
Jika pernyataan umum dari pimpinan masyarakat bernada sangat militan, maka
hal itu dapat menciptakan ketegangan dan menumbuhkan konflik. Kesemuanya
itu menutup jalan bagi pertumbuhan kerja sama. Pernyataan dengan jiwa
tolerasi hampir selalu mengundang kerja sama. Berdasarkan sikap terhadap
tradisi dan perubahan. Budaya Politik terbagi atas :
a. Budaya Politik Yang memiliki Sikap Mental Absolut
Budaya politik yang mempunyai sikap mental yang absolut memiliki nilai-nilai
dan kepercayaan yang. dianggap selalu sempurna dan tak dapat diubah lagi.
Usaha yang diperlukan adalah intensifikasi dari kepercayaan, bukan kebaikan.
Pola pikir demikian hanya memberikan perhatian pada apa yang selaras dengan
mentalnya dan menolak atau menyerang hal-hal yang baru atau yang berlainan
(bertentangan). Budaya politik yang bernada absolut bisa tumbuh dari tradisi,
jarang bersifat kritis terhadap tradisi, malah hanya berusaha memelihara
kemurnian tradisi. Maka, tradisi selalu dipertahankan dengan segala kebaikan
dan keburukan. Kesetiaan yang absolut terhadap tradisi tidak memungkinkan
pertumbuhan unsur baru.
b. Budaya Politik Yang memiliki Sikap Mental Akomodatif
Struktur mental yang bersifat akomodatif biasanya terbuka dan sedia menerima
apa saja yang dianggap berharga. Ia dapat melepaskan ikatan tradisi, kritis
terhadap diri sendiri, dan bersedia menilai kembali tradisi berdasarkan
perkembangan masa kini.
Tipe absolut dari budaya politik sering menganggap perubahan sebagai suatu
yang membahayakan. Tiap perkembangan baru dianggap sebagai suatu
tantangan yang berbahaya yang harus dikendalikan. Perubahan dianggap
sebagai penyimpangan. Tipe akomodatif dari budaya politik melihat perubahan
hanya sebagai salah satu masalah untuk dipikirkan. Perubahan mendorong
usaha perbaikan dan pemecahan yang lebih sempurna.
Budaya
Politik
1. Parokial
2. Subyek/Kaula
Uraian / Keterangan
1. Frekuensi orientasi terhadap sistem sebagai obyek
umum, obyek-obyek input, obyek-obyek output,
dan pribadi sebagai partisipan aktif mendekati nol.
2. Tidak terdapat peran-peran politik yang khusus
dalam masyarakat.
3. Orientasi parokial menyatakan alpanya harapanharapan akan perubahan yang komparatif yang
diinisiasikan oleh sistem politik.
4. Kaum parokial tidak mengharapkan apapun dari
sistem politik.
5. Parokialisme murni berlangsung dalam sistem
tradisional yang lebih sederhana dimana
spesialisasi politik berada pada jenjang sangat
minim.
6. Parokialisme dalam sistem politik yang
diferensiatif lebih bersifat afektif dan normatif dari
pada kognitif.
1. Terdapat frekuensi orientasi politik yang tinggi
terhadap sistem politik yang diferensiatif dan
aspek output dari sistem itu, tetapi frekuensi
orientasi terhadap obyek-obyek input secara
khusus, dan terhadap pribadi sebagai partisipan
yang aktif mendekati nol.
2. Para subyek menyadari akan otoritas pemerintah
3. Hubungannya terhadap sistem plitik secara umum,
keterlibatan mereka dalam cara yang lebih pasif. Mereka tetap mengikuti beritaberita politik, tetapi tidak bangga terhadap sistem politik negaranya dan
perasaan komitmen emosionalnya kecil terhadap negara. Mereka akan merasa
tidak nyaman bila membicarakan masalah-masalah politik.
Demokrasi sulit untuk berkembang dalam masyarakat dengan budaya politik
subyek, karena masing-masing warga negaranya tidak aktif. Perasaan
berpengaruh terhadap proses politik muncul bila mereka telah melakukan
kontak dengan pejabat lokal. Selain itu mereka juga memiliki kompetensi
politik dan keberdayaan politik yang rendah, sehingga sangat sukar untuk
mengharapkan artisipasi politik yang tinggi, agar terciptanya mekanisme
kontrol terhadap berjalannya sistem politik.
Budaya Politik parokial merupakan tipe budaya politik yang paling rendah,
yang didalamnya masyarakat bahkan tidak merasakan bahwa mereka adalah
warga negara dari suatu negara, mereka lebih mengidentifikasikan dirinya pada
perasaan lokalitas. Tidak terdapat kebanggaan terhadap sistem politik tersebut.
