Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
I.I

LATAR BELAKANG
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi

mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada
dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi
(O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya
sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup,
mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.
Perubahan-perubahan yang segera terjadi sesudah kelahiran sebagai akibat perubahan
lingkungan dari dalam uterus ke luar uterus. Maka bayi menerima rangsangan yang bersifat
kimiawi, mekanik dan termik. Hasil perangsangan ini membuat bayi akan mengalami perubahan
metabolik, pernafasan , sirkulasi dan lain-lain. Hal ini untuk mengenal / menemukan kelainan
yang perlu mendapat tindakan segera yang berhubungan dengan bayi baru lahir.
I.II

TUJUAN
Untuk mengetahui lebih jauh tentang adaptasi fisiologis fetus dari intrauterin ke
ekstrauterin.
Untuk menambah pengetahuan yang lebih mendetail.
Untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing

I.III

MANFAAT
Sebagai bahan acuan sebagai seorang calon bidan dalam mengamati transisi
kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri.
Sebagai bahan refrensi untuk mahasiswa kedepannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I

DEFINISI
Bayi adalah individu baru yang lahir di dunia. Dalam keadaannya yang terbatas, maka

individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain. Adaptasi adalah
penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan baru.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan
interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi)
ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya
memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Jadi dapat disimpulkan adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu
(BBL) dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam rahim
ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang
paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi,
dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
Adapun tujuan utama dari adaptasi fisiologi BBL adalah untuk mempertahankan hidupnya secara
mandiri dengan cara :
1. Bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri.
2. Mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup.
3. Mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.
Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini
berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi
yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem
termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.Adaptasi neonatal
adalah Perubahan secara fungsional daripada kehidupanintrauterin kepada kehidupan
ekstrauterin. Mampu beradaptasi akan menjadihomeostasis, gagal beradaptasi akan menjadi
morbiditi.

Adaptasi bergantung kepada :


a) Kematangan : Bergantung kepada usia kehamilan
b) Status nutrisi : Berhubung dengan berat badan lahir
c) Toleransi : Kebolehan untuk mengatasi persekitaran baru, mampu bertoleransikepada
keadaan hypoxia, hipoglikemia, pengambilan kalori, dan lain-lain.
d) Kemampuan beradaptasi : Kemampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan.
II.II

ADAFTASI FISIOLOGIS FETUS DARI INTRAUTERIN KE EKSTRA UTERIN


Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
A. Perubahan sistem pernapasan / respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru paru.
a) Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang
bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan
bronkus proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah
bronkus

dan

alveolus

akan

sepenuhnya

berkembang,

walaupun

janin

memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru


yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24
minggu. Hal

ini

disebabkan karena keterbatasan permukaan

alveolus,

ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah


surfaktan.
b) Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru
selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru

secara mekanis. Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan


susunan

saraf

pusat

menimbulkan

pernapasan

yang

teratur

dan

berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.


3) Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat
dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan
mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan
menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4) Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
c) Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1) Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2) Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin
/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru paru. Produksi surfaktan
dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru
matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk
mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding
alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir
pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini
memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai
peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
d) Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi
melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar
dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secara sectio cesaria kehilangan
keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru

-paru

basah

dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama

udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru
dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
e) Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam
mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh
darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak
ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam
alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan
memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas
dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan
merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
B. Perubahan pada sistem peredaran darah
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk
membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi dua perubahan
besar :
a) Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
b) Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem
pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara
mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.

C. Vaskularisasi
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan
sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.
Untuk membuat sirkulasi yang baik,kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan
besar :
Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
Perubahan duktus anteriosus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi/
meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :
1. Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium
kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium
kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu
sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir
ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh

darah paru-paru dan

meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan
relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paruparu mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan
peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foramen kanan ini
dan penusuran pada atrium kiri, foramen avali secara fungsional akan menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secra
fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi
jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi :


a. Sirkulasi Darah Fetus

Vena umbilicus : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta
ke permukaan dalam hepar

Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicus sebelum mencapai hepar dan


mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena
cava inferior

Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dekstra
ke dalam ventriculus sinistra

Ductus arteriousus : merupakan bypass yang terbentang dari ventriculus dexter dan
aorta desendens

Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke
plasenta. Pada feniculus umbilicus, arteri ini dikenal sebagai arteri umbilicalis, arteri
ini dikenal sebagai arteri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal
sebagai arteri hypogaastica.

b. Sistem Sirkulasi Fetus

Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan
dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengambalikan darah ke vena
cava inferior.

Ductus venosus : adalah cabang-cabang dari vena umbilicalis dan mengalirkan


sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.

Vena cava inferior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstermitas superior ke
atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior
melewati vulvula tricuspidalis masuk ke dalam venriculus dexter.

Arteri pulmonalis : mengalirakan darah campuran ke paru-paru yang nonfungsional


masuk ke dalam venriculus dexter.

Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena venticulus dexter ke
dalam aorta descendens untuk memasok darah bagiabdomen, pelvis dan ekstermitas
inferior.

Arteri hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna,membawa darah


kembali ke plasenta dengan mengandung lebih banyak oksigen dan nutrien yang di
pasok dari peredaran darah maternal.

Sirkulasi Darah Janin


Darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena umbilicalis
masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut melewati duktus venosus arantii
mengalir ke vena kava inferior. Dalam atrium dekstra sebgaian darah akan mengalir ke atrium
sinistra malalui foramen ovale, dar atrium sinistra darah mengalir ke ventrikel krir kemudian ke
aorta.
Sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikal kanan bersama dengan
darah yang berasal dari vena kava superior. Karena terdapat tekanan pada paru-paru yang belum
berkembang maka darah yang seharusnya dari ventrikal kanan melalui arteri pulmonalis ke paruparu akan mengalir ke aorta melalui duktus botalli. Sebagian kecil akan ke paru-paru,
selanjutnya ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis. Darah dari aorta akan mengalir ke
seluruh tubuh. Darh hasil sisa pembengkakandialirkan ke plasenta dengan 2 arteri umbilikalis.
Ketika janin lahir, bayi akan menangis kuat dan menghirup udara maka paru-paru akan
berkembang, tekanan dalam paru-paru akan mengecil dan seolah darah terhisap ke paru-paru
maka duktus batolli tidak berfungsi lagi. Karena tekanan dalam atrium kiri meningkat, foramen
ovale akan ertutup, dan akibat tali pusat dipotong dan diikat maka arteri umbilikalis dan duktus
venosus arentii mengalami obiliterasi.
Perubahan pada saat lahir :
1) Penghentian pasokan darah dari plasenta
2) Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
3) Penutup foramen ovale
4) Fibrosis
a. Vena umbilicalis
b. Ductus venosus
c. Ateri hypogastrica
d. Ductus arteriosus

Perbedaan Sirkulasi Fetus Dan Sirkulasi Neonatal


No
1

Perbedaan
Sirkulasi fulmonal

Sirkulasi fetus
Aktif, kurang berkembang

Sirkulasi neonatal
Aktif,perkembangan
meningkat

Foramen ovale

Terbuka

Tertutup

Duktus

arteriosus Terbuka

Tertutup

bottali
4

Duktus venosus arantii

Terbuka

Tertutup

Sirkulasi sistemik

Aktif dengan resisten rendah

Aktif

dengan

meningkatnya resisten
D. Sistem Hematologi
Aliran darah fetal bermula dari vena umbilikalis, akibat tahanan pembuluh paru yang
besar (lebih tinggi dibanding tahanan vaskular sistemik = SVR) hanya 10 % dari keluaran
ventrikal kanan yang sampai paru,sedangkan sisanya (90%) terjadi sbunting kanan dan ke kiri
melalui duktus arteriosus bottali.
Pada waktu bayi lahir,terjadi pelepasan dari plasenta secara mendadak (saat umbilical
cord dipotong/dijepit), tekanan atrium kanan menjadi rendah, tahanan pembuluh darah sistemik
(SVR) naik dan pada saat yang sama paru mengembang, tahanan vaskular paru menyebabkan
penutupan foramen ovale (menutup setelah beberapa minggu), aliran darah di duktus arteriosus
bottali berbalik dari kiri ke kanan. Kejadian ini disebut sirkulasi transisi. Penutupan duktus
arteriosus bottali berbalik pada kiri ke kanan. Kejadian ini disebut sirkulasi transisi. Penutupan
disebabkan kontraksi otot polos pada akhir arteri pulmonalis dan secara anatomis pada usia 2-3
minggu.
Pada neonatus, reaksi pembuluh darah masih sangat kurang sehingga keadaan kehilangan
darah,dehidrasi,dan kelebihan volume juga sangat kurang cermat dan teliti. Tekanan sistolik
merupakan indikator yang baik untuk adekuat terhadap penggantian volume. Otoregulasi aliran
darah otak pada bayi baru lahir tetap terpelihara normal pada tekanan sistemik antara 60130mmHg. Frekuensi nadi bayi rata-rata 120 x/menit dengan tekanan darah sekitar 80/60 mmHg.

