Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Mengingat
:
1.
2.
3.
4.
5.
Menetapkan
Pertama
Kedua
sebagai
Keempat
Ditetapkan di : Tiroang
Pada tanggal: Oktober 2014
Kepala Puskesmas Mattiro Deceng
BAB I
PENDAHULUAN
1. V i s i
2. M i s i
: - bersih lingkungan
-Bersih ruangan
-Bersih pakaian
Ramah
:- ramah menyapa
-ramah berbicara
-ramah melayani ( memberi pelayanan )
Santun
:- santun berbicara
-santun sesama petugas
Handal
Bijak
Adil
Terampil
: - terampil bekerja
-terampil melayani
4. Janji Pelayanan :
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
JENIS DAN ALUR PELAYANAN
1. Jenis Pelayanan
Jenis-jenis pelayanan yang menjadi kewenangan Puskesmas Mattiro Deceng meliputi
Pelayanan Administrasi dan Pelayanan Kesehatan terdiri dari :
1)
Rawat Jalan
Poli umum : Pelayanan kesehatan secara umum ditangani oleh dokter yang
perawat gigi
Poli KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) : Pemeriksaan kesehatan ibu hamil
oleh Sanitarian
UGD : Pelayanan kesehatan berupa kasus kegawat daruratan ditangani oleh
: Gratis
sulung/ susu
Rp. 13.500,-
Gigi
Rp. 23.000
Ekstraksi
Ekstraksi
Tambalan
kavitas sedang
Rp.40.000
Tambalan
kavitas berat
Rp.60.000
Perawatan
Buka
Alveolektomi
per region
Hecting
Kuret,
insisi, eksisi
Rp. 32.500
Rp. 45.000
Rp.20.000
Rp. 30.000
Rp.45.000
Rp.9.000
Rp.50.000
UGD
Pasang infus
Rp. 10.000
Pasang kateter
Rp. 15.000
Injeksi Pasien
Rp. 2.500
Resusitasi sederhana
Rp. 15.000
Perawatan luka kotor
Rp. 10.000
Perawatan luka bakar 5 10%
Rp.22.000
Perawatan luka bakar 10 20%
Rp. 35.000
Insisi abses
Rp. 8.000
Cuci Luka
Rp.8.000
Spuling telinga
Rp. 5.000
Hecting luka :
Rp.20.000
Ganti Perban ringan :
Rp.5.000
Perawatan luka gangren :
Rp. 20.000
Pemeriksaan rutin:
DDR
Rp. 15.000
Golongan darah
Rp. 8.000
Planotest
Rp. 20.000
Sputum
Rp. 10.000
Kimia Darah:
Glukosa
Rp. 15.000
Kolestrol
Rp. 20.000
Trigliserida
Rp. 20.000
Asam Urat
Rp. 25.000
Administrasi
Persalinan normal
4. Waktu Pelayanan
a. Jenis Pelayanan
b. Jam Kerja
loket.
Loket pendaftaran :
Senin Kamis
Jumat
Sabtu
Senin Kamis
Jumat
Sabtu
Senin Kamis
Jumat
Sabtu
Persalinan
: 24 Jam
Waktu Penyelesaian Pelayanan :
1)
Loket Pendaftaran
: Maksimal 5 menit
2)
Poli Umum
3)
Poli KIA
: 5-10 menit
4)
Poli Gigi
: 10-30 menit
: 5-10 menit
Kamar Obat
: 5 15 menit
6)
Laboratorium
: 15-120 menit
: 10 Menit
Urine Lengkap
: 15 Menit
: 30 Menit
DL / Widal
: 90 Menit
BTA
: 90 Menit
Kimia klinik
: 120 Menit
7)
Konseling
8)
: 15-30 menit
: 5 menit
Alur
Pelayanan UGD
Alur
Alur
Pelayanan
KIA
Alur PelayananSanitasi
APOTIK
PULANG
RUJUK
PASIEN DATANG
LOKET
LABORATORI
UM
POLI KIA
POLI GIGI
APOTIK
POLI UMUM
A
L
U
R
RUJUK
PULANG
ALUR
LOKET
POLI UMUM
POLI IMUNISASI
PULANG
APOTIK
PULANG
APOTIK
LOKET
POLI UMUM
APOTIK
RUJUK
PULANG
POLI TB PARU
LABORATORIUM
PELAYANAN ADMINISTRASI
Jenis Pelayanan : Pelayanan administratif berupa Permohonan Surat Keterangan
Sehat dan Surat Keterangan Sakit, beserta legalisir
Prosedur Pengajuan Pelayanan
1) Untuk Permohonan Surat Keterangan Sehat dan Surat Keterangan Sakit: Pemohon
datang ke Puskesmas Mattiro Deceng untuk mendaftarkan identitasnya dan