Mereka tidak memiliki perhatian terhadap apa yang terjadi dalam sistem politik,
pengetahuannya sedikit tentang sistem politik, dan jarang membicarakan
masalah-masalah politik.
Budaya politik ini juga mengindikasikan bahwa masyarakatnya tidak memiliki
minat maupun kemampuan untuk berpartisipasi dalam politik. Perasaan
kompetensi politik dan keberdayaan politik otomatis tidak muncul, ketika
berhadapan dengan institusi-institusi politik. Oleh karena itu terdapat kesulitan
untuk mencoba membangun demokrasi dalam budaya politik parokial, hanya
bisa bila terdapat institusi-institusi dan perasaan kewarganegaraan baru. Budaya
politik ini bisa dtemukan dalam masyarakat suku-suku di negara-negara belum
maju, seperti di Afrika, Asia, dan Amerika Latin.
Namun dalam kenyataan tidak ada satupun negara yang memiliki budaya politik
murni partisipan, pariokal atau subyek. Melainkan terdapat variasi campuran di
antara ketiga tipe-tipe tersebut, ketiganya menurut Almond dan Verba
tervariasi ke dalam tiga bentuk budaya politik, yaitu :
1. Budaya politik subyek-parokial (the parochial- subject culture)
2. Budaya politik subyek-partisipan (the subject-participant culture)
3. Budaya politik parokial-partisipan (the parochial-participant culture)
SISTEM PEMERINTAHAN
Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia
adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan hal itu dapat
disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk
pemerintahannya adalah republik.
Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus
kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi,
Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undanag-Undang Dasar. Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia
menganut sistem pemerintahan presidensial. Apa yang dimaksud dengan sistem
pemerintahan presidensial? Untuk mengetahuinya, terlebih dahulu dibahas
mengenai sistem pemerintahan.
a. Kabinet Presidensial
Kabinet presidensial adalah suatu kabinet dimana pertanggungjawaban
atas kebijaksanaan pemerintah dipegang oleh presiden. Presiden merangkap
jabatan sebagai perdana menteri sehingga para menteri tidak bertanggung jawab
kepada perlemen/DPR melainkan kepada presiden. Contoh negara yang
menggunakan sistem kabinet presidensial adalah Amarika Serikat dan Indonesia
b. Kabinet Ministrial
Kabinet ministrial adalah suatu kabinet yang dalam menjalankan kebijaksaan
pemerintan, baik seorang menteri secara sendiri-sendiri maupun bersamasama seluruh anggota kebinet bertanggung jawab kepada parlemen/DPR.
Contoh negara yang menggunakan sistem kabinet ini adalah negara-negara
di Eropa Barat.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini ciri-ciri, kelebihan serta kekurangan dari
sistem pemerintahan parlementer.
negara tersebut selanjutnya banyak ditiru oleh negara-negara lain di dunia yang
tentunya disesuaikan dengan negara yang bersangkutan.
besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada
keuntungan yang didapatkanya.
Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan
sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan
yang konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi.
Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi
1. adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,
2. jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan
perubahan atau amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD
1945 menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional, diharapkan dapat
terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari yang sebelumnya.
Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali,
yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang
telah diamandemen itulah menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia
sekarang ini.
Kesimpulan
Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang
bekerja dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya
tujuan penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem
politik meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan
yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain seperti parlemen,
pemilu, dan dewan menteri.
Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu
presidensial dan ministerial (parlemen). Pembagian sistem pemerintahan
presidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan antara kekuasaan
eksekutif dan legislatif. Dalam sistem parlementer, badan eksekutif mendapat
HUKUM INTERNASIONAL
A. Pengertian Hukum Internasional
Prof Dr. Mochtar Kusumaatmaja mengatakan bahwa Hukum Internasional
adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas-batas negara antara negara dengan negara,
negara dengan subjek hukum internasional lainnya.
Hukum internasional terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Hukum Perdata Internasional, adalah hukum internasional yang mengatur
hubungan hukum antara warga negara di suatu negara dengan warga
negara dari negara lain (hukum antar bangsa)
2. HUkum Publik Internasional, adalah hukum internasional yang mengatur
negara yang satu dengan lainnya dalam hubungan internasional (Hukum
Antarnegara)
Negara
Individu
Tahta Suci / vatican
Palang Merah Internasional
Organisasi Internasional
korban. contoh kore yang terpecah menjadi dua, yaitu Korea Utara dengan
paham komunis dan korea selatan dengan paham liberal
2. Karena batas wilayah
hal ini terjadi karena tidak adanya kejelasan batas wilayah suatu negara dengan
negara lain sehingga masing-masing negara akan mengklaim wilayah perbatan
tertentu. contoh : Tahun 1976 Indonesia dan Malaysia yang memperebutkan
pula sipadan dan ligitan dan diputuskan oleh MI pada tahun 2003 dimenangkan
oleh malaysia, perbatasan kasmir yang diperebutkan oleh india dan pakistan.