Afinitas oksigen dan hemoglobin, konsentrasi hemoglobin janin dan ibu berbeda pada
saat kehamilan cukup bulan. Hemoglobin ibu mencapai hampir 12 g/100ml, berbeda dengan
hemoglobin janin, yang berkisar 15g/100 ml. Tiap gram hemoglobin mampu mengangkut 1,34
ml oksigen. Kemampuan ini menigkat kemampuan darah janin untuk mengangkut oksigen
ditambah lagi afinitas oksigen darah janin yang tinggi memudahkan perpindahan oksigen dari
ibu ke janin.
E. Sistem Imunologi
Pada kehamilan 8 minggu telah ditemukan limfosit, dengan tuanya kehamilan maka
limfosit juga banyak ditemukan dalam ferifer dan terdapat pula limfe. Sel-sel limpoit membentuk
molekul immunoglobulin gamma G yang merupakan gabungan immunuglobulin gamma A
gamma M. Gamma G dibentuk paling banyak setelah 2 bulan bayi dilahirkan. Gamma G
globulin janin didapat dari ibu melalui plasenta. Bila terjadi infeksi maka janin mengadakan
reaksi dengan flasma sitosis, penambahan folikellimfoit dan sintesis gamma M immunoglobulin.
Gamma A immunoglobulin telah dapat dibentuk pada kehamilan 2 bulan dan banyak ditemukan
segera setelah lahir, khususnya sekret dari traktus urogenital.
Gamma M immunoglobulin meningkat segera setelah bayi dilahirkan setara dengan
keadaaan flora normal dalam saluran pencernaan. Gamma M immunoglobulin 1000 kali lebih
efekti dari gamma G immunoglobulin dalam mengatasi infeksi dalam saluran pencernaan. Akan
tetapi bayi hanya dilindungi oleh gamma G immunoglobulin dari ibu dan terbatas kadarnya juga
kurangnya gamma A immunoglobulin yang menyebabkan neonatus berkemungkinan besar untuk
mengalami infeksi dan sepis.
Neonatus mewarisi banyak kekebalan dari ibunya karena banyak antibodi berdifusi dari
darah ibu melalui plasenta masuk fetus. Akan tetapi, neonatus sendiri tidak membentuk antibodi
yang bermakna. Menjelang akhir bulan pertama, gamma globulin bayi yang mengandung
antibodi, turun sampai kurang dari separuh kadar semula disertai penurunan kekebalan
sebanding. Kemudian proses imunisasi bayi mulai membentuk antibodi, dan konsentrasi gamma
globulin pada hakekatnya kembali ke normal menjelang usia 6 sampai 20 tahun.

10

Sistem imunitas bayi baru lahir belum matang sehingga menyebabkan neonatus rentan
terhadaf bebagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan
alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri atas struktur pertahanan tubuh yang
mencegah atau meminimalkan infeksi , seperti berikut ini.
1. Perlindungan oleh kulit membran mukosa.
2. Fungsi saringan saluran nafas.
3. Pembentukan kolni mikroba oleh kulit dan usus.
4. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.
F. Sistem Gastrointestinal
Sistem gastrointestinal pada bayi baru lahir cukup bulan relatif matur. Sebelum lahir,
janin cukup bulan mempraktikkan perilaku menghisap dan menelan. Refleks muntah dan batuk
yang matur telah lengkap pada saat lahir. Sfingter jantung (sambungan esofagus bawah dan
lambung) tidak sempurna, yang membuat regurgitasi isi lambung dalam jumlah banyak pada
bayi baru lahir dan bayi muda. Kapasitas lambungpada bayi cukup terbatas, kurang dari 30 cc
untuk bayi baru lahir cukup bulan.
Usus bayi baru lahir relatif tidak matur. Sistem otot yang menyusun organ tersebut lebih
tipis dan kurang efisien dibandingkan pada orang dewasa sehingga gelombang feristaltik tidak
dapat diprediksikan. Kolon pada BBL cenderung mengalami kompliksi kehilangan cairan.
Kondisi ini mebuat penyakit diare kemungkinan besar serius pada bayi muda.
Kemampuan neonatus mencerna,mengabsorpsi, dan memetabolisme makanan tidak
berbeda dari anak-anak. Namun , ada tiga pengecualian, yaitu sebagai berikut :
1. Sekresi amilase pankreas pada neonatus tidak mencukupi sehingga bayi menggunakan
hati kurang adekuat dari pada anak-anak. Namun, bayi mudah mengasimilasi disakarida
dan monosakarida.
2. Absorpsi lemak dari saluran pencernaan sedikit kurang daripada anak-anak. Akibatnya,
penggunaan susu dengan kadar lemak tinggi seperti susu sapi sering tidak adekuat.
3. Oleh karena fungsi hati selama paling sedikit seminggu pertama kehidupan tidak
sempurnah, konsentrasi glukosa dalam darah tidak stabil dan sering rendah.

