Anda di halaman 1dari 17

Bahan ajar

HAK ASASI MANUSIA


1. PENGERTIAN HAM
HAK adalah:
-inti sari atau dasar wewenang berdasarkan keadilan, moral, adat, atau hukum yang
ada pada manusia dalam kehidupan bermasayarakat
-milik,kekuasaan atau wewenang untuk berbuat sesuatu atas dasar ketentuan undangundang
-kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu.
HAK ASASI adalah:
Hak dasar anugerah tuhan yang harus dimiliki oleh setiap orang di
dalam hidup sebagai individu,warga masyarakat,bangsa dan negara.hak ini tidak dapat
dihapuskan,di abaikan atau dilanggar oleh siapapun dan kapanpun.
Jadi HAK ASASI MANUSIA adalah hak pokok atau hak dasar yang dibawa manusia sejak
dalam kandungan sampai meninggal dunia, sebagai anugerah tuhan yang maha esa yang
dilindungi, dijunjung tinggi, dihormati oleh negara,hukum,dan setiap orang.

2. SEJARAH HAM
Sejarah kelahiran HAM dimulai dari inggris, yang memiliki tradisi perlawanan
terhadap raja yang berusaha untuk berkuasa secara mutlak.
a) Pada tahun 1215 kaum bangsawan memaksa raja jhon untuk menerbitkan magna
charta libertatum(larangan penghukuman,penahanan, dan perampasan benda dengan
sewenang-wenang)
b) Pada tahun 1679 terbit habeas corpus act(orang yang di tahan harus di hadapkan pada
hakim dalam waktu 3 hari dan diberitahu atas tuduhan apa ia ditahan)
c) Pada tahun 1689 terbit bill of rights(akta deklarasi dan kebebasan kaula dan tata cara
suksesi raja). Akta ini merupakan konstitusi modern pertama di dunia.
3. JENIS HAM
HAM terdiri atas:

Hak hidup
Hak memiliki sesuatu
Hak kemerdekaan

Dari 3 macam hak asasi manusia dikembangkan menjadi 6 yaitu:


1) Hak asasi pribadi(personal rights)
Contoh:kebebasan menyatakan pendapat,kebebasan memeluk agama, kebebasan
bergerak
2) Hak asasi ekonomi(property rights)
Contoh : kebebasan untuk memiliki sesuatu, membeli, menjual dan memanfaatkan
3) Hak persamaan hukum(rights of legal equality)
Contoh :hak untuk mendapat pengayoman dan perlakuan yang sama dalam keadilan
hukum dan pemerintahan.
4) Hak asasi politik(political rights)
Contoh :hak memilih dan dipilih dalam pemilu.
5) Hak asasi sosial dan kebudayaan(social and cultural rights)
Contoh :hak untuk mendapatkan pendidikan, hak memilih pendidikan dan hak
mengembangkan kebudayaan
6) Hak asasi perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan hukum(procedural rights)
Contoh :hak mendapatkan perlakuan yang wajar dan adil dalam penggeledahan.
4. UPAYA PEMERINTAH DALAM MENEGAKKAN HAM
Hak dasar atau HAM sudah banyak tercantum dalam peraturan perundang-undangan
indonesia seperti:
a) UUD 1945
b) Konstitusi RIS 1949
c) UUD sementara 1950
d) Ketetapan MPR tentang HAM baru dihasilkan pada era reformasi, misalnya
dalam tap no.XVII/MPR/1998.
Dan sebagai upaya untuk tetap menegakkan HAM di indonesia melalui
keputusan presiden no.50 tahun 1993 pemerintah membentuk komisi nasional
HAM (komnas HAM)
Penegakan HAM secara yuridis formal ini diperkuat dengan dikeluarkannya UU no.39 tahun
1999 tentang pelaksanaan HAM di indonesia serta UU no.26 tahun 2000 tentang pengadilan
HAM. TAP MPR no.XVII/MPR/1998 memuat piagam HAM yang mencakup beberapa hak
untuk hidup, hak untuk berkeluarga dan keadilan, hak kemerdekaan, hak kebebasan
informasi, hak atas ke amanan, hak atas kesejahteraan, serta hak atas perlindungan dan
pemajuan oleh pemerintah.

