PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemui berbagai macam proyek
dibutuhkan
manajemen
proyek
yang
akan
mengelola
proyek
diikuti
dapat mengetahui
berapa lama suatu proyek tersebut diselesaikan secara optimal. Untuk mencari
adanya kemungkinan percepatan waktu pelaksanaan proyek tersebut, manajemen
proyek dapat
Technique) dan CPM (Critical Path Method) untuk penyelesaian proyek tersebut.
CPM dan PERT dapat digunakan dalam perencanan dan pengendalian proyek.
Misalnya dalam proyek Pemerintah yang akan membangun rumah sakit
berstandar internasional, apa saja kegiatan untuk membangun rumah sakit
tersebut, dan kapan jadwal dan pengendalian proyek tersebut agar selesai tepat
waktu serta berapa biaya yang digunakan dapat jelas apabila menggunakan
metode PERT dan CPM.
Kedua-duanya mendeskripsikan aktifitas-aktifitas proyek dalam jaringan
kerja, dari jaringan kerja tersebut mampu dilakukan berbagai analisis untuk
pengambilan keputusan tentang waktu, biaya, serta penggunaan sumber daya dan
bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun
gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan
secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Maka dari itu kami
membuat makalah yang membahas tentang PERT dan CPM serta aplikasinya.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan CPM, tujuan, manfaat, kelebihan dan
kekurangan pembuatan CPM dan bagaimana penerapan CPM dalam pembuatan
program kesehatan?
1.2.2
1.2.4
1.3
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui penggunaan metode PERT (Project Evaluation and
1.4
Manfaat Penulisan
Mengetahui salah satu penggunaan metode manajemen yaitu PERT
(Project Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method)
beserta aplikasinya.
BAB 2
PEMBAHASAN CPM
2.1
dikembangkan pada tahun 1950-an oleh Morgan R. Walker dari DuPont dan
James E. Kelley, Jr dari Remington Rand. Kelley dan Walker menghubungkan
ingatan mereka untuk pengembangan CPM pada tahun 1989. Kelley menujukan
istilah Critical Path untuk para pengembang Program Evaluation and Review
Technique yang dikembangkan pada waktu yang sama dengan Booz Allen
Hamilton dan US Navy. Sebuah pendahuluan dari apa yang kemudian dikenal
sebagai Critical Path dikembangkan dan dipraktekkan oleh DuPont antara tahun
1940 dan 1943 dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan Proyek Manhattan.
CPM umumnya digunakan dengan segala bentuk proyek, termasuk
konstruksi, kedirgantaraan dan pertahanan, pengembangan perangkat lunak,
proyek penelitian, pengembangan produk, rekayasa, dan pemeliharaan tanaman.
Setiap proyek dengan kegiatan yang saling tergantung dapat menerapkan metode
analisis matematis. Meskipun program CPM
a.
identify those tasks which are on the critical path: ie where any delay in the
completion of these tasks will lengthen the project timescale, unless action is
taken. (Critical Path Method (CPM) adalah prosedur yang menggunakan analisis
jaringan untuk mengidentifikasi tugas-tugas yang berada di jalur kritis: yaitu di
mana setiap keterlambatan dalam penyelesaian tugas-tugas akan memperpanjang
skala waktu proyek, kecuali diambil tindakan.)
b.
Menurut Jesse Santiago & Desirae Magallon dalam seminar VDC, 2009:
The Critical Path Method or Critical Path Analysis, is a mathematically
based algorithm for scheduling a set of project activities. (Critical Path Method
doing project planning. CPM is for projects that are made up of a number of
individual activities. If some of the activities require other activities to finish
before they can start, then the project becomes a complex web of activities.
(Critical Path Method (CPM) adalah salah satu dari beberapa penggabungan
teknik untuk melakukan perencanaan proyek. CPM untuk proyek-proyek yang
terdiri dari sejumlah kegiatan individu. Jika beberapa kegiatan memerlukan
kegiatan lain untuk menyelesaikan sebelum mereka dapat memulai, maka proyek
menjadi kompleks jaringan kegiatan.)
Jika ditarik kesimpulan dari beberapa definisi di atas, maka yang
dimaksud Critical Path Method (CPM) adalah teknik yang digunakan untuk
melakukan perencanaan proyek menggunakan algoritma matematis.
2.2
1.
2.
3.
4.
Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
5.
2.3
2.
3.
4.
5.
Melakukan evaluasi kegiatan yang dapat berjalan sejajar satu sama lain.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Sedangkan kekurangan yang dimiliki metode Critical Path Method (CPM) yaitu :
1.