11

Untuk menjalankan fungsinya, otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan
tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir,bayi harus mulai mempertahankan
kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu
cepat (1-2 jam).
Tiga cara koreksi penurunan gula darah adalah sebagai berikut.
1. Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong harus didorong untuk
menyusu agar ASI cepat keluar).
2. Melalui penggunaan cadangan glikogen.
3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis).
Neonatal yang tidak mampu mencerna makanan dalam jumlah cukup akan menciptakan
glukosa dari glikogen. Glikogenesis hanya dapat terjadi jika bayi mempunyai cadangan glikogen
yang cukup.
Pada kehamilan 4 bulan hepar janin berfungsi dalam proses metabolisme karbohodrat dan
hemopoesis, glikogen, vitamin A, dan D disimpa dalam hati. Setelah bayi lahir sampanan
glikogen akan dipakai dengan cepat. Sebagian kecil billirubin dioalh oleh hepar janin dan
disalurkan ke usus melalui saluran empedu dimana dialami oksidasi dijadikan biliverdin. Pigmen
inilah yang membuat warna mekonium kehijau-hijauan.
Pada pertengahan kehamilan, fetus mencernakandan mengabsorpsi cairan amnion dalam
jumlah besar selama 2-3 bulan kemudian, saluran pencernaan mencapai fungsi seperti neonatus
normal.
G. Termoregulasi Dan Adaptasi Mekanisme Kehilangan Panas
Pada saat didalam rahim ibu, janin tidak perlu mengatur suhu tubuh, hal ini di sebabkan
karena suhu di dalam uterus berfluktuasi sedikit. Suhu janin biasanya lebih tinggi 0,6C dari
pada suhu ibu. Pada saat lahir, faktor yang berperan dlam kehilangan panas pada bayi baru lahir
meliputi area permukaan tubuh bayi baru lahir yang luas, berbagai tingkat insulsi lemak
subkutan, dan derjat fleksi oto. Kemampuan bayi baru lahir tidak stabil dalam mengdalikan suhu
secra adekuat sampai dua hari stelah lahir.

12

Pada saat lahir, pada umumnya akan kehilangan panas tubuh, hal ini di sebabkan oleh
beberapa faktor meliputi:
1. Memiliki area permukaan tubuh yang relatif lebih besar dari massanya
2. Memiliki kulit yang tipis dan permeable terhadap panas
3. Memiliki lemak subkutan yang sedikit untuk insulasi (terhadap panas)
4. Memiliki kapasitas yang masih terbatas untuk membentuk panas
5. Kemampuannya untuk menghasilkan panas dan resfon simpatis yang sangat buruk.
Mekanisme kehilangan panas pada neonatus berupa :
a) Kehlangan panas melalui koveksi ditentukan oleh perbedaan antara suhu kulit dan udara,
dan pergerakan udra sekitar. Konveksi merupakan penyebab penting kehilangan panas
pada bayi baru lahir.
b) Kehilangan panas melalui konduksi adalah kehilangan panas dengan cara perpindahan
panas dari kulit ke permukaan padat dimana bayi berkontak langsung
c) Kehilangan panas melalui radiasi bergantung pada perbedaan suhu antara kulit dan
permukaan di sekelilingnya, yaitu dinding isolatr (incobatur), atau jika di bawah
pengaruh penghangat radian, jendela dan dinding ruangan.bayi kehingan panas melalui
gelombang elektromagnetik dari kulit ke permuaan sekitar
d) Kehilangan panas melalui evaporasi terjadi pada saat lahir, ketika kulit basah bayi harus
dikeringkan dan dibugkus dengan handuk hangat. Panas hilang ketika aor menguap dari
kulit atau pernafasan.
H. Sistem Ginjal
Ginajal BBL menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan
filtrasi glomerulus. Kondisi ini mudah menyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air. Fungsi
tubulus tidak matur sehingga menyebabkan kehilangan natrium dalam jumlah besar dan
ketidakseimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak mampu mengonsentrasikan urine dengan
baik, yang tercermin dalam berat jenis urin dan osmolalitas yang rendah. Bayi baru lahir
mengekresikan sedikit urine pada 48 jam pertama kehidupan, sering kali hanya 30-60 ml.

13

I. Ikterus Neonatorum Fisiologis


Ikterus neonatorum terjadi pada sekitar 60% pada bayi baru lahir yang sehat. Pada
sebagain besar kasus kondisi ini merupakan bagian dari adaftasi terhadap kehidupan
ekstrauterine. Bayi mengalami ikterus akibat :
a) Konsentrasi hemoglobin yang tinggi saat lahir dan menurun

dengan cepat selama

beberapa hari pertama kehidupan


b) Umur eritrosit pada bayi baru lahir lebih pendek dari pada eritrosit pada orang dewsa,
sehingga banyak eritrosit yang hemolisis. Akibat hemolisis maka hemoglobin yang
terkandung didalamnya terurai menjadi billirubin tak terkonjugasi (indirek)
c) Imaturitas enzim-enzim, khususnya UDP-glukoronil transperase pada BBL menyebabkan
gangguan proses konjugasi billirubin indirek dan ekskresinya.
II.III PENILAIAN AWAL DAN LANGKAH ESENSIAL BBL
Bayi baru lahir normal (BBLN) adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan atau
masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36 40 minggu. Bayi baru lahir normal
harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim.
Pemahaman terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai dasar dalam
memberikan asuhan. Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke luar rahim dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti kimiawi, mekanik, dan termik yang menimbulkan perubahan metabolik,
pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir.
Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal
a. Usia 36-42 minggu.
b. Berat badan lahir 2500-4000 gr.
c. Dapat bernafas dengan teratur dan normal.
d. Organ fisik lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.