5. Instument atau dasar hukum HAM


tahun
1776
1945

Nama deklarasi
Right of men
Fundamental human

1948

right
Human right

Deklarasi hak asasi manusia

keterangan

Hak asasi

manusia
Hak-hak

penjelasan

manusia
Deklarasi umum

Internasional bill

HAM(DUHAM):tida

of right(undang-

k mengikat secara

undang

legal

internasional
HAM)

1966

Kovenan internasional

Konvensi

tentang hak sipil dan

internasional:
Hak sipil dan

politik
Kovenan internasional
tentang hak ekonomi,

sosial, dan

sosial, dan budaya


1976

Konfensi internasional

politik
Hak ekonomi,

budaya
Perjanjian
internasional
tentang hak-

hak khusus
Ratifikasi
konvensi

Sejumlah 25
konfensi PBB
Negara mengikat
secara hukum dan
wajib membantu
Uu, peraturan,
keputusan yang
mendukung, dan
tidak bertentangan
dengan isi

1993

Vienna declaratiaon

Deklarasi wina

konvensi
Universalitas
HAM dan
kewajiban negara
untuk memajukan
dan melindunginya

6.PERAN MASYARAKAT DALAM PENEGAKAN HAM

Pelanggaran HAM bisa terjadi kapan dan dimana saja. Setiap individu berahak
atas partisipasi dalam uasaha penegakan HAM apabila ia mendapat pengakuan atau
melihat tindakan yang melanggar HAM
Bentuk partisipasi yang dapat di lakukan adalah melaporkan apabila terjadi
pelanggaran HAM kepada KOMNAS HAM atau lembaga lainnya yang berwenang.
Setiap individu juga berhak mengajukan usulan mengenai kebijakan yang berkaitan
dengan HAM kepada komnas ham tau lembaga lainnya.
Seiring dengan perkembangan masyarakat dewasa ini perubahan yang terjadi
ditengah masyarakat juga semakin pesat dan dinamis sehingga sangat sulit bagi
pemerintah untuk mengamati kebutuhan HAM masyarakat setiap waktu. Untuk
mengatasi kendala tersebut masyarakat dapat membantu dengan melakukan penelitian
pendidikan dan penyebar luasan informasi mengenai HAM baik di lakukan secara
individu maupun bekerja sama dengan komnas HAM.

Contoh Kasus-Kasus Pelanggaran Ham Yang Terjadi Di Indonesia:

Mengenang tragedi Jambo Keupok: 10 Tahun


tanpa keadilan

Merdeka.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS)
mendesak Komnas HAM segera melakukan penyelidikan pro justisia terhadap peristiwa
tragedi Jambo Keupok, Kecamatan Kota Bahagia, Aceh Selatan dan mendorong
Pemerintah Aceh bersama Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) membentuk Komisi
Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR).
Tragedi Jambo Keupok pada 17 Mei 2003 adalah sebuah peristiwa pelanggaran HAM
berat yang wilayah Aceh Selatan. Sebanyak 16 orang penduduk sipil tak berdosa
mengalami penyiksaan, penembakan, pembunuhan di luar proses hukum (extrajudicial
killing) dan pembakaran serta 5 orang lain turut mengalami kekerasan oleh anggota TNI.
Peristiwa ini diawali setelah sebelumnya ada informasi dari seorang informan (cuak)
kepada anggota TNI bahwa pada 2001-2002, Desa Jambo Keupok termasuk salah satu
daerah basis Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Informasi tersebut kemudian ditindaklanjuti
oleh aparat keamanan dengan melakukan razia dan menyisir kampung-kampung.
Dalam operasinya, aparat keamanan sering melakukan tindak kekerasan terhadap

