Bab 2
Bab 2
BAB II
DASAR TEORI
2.1.
daripada sumber air hujan ataupun air tanah. Seperti halnya di Indonesia yang
memiliki iklim dan kondisi geografis, dimana air permukaan dari sungai, danau,
telaga banyak dijumpai.
a. Mata Air
Mata Air merupakan sumber air yang sangat potensial karena pada umumnya
berkualitas baik, terlebih dapat dialirkan ke sistem penampung secara
gravitasi. Hanya saja keberadaannya dari waktu ke waktu semakin mengecil,
baik ditinjau dari jumlah maupun debitnya. Hal ini tidak terlepas dari
berkurangnya Catchment Area akibat kegiatan manusia. Pada masa
mendatang, jika konservasi lingkungan hutan tidak dilakukan, maka
pemanfaatan jenis sumber air ini semakin menurun.
b. Air Tanah
Terlebih yang terletak pada lapisan akuifer tidak bebas, yang imbuhannya
berasal dari Catchment Area di daerah hulu. Meskipun demikian,jenis
sumber air ini pada umumnya masih dapat dikembangkan, terutama untuk
dataran rendah sampai sedang dengan pertimbangan kuantitas yang
memadaidan kualitas air yang baik dan relatif tidak terpengaruh musim (air
tanah dalam).
c. Air Sungai
Air sungai merupakan alternatif sumber air yang paling mudah diperoleh
karena terletak dekat dengan permukiman masyarakat jika ditinjau dari segi
kuantitas berfluktuasi tinggi. Sedangkan dari segi kualitas tidak memenuhi
syarat untuk digunakan sebagai air bersih tanpa proses pengolahan yang
memadai.
Pada
saat
ini
berbagai
upaya
telah
dilakukan
untuk
penduduk
adalah
suatu
metode
yang
dipakai
untuk
memeperkirakan jumlah penduduk dimasa yang akan datang dengan dasar kondisi
perkembangan penduduk dari tahun ke tahun. Pendekatan (metode) untuk
memperkirakan laju pertumbuhan penduduk ada beberapa cara, dimana dasar
penyelesaiannya dengan melakukan kajian terhadap data terlebih yang ada
sebelumnya. Untuk memperoleh nilai proyeksi yang akurat, maka perlu dicari
terlebih dahulu nilai koefesien korelasi (r) dari rumus-rumus proyeksi yang akan
digunakan.
Rumus koefesien korelasi :
r
X Y
( X )( X
i i
...... (2.1)
dengan :
Pt
Po
Pn+1 - Pn
periode perencanaan,
Pn
Pn+1 =
b. Metode Geometrik
Metode ini banyak dipakai karena mudah dan mendekati kebenaran.
Pt = Po (1 + r)n ... (2.3)
dengan :
Po
tahun proyeksi.
a,b
Konstanta.
Kategori Kota
1.
2.
3.
4.
5.
(1977
dalam
Radianta
(liter/orang/hari)
120
100
90
60
45
Triatmadja,2006),
memperkirakan
2,5
2,5
10
10
30
45
70
25
2,5
5
5
15
22,5
35
Lanjutan tabel.
Ablution
Bersih-bersih
Cuci pakaian
WC
Mandi
Lain-lain
Total
200
Sumber : Radianta Triatmadja (2006)
12,5
100%
Pd S ( pd ) 30
1000
Q(dom) Pd S ( pd )
Pd
S(pd)
....... (2.7)
dengan :
Q(kt)
N(kt)
jumlah kantor,
Pg
S(kt) =
N ( sk ) M s( sk ) 30
1000
........ (2.8)
dengan :
Q(sk)
N(sk)
jumlah sekolah,
S(sk)
2.3.
