LABORATORIUM LANJUT I
GEOFISIKA
PENGARUH PEMBERIAN TEKANAN TERHADAP
RESISTIVITAS TANAH
(1107200102)
(1107201703)
(1107201713)
(1107201728)
(1107201733)
(1107201748)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER SURABAYA
2007
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
dalam sistem tanah, dan ini pada umumnya mengakibatkan runtuhnya sistem
tersebut. Keruntuhan dapat terjadi sebagai akibat menurunnya kekuatan tanah
sepanjang bidang tersebut.
Kekuatan tanah seringkali menurun selama terjadinya gempa bumi, akibat
tanah mengalami suatu kondisi pembebanan siklus. Banyak tanah sangat peka
terhadap
pembekuan
air
akan
mengembang
selama
temperatur
beku,
menyebabkan kerusakan pada jalan raya, fondasi gedung, dinding penahan dan
bangunan-bangunan lainnya.
Kekuatan tanah sangat berpengaruh pada pembangunan sebuah jalan atau
bangunan lainnya. Kekuatan tanah bergantung pada kondisi kepadatan tanah.
Kepadatan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya type tanah dan
kadar air. Kepadatan tanah ini akan mempengaruhi porositas tanah. Porositas ini
akan berperan penting dalam konduktivitas listrik suatu bahan, sedangkan
konduktivitas mempengaruhi nilai resistivitas. Selain itu, kepadatan tanah juga
sangat dipengaruhi oleh kuat tekan bebas yang dapat dilakukan dengan pemberian
tekanan. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dicari hubungan antara besarnya
pemberian tekanan terhadap resistivitas tanah.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian
Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah:
-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 TANAH
2.1.1. Sifat Alami Tanah
Tanah adalah akumulasi partikel mineral yang tidak mempunyai
atau lemah ikatan partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan dari batuan. Tanah
didefinisikan sebagai material yang terdiri dari butiran (agregat) mineralmineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dari
bahan-bahan organik yang telah melapuk (berpartikel padat) disertai dengan
zat cair dan gas yang mengisi ruang kosong diantara partikel-partikel pada
tanah (Prasetya, 2004). Diantara partikel-partikel tanah terdapat ruang
kosong yang disebut pori-pori (void space) yang berisi air dan udara. Ikatan
yang lemah antara partikel-partikel tanah yang disebabkan oleh adanya
material organik. Secara umum tanah dapat dikelompokkan menjadi :
a) Tanah sisa (residual soil), yaitu tanah hasil pelapukan yang tetap berada di
tempat semula.
b) Tanah bawaan (transportation soil) yaitu tanah hasil
pelapukan yang
Terdapat
tiga
parameter
tanah
yang
dapat
digunakan
untuk
D60
D10
....2.1
D 2 30
D60 D10
....2.2
.........................2.3
Vp
Vb
.........................2.4
Vp
V
.........................2.5
Sr
Va
100%
Vp
.........................2.6
Wa
100%
Wb
.........................2.7
3. Berat
W
V
volume
.........................2.8
butir
(b)
ialah
anggka
yang
menunjukkan
Wb
Wb
4. Berat volume
.........................2.9
kering
(d) ialah
angka yang
menunjukkan
Wb
V
.........................2.10
Wa
V
.........................2.11
b
a
.........................2.12
a Gs
e 1
WG
Sr c s
e
d 1 Wc
.........................2.13
berada dalam keadaan yang kurang aktif. Sebagian besar daerah di barat
dan barat daya Amerika Serikat, Australia, India, Timur Tengah dan
bagian selatan Afrika ditutupi oleh tanah yang mudah mengalami
perubahan volume yang menimbulkan masalah-masalah teknis yang
cukup berarti. Tanah-tanah kohesif di daerah-daerah lainnya biasanya
mengalami perubahan volume yang lebih kecil yang tetap saja merupakan suatu
gangguan walaupun tidak sampai menimbulkan masalah-masalah yang serius.
2.2 Tekanan Efektif
Konsep tekanan efektif adalah salah satu faktor terpenting dalam analisis
stabilitas dalam pekerjaan geoteknik. Air pori atau air pori kelebihan dan adanya
tekanan berpengaruh dalam terbentuknya tegangan efektif. Sejumlah besar
keruntuhan disebabkan oleh timbulnya tekanan pori kelebihan. Gambar 2.1.a
.memperlihatkan massa tanah di lapangan yang didukung secara vertikal (dan
secara lateral) oleh kontak-kontak antarbutir. Fluida pori udara untuk tanah kering
dapat memengaruhi tegangan-tegangan kontak dalan jumlah yang bervariasi.