14

A. Penilaian Awal Bayi Baru Lahir


Penilaian awal dilakukan pada bayi baru lahir untuk menilai kondisi bayi apakah :
1) Bayi dinyatakan cukup bulan,
Jika usia gestasinya lebih kurang 36 40 minggu. Maturitas bayi mempengaruhi
kemampuannya untuk beradaptasi di luar rahim (uterus)
2) Air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium.
Tinja bayi pada 24 jam pertama kelahiran hingga 2 atau 3 hari berbentuk mekonium
yang berwarna hijau tua yang berada di dalam usus bayi sejak dalam kandungan ibu.
Mekonium mengandung sejumlah cairan amnion, verniks, sekresi saluran
pencernaan, empedu, lanugo dan zat sisa dari jaringan tubuh.
3) Bayi menangis atau bernapas.
Sebagian besar bayi bernapas spontan. Perhatikan dalamnya pernapasan, frekuensi
pernapasan, apnea, napas cuping hidung, retraksi otot dada. Dapat dikatakan normal
bila frekuensi pernapasan bayi jam pertama berkisar 80 kali permenit dan bayi segera
menangis kuat pada saat lahir.
4) Tonus otot bayi baik atau bayi bergerak aktif.
Pada saat lahir otot bayi lembut dan lentur. Otot otot tersebut memiliki tonus,
kemampuan untuk berkontraksi ketika ada rangsangan, tetapi bayi kurang mempunyai
kemampuan untuk mengontrolnya. Sistem neurologis bayi secara anatomi dan
fisiologis belum berkembang sempurna, sehingga bayi menunjukkan gerakan
gerakan tidak terkoordinasi, control otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada
ekstremitas.
5) Warna kulit bayi normal.
Perhatikan warna kulit bayi apakah warna merah muda, pucat, kebiruan, atau kuning,
timbul perdarahan dikulit atau adanya edema. Warna kulit bayi yang normal, bayi
tampak kemerah merahan. Kulit bayi terlihat sangat halus dan tipis, lapisan lemak
subkutan belum melapisi kapiler. Kemerahan ini tetap terlihat pada kulit dengan
pigmen yang banyak sekalipun dan bahkan menjadi lebih kemerahan ketika bayi
menangis.

15

B. Diagnosis Bayi Baru Lahir


Diagnosis bayi baru lahir pada dasarnya berguna untuk mencari atau mendeteksi sedini
mungkin adanya kelainan pada janin. Kegagalan untuk mendeteksi kelainan janin dapat
menimbulkan masalah pada jam jam pertama kehidupan bayi diluar rahim. Dengan mengetahui
kelainan pada janin dapat membantu untuk mengambil tindakan serta memberikan asuhkan
keperawatan yang tepat sehingga dapat membantu bayi baru lahir sehat untuk tetap sehat sejak
awal kehidupannya.
Penilaian bayi pada kelahiran adalah untuk mengetahui derajat vitalitas fungsi tubuh.
Derajat vitalitas adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat essensial dan kompleks
untuk kelangsungan hidup bayi seperti pernapasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan refleks
refleks primitive seperti menghisap dan mencari putting susu. Bila tidak ditangani secara tepat,
cepat dan benar keadaan umum bayi akan menurun dengan cepat dan bahkan mungkin
meninggal. Pada beberapa bayi mungkin dapat pulih kembali dengan spontan dalam 10 30
menit sesudah lahir namun bayi tetap mempunyai resiko tinggi untuk cacat.
Umumnya penilaian pada bayi baru lahir dipakai nilai APGAR (APGAR Score).
Penilaian APGAR skor ini dilakukan pada menit pertama kelahiran untuk memberi kesempatan
kepada bayi memulai perubahan kemudian menit ke-5 serta pada menit ke-10. Penilaian dapat
dilakukan lebih sering jika ada nilai yang rendah dan perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit
ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yang rendah berhubungan
dengan kondisi neurologis.
Pelaksanaannya APGAR cukup kompleks karena pada saat bersamaan penolong
persalinan harus menilai lima parameter yaitu denyut jantung, usaha napas, tonus otot, gerakan
dan warna kulit. Dari lima variable nilai APGAR hanya pernapasan dan denyut jantung yang
berkaitan erat dengan terjadinya hipoksia dan anoksia.

16

SKOR APGAR :
SCORE

APGAR
Appearance

0
Biru pucat

Badan pucat, tungkai Semuanya


biru

muda

Pulse

Tidak teraba

< 100

> 100

Grimace

Tidak ada

Lambat

Menangis kuat

Activity

Lemas/lumpuh

Gerakan sedikit/ fleksi Aktif/fleksi

Respiratory

Tidak ada

merah

tungkai

tungkai

baik/reaksi melawan

Lambat, tidak teratur

Baik menangis kuat

Prosedur penilaian APGAR :

Pastikan pencahayaan baik

Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dg cepat & simultan.