penduduk sipil; seperti penangkapan, penghilangan orang secara paksa, penyiksaan dan
perampasan harta benda. Puncaknya pada 17 Mei 2003, sekitar pukul 7 pagi, sebanyak 3
(tiga) truk reo berisikan ratusan pasukan berseragam militer.
Berbekal topi baja, sepatu lars, membawa senjata laras panjang dan beberapa pucuk
senapan mesin, para tentara mendatangi desa Jambo Keupok dan memaksa seluruh
pemilik rumah keluar. Lelaki, perempuan, tua, muda, dan anak-anak semua disuruh keluar
dan dikumpulkan di depan rumah seorang warga.
TNI kemudian menginterogasi warga satu per satu, menanyakan keberadaan orang-orang
GAM yang mereka cari. Ketika warga menjawab tidak tahu, pelaku langsung memukul
dan menendang warga. Peristiwa tersebut mengakibatkan 4 warga sipil mati dengan cara
disiksa dan ditembak, 12 warga sipil mati dengan cara disiksa, ditembak, dan dibakar
hidup-hidup.
"Sebanyak 3 rumah warga dibakar, 1 orang perempuan terluka dan pingsan terkena
serpihan senjata, 4 orang perempuan ditendang dan dipopor dengan senjata," kata Haris
Azhar, Koordinator Badan Pekerja Kontras lewat rilis yang dikirim ke merdeka.com,
Jumat (17/5).
Peristiwa ini juga membuat warga harus mengungsi selama 44 hari ke sebuah Masjid
karena takut tentara akan kembali datang ke desa Jambo Keupok. Peristiwa itu sudah 10
tahun berlalu, namun warga Jambo Kepuok tidak memperoleh keadilan dari negara.
Bahkan mereka hingga saat ini masih mengalami trauma.
Banyak anak-anak korban yang tidak mampu melanjutkan pendidikan karena tidak
memiliki biaya (berhenti pada SD, SLTP dan SLTA). Sementara, proses hukum terhadap
para pelaku belum juga dilakukan. Oleh sebab itu Kontras mendesak kepada komnas
HAM segera menyelidiki peristiwa ini termasuk memeriksa para pelaku yang terlibat
secara akuntabel dan transparan.
Kontras juga mendorong Pemerintah Aceh dan DPRA segera membahas dan membentuk
Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) yang merupakan amanat dari MoU Helsinki
tahun 2005.

Penyadapan orang lain melanggar HAM

Merdeka.com - Kewenangan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) untuk melakukan penyadapan


masih dipertanyakan sejumlah pihak, salah satunya pakar hukum pidana Andi Hamzah.
Dia menilai, jika KPK ingin melakukan penyadapan terhadap seseorang yang dicurigai, maka
lembaga itu wajib melaporkannya kepada hakim.
"Ya harus lapor, dalam memberantas korupsi harus sekeras-kerasnya memberantas korupsi ini
namun pemberantasan korupsi itu harus tetap pakai koridor hukum," kata Andi di Warung Daun,
Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (23/3).
Andi menilai, dalam hal penyadapan tidak harus semua orang disadap. Dia mencontohkan pada
kasus simulator SIM, tidak semua jendral disadap.
"Komisi Yudisial mau sadap, semua hakim disadap, memang efektif untuk memberantas korupsi
tapi itu melanggar HAM. Kasihan hakim-hakim yang jujur kena sadap," ujarnya.
Meskipun demikian jika ada situasi yang mendesak untuk dilakukan penyadapan maka KPK
bahkan institusi penegak hukum lain dapat melakukannya tanpa meminta izin pada hakim.
"Dalam keadaan mendesak boleh menyadap tanpa izin hakim dan itu kemarin Hercules digeledah
tanpa izin hakim karena mendesak. Kalau tidak, bukti itu akan hilang, jadi nanti kalau KPK mau
sadap boleh aja sadap tanpa izin, dan dengan alasan keadaan mendesak bila tidak disadap
sekarang maka akan hilang buktinya," pungkasnya.

KAMIS, 07 NOVEMBER 2013 | 18:25 WIB

Kasus Pembunuhan Sisca Yofie Segera


Disidangkan

TEMPO.CO, Bandung - Kejaksaan Negeri Bandung menyatakan berkas tersangka kasus


pembunuhan Sisca Yofie sudah lengkap atau P-21, Kamis, 7 November 2013. Kejaksaan kini
tinggal menunggu pelimpahan barang bukti dan dua tersangka kasus sadistis itu, Wawan dan Ade,
dari penyidik kepolisian, Jumat besok, 8 November 2013.
"Setelah pelimpahan tahap kedua besok, penahanan kedua tersangka akan kami perpanjang 20
hari. Harapan kami, dalam 20 hari itu, kasus sudah bisa kami limpahkan ke Pengadilan Negeri
Bandung untuk disidangkan," ujar Kepala Seksi Pidana Umum Irfan Wibowo di kantornya,
Kamis, 7 November 2013.
Ia menambahkan, penetapan P-21 dilakukan setelah tim jaksa peneliti menggelar kasus itu di
Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dan sedikitnya tiga kali mengembalikan berkas-berkas tersebut
kepada penyidik untuk dilengkapi.
"Terakhir kami kembalikan berkas ke penyidik agar mereka melakukan beberapa penajaman
keterangan dalam berkas. Setelah itu, penyidik menyerahkan kembali berkas (ke Kejaksaan)