Apabila cairan pori tersebut berupa udara pada tekanan atmosfer, pengaruh ini
dapat diabaikan karena tahanan gesernya sangat kecil. Adapun, fluida pori yang
berupa cairan akan memberikan pengaruh ynag lebih berarti. Pada umumnya
cairan pori berupa air, tapi juga berlaku untuk fluida-fluida lainnya.
(a) Ideal
Gambar 2.1. Idealisasi volume tanah untuk membentuk konsep tegangan efektif dan pengaruh tekanan terhadap tegangan efektif.
.........................2.14
'
P
A
.........................2.15
'
Pt
h
tan ah
A
A
.........................2.16
Pt
Ac
.........................2.17
dengan Ac adalah jumlah dari seluruh luas kontak sepanjang bidang A-A.
10
Apabila butir-butir berbentuk bulat maka luas kontaknya akan berupa titik
sehingga Ac akan bernilai sangat kecil dan tegangan-tegangan a akan lebih besar
dari tegangan-tegangan nominal . Apabila Pt cukup besar, beberapa titik
kontaknya akan hancur.
2.3 Keruntuhan
Salah satu hal yang terpenting dalam studi mekanika tanah adalah
perkiraan mengenai besarnya tegangan akibat suatu pembebanan yang akan
menghasilkan deformasi berlebihan, yang disebut tegangan runtuh. Setiap beban
akan menghasilkan tegangan dan regangan yang dapat berintegrasi pada zona
tegangan yang yang ditinjau untuk menyebabkan deformasi. Deformasi disebut
juga penurunan. Penurunan disebabkan adanya integrasi regangan (deformasi per
satuan panjang) sepanjang kedalaman panjang total. Adapun tegangan lawan
(resisting stress) terbentuk apabila suatu material mengalami pembebanan. Studi
kekuatan bahan diarahkan untuk mengevaluasi :
a. Besarnya tegangan yang dihasilkan ()
b. Apakah tegangan tersebut akan menyebabkan keruntuhan bahan.
c. Besarnya regangan ()
Tanah merupakan material yang berbutir, keruntuhan terutama disebabkan
oleh terguling dan tergelincirnya butiran-butiran dan bukan oleh tarikan atau
tekanan yang sederhana saja. Oleh karena sifat keruntuhan ini, tegangan yang
perlu ditinjau adalah tegangan geser dan tahanan tanah atau kekuatan yang digeser
adalah kuat geser. Secara konsep, kekuatan tanah sangat berbeda dengan kekuatan
ultimit dari bahan-bahan seperti baja atau beton.
11
12
yang akan terjadi. Koefisien konsolidasi berhubungan dengan berapa lama suatu
konsolidasi tertentu akan terjadi. Parameter konsolidasi dapat diperoleh dari uji
konsolidasi di laboratorium. Uji konsolidasi akan menghasilkan penggambaran
regangan terhadap log p maupun angka pori e terhadap log p. Kurva atau e
terhadap log p menerangkan penurunan contoh tanah di laboratorium akibat
pembebanan.
2.5 Kuat Geser Tanah
Suatu beban yang dikerjakan pada suatu massa tanah akan menghasilkan
tegangan-tegangan dengan intensitas yang berbeda. Besarnya kuat geser tidak
memiliki satu nilai tunggal, tetapi dipengaruhi oleh faktor :
1. Keadaan tanah angka pori, ukuran butir, dan bentuk.
2. Jenis tanah pasir, berpasir, kerikil atau jumlah relatif dari bahan-bahan
yang ada.
3. Kadar air.
4. Jenis beban dan tingkatnya, dari teori konsolidasi dapat diketahui bahwa
beban yang cepat akan menghasilkan tekanan yang berlebihan.
5. Anisotropis. Kekuatan yang tegak lurus terhadap bidang dasar akan
berbeda jika dibandingkan dengan kekuatan yang sejajar dengan bidang
tersebut.
Adapun dalam laboratorium, kuat geser dipengaruhi oleh
1. Metode pengujian
2. Gangguan tarhadap contoh tanah
3. Kadar air.
4. Tingkat regangan
13
Konduktivitas Listrik
Arus listrik dapat menjalar dalam batuan dan mineral dengan tiga cara,
yaitu dengan cara elektronik (ohm), elektrolisis dan konduksi dielektrik. Karena
pengaruh perubahan medan listrik, electron pada atom memisahkan diri dari inti.
Pemisahan muatan positif dan negatif ini menyebabkan polarisasi dielektrik dari
material. Dalam kasus ini, konduksi dielektrik adalah hasil dari perubahan
polarisasi elektronik, ionic dan molecular menyebabkan perubahan medan listrik.