2.
3.
4.
2.4
digambarkan dengan anak panah yang menghubungkan dua lingkaran atau kotak,
yang mewakili dua peristiwa. Simbol-simbol penting dalam CPM sebagai berikut:
a.
Peristiwa (Event)
Peristiwa yang terdapat dalam CPM sering digambarkan dalam bentuk
EET/ SPA = Saat Paling Awal adalah saat paling awal yang mungkin dimulainya
suatu aktivitas dan/atau saat paling awal yang mungkin untuk
berakhirnya suatu kegiatan.
LET/ SPL = Saat Paling Lambat adalah saat paling lambat yang mungkin
dimulainya suatu aktivitas dan/atau saat paling lambat yang
mungkin untuk berakhirnya suatu kegiatan.
b.
sistem garis lurus). Artinya kegiatan B dapat dimulai setelah kegtiatan A selesai.
selanjutnya dapat dimulai, berarti akhir aktivitas tersebut jatuh bersamaan dengan
awal aktivitas berikutnya (Merge Event). Artinya adalah kegiatan C dapat dimulai
setelah kegiatan A dan B selesai.
aktivitas selesai (Burst Event). Artinya adalah kegiatan B dan kegiatan C dapat
dimulai setelah kegiatan A selesai.
Apabila dua aktivitas harus selesai terlebih dahulu sebagai syarat untuk
pelaksanaan dua aktivitas berikutnya (Merge Event dan Burst Event). Artinya
Sedangkan
untuk
aktivitas
semu
(dummy)
dipergunakan
untuk
2.4.1
kegiatan, urutan kegiatan, dan durasi waktu kegiatan. Semua data tersebut
nantinya dibutuhkan untuk tahap selanjutnya yaitu menggambar diagram
PENDAHULU
DURASI (HARI)
A
B
C
D
2.
digambarkan dalam bentuk lingkaran dan anak panah seperti yang telah dijelaskan
pada subbab sebelumnya.
3.
jaringan. Arti penting dari jalur kritis adalah bahwa jika kegiatan yang terletak
pada jalur kritis tersebut tertunda, maka waktu penyelesaian proyek secara
keseluruhan otomatis juga akan tertunda.
4.
Sebelum itu kita perlu tahu form CPM yang digunakan pada perencanaan
kali ini, yaitu:
10
e. Activity
Activity adalah label dari nama suatu kegiatan yang digunakan
untuk memudahkan penulisan kegiatan pada form CPM. Biasanya
menggunakan huruf, seperti A untuk kegiatan pertama, B untuk kegiatan
kedua, dan seterusnya.
f. Duration
Duration adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan suatu
kegiatan. Satuannya adalah satuan waktu, seperti jam, hari, atau yang
lainnya.
g. Slack Time
Slack time adalah waktu bebas yang dimiliki setiap kegiatan.
h. Description of Activity
Description of Activity adalah penjelasan dari label kegiatan yang
ditulis pada form CPM.
5.
11
BAB 3
PEMBAHASAN PERT
3.1
12
13
tugas-tugas dalam suatu proyek. Ini pada dasarnya adalah sebuah metode untuk
menganalisis tugas yang terlibat dalam menyelesaikan suatu proyek tertentu,
terutama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tugas, dan untuk
mengidentifikasi waktu minimum yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek
total.
3.2
2.
3.
4.
5.
3.3
2.
3.
4.
Analisa jalur kritis dan slack membantu menunjukkan kegiatan yang perlu
diperhatikan lebh dekat.
5.
6.
7.
14
2.
3.
4.
3.4
Terminology PERT
3.4.1
1.
proyek. Tonggak adalah peristiwa yang menandai awal dan akhir dari satu atau
lebih kegiatan. Hal ini membantu untuk membuat daftar tugas dalam tabel bahwa
dalam langkah-langkah selanjutnya dapat diperluas untuk mencakup informasi
tentang urutan dan durasi.
2.
sejak urutan kegiatan jelas untuk beberapa tugas. Tugas lainnya mungkin
memerlukan analisis lebih lanjut untuk menentukan urutan yang tepat di mana
mereka harus dilakukan.