pekan lalu. Dan, setelah kami teliti, hari ini kami nyatakan lengkap," kata Irfan.
Wawan dan keponakannya, Ade, kata dia, bakal didakwa secara berlapis, yakni dengan Pasal 365
ayat (4), Pasal 339, dan Pasal 338 Kitab Hukum Pidana. Ia mengaku keterangan para tersangka
dan barang bukti kasus pembunuhan Sisca Yofie tetap berpotensi memicu polemik, seperti soal
terseretnya tubuh korban dan raibnya salah satu telepon milik korban.
"Tapi, daripada tak selesai-selesai (pada tahap pemberkasan), lebih baik kami serahkan soal (yang
memicu) polemik itu ke (pemeriksaan) pengadilan. Pengadilan nanti terbuka untuk umum, kita
semua bisa sama-sama mengawal kasus ini di pengadilan," kata dia.
Dua tersangka pembunuhan Yofie, Wawan dan Ade, ditangkap berturut-turut pada beberapa hari
setelah pembunuhan. Ade menyerahkan diri ke polisi secara resmi pada Sabtu, 10 Agustus 2013.
Sementara Wawan disergap saat kabur ke Cianjur pada Ahad siang, 11 Agustus 2013. Sejak itu
pula mereka dijebloskan ke sel tahanan penyidik Polrestabes Bandung.

Pelanggaran HAM Anak


Hak asasi merupakan hak mendasar yang dimiliki setiap manusia semenjak dia lahir.
Hak pertama yang kita miliki adalah hak untuk hidup seperti di dalam Undang
Undang No. 39 tahun 1999 pasal 9 ayat (1) tentang hak asasi manusia, Setiap orang
berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan meningkatkan taraf hidupnya, ayat
(2) Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera, lahir dan

bathin, dan ayat (3) Setiap orang berhak


atasblingkunganbhidupbyangbbaikbdanbsehat.
Seiring berjalannya waktu, hak asasi manusia (HAM) mulai dilindungi oleh setiap
negara. Salah satunya adalah Indonesia, hak asasi manusia (HAM) secara tegas di atur
dalam Undang Undang No. 39 tahun 1999 pasal 2 tentang asas-asas dasar yang
menyatakan Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada
dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan
demi peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan
serta keadilan.
Meskipun di Indonesia telah di atur Undang Undang tentang HAM, masih banyak
pula pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Pelanggaran HAM
yang baru-baru ini sedang marak adalah pelanggaran hak asasi perlindungan anak.
Padahal di dalamnya sudah terdapat Undang Undang yang mengatur di dalamnya,
antara lain Undang Undang No. 4 tahun 1979 diatur tentang kesejahteraan anak,
Undang Undang No. 23 tahun 2002 diatur tentang perlindungan anak, Undang
Undang No. 3 tahun 1997 tentang pengadilan anak, Keputusan Presiden No. 36 tahun
1990 diatur tentang ratifikasi konversi hak anak.
Untuk di Indonesia sendiri terdapat banyak kasus tentang pelanggaran HAM anak,
dan berikut kasus-kasus yang sering kita jumpai :

Trafficking children.
Biasanya mereka yang mengalami ini adalah anak-anak perempuan, dalam banyak
kasus, mereka dijanjikan bekerja sebagai buruh migran, PRT, pekerja restoran,
penjaga toko, atau pekerjaan-pekerjaan tanpa keahlian tetapi kemudian dipaksa
bekerja pada industri seks saat mereka tiba di daerah tujuan.
Anak-anak yang ditrafiking bekerja dengan jam kerja relatif panjang dan rawan
kekerasan fisik, mental, dan seksual. Mereka tidak mempunyai dukungan atau
perlindungan minimal dari pihak luar. Kesehatan mereka juga terancam oleh infeksi
seksual, perdagangan alkohol dan obat-obatan terlarang.

Minimnya / belum meratanya pendidikan.


Pendidikan di Indonesia memang belum sangat merata, baik secara fasilitas maupun
tenaga pengajarnya dan masih banyak pula sekolah-sekolah yang melakukan praktek
pungutan liar. Itu membuat banyak dari anak-anak di negri kita ini masih belum
mendapatkan pendidikan yang layak, bahkan ada pula yang benar-benar mengenyam
bangku sekolah.