2.3.1
terbuka dan tertutup, dimana pemakaian kedua sistem tersebut tergantung dari
beberapa faktor.
a. Jaringan Terbuka
10
11
digunakan untuk mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh. Fluida yang
dialirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas, dan tekanan bisa lebih besar
atau lebih kecil dari tekanan atmosfer. Apabila zat cair di dalam pipa tidak penuh
maka aliran termasuk dalam aliran saluran terbuka. Karena mempunyai
permukaan bebas, maka fluida yang dialirkan adalah zat cair. Tekanan di
permukaan zat cair disepanjang saluran terbuka adalah tekanan atmosfer,
(Bambang Triatmodjo,2008).
Perbedaan mendasar antara aliran pada saluran terbuka dan aliran pada
pipa adalah adanya permukaan yang bebas yang (hampir selalu) berupa udara
pada saluran terbuka. Jadi seandainya pada pipa alirannya tidak penuh sehingga
masih ada rongga yang berisi udara maka sifat dan karakteristik alirannya sama
dengan aliran pada saluran terbuka. Contoh konkrit di lapangan adalah aliran air
pada gorong-gorong. Pada kondisi penuh air, desainnya harus mengikuti kaidah
aliran pada pipa, namun bilamana aliran air pada gorong-gorong di desain tidak
penuh maka sifat alirannya adalah sama dengan aliran pada saluran terbuka.
Perbedaan yang lainnya adalah saluran terbuka mempunyai kedalaman air y,
sedangkan pada pipa kedalaman air tersebut ditransformasikan berupa p/y. Oleh
karena itu konsep analisis aliran pada pipa harus pada kondisi pipa terisi penuh
dengan air.
12
2.4.1
total di setiap titik pada saluran pipa adalah jumlah dari tinggi elevasi, tinggi
tekanan, dan tinggi kecepatan. Garis yang menghubungkan titik-titik tersebut
dinamakan garis tenaga, yang digambarkan di atas tampang memanjang pipa
seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.3. perubahan diameter pipa dan tempattempat tertentu dimana kehilangan tenaga sekunder terjadi ditandai dengan
penurunan garis tenaga. Apabila kehilangan tenaga sekunder diabaikan, maka
kehilangan tenaga hanya disebabkan oleh gesekan pipa.
Salah satu prinsip hidrolika menyatakan bahwa tinggi energi pada suatu
zat cair yang mengalir dalam suatu sistem tidak akan berubah dari satu titik ke
titik yang lain. Energi total adalah jumlah energi karena ketinggian elevasi
(potensial energy), energi tekanan (pressure energy), dan energi kecepatan
(velocityhead). Prinsip energi kekal ini lebih dikenal dengan Theorema Bernoulli
dan dengan persamaan dapat ditulis :
2
2
P V
P V
z 1+ 1 + 1 =z2 + 2 + 2
...
2g
2g
(2.9)
13
Persamaan ini berlaku untuk zat cair ideal. Dalam suatu sistem yang
mengalirkan zat cair selalu diikuti dengan kehilangan energi/tenaga. Dengan
memperhitungan kehilangan tenaga ini, maka persamaan tersebut menjadi :
P1 V 21
P2 V 22
z 1+ + =z2 + + +h
2g
2g
.... (2.10)
dengan :
z1
P
y
V
2g
h
2.4.2
Kehilangan energi ini dapat berakibat pada semakin kecilnya nilai tinggi tekan
atau kecepatan yang berkurang yang berakibat pada semakin kecilnya debit. Pada
penerapan praktis teknik sipil, kehilangan energi lebih sering disebut dengan
kehilangan tinggi tekan.
Tahanan hf sebagai kehilangan tinggi besar dan hm sebagai kehilangan
tinggi kecil sebagaimana dalam uaraian berikut :
a. Kehilangan tinggi besar (major losses), hf
Walau menggunakan teorema bernoulli untuk kondisi ideal tanpa gesekan
(frictionless), setiap pipa memiliki tahanan gesekan terhadap gerak air
(frictional resistance) oleh karena kekasaran pipa.
hf ( mayor)
10 ,67 L
C hw1,85
4,87
Q1,85
. (2.11)
dengan :
Chw
koefisien kekasaran,
14
Kehilangan tinggi ini disebabkan oleh gangguan lokal terhadap aliran normal
1.