3.
kegiatan, tetapi setiap satuan yang konsisten dari waktu dapat digunakan. Sebuah
fitur yang membedakan dari PERT adalah kemampuannya untuk menangani
ketidakpastian dalam waktu aktivitas penyelesaian. Untuk setiap kegiatan, model
biasanya mencakup tiga perkiraan waktu:
15
a. Optimis waktu
Optimis waktu pada umumnya yaitu waktu singkat di mana
aktivitas dapat diselesaikan. Ini adalah praktek umum untuk menentukan
waktu optimis menjadi tiga standar deviasi dari rata-rata sehingga ada
sekitar 1% kesempatan bahwa kegiatan tersebut akan selesai dalam waktu
yang optimis.
b. Kemungkinan besar waktu
Kemungkinana besar waktu adalah waktu penyelesaian yang
memiliki probabilitas tertinggi. Perhatikan bahwa kali ini berbeda dari
waktu yang diharapkan.
c. Pesimis waktu
Pesisimis waktu merupakan waktu terpanjang bahwa suatu
kegiatan mungkin memerlukan. Tiga standar deviasi dari rata-rata
umumnya digunakan untuk waktu yang pesimis. PERT mengasumsikan
distribusi probabilitas beta untuk estimasi waktu. Untuk distribusi beta,
waktu yang diharapkan untuk setiap kegiatan dapat diperkirakan dengan
menggunakan rata-rata tertimbang sebagai berikut:
d. Waktu Diharapkan
Waktu diharapkan mempunyai rumus :
(Optimis + 4 x Kemungkinan besar + Pesimis) / 6
5.
urutan masing-masing dan menentukan jalur terpanjang dalam proyek. Jalur kritis
menentukan waktu kalender total yang dibutuhkan untuk proyek tersebut. Jika
kegiatan di luar kecepatan jalur kritis atas memperlambat (dalam batas-batas),
16
waktu total proyek tidak berubah. Jumlah waktu yang non - kegiatan jalur kritis
dapat ditunda tanpa proyek ini disebut sebagai waktu yang kendur.
Jika jalur kritis tidak segera jelas, mungkin akan membantu untuk
menentukan empat berikut jumlah musuh setiap kegiatan:
a. ES : merupakan waktu mulai terlama
b. EF : merupakan waktu finish terlama
c. LS : merupakan waktu mulai terbaru
d. LF : merupakan latest finish waktu
Saat-saat tersebut dihitung dengan menggunakan waktu yang diharapkan
untuk kegiatan yang relevan. Awal dan akhir awal kali dari masing-masing
kegiatan ditentukan dengan bekerja maju melalui jaringan dan menentukan waktu
yang paling awal di mana aktivitas dapat mulai dan selesai mempertimbangkan
pendahulunya kegiatan. Awal terbaru dan kali selesai adalah waktu terbaru yang
suatu kegiatan dapat mulai dan selesai tanpa menunda proyek. LS dan LF
ditemukan dengan bekerja mundur melalui jaringan. Perbedaan dalam
menyelesaikan terbaru dan paling awal dari masing-masing kegiatan adalah
kendur bahwa kegiatan itu. Jalur kritis maka adalah jalur melalui jaringan di mana
tidak ada kegiatan yang kendur.
Varians dalam waktu penyelesaian proyek dapat dihitung dengan
menjumlahkan varians dalam waktu penyelesaian kegiatan di jalur kritis.
Mengingat varians ini, seseorang dapat menghitung probabilitas bahwa proyek
akan selesai pada tanggal tertentu dengan asumsi distribusi probabilitas normal
untuk jalur kritis. Asumsi distribusi normal berlaku jika jumlah kegiatan di jalan
cukup besar untuk teorema limit pusat untuk diterapkan.
Karena jalur kritis menentukan tanggal penyelesaian proyek, proyek dapat
dipercepat dengan menambahkan sumber daya yang diperlukan untuk mengurangi
waktu untuk kegiatan di jalur kritis. Seperti pemendekan proyek kadang-kadang
disebut sebagai proyek menerjang.
Memperbarui bagan PERT sebagai kemajuan proyek. Buatlah penyesuaian
dalam bagan PERT sebagai kemajuan proyek. Ketika proyek terungkap, kali
diperkirakan dapat digantikan dengan waktu yang sebenarnya. Dalam kasus di
mana ada penundaan, sumber daya tambahan mungkin diperlukan untuk tetap
17
pada jadwal dan bagan PERT dapat dimodifikasi untuk mencerminkan situasi
baru.