Para Pihak
Para pihak yang bersengketa dalam kasus ini adalah Gianni Versace S.p.A,
selaku penggugat yang merupakan badan hukum yang didirikan menurut
Undang-Undang Italia dan berkedudukan di Italia. Perusahaan Gianni Versace
S.p.A didirikan pada tahun 1978 oleh seornag desainer terkemuka bernama
Gianni Versace. Gianni Versace S.p.A adalah salah satu perusahaan fesyen
ternama di dunia. Perusahaan ini mendesain, memproduksi dan
mendistribusikan produknya yang berupa busana, perhiasana, kosmetik, parfum
dan produk fesyen sejenis.
Pada bulan September 2000, Gianni Versace S.p.A bekerjasama dengan
Sunland Group Ltd, sebuah perusahaan terkemuka Australia membuka Pallazo
Versace, yaitu sebuah hotel berbintang enam yang terletak di Gold Coast
Australia. Saat ini kepemilikan Versace Group dipegang oleh keluarga Versace
yang terdiri dari Allegra Beck Versace yang memiliki saham 50%, Donatella
Versace yang memiliki saham 20% dan Santo Versace yang memiliki saham
sebanyak 30%.
Saat ini Santo Versace menjabat sebagai Presiden perusahaan dan Donatella
Versace merangkap sebgaai Wakil presiden dan direksi Kreasi. Giannni Versace
S.p.A selaku penggugat ini menjual produksinya ke Indonesia dan merek yang
melekat pada produk-produk milik penggugat telah dilindungi oleh hukum
Indonesia. Kemudian, pihak tergugat adalah Sutardjo Jono, seorang Warga
Negara Indonesia yang berkedudukan di Medan.
2.
Kasus Posisi
Uraian posisi kasus Gianni Versace S.p.A melawan Sutardjo Jono adalah
sebagai berikut:
a) Penggugat adalah pemilik yang berhak atas Merek VERSUS,
VERSACE, VERSACE CLASSIS V2 dan VERSUS VERSACE, yang
mana Merek-Merek tersebut telah dipakai, dipromosikan serta terdaftar di
negara asalnya Italia sejak tahun 1989 dna terdaftar pula di 30 negara lebih,
sehingga Merek penggugat berdasarkan Pasal 6 ayat 1 Butir b Undang-undnag
No.15 Tahun 2001 tentang Merek dikualifikasikan sebagai Merek Terkenal, di
mana Merek yang disengketakan adalah Merek penggugat yang telah terdaftar
pada kelas 9,18 dan 25.
b) Tergugat tanpa seizin penggugat telah mendaftar Merek V2 VERSI
VERSUS yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek-merek
penggugat dan Merek milik tergugat tersebut terdaftar dalam kelas yang sama
dengan Merek-Merek milik penggugat.
c)
Bahwa tindakan tergugat tersebut merupakan itikad buruk yang hendak
membonceng keterkenalan Merek-Merek milik penggugat sehingga tergugat
dapat menikmati keuntungan ekonomi dengan mudah atas penjualan
produksinya yang membonceng Merek milik penggugat, atas hal ini seharusnya
permohonan pendaftaran Merek milik tergugat ditolak berdasarkan Penjelasan
Pasal 4 Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang Merek.
Uraian posisi kasus di atas menunjukkan bahwa kasus ini merupakan
pemboncengan atas Merek Terkenal yang dilakukan oleh warga negara
nasional.
3.
Putusan
Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada kasus Gianni Versace S.p.A melawan
Sutardjo Jono mengambil penafsiran persaingan curang berdasarkan ketentuan
Penjelasan Pasal 4 Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang Merek tanpa
merujuk pada Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.426 pk/pdt/1994.
4.
tersingkap. Para jaksa mengatakan Green adalah komandan regu tentara dalam
serangan bulan Maret 2006 itu di
Baghdad. Empat tentara lainnya telah dijatuhi hukuman dalam pengadilan
militer antara lima hingga lebih dari 100 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. 2002. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan.
Malang : Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi Yang Hakiki. Jakarta : Yayasan Menara
Ilmu.
http://www.e-dukasi.net/modul_online/MO_21/ppkn203_07.htm
http://www.wikipedia.org
http://y0645.wordpress.com/2009/07/26/pengertian-budaya-politik/
http://witantra.wordpress.com/2008/05/30/sistem-pemerintahan/
http://manalor.wordpress.com/2010/04/14/hukum-internasional/
http://www.scribd.com/doc/8275496/Analisis-Kasus-Geng-Nero-terhadapTeori-Positivisme