Penelantara anak.

Berdasarkan catatan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), kasus


pembuangan bayi yang umumnya dilakukan kalangan orang tua mengalami tren
peningkatan. Pada tahun 2008, Komnas PA menerima pengaduan kasus pembuangan
bayi sebanyak 886 bayi. Sedangkan tahun 2009 jumlahnya meningkat menjadi 904
bayi. Tempat pembuangan bayi juga beragam, mulai dari halaman rumah warga,
sungai, rumah ibadah, terminal, stasiun kereta api, hingga selokan dan tempat sampah.
Dari laporan yang didapatkan dari masyarakat, sekitar 68 persen bayi yang dibuang
tersebut meninggal dunia. Sedangkan sisanya diasuh masyarakat atau dititipkan di
panti asuhan. Kemudian, dari data yang didapatkan dari Direktorat Pelayanan
Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial, Komnas PA menemukan sekitar 5,4 juta anak
yang mengalami kasus penelantaran pada tahun 2009. Sedangkan anak yang hampir
ditelantarkan mencapai 17,7 juta orang, kata Arist Merdeka.

Gizi buruk.
Kasus pelanggaran HAM anak yang lain adalah gizi buruk (marasmus kwasiokor)
yang berdasarkan dari UNICEF, badan PBB untuk perlindungan anak, jumlahnya
mencapai 10 jutabjiwabdibIndonesia. Dalam data Komnas PA, salah satu wilayah
yang paling terjadi kasus gizi buruk itu adalahbSumaterabBarat. Di daerah ini, 23 ribu
anak dari 300 ribu usia balita mengalami gizi buruk. Namun kasus gizi buruk dan
kekurangan gizi juga banyak terdapat di daerah lain.

Exploitasi anak secara berlebihan.


Dalam hal ini kebanyakan disebabkan oleh factor ekonomi, si orang tua akan
memberhentikan anaknya dalam bersekolah dan malah menyuruhnya dalam ikut
mencari nafkah seperti, mengamen, mengemis dll. Dan yang parahnya adalah si orang
tua akan menjual anaknya, sebenarnya para orang tua banyak yang tidak sadar bahwa
mereka telah menjual anaknya.
Sebenarnya masih banyak lagi kasus-kasus pelanggaran HAM anak, tetapi kasuskasus tersebutlah yang menurut kami sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi HAM anak memang sudah wajib diperhatikan secara extra, karna anak-anak
yang akan membawa bangsa ini di keesokan hari.

Bahan ajar
Peran sererta dalam upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan
HAM

1. Proses pemajuan, penghormatan, dan penegakan HAM


pandangan pertama
menyatakan bahwa yang harus bertanggung jawab dalam memajukan HAM
adalah negara, karena negara di bentuk sebagai wadah untuk kepentingan dan
kesejahteraan rakyat serta bertanggung jawab dalam melindungi HAM.
Setiap individu (warga negara) mempunyai hak asasi, baik yang
bersifat:
non-derogable rights(hak yang dalam keadaan darurat perang punharus

di lindungi
derogable rights(hak yang dalam keadaan normal harus dilindungi.

Berdasarkan/ menurut pasal 1 ayat (6) UU NO.39 THN 1999 tentang HAM yang
mengedepankan

tanggung

jawab

pemerintah

terhadap

perlindungan(protect),

pemajuan(promote) dan pemenuhan(fullfull) HAM :


pelaggaran Ham adalah setiap perbuatan seseorang/kelompok orang, termasuk aparat
negara, baik di sengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan
hukum,mengurangi , menghalangi, membatasi,dan atau mencabut HAM seseorang/kelompok
orang dijamin oleh uu, dan tidak mendapatkan/dikhawatirkan tdak akan memperoleh
penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Pandangan kedua
HAM tidak di bebankan kepada negara, melainkan juga kepada individu
warga negara.
3 alasan mengapa individu memiliki tanggung jawab dalam penegakan
dan perlindungan HAM:
1) Sejumlah besar masalah HAM tidak melibatkan aspek pemerintah,tapi
juga kalangan swasta atau kalangan di luar negara, dalam hal ini adalah
rakyat.
2) HAM sejati bersandar pada pertimbangan normatif agar umat manusia
diperlakukan sesuai dengan human dignity-nya
3) Individu memiliki tanggung jawab atas dasar prinsip demokrasi yang
mana setiap orang memiliki kewajiban ikut serta dalam mengawasi
tindakan pemerintah.
2. Pelaranggaran HAM dan penangganan kasus pelanggaran HAM
Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM yang berat,
pelanggaran HAM berat yang diperiksa dan diputuskan oleh pengadilan HAM
meliputi sebagai berikut:
a. Kejahatan genosida(genocide crime)

Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan


maksud untuk mengancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
bangsa, ras, kelompok etnis, atau kelompok agama, dengan cara
membunuh anggota kelompok; menciptakan kondisi kehidupan
kelompok yang akan mengakibatkan secara fisi baik seluruh maupun
sebagian;memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah
kelahiran di dalam kelompok ;atau memindahkan secara opaksa anakanak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
Pelanggaran HAM dalam kategori dalam berat seperti genosida
dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang berdasarkan hukum
internasional dapat di gunakan asas retroaktif(Hukum pidana Indonesia
pada dasarnya menganut asas legalitas sebagimana yang diatur dalam
Pasal 1 ayat (1) KUHP yang menyatakan Tiada suatu perbuatan dapat
dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam perundangundangan yang telah ada sebelum perbuatan dilakukan. Salah satu
konsekuensi dari ketentuan dari pasal tersebut adalah larangan
memberlakukan surut suatu perundang-undangan pidana atau yang
dikenal dengan istilah asas retroaktif
b. Kejahatan terhadap kemanusiaan(crime against humanity)
Kejahatan inin merupakan serangan secara luas atau sistematis yang di
tunjukkan

secara

langsung

terhadap

penduduk

pembunuhan;pemusnahan;perbudakan;pengusiran;atau

sipil.berupa
pemindahan

penduduk secara paksa.


3. Perilaku yang sesuai dengan upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan
ham di indonesia
Negara RI mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia
dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati
melekat dan tidak terpisahkan pada diri manusia, yang harus
dilindungi, di hormati,dan ditegaskan demi peningkatan
martabat kemanusian,kesejahteraan, dan kecerdasan serta ke
adilan.
Setiap orang berhak atas pengakuan jaminan, perlindungan, dan
perlakuan hukum yang adil serta mendapat kepastian hukum
dan perlakuan yang sama di depan hukum

Setiap orang diakui sebagai manusia pribadi yang berhak


menuntut dan memperoleh perlakuan serta perlindungan yang
sama sesuai dengan martabat kemanusiaan di depan umum
Setiap orang berhak mendapat bantuan dan perlindungan yang
adil dari pengadilan yang objektif dan tidak berpihak
Setiap orang berhak untuk menggunakan semua upaya hukum
nasional dan forum internasional atas semua pelanggaran hak
asasi manusia yang dijamin oleh hukum indonesia dan hukum
internasional mengenai hak asasi manusia yang telah diterima
negara republik indonesia
Bangsa indonesia sebagai anggota perserikatan bangsa-bangsa
(PBB) mempunyai tanggung jawab untuk menghormati
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration
Of Human Rights) dan berbagai instrumen internasional
lainnya mengenai hak asasi manusia.
Langkah-langkah yang perlu di lakukan sebagai kebijakan tegas yang mampu menjamin di
hormatinya HAM di Indonesia:

Meningkatkan profesionalisme lembaga ke amanan dan pertahanan negara


Menegakkan hokum secara adil,konsekuen, dan tidak diskriminatif
Meningkatkan kerja sama yang harmonis antar kelompok atau golongan dalam
masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat

masing-masing
Memperkuat dan melakukan konsolidasi demokrasi
4. Contoh pelanggaran HAM di Indonesia
Pelanggaran ham pada orde baru sampai era reformasi:

Kasus pembunuhan aktivis buruh marsinah tahun 1993


Kerusuhan timur leste pasca jajak pendapat
Peristiwa semanggi 1 dan 2
Penembakan mahasiswa trisakti
Dll
Proses penyelesaian masalah HAM melalui pengadilan
a.pengadilan internasional HAM
Bentuk pelanggaran HAM akan dapat di ajukan ke pengadilan internasional
apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:
Konflik yang berlangsung terus menerus
Pelanggaran tersebut mengancam perdamaian dunia

Pemerintah Negara bersangkutan tidak mampu menciptakan pengadilan yang


objektif
Beberapa lembaga internasional yang menangani persoalan dan kejahatan
internasional adalah sebagai berikut:
I.