Jumlahkan hasilnya

Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya

Ulangi pada menit kelima

Ulangi pada menit kesepuluh

Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai

Penilaian :

Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2

Nilai tertinggi adalah 10

Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm keadaan baik

Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan


resusitasi

Nilai 0 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi


segera sampai ventilasi

17

II.IV PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR


Dalam waktu 24 jam setelah bayi lahir lakukan pemeriksaan fisik pada bayi. Ketika
melakukan pemeriksaan fisik pada bayi lahir normal hal- hal yang harus diperhatikan oleh
petugas adalah informasikan prosedur terlebih dahulu pada orang tua, gunakan tempat yang
hangat dan bersih untuk pemeriksaan, cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan
sarung tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi, lepaskan pakaian hanya pada area
yang diperiksa, untuk mencegah kehilangan panas, lakukan prosedur yang mengganggu seperti
menguji refleks pada tahap akhir, lakukan secara cepat untuk menghindari stress pada bayi.
Petugas dapat melihat, mendengarkan dan merasakan tiap tiap daerah yang akan
diperiksa yang dimulai dari kepala dan berlanjut secara sistematik menuju kaki. Jika ditemukan
faktor resiko atau masalah, petugas dapat meminta bantuan yang memang diperlukan. Rekam
dan catatlah hasil pengamatan setiap hasil pemeriksaan dan setiap tindakan yang diperlukan lebih
lanjut.
Tujuan Pemeriksaan Fisik pada bayi baru lahir :
1) Mengidentifikasi riwayat kesehatan bayi
2) Mengobservasi karakteristik bayi
3) Memperkirakan usia gestasi
4) Mengkaji perilaku bayi
5) Mengkaji integritas neuromuscular
6) Mengidentifikasi masalah kesehatan
7) Merencanakan tindakan
8) Menggunakan hasil pengkajian untuk mengajarkan orang tua tentang bayinya
Langkah langkah dalam pemeriksaan fisik pada bayi
1) Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum dilakukan pada bayi baru lahir adalah pengukuran Anthopometri
yaitu pengukuran lingkar kepala yang dalam keadaan normal berkisar 33 35 cm,
lingkar dada 30,5 33 cm, panjang badan 45 50 cm, berat badan bayi 2500 gram
4500 gram.

18

2) Pemeriksaan tanda tanda vital


Suhu tubuh, nadi, pernapasan bayi baru lahir bervariasi dalam berespon terhadap
lingkungan.
a) Suhu tubuh
Pada saat lahir suhu tubuh bayi hampir sama dengan suhu tubuh ibunya. Namun
demikian bayi memiliki sedikit lemak, luas permukaan tubuh yang besar dan
sirkulasi pernapasan yang belum sempurna, sehingga bayi mudah jatuh dalam
kondisi hipotermi. Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5 derajat
celcius - 37,5 derajat celcius pada pengukuran diaksila.
b) Nadi
Denyut nadi bayi tergantung dari aktivitas bayi. Nadi dapat menjadi tidak teratur
karena adanya rangsangan seperti menangis, perubahan suhu yang tiba tiba.
Denyut nadi bayi yang normal berkisar 120 140 kali permenit.
c) Pernapasan
Pernapasan pada bayi baru lahir tidak teratur kedalaman, kecepatan, iramanya.
Pernapasannya bervariasi dari 30 sampai 60 kali permenit. Pernapasan juga
dipengaruhi oleh aktivitas bayi seperti menangis, serta perubahan suhu yang tibatiba.
d) Tekanan darah
Tekanan darah bayi baru lahir rendah dan sulit untuk diukur secara akurat.
Meskipun tidak secara rutin diukur pada waktu lahir, tekanan darah yang
dilakukan dengan ultrasonografi Doppler merupakan metode yang paling akurat
pada bayi. Metode ini mengukur sistolik dan diastolik serta tekanan arteri rata
rata tekanan darah pada waktu lahir adalah 80/ 46 mmHg.
3) Pemeriksaan fisik secara sistematik (head to too)
Pemeriksaan fisik secara sistematik pada bayi baru lahir dimulai dari :
1) Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan tampilannya normal.
Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preaterm, moulding yang buruk
atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang

19

kepala tumpang tindih yang disebut moulding atau moulase. Keadaan ini normal
kembali setelah beberapa hari sehingga ubun ubun mudah diraba. Perhatikan
ukuran dan ketegangannya.
Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat
prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada
mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan
intracranial, sedangkan yang cekung dapat terjadi akibat dehidrasi. Terkadang
teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena
adanya trisomi 21.
Periksa adanya trauma kelahiran misalnya : caput suksedaneum, sefalhematoma,
perdarahan subaponeurotik/ fraktur tulang tengkorak. Perhatikan adanya kelainan
congenital seperti : anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya.
2) Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya. Pada bayi cukup bulan, tulang
rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan
yang jelas dibagian atas. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang
letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami sindrom
tertentu (Pierre robin). Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini
dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal.
3) Mata
Hipertelorisme okular, mata dengan jarak lebar, jarak lebih dari 3 cm antara
kantus mata bagaian dalam dapat dideteksi. Periksa jumlah, posisi atau letak mata.
Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna. Periksa
adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran
kemudian sebagai kekeruhan pada kornea.
Katarak congenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus
tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang
dapat mengindikasikan adanya defek retina. Periksa adanya trauma seperti
palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina, adanya secret pada mata,
konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat terjadi panoftalmia dan menyebabkan