1. Konduksi elektronik
14
RA L
.........................2.18
R V
dengan :
.........................2.19
= arus (ampere)
dengan :
.........................2.20
15
bergantung pada mobilitas, konsentrasi dan derajat disosiasi dari ion dan
bergantung pada konstanta dielektrik dari zat pelarut. Konduktivitas dari
batuan berpori sangat bervariasi terhadap volume dan susunan pori serta
sejajar dengan konduktifitas dan banyanya air yang terisi.
Menurut persamaan empiris (Archie, 1942 dalam Anca, 2004)
e a m S n w
dimana :
.........................2.21
w = resistivitas air
n
m = konstanta
0.5 a 2.5, 1.3 m 2.5
Konduktivitas air sangat bervariasi bergantung pada jumlah dan
konduktivitas klorida larutan, sulfat dan mineral lain.
Susunan geometri dari celah dalam batuan mempunyai pengaruh yang
kecil, tetapi dapat membuat anisotropi resistivitas, artinya mempunyai
magnitude aliran arus yang karakteristik dari lapisan-lapisan batuan yang
umumnya lebh konduktif dari ukuran lapisan batuan yang lebih besar.
2.6.3 Resistivitas Batuan dan Mineral
Sifat fisik dari semua batuan dan mineral pada umumnya mempunyai
harga resistivitas yang sangat tinggi. Hal tersebut dikarenakan nilai densitas,
kecepatan gelombang dan kandungan radioaktifnya kecil pada harga susepbilitas
magnetic sekitar 105.
16
10 -5
103 m. Isolator disifatkan dengan adanya ikatan ionik sehingga elektron valensi
tidak bebas bergerak. Perbedaan lain dari konduktor dan semikonduktor adalah
variasinya terhadap suhu. Konduktor konduktivitasnya tinggi ketika suhu sekitar
0K, semikonduktor sebaliknya. Dalam pengelompokkannya konduktor dapat
dibagi menjadi :
a. Konduktor bagus, harga resistivitasnya 10-8 1 m
b. Konduktor sedang, harga resistivitasnya 1 107 m
c. Konduktor jelek, harga resistivitasnya lebih dari 107 m
2.6.4 Hubungan Resistivitas dengan Derajat Saturasi
Resistivitas juga mempunyai hubungan dengan derajat saturasi, resistivitas
tersatursi penuh dapat dihubungkan dengan yang tidak tersaturasi penuh (Zeyad S.
Abu-Hassanein, Craig H.Benson and Lisa R.Blotz, 1996), sebagai berikut :
s
S B
sat
dengan :
.........................2.22
= derajat saturasi
17
a
k
F
.........................2.23
a
m
R0 Rw .F Rw
.........................2.24
18
tiga aspek yang penting sebagai dasar melakukan analisis, antara lain : porositas,
permeabilitas dan saturasi.
Porositas ()
a.
dimana :
.........................2. 25
= Porositas, %
2.
19
dP
dx
.........................2.26
.........................2.27
dimana :
k dP
dx
.........................2.28
Harga k dinyatakan dalam satuan Darcy atau dalam satuan mD, dimana :
1 mD
= 0.001 Darcy.
dimana :
Harga dalam mD
V
dP
dx = Gradien tekanan dalam atm/cm
20
Porositas
- Ukuran pori dan distribusinya
- Bentuk pori, morfologi permukaan pori, permukaan internal khusus,
- Susunan pori dan rongga pori (topologi jaringan pori)
21
BAB III
METODE PENELITIAN
Menyiapkan tanah
Pengayakan
Pencampuran
SW
SP
Volgraf
Sampel
Pemadatan
Pengukuran resistivitas
22
1. Menyiapkan tanah
Tanah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tanah pasir
yang berasal dari aktifitas gunung berapi. Tanah pasir ini dapat dijumpai
pada endapan sungai. Tanah pasir ini banyak mengandung butiran batuan
beku andesit.
2. Pengayakan tanah
Sebelum melakukan proses pengayakan, tanah pasir yang telah
diambil dipanaskan terlebih dahulu hingga kering. Tanah pasir yang
kering, kemudian diayak secara bertingkat dengan menggunakan ayakan
dari nomor sampai dengan ayakan nomor 200. pengayakan dilakukan
dengan cara tanah pasir tadi ditaruh pada ayakan yang bertingkat atau
bersusun mulai dari nomor sampai dengan nomor 200. Kemudian
ayakan ditutup dan diguncangkan selama 10 menit hingga 15 menit.
Setelah kurang lebih 15 menit, semua tanah yang tertahan pada masingmasing ayakan, dipisahkan dan dimasukkan kedalam wadah tersendiri.
3. Pencampuran
Tanah hasil ayakan dari nomor 4, 8, 16 dan 40 yang berada pada
wadah, kemudian diambil dan dicampur.
dengan komposisi tertentu sesuai dengan tanah tipe tanah yaitu SW dan
SP. Serta komposisi dari campuran harus mempunyai berat total adalah
2,5kg.