2.
3.
4.
5.
h Lm(minor)
v2
k
2g
................................................................................. (2.12)
dengan :
hLm
Didalam praktek, faktor penting dalam studi hidrolika adalah kecepatan (V)
dan debit (Q). Dalam hitungan praktis rumus yang banyak digunakan adalah
persamaan kontinuitas.
V
= Q T .......... (2.13)
= V / A ... (2.14)
= D .. (2.15)
dengan :
Q
waktu (m/det)
15
1
Rh 2 / 3 I 1 / 2
n
... (2.16)
dengan :
V
Rh
Rh
Jumlah air yang dipindahkan. Semakin besar debit air maka friction loss
ii.
friction loss akan lebih besar bila pipa yang dipakai lebih kecil.
iii. Jenis bahan pipa (kekasaran).
16
iv. Jenis cairan yang dipindahkan. Jenis zat cair yang alirkan besar juga
pengaruhnya pada friction loss, misalnya friction loss karena air jelas akan
lebih kecil dibanding bila kita mengalirkan aspal cair, hal ini terjadi karena
kekentalan (Viscosity) yang berbeda.
c. Pembesaran penampang (expansion)
Dimana Kehilangan tenaga pada pembesaran penampang pipa dapat dicari
dengan persamaan berikut :
V ke
(v1 v 2
)
2g
....(2.18)
dengan :
(1
A1 2
)
A2
ke
he
V1
A1
A2
10
0,078
20
0,31
30
0,49
40
0,60
50
0,67
60
0,72
75
0,72
17
Sumber : ????????????
d. Pengecilan penampang (contraction)
Dimana kehilangan energinya dihitung dengan Persamaan (kodoatie,2001)
v 22
hc kc
2g
.... (2.19)
dengan :
hc
kc
v2
=
=
=
0,6
0,38
0,6
0,28
1,8
0,14
1,0
0,0
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1,0
Kc
0,50 0,45 0,42
Sumber : ????????????
0,39
0,36
0,33
0,28
0,22
0,15
0,06
0,00
18
e. Belokan pipa
Kehilangan tenaga yang terjadi pada belokan tergantung pada sudut belokan
pipa. Rumus kehilangan tenaga pada belokan adalah serupa dengan rumus
perubahan penampang, yaitu :
v2
hb k b
2g
.... (2.20)
Kehilangan energi sekunder diabaikan apabila kurang dari 5% kehilangan
energi primer.
19
Dinding
15
Halus
0,042
Kasar
0,062
Sumber : ????????????
30
0,130
0,165
45
0,236
0,320
60
0,471
0,684
90
1,129
1,265
20
Kb
0,05
Sumber : ????????????
40
0,14
60
0,36
80
0,74
90
0,98
Untuk sudut belokan pipa 90 dan dengan belokan halus (berangsurangsur), kehilangan tenaga tergantung pada perbandingan anatara jari-jari belokan
dan diameter pipa, (Bambang Triatmodjo, 2008).
4
0,17
6
0,22
10
0,32
16
0,38
20
0,42
memiliki sumber air bersih, maka harus diusahakan dari tempat lain yang
memiliki sumber air bersih seperti waduk, danau dan sebagainya. Agar bisa
membawa
air
bersih
dari
sumbernya
ke
tempat
masyarakat
yeng
20
21
CH
Kemiringan Saluran
22
pengaliran air dalam pipa, maka sistem transmisi dibagi menjadi sistem transmisi
gravitasi dan sistem transmisi pompa, (Klaas, 2009).
a. Sistem Transmisi Gravitasi
ho z o z1
8 f L Q2
2 g D5
... (2.22)
23
Q=0,965. D2
(2.23)
g . D .h f
1,78.