6.
semua kegiatan tidak tergantung satu sama lain. Penentuan lama waktu
penyelesaian suatu proyek dengan PERT dilakukan dengan menentukan waktu
yang paling pesimis (terlama) dan optimis (tercepat) untuk setiap kegiatan. Hal ini
terjadi karena adanya ketidakpastian penyelesaian suatu kegiatan ini dinyatakan
dalam suatu varians. Semakin kecil varians menunjukan semakin pasti suatu
kegiatan dapat diselesaikan. Apabila jaringan sudah sedemikian besar, penentuan
lama penyelesaian suatu proyek dapat dilakukan melalui proses foward pass dan
backward pass.
PRASYARAT
1.
2.
3.
4.
5.
3.4.2
1.
kegiatan proyek. Dari berbagai kegiatan yang akan dilakukan dalam suatu proyek.
Kita dapat menyusunnya dalam bentuk jaringan PERT yang menunjukkan saling
hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Dalam jaringan PERT
dikenal istilah Dummy yaitu dua atau lebih kegiatan yang mulai dan berakhir pada
titik yang sama. Kegiatan dummy timbul semata-mata untuk tujuan membentuk
hubungan preseden sehingga memungkinkan kita menggambarkan jaringan
dengan hubungan preseden yang baik.
18
A datang sebelum
B, yang datang
sebelum C
A dan B keduanya
harus diselesaikan
A
C
sebelum C dapat
dimulai
B
B dan C tidak
dapat
di
mulai
B
A
sebelum A selesai
C dan D tidak
A
dapat
dimulai
hingga A dan B
keduanya selesai
B
19
C
A
tidak
dapat
dimulai setelah A
Dummy
activity
dan B selesai, D
B
tidak
dimulai
dapat
sebelum
selesai.
Kegiatan Dummy
ditunjukan
pada
AOA
B dan C tidak
dapat
A
tidak
dimulai
dimulai
hingga A selesai.
D
dapat
sebelum
Dummy
activity
B dan C selesai.
C
Kegiatan dummy
ditunjukan
pada
AOA.
Contoh:
Pemerintah akan membangun rumah sakit berstandar internasional, rumah
sakit tersebut akan di bangun dan harus melalui delapan kegiatan yakni:
membangun komponen internal, memodifikasi atap dan lantai, membangun
tumpukan, menuangkan beton dan memasang rangka, membangun pembakar
temperatur tinggi, memasang sistem kendali polusi, membangun alat pencegah
polusi udara, dan kegiatan terakhir yaitu pemerikasaan dan pengujian. Kegiatan
tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini berikut penjelasan susunan
kegiatannya:
20
Penjelasan
Pendahulu langsung
membangun tumpukan
A,B
D,E
F,G
C
E
Start
21
Membangun
kumpulan
tumpukan
Membangun
komponen
internal
E
Dummy
Activity
1
B
F
Memasang
sistem kendali
polusi
Membangun
pembakar
temperatur
tinggi
Memodifikasi
atap dan lantai
Pemeriksaan
dan pengujian
G
3
D
Membangun
alat pencegah
polusi udara
Menuangkan
beton dan
memasang
rangka
2.
mengidentifikasi waktu mulai dan waktu selesai untuk setiap kegiatan. Kita
menggunakan proses two-pass, terdiri atas forward pass dan backward pass untuk
menentukan jadwal waktu untuk tiap kegiatan. ES (earlist start) dan EF (earlist
finish) selama forward pass. LS (latest start) dan LF (latest finish) ditentukan
selama backward pass.
22
(ES) Mulai
Terdahulu
(LS) Mulai
Terakhir
(LF)Selesai
Terakhir
Lamanya Kegiatan
Gambar 12. Jadwal Aktivitas PERT
ir
b.
c.
Aturan selesai terdahulu :Waktu selesai terdahulu (EF) dari suatu kegiatan
adalah jumlah dari waktu mulai terdahulu (ES) dan waktu kegiatannya, EF =
ES+waktu kegiatan.
Forward pass, dimulai dengan kegiatan pertama pada proyek, sedangkan
backward pass dimulai dengan kegiatan terakhir dari suatu proyek. Untuk setiap
kegiatan kita pertama-tama menentukan nilai EF nya, di ikuti dengan nilai ES nya.
Dua aturan berikut digunakan dalam proses ini. Aturan waktu selesai terakhir,
aturan ini sekali lagi didasarkan pada kenyataan bahwa sebelum suatu kegiatan
dapat dimulai, seluruh pendahulu langsungnya harus diselesaikan yaitu :
23
a.
Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi hanya satu kegiatan,
Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi lebih daru satu
Waktu (minggu)
membangun tumpukan
25
24
3
0
2
13
15
Start
0
0
4
0
8 G 13
F
A
0
C
2
10
2
0
7
3
13
13
13
Start
0
0
0
0
B
0
D
4
7
8
E 8
H
2
15
15
8 G 13
8 5 13
Gambar 14. Diagram Hasil perhitungan ES, EF, LS dan LF Contoh Kasus PERT 2
25
Tabel 5. Hasil perhitungan ES< EF, LS, dan LF Contoh Kasus PERT 2
Kegiatan
Waktu
Mulai
Selesai
Mulai
Selesai
(minggu
Terdahulu ES
Terdahulu EF
Terakhir LS
Terakhir LF
)
A
10
13
13
13
13
15
13
15
3.
Mulai terdahulu (earliest start ES), yaitu waktu terdahulu suatu kegiatan
dapat dimulai, dengan asumsi semua pendahulu sudah selesai.
26
b.
c.
Mulai terakhir (latest start ES), yaitu waktu terakhiir suatu kegiatan
dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan
proyek
d.
Selesai terakhir (latest finish LF), yaitu waktu terakhir suatu kegiatan
dapat selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan
proyek.
Jalur kritis (critical path) adalah jalur tidak terputus melalui jaringan
proyek yang:
a.
b.
c.
Terdiri dari hanya kegiatan kritis (yaitu kegiatan yang tidak mempunyai
waktu slack).
27
Contoh:
Hitunglah slack dan jalur kritis untuk kegiatan-kegiatan pada proyek rumah sakit
pemerintah yang berstandar internasional.
Tabel 6. Slack dan Jalur Kritis Program RS
Mulai
Selesai
Mulai
Selesai
Terdahulu
Terdahulu
Terakhir
Terakhir
Slack=
ES
EF
LS
LF
LS-ES
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
10
13
Tidak
13
13
Ya
13
15
13
15
Ya
Kegiatan
4.
Jalur
Kritis
times): waktu optimis (otimistic time), waktu pesimis (pessimistic time) dan
waktu realistis (most likely time)
Dalam PERT, kita menggunakan distribusi peluang berdasarkan tiga
perkiraan waktu untuk setiap kegiatan, yaitu:
a.
Waktu optimis yaitu waktu yang dibutuhkan oleh sebuah kegiatan jika semua hal
berlangsung sesuai rencana. Atau juga dapat di sebut waktu minimum dari suatu
kegiatan, dimana segala sesuatu akan berjalan baik, sangat kecil kemungkinan
kegiatan selesai sebelum waktu ini.
b.
Waktu pesimis yaitu waktu yang dibutuhkan suatu kegiatan dengan asumsi
kondisi yang ada sangat tidak diharapkan. Atau juga dapat di sebut adalah waktu
28
maksimal yang diperlukan suatu kegiatan, situasi ini terjadi bila nasib buruk
terjadi.
c.
pada waktu optimis (a) dan waktu pesimis (b). Waktu perkiraan t dihitung
menggunakan persamaan diatas untuk setiap kegiatan yang digunakan pada
jaringan proyek untuk menghitung waktu terdahulu dan terakhir.
p
el
u
a
n
g
Peluang 1 di antara
100 terjadi < a
Optimistic
Time (a)
Peluang 1 di
antara 100 terjadi
>b
Most Likely
Time (m)
Activity
Time
Pessimistic
Time (b)
29
Variasi dalam kegiatan yang berbeda pada jalur kritis dapat mempengaruhi waktu
penyelesaian
proyek
secara
keseluruhan
dan
memungkinkan
terjadinya
variansproyek
Contoh:
Suatu perusahaan sepatu akan membuat proyek pembuatan sepatu model baru,
dan harus melalui delapan tahap kegiatan. Perusahaan membuat perkiraan waktu
dan hasilnya sebagai berikut:
Tabel 7. Proyek Suatu Perusahaan dan Perkiraan Waktunya
Kegiatan
Waktu optimis
Waktu realistis
Waktu pesimis
Jalur kritis
(a)
(m)
(b)
Ya
Ya
Ya
11
Ya
Ya
30
Waktu
Waktu
Waktu
Waktu yang
Varians
optimis (a)
realistis
pesimis
diharapkan
[(b-a)/6]2
(m)
(b)
t = (a + 4m + b )/6
0.11
0.11
0.11
0.44
1.00
1.78
11
1.78
0.11
var iansproyek
3.11
= 1.76 minggu
Kemudian perusahaan menetapkan batas waktu penyelesaian proyek yakni selama
25 minggu, maka: Nilai deviasi normal (Z) = [batas waktu (n) waktu
penyelesaian yang diharapkan]/S
= (26 minggu 25 minggu)/1.76
= 1/1.76
= 0.57
31
0.0
0.01
0.07
0.1
0.50000
0.50399
0.52790
0.2
0.53983
0.54380
0.56749
0.5
0.69146
0.69497
0.6
0.72575
0.72907
0.7157
6
0.74857
Kemudian merujuk pada Tabel Normal, kita dapat mendapat peluang 0.7157,
artinya ada peluang sebesar 71.57% untuk perusahaan menyelesaikan proyek
tersebut dalam kurun waktu 26 minggu atau kurang dari itu.
Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:
0.57 Standarddeviations
Peluang (T26 minggu) adalah
71,57%
25
26
minggu
Waktu
32
BAB 4
PERBEDAAN CPM &PERT
4.1
1.
2.
Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat,
terlama serta terlayak. Pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi
waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk
menyelesaikan suatu proyek.
3.
4.
5.
6.
7.
33
2.
4.2
Hubungan CPM-PERT
Metode PERT dan CPM adalah metode yang dapat digunakan untuk
34
Dengan cara ini, efisiensi penyelesian proyek dapat dicapai dalam hal waktu
maupun biaya.
Metode
PERT/Biaya
dapat
diterapkan
untuk
mencapai
tujuan
2.
3.
4.
5.
Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan. Ini yang disebut jalur
kritis,
6.
35
36
BAB 5
IMPLEMENTASI CPM & PERT
37
Critical path
B F I = 4 + 4 + 6 = 14 Hari
38
Lalu bila dimasukkan kedalam diagram perencanaan akan menjadi seperti ini :
39
Langkah 4.2:
Untuk mengisi ES pada kegiatan C, D dan E kita menggunakan
data EF dari kegiatan A, yaitu 5. Setelah itu kita akan menghitung waktu
EF dari kegiatan C, D dan E menggunkan cara yang sama seperti pada
langkah 4.1, yaitu :
EFc = 5 + 3 = 8
EFd= 5 + 4 = 9
EFe= 5 + 6 = 11
Langkah 4.3:
Untuk menentukan ES pada kegiatan F sedikit berdeda dengan
langkah 4.2 karena pada kegiatan C, D dan E hanya ada satu kegiatan
yang menjadi pendahulu yaitu kegiatan A. Sedang pada kegiatan F
terdapat dua pendahulu yaitu kegiatan C dan B. Bila menghadapi kasus
seperti ini, kita memilih EF yang angkanya paling besar yaitu kegiatan C
untuk menjadi ES pada kegiatan F.
Untuk menentukan ES pada kegiatan G sama dengan menentukan
ES pada langkah 4.2 yaitu menggunakan EF pada kegiatan D karena
pendahulu kegiatan G hanya ada kegiatan D jadi tidak perlu memilih
seperti pada kegiatan F.
40
Lalu kita akan menghitung lagi EF dengan cara yang sama seperti
langkah2 sebelumnya, yaitu:
EFh= 11 + 6 = 17
EFg= 9 + 5 = 14
EFf= 8 + 4 = 12
41
Langkah 4.4:
Untuk menentukan ES pada kegiatan J kita memilih EF mana yang
lebih besar antara kegatan H dan G. Karena EF kegiatan H lebih besar dari
EF kegiatan G maka ES pada kegiatan J menggunakan 17.
Sedang untuk ES pada kegiatan I langsung menggunakan EF dari
kegiatan F karena tidak ada pilihan kegiatan pendahulu yang lain.
Lalu untuk menghitung EF I dan J menggunakan cara yang sama dengan
sebelumnya yaitu:
EFj= 17 + 4 = 21
EFi= 12 + 6 = 18
42
dan J karena merupakan waktu dimana proyek akan selesai. Berikut adalah
visualisasinya:
43
Cara yang sama kita gunakan untuk menentukan LF dari kegiatan F. Maka
penghitungan LS nya adalah:
LSF= 15 4 = 11
Langkah 5.3:
Untuk menghitung LF dari kegiatan E kita akan menggunakan LS dari
hasil kegiatan H. Sedang untuk menghitung LS kegiatan E menggunkanan
rumus seperti biasa yaitu:
LSE = 11 6 = 5
Untuk menentukan LF dari kegiatan D kita perlu memilih mana LS dari G
dan H yang lebih rendah. Karena LS dari kegiatan H lebih rendah maka
angka tersebut yang dipakai menjadi LF dari kegiatan D. Lalu kita bisa
menghitung LS seperti biasa yaitu:
LSD = 11 4 = 7
Untuk menghitung LF dari kegiatan C kita akan menggunakan LS dari
kegiatan F. Maka penghitungan LS nya menjadi
LSC = 11 3 = 8
44
Langkah 5.4:
Untuk mengisi LF dari kegiatan B kita akan menggunakan LS dari
kegiatan F yaitu 11. Dan menghitung LS B dengan cara yang sudah
diberikan yaitu:
LSB = 11 4 = 8
Sedang untuk mengisi LF dari kegiatan A kita akan memilih LS yang
paling kecil diantara kegiatan C, D dan E karena ketiga kegiatan tersebut
yang memiliki hubungan langsung pada kegiatan A (lihat tanda panah).