Mahkamah internasional, di den haag yang berwenang memutuskan


perkara hukum yang di persengketakan antar Negara dan memberikan
pertimbangan hukum atas berbagai kasus yang di serahkan kepadanya.
-mahkamah internasional untuk bekas Yugoslavia(international criminal
tribunal for the former Yugoslavia) di bentuk pada tahun 1993
-mahkamah internasional untuk Rwanda (internasional tribunal for

II.

Rwanda) di bentuk pada tahun 1994


Mahkamah militer internasional, yang bertugas mengadili para pelaku

III.

kejahatan perang
Mahkamah pidana internasional, yang bertugas untuk mengadili tindakan
kejahatan kemanusiaan dan memeutus rantai kekebalan hukum.
Peradilan internasional yang berwenang mengadili para tersangka
kejahatan internasional dapat di kategorikan dalam 2 bentuk:
1. Bentuk pertama, pengadilan internasional yang bersifat ad hoc atau
sementara, yang berarti setelah selesai mengadili peradilan diikuidasi
atau di bubarkan(di bentuk berdasarkan perjanjian internasional)
2. Bentuk kedua, pengadilan internasional yang permanen dan tetap.
(dibentuk melalui dewan keamanan PBB.

5. Hambatan dalam penegakan HAM


a. Factor kondisi social budaya
1. Strafikasi dan status social,pendidikan,usia, pekerjaan,keturunan,dan
ekonomi msyarakat Indonesia yang multi kompleks (heterogen)
2. Norma adat atau budaya local kadang bertentangan dengan ham
3. Masih adanya konfli di kalangan masyarakat
b. Factor komunikasi dan informasi
letak geografis Indonesia yang luas,sarana dan prasarana komunikasi dan
informasi yang belum baik dan masih terbatas.
c. Factor kebijakan pemerintah
Tidak semua pemerintah memiliki kebijakan yang penting dalam jaminan
HAM , demi kepentingan stabilitas nasional HAM di abaikan serta peran
pengawasan legislative dan control social di anggap sebagai pembangkangan
d. Factor perangkat perundangan

pemerintah tidak segera meratifikasikan hasil-hasil konvensi internasional


tentang HAM, kalau pun ada peraturan perundang-undangan masih sulit untuk
diimplementasikan
e. Factor aparat dan penindakannnya
masih adanya oknum aparat yang mengabaikan prosedur kerja,tingkat
pendidikan aparat yang dinilai masih belum layak yang sering membuka
peluang jalan pintas memperkaya diri, masih bersifat diskriminatif dan tidak
konsekuen bahkan terjadi penyimpangan berupa KKN
Tantangan dalam penegakan HAM di Indonesia
6. Tantangan dalam penegakan HAM di indonesia (deklarasi indonesia tentang
HAM oleh pres suharto saat penyampaian pidato di PBB)
A. Prinsip universalitas, yaitu bahwa adanya hak-hak asasi manusia yang
bersifat fundamental dan memiliki keberlakuan universal.
B. .Prinsip pembangunan nasional, yaitu kemajuan ekonomi dan sosial
melalui

keberhasilan

pembangunan

nasional

dapat

membantu

tercapainya tujuan meningkatakan demokrasi dan perlindungan


terhadap ham
C. Prinsip kesatuan ham, yaitu berbagai jenis atau kategori ham, yang
meliputi hak sipil dan hak politik, di satu pihak dan hak ekonomi,sosial
kultural di lain pihak han hak asasi perorangan dan hak asasi
masyarakat atau bangsa secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan
yang tidak terpisahkan.
D. Prinsip objektivitas atau non selektivitas, yaitu penolakan terhadap
pendekatan atau penilaian terhadap pelaksanaan hak asasi pada negara
oleh pihak luar yang hanya menonjolkan salah satu jenis ham saja dan
mengabaikan ham lainnya
E. Prinsip keseimbangan yaitu keseimbangan dan keselarasan antara hak
perseorangan dan hak masyarakat dan bangsa,sesuai dengan kodrat
manusia sebagai makhluk individual dan makhluk sosial sekaligus.
F. Prinsip kompetensi nasional,yaitu penerapan dan perlindungan tangan
ham merupakan kompetensi dan tanggung jawab nasional
G. .Prinsip negara hukum yaitu jaminan taerhadap ham dalam suatu
negara di tuangkan dalam aturan hukum, baik tertulis maupun tidak
tertulis.

Anda mungkin juga menyukai