L
ln
+
L
3,7. D
D
g . D. h f
......
dengan :
h0
hf
zo
elevasi penampungan
z1
g
D
=
=
=
=
2.5.1
2. Kebutuhan air
Kebutuhan air adalah debit yang harus disediakan untuk distribusi daerah
pelayanan.
3. Letak topografi daerah layanan, yang akan menentukan sistem jaringan dan
pola aliran yang sesuai.
4. Jenis sambungan sistem
Jenis sambungan dalam sistem distribusi air bersih dibedakan menjadi:
24
a.
sering/wajib dipakai dalam untuk saluran supplay air bersih dan saluran air
kotor/buangan. Pipa PVC adalah jenis pipa plastik yang terbuat dari gabungan
materi vinyl klorida yang selama ini menghasilkan pipa yang sangat ringan, tahan
lama, anti karat, kuat terhadap tekanan maupun temperatur yang tinggi dan juga
pipa pvc harga yang ditawarkan lebih ekonomis maupun pemasangannya. Oleh
karena itu, PVC ini paling sering digunakan dalam sistem irigasi/perairan dan
pelindung kabel.
Di indonesia standar ukuran yang dipakai untuk sistem perairan rumah
tangga atau lainnya adalah standar JIS (Japanese Industrial Standard), sedangkan
untuk PDAM biasanya memakai standar Nasional SNI. Berikut ini macam-macam
ukuran pipa PVC dengan standar JIS sebagai berikut:
a. Pipa dengan jenis AW, adalah pipa paling tebal, biasanya dipakai untuk
pemipaan aliran bertekanan tinggi (seperti adanya tekanan dari pompa air).
Juga biasa dipakai untuk saluran air di dalam tanah yang diperkirakan akan
mengalami tekanan besar dari kendaraan berat yang mungkin melintas
diatasnya. Berikut tabel ukuran pipa AW dengan tekanan kerja 10 kgf/cm2.
Tabel 2.11. Ukuran pipa AW (10 kgf/cm2)
Type
Diameter Luar
Outside Diameter
Tebal
Dinding
Wall
Panjang
Length
25
Thickness
Inch
mm
mm
22
1,6
26
1,8
1
32
2
1
42
2,3
1
48
2,3
2
60
2,4
2
76
2,6
AW
2
(10 kgf/cm )
3
89
3,1
4
114
4,1
5
140
5,5
6
165
6,4
8
216
8,3
10
267
9,6
12
318
11,5
Sumber : http://www.pipajaya.com/pipa-pvc-standard-awd/
Meter
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
b. Pipa dengan jenis D, tidak setebal AW tapi lebih tebal dari C, digunakan
untuk saluran yag tidak akan mengalami tekanan yang besar, biasa dipakai
untuk saluran buangan air di dalam rumah. Berikut ukuran pipa jenis D
dengan tekanan kerja 5 kgf/cm2.
Tabel 2.12. Ukuran pipa D (5 kgf/cm2)
Diameter Luar
Type
Outside Diameter
Tebal
Dinding
Wall
Thickness
Inch
mm
mm
1
42
1,3
1
48
1,3
2
60
1,3
2
76
1,4
3
89
1,7
D
4
114
2,1
(5 kgf/cm2)
5
140
2,6
6
165
3
8
216
4,2
10
267
5,3
12
318
6,5
Sumber : http://www.pipajaya.com/pipa-pvc-standard-awd/
Panjang
Length
Meter
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
26
d. Pipa dengan jenis C, pipa ini paling tipis, saya tidak merekomendasikan
untuk dipakai pada instalasi saluran air pada rumah, karena jenis pipa ini
rentan dan gampang pecah. C 5/8 untuk pelindung kabel listrik dan C 3,4
biasa untuk pembuangan air yang memiliki tekanan rendah.