Anda di halaman 1dari 5

19

BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1

Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu

tubuh (suhu rektal di atas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium. Kejang demam merupakan kelainan neurologist yang paling sering
dijumpai pada anak, terutama pada anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir
3% dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita kejang demam.
kejang demam merupakan Kejang yang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6
bulan 5 tahun.
Kejang demam merupakan anak yang pernah mengalami kejang tanpa
demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam,
kejang yang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak
termasuk dalam kejang demam. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih
dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain
misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.
3.2 Klasifikasi kejang demam
1. Kejang demam sederhana (Simple febrile seizure)
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan
umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik,
tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam
sederhana merupakan 80% di antara seluruh kejang demam.

20

2. Kejang demam kompleks (Complex febrile seizure)


Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini:
a. Kejang yang lama yang berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang
berulang lebih dari 2 kali dan di antara bangkitan kejang anak tidak sadar.
b. Kejang fokal atau parsial satu sisi (kejang umum didahului kejang parsial)
c. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
3.3 Patofisiologi
Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1oC akan menaikan metabolisme
basal 10-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada seorang anak
berusia 3 tahun, sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh, dibandingkan
orang dewasa yang hanya 15%. Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu, dapat
terjadi perubahan keseimbangan dari membrane sel neuron, dan dalam waktu
yang singkat terjadi difusi ion K maupun Na melalui membran. Perpindahan ini
mengakibatkan lepas muatan listrik yang besar, sehingga meluas ke membran sel
lain melalui neurotransmitter, dan terjadilah kejang.
Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda. Pada anak dengan
ambang kejang yang rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38 oC. Pada anak
dengan ambang kejang yang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 40oC.
Terulangnya kejang demam lebih sering terjadi pada anak dengan ambang kejang
yang rendah, sehingga dalam penanggulangannya perlu diperhatikan pada suhu
berapa penderita kejang.

21

3.4 Manifestasi Klinik


Bangkitan kejang pada bayi dan anak-anak kebanyakan bersamaan dengan
kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, berkembang bila suhu tubuh
mencapai 39oC, disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat. Serangan
kejang biasanya terjadi 24 jam pertama sewaktu demam. Kejang dapat bersifat
tonik-klonik, tonik, klonik, fokal, atau akinetik. Berlangsung singkat beberapa
detik sampai 10 menit, diikuti periode mengantuk singkat pasca kejang. Kejang
demam yang menetap lebih dari 15 menit menunjukkan adanya penyebab organik
seperti infeksi atau toksik dan memerlukan pengamatan menyeluruh.
3.5 Pemeriksaan dan Diagnosa
Anamnesis dan pemeriksaan fisis yang baik diperlukan untuk memilih
pemeriksaan penunjang yang terarah dan tatalaksana selanjutnya. Anamnesis
dimulai dari riwayat perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang, kemudian
mencari kemungkinan adanya faktor pencetus atau penyebab kejang. Ditanyakan
riwayat kejang sebelumnya, kondisi medis yang berhubungan, obatobatan,
trauma, gejala-gejala infeksi, keluhan neurologis, nyeri atau cedera akibat kejang.
Pemeriksaan fisik dimulai dengan tanda-tanda vital, mencari tanda-tanda trauma
akut kepala dan adanya kelainan sistemik, 2 terpapar zat toksik, infeksi, atau
adanya kelainan neurologis fokal.
Bila terjadi penurunan kesadaran diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk
mencari faktor penyebab. Untuk menentukan faktor penyebab dan komplikasi
kejang pada

anak, diperlukan

beberapa

pemeriksaan

penunjang

yaitu:

22

laboratorium, pungsi lumbal, elektroensefalografi, dan pencitraan. Pemilihan jenis


pemeriksaan penunjang
disesuaikan dengan kebutuhan. Pemeriksaan yang dianjurkan pada pasien dengan
kejang pertama adalah kadar glukosa darah, elektrolit, dan hitung jenis.
3.6 Penatalaksanaan
Penanganan kejang bisa dilihat pada algoritma penanganan kejang sebagai
berikut:

Bila kejang berhenti dapat diberikan terapi profilaksis intermitten atau rumatan
berupa:
a. Antipiretik. Berupa parasetamol 10-15mg/kgBB/hari tiap 4-6 jam.

23

b. Antikejang berupa diazepam oral 0,3mg/kgBB tiap 8 jam saat demam atau
diazepam rektal 0,5mg/kgBB tiap 12 jam.
c. Pengobatan jangka panjang selama 1 tahun dapat dipertimbangkan pada kejang
demam kompleks dengan faktor resiko. Obat yang digunakan adalah Fenobarbital
3-5mg/kgBB/hari atau asam valproat 15-40mg/kgBB/hari.
3.7 Komplikasi
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan
tidak
menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada kejang yang berlangsung lebih lama (>15
menit) biasanya disertai apnoe, hipoksemia, hiperkapnea, asidosis laktat, hipotensi
artrial, suhu tubuh makin meningkat, metabolisme otak meningkat.
3.8 Prognosis
Kejang demam dapat berulang di kemudian hari atau dapat berkembang
menjadi epilepsi di kemudian hari. Faktor resiko berulangnya kejang pada kejang
demam adalah:
a. Riwayat kejang demam dalam keluarga.
b. Usia di bawah 12 bulan.
c. Temperatur yang rendah saat kejang.
d. Cepatnya kejang setelah demam
e. Biasa terjadi epilepsi

Anda mungkin juga menyukai