Seperti cara yang sudah dijelaskan sebelumnya kita akan memilih angka
yang paling kecil diantara LSC, LSD dan LSE yaitu 5. Setelah itu kita dapat
menghitung LSA seperti biasa:
LSA = 5 5 = 0
45
Dengan data Slack time diatas kita dapat mengetahui kegiatan mana saja
yang memiliki slack time dan mana yang tidak. Kegiatan yang tidak memiliki
slack time yaitu A, E, H dan J. Sedang kegiatan yang memiliki slack time adalah
B, C, D, F, G dan I. Sedang angka-angka yang keluar berarti berapa hari yang ada
sebelum kita harus melakukan suatu kegiatan. Jadi bila contohnya kita ambil
kegiatan B, angka 7 berarti ada 7 hari sebelum kita harus benar-benar melakukan
aktifitas B. Dengan mengetahui data ini kita dapat mengolah SDM pada kegiatan
mana yang dapat dipindah pada kegiatan lain yang lebih membutuhkan. Bila
diambil contoh kegiatan B maka kita dapat membebaskan orang yang menghandle
kegiatan tersebut selama 7 hari untuk membantu melakukan kegiatan A atau
kegiatan yang lain.
46
5.2
Contoh kasus :
Puskesmas Mojo akan membangun MCK umum di Desa Wonosobo.
MCK umum tersebut akan dibangun dan harus melalui sebelas rangkaian kegiatan
yakni : merancang design sanitasi, membangun komponen internal, memodifikasi
atap dan lantai, membangun tumpukan, menuangkan beton dan memasang rangka,
membangun system pembuangan, mengecat atap dan tembok, membangun
wastafel, menambah peralatan dan perlengkap, membangun saluran listrik dan air,
dan terakhir pemeriksaan dan pengujian. Kegiatan tersebut diwakili variabel
sebagai berikut :
Kegiatan
Variabel
Membangun tumpukan
47
Kegiatan
Waktu
Waktu
Waktu
Sebelumnya
Optimis (a)
Realistis (m)
Pesimis (b)
1.
2.
3.
4.
5.
15
6.
7.
8.
9.
10.
F, G, H
11.
E, I, J
48
49
Dari gambar network di atas maka dapat diketahui waktu pengerjaan proyek
sebagai berikut :
50
Langkah 3 : Menghitung ES, EF, LS, LF, dan S dengan network sehingga jalur
kritis yang dipilih adalah benar. Kita menggunakan proses two-pass, terdiri atas
forward pass dan backward pass untuk menentukan jadwal waktu untuk tiap
kegiatan. ES (earlist start) dan EF (earlist finish) selama forward pass. LS (latest
start) dan LF (latest finish) ditentukan selama backward pass.
Aturan selesai terdahulu : Waktu selesai terdahulu (EF) dari suatu kegiatan
adalah jumlah dari waktu mulai terdahulu (ES) dan waktu kegiatannya, EF =
ES+waktu kegiatan.
Forward pass, dimulai dengan kegiatan pertama pada proyek, sedangkan
backward pass dimulai dengan kegiatan terakhir dari suatu proyek. Untuk setiap
kegiatan kita pertama-tama menentukan nilai EF nya, di ikuti dengan nilai ES nya.
Dua aturan berikut digunakan dalam proses ini. Aturan waktu selesai terakhir,
aturan ini sekali lagi didasarkan pada kenyataan bahwa sebelum suatu kegiatan
dapat dimulai, seluruh pendahulu langsungnya harus diselesaikan.
a.
Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi hanya satu kegiatan,
LF nya sama dengan LS dari kegiatan yang secara langsung mengikutinya.
b.
Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi lebih dari satu
kegiatan, maka LF adalah minimum dari seluruh nilai LS dari kegiatankegiatan yang secara langsung mengikutinya, yaitu LF = Min [LS dari
seluruh kegiatan langsung yang mengikutinya]
51
Aturan waktu mulai terakhir: Waktu mulai terakhir (LS) dari suatu
kegiatan adalah perbedan antar waktu selesai terakhir (LF) dan waktu
52
Data tersebut menunjukkan jalur kritis adalah A-B-F-J-K yang memiliki nilai
Slack 0.
53
Varians proyek sama dengan jumlah varians kegiatan pada jalur kritis :
Menghitung standar deviasi, yang merupakan akar dari jumlah varians kegiatan
pada jalur kritis :
54
Menghitung jumlah waktu normal pengerjaan proyek dari jumlah waktu kegiatan
jalur kritis :
= 1.61
55
56
Langkah 6:Kesimpulan
a.
batas waktu 25 bulan memiliki waktu penyelesaian normal 22,67 bulan dengan
standar deviasi 1,45 bulan. Artinya waktu penyelesaian normal berkisar antara
21,22 bulan sampai 24,12 bulan.
b.
57
5.3
Contoh Soal 1
PT. MIKRO menyusun tim khusus untuk mengerjakan suatuproyek, diketahui
kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
No.
Kegiatan
Kegiatan Sebelumnya
1.
2.
20
3.
30
4.
60
5.
40
6.
40
7.
20
8.
E,F
50
9.
F,G
60
10.
H,I
20
11.
Buatlah gambar kegiatan penyelesaian proyek dan hitung waktu normal proyek
tersebut!
E,40
C,30
A,0
B,20
000
H,50
F,40
D,60
J,20
K,0
I,60
G,20
58
Jalur-Jalur Kegiatan
1.
A-B-C-E-H-J-K
0+20+30+40+50+20+0=160
2.
A-B-C-F-H-J-K
0+20+30+40+50+20+0=160
3.
A-B-C-F-I-J-K
0+20+30+40+60+20+0=170
4.
A-B-D-G-I-J-K
0+20+60+20+60+20+0=180
Contoh Soal 2
PT. BULAN memiliki data analisis PERT sebagai berikut :
No.
Kegiatan
Kegiatan
Waktu
Waktu
Waktu
Sebelumnya
Optimis (a)
Realistis (m)
Pesimis (b)
1.
2.
3.
4.
5.
15
6.
7.
8.
9.
10.
F,G,H
11.
E,I,J
*keterangan:
hasil
perhitungan
waktu
perkiraan
(t)
diperoleh
dengan
menggunakan rumus
a.
59
b.
Hitunglah ES, EF, LS, LF, dan S, sehingga dapat diketahui bahwa jalur
B,5.83
C,5
F,7.83
G,6.8
3
A,1
J,4.5
D,3
H,3.6
7
E,10
I,6
K,3.5
Kegiatan
(dalam bulan)
1.
A-B-F-J-K
1+5.83+7.83+4.5+3.5=22.67
2.
A-B-G-J-K
1+5.83+6.83+4.5+3.5=21.66
3.
A-C-H-J-K
1+5+3.67+4.5+3.5=17.67
4.
A-D-I-K
1+3+6+3.5=13.5
5.
A-E-K
1+10+3.5=14.5
NO
Dengan demikian dapat diketahui bahwa jalur kritisnya adalah A-B-F-J-K dengan
waktu yang dibutuhkan 22,67 bulan . jadi waktu penyelesaian yang normal dari
proyek tersebut adalah 22,67 bulan.
c.
60
Kegiatan
Waktu
Sebelumnya Aktivitas
ES
EF
LS
LF
1.
1.00
2.
5.83
6.83
6.83
3.
5.00
11
4.
3.00
10.17
13.17
9.17
5.
10.00
11
9.17
19.17
8.17
6.
7.83
6.83
14.67
6.83
14.67
7.
6.83
6.83
13.67
7.83
14.67
8.
3.67
9.67
11
14.67
9.
6.00
10
13.17
19.17
9.17
10.
F,G,H
4.50
14.67
19.17
14.67
19.17
11.
E,I,J
3.50
19.17
22.67
19.17
22.67
61
BAB 6
CONCLUSION
62
identification
3.
A single estimate for activity time was used that did not allow for variation
in activity times
4.
5.
2.
Multiple time estimates were used for each activity that allowed for
variation in activity times
3.
4.
63