23
b.
c.
d.
e.
Piknometer dari langkah a-c, yang telah terisi air, dibersihkan dan
dikeringkan kemudian diisi dengan tanah yang sudah ditimbang.
f.
g.
h.
i.
j.
5. Pemadatan
Pemadatan dengan menggunakan proctor standart yang telah menjadi
standar. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah:
24
a.
b.
c.
Membagi sample tanah menjadi 3 kelompok dengan masingmasing kelompok 6 kali ulangan.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
25
6. Pengukuran resistivitas
Pengukuran
resistivitas
menggunakan
metode
geolistrik
yang
LCR meter
26
3.2
Analisis data
1.
Hasil ayakan
Dari hasil pengayakan tanah dimasukkan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1. Data Sampel Tanah Tipe Pertama
(mm)
19.5
9.5
4.76
2.36
1.18
0.425
0.125
0.07
No. Ayakan
3/8
4
8
16
40
100
200
(%) Tertahan
(%) Lolos
No. Ayakan
3/8
4
8
16
40
100
200
(%) Tertahan
(%) Lolos
2.
27
Deskripsi Tanah
No. Cawan
Berat Cawan
Berat Cawan + Tanah Basah
Berat Cawan + Tanah Kering
Berat Cawan peluberan
Berat Cawan peluberan + Hg
Berat Hg peluberan
Berat Tanah Basah
Volume Tanah
Berat Air
Berat Tanah Kering
No. Piknometer
Berat Piknometer
Berat Piknometer + Air Suling
Berat Piknometer + Tanah Kering
Berat Piknometer + Air Suling + Tanah Kering
3.
W (gr)
Wc (%)
28
(gr/cc)
d (gr/cc)
I.3
I.4
I.5
II.1
II.2
II.3
II.4
II.5
III.1
III.2
III.3
III.4
III.5
Tabel 5. Data Pengukuran dan Perhitungan Kepadatan Tanah Pasir tipe SP
Sampel
I.1
I.2
I.3
I.4
I.5
II.1
II.2
II.3
II.4
II.5
III.1
III.2
III.3
III.4
III.5
4.
W (gr)
Wc (%)
29
(gr/cc)
d (gr/cc)
Indeks properti tanah yaitu angka pori (e), porositas (), serta
kandungan air maksimum (Wcmax) dapat ditentukan dengan menggunakan
persamanan 2.5, 2.6 dan 2.7.
Tabel 6. Porositas dan Derajat Saturasi Awal Tiap kepadatan Pasir SW
Sampel
Vol.
pori
(cc)
Vol.
Butiran
(cc)
Vol. Total
(cc)
Massa
Air
(gr)
Massa
Butiran
(gr)
n
(%)
Sr
(%)
I.1
I.2
I.3
I.4
I.5
II.1
II.2
II.3
II.4
II.5
III.1
III.2
III.3
III.4
III.5
Vol.
pori
(cc)
Vol.
Butiran
(cc)
Vol. Total
(cc)
I.1
I.2
I.3
I.4
I.5
II.1
II.2
II.3
II.4
II.5
III.1
III.2
III.3
III.4
III.5
5.
30
Massa
Air
(gr)
Massa
Butiran
(gr)
n
(%)
Sr
(%)
Wc (%)
Resistansi ()
Resistivitas (m)
I.1
I.2
I.3
I.4
I.5
II.1
II.2
II.3
II.4
II.5
III.1
III.2
III.3
III.4
III.5
Tabel 9. Resistivitas Tanah Pasir Tipe SP
Sampel
Wc (%)
Resistansi ()
I.1
I.2
I.3
I.4
I.5
II.1
II.2
II.3
II.4
II.5
III.1
III.2
III.3
III.4
III.5
Daftar Pustaka
31
Resistivitas (m)
Dunn, I S., Anderson, L. R., Kiefer, F.W. 1980. Dasar-dasar Analisis Geoteknik
(terjemahan). Semarang: IKIP Semarang Press.
L. H., Shirley. 1987. Geoteknik dan Mekanika Tanah. Bandung: Nova.
Bowles, J. E., Hainim, J. K. 1984. Sifat-Sifat Fisis Dan Geoteknis Tanah. Penerbit
Jakarta: Erlangga.
Prasetya, Novan Anca. 2004. Pengukuran Resistivitas Untuk Evaluasi Kepadatan
Kering Maksimum Hasil Pemadatan Tanah Pasir, Tugas akhir ITS,
Surabaya.
Lukitasari,Brigita Diah. 2006. analysis water infiltration influent for physics
feature of porongs mud in sidoarjo by using electrical characterization
study, Tugas akhir ITS, Surabaya.
32