20

kebutaan. Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami


sindrom down.
4) Hidung dan mulut
Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan simetris. Bibir
dipastikan tidak adanya sumbing, dan langit langit harus tertutup. Refleks hisap
bayi harus bagus, dan berespons terhadap rangsangan. Kaji bentuk dan lebar
hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.
Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi jalan napas karena atresia koana bilateral, fraktur
tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah, hal ini
kemungkinan adanya sifilis congenital. Periksa adanya pernapasan cuping hidung,
jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya rangsangan pernapasan.
5) Leher
Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan tebal. Leher berselaput
berhubungan dengan abnormalitas kromosom.
Periksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan
pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher. Periksa adanya trauma leher
yang dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis. Lakukan perabaan
untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan. Periksa adanya pembesaran
kelenjar tiroid dan vena jugularis. Adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian
belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.
6) Dada
Kontur dan simetrisitas dada normalnya adalah bulat dan simetris. Payudara baik
pada laki laki maupun perempuan terlihat membesar karena pengaruh hormone
wanita dari darah ibu. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila
tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma
atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen
bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas
perlu diperhatikan.

21

7) Bahu, lengan dan tangan


Gerakan normal, kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang
kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur. Periksa jumlah jari.
Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili. Telapak tangan harus dapat terbuka,
garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormalitas kromosom,
seperti trisomi 21. Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau
tercabut, sehingga menimbulkan luka dan perdarahan.
8) Perut
Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali pusat.
Perut harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada
saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan, jika perut sangat cekung,
kemungkinan terdapat hernia diafragmatika, perut yang membuncit kemungkinan
karena

hepato-splenomegali

kemungkinan

adanya

atau

enterokolitis

tumor

lainnya.

vesikalis,

Jika

omfalokel

perut
atau

kembung
duktus

omfaloentriskus persisten.
9) Kelamin
Pada wanita labia minora dapat ditemukan adanya verniks dan smegma (kelenjer
kecil yang terletak di bawah prepusium mensekresi bahan yang seperti keju) pada
lekukan. Labia mayora normalnya menutupi labia minora dan klitoris. Klitoris
normalnya menonjol. Menstruasi palsu kadang ditemukan, diduga pengaruh
hormon ibu disebut juga psedomenstruasi. Normalnya terdapat umbai himen.
Pada bayi laki-laki rugae normalnya tampak pada skrotum dan kedua testis turun
kedalam skrotum. Meatus urinarius normalnya terletak pada ujung glands penis.
Epispadia adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kondisi meatus
berada dipermukaan dorsal. Hipospadia untuk menjelaskan kondisi meatus berada
dipermukaan ventral penis.
10) Ekstremitas atas dan bawah
Ekstremitas bagian atas normalnya fleksi dengan baik, dengan gerakan yang
simetris. Refleks menggenggam normalnya ada. Kelemahan otot parstial atau
komplet dapat menandakan trauma pada pleksus brakhialis. Nadi brakhialis

22

normalnya ada. Ekstremitas bagian bawah normalnya pendek, bengkok dan fleksi
dengan baik. Nadi femoralis dan pedis normalnya ada.
11) Punggung
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda
abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan atau cekungan, lesung atau
bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abnormalitas medulla
spinalis atau kolumna vertebra.
12) Kulit
Verniks (tidak perlu dibersihkan karena adanya untuk menjaga kehangatan tubuh
bayi), warna, pembengkakan atau bercak-bercak hitam, tanda tanda lahir.
Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan.
13) Refleks
Refleks berkedip, batuk, bersin, dan muntah ada pada waktu lahir dan tetap tidak
berubah sampai masa dewasa. Beberapa refleks lain normalnya ada waktu lahir,
yang menunjukkan imaturitas neurologis, refleks refleks tersebut akan hilang
pada tahun pertama. Tidak adanya refleks refleks ini menandakan masalah
neurologis yang serius.

23

BAB III
PENUTUP
III.I

KESIMPULAN
Adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu (BBL) dari keadaan

yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis.


Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan
interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi)
ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya
memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam rahim
ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang
paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi,
dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
Perubahan fisiologis yang terjadi pada bayi baru lahir meliputi : Perubahan sistim
pernapasan / respirasi, Perubahan pada sistem peredaran darah, Pengaturan Suhu, Metabolisme
Glukosa, Perubahan sistem gastrointestinal dan Sistem kekebalan tubuh/ imun.
Penilaian bayi pada kelahiran adalah untuk mengetahui derajat vitalitas fungsi tubuh.
Derajat vitalitas adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang bersifat essensial dan kompleks
untuk kelangsungan hidup bayi seperti pernapasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan refleks
refleks primitive seperti menghisap dan mencari putting susu. Bila tidak ditangani secara tepat,
cepat dan benar keadaan umum bayi akan menurun dengan cepat dan bahkan mungkin
meninggal. Pada beberapa bayi mungkin dapat pulih kembali dengan spontan dalam 10 30
menit sesudah lahir namun bayi tetap mempunyai resiko tinggi untuk cacat.
Umumnya penilaian pada bayi baru lahir dipakai nilai APGAR (APGAR Score).
Penilaian APGAR skor ini dilakukan pada menit pertama kelahiran untuk memberi kesempatan
kepada bayi memulai perubahan kemudian menit ke-5 serta pada menit ke-10. Penilaian dapat
dilakukan lebih sering jika ada nilai yang rendah dan perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit
ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yang rendah berhubungan
dengan kondisi neurologis.

24

Pelaksanaannya APGAR cukup kompleks karena pada saat bersamaan penolong


persalinan harus menilai lima parameter yaitu denyut jantung, usaha napas, tonus otot, gerakan
dan warna kulit. Dari lima variable nilai APGAR hanya pernapasan dan denyut jantung yang
berkaitan erat dengan terjadinya hipoksia dan anoksia.
Tujuan Pemeriksaan Fisik pada bayi baru lahir :
1)

Mengidentifikasi riwayat kesehatan bayi

2)

Mengobservasi karakteristik bayi

3)

Memperkirakan usia gestasi

4)

Mengkaji perilaku bayi

5)

Mengkaji integritas neuromuscular

6)

Mengidentifikasi masalah kesehatan

7)

Merencanakan tindakan

8)

Menggunakan hasil pengkajian untuk mengajarkan orang tua tentang bayinya

Langkah langkah dalam pemeriksaan fisik pada bayi


1) Pemeriksaan umum dilakukan pada bayi baru lahir adalah pengukuran Anthopometri
yaitu pengukuran lingkar kepala yang dalam keadaan normal berkisar 33 35 cm,
lingkar dada 30,5 33 cm, panjang badan 45 50 cm, berat badan bayi 2500 gram
4500 gram.
2) Pemeriksaan tanda tanda vital : Suhu tubuh, nadi, pernapasan bayi baru lahir
bervariasi dalam berespon terhadap lingkungan.
3) Suhu tubuh, Nadi, Pernapasan dan Tekanan darah
4) Pemeriksaan fisik secara sistematik pada bayi baru lahir dimulai dari : Kepala,
Telinga, Mata, Hidung dan mulut, Leher, Dada, Bahu, lengan dan tangan, Perut,
Kelamin, Ekstremitas atas dan bawah, Punggung, Kulit dan Refleks BBL

25

III.II SARAN
1. Setelah memahami tentang bayi baru lahir tentunya bisa dilakukan penerapan yang
baik untuk dapat melakukan pemeriksaan yang spesifik pada bayi baru lahir sehingga
dapat menetapkan diagnosis yang benar agar dapat dilakukan perawatan yang lebih
intensif jika ditemukan adanya masalah.
2. Semua tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk dapat memberikan perawatan yang
benar terkait dengan bayi baru lahir.

26

DAFTAR PUSTAKA
Dewi. Hilda Syntia ,S.SiT.2012 Biologi Reproduksi. Bantul Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Wulanda,Ayu Febri.2011. Biologi Refroduksi. Jakarta: Salemba Medika.
Syahrum,dr.Mohamad Hatta,Dkk. 1994. Reproduksi Dan Embriologi. Jakarta: FKUI.
Tucker,Susan Martin.2004. Pemantauan & Pengkajian Janin. Edisi 4. Jakarta:EGC.
Jannah,Nurul.2011. Biologi Reproduksi. Untuk Mahasiswa Kebidanan.Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Mirawati,Dwi.2010. Buku Ajar Bilogi Reproduksi.Jakarta: EGC.
Bagian Obstetri & Ginekologi UNPAD.1983.Obstetri Fisiologi.Bandung.
Behrman,dkk.(2000).Ilmu kesehatan Anak Nelson Vol 3.Jakarta: EGC
Farrer, Helen.(1999). Perawatan Maternitas: Ed. 2. Jakarta : EGC.
Winknjsastro, Hanifa.(2005).Ilmu Kebidanan Ed 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwon
Prawirohardjo
Ngastiyah, (1997). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Staf Pengajar IKA-FKUI, (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Infomedika

Sumber :
http://bidanlia.blogspot.com/2008/12/adaptasi-bayi-baru-lahir.html
http://bidandhila.blogspot.com/2009/01/perubahan-fisiologi-adaptasi-fisik-pada.html
http://sudraja.blogspot.com/2012/04/adaptasi-fisiologis-bayi-baru-lahir.html
http://yunitaarini.blogspot.com/2013/05/adaptasi-fisiologi-fetus-dari-inta.html

27

Anda mungkin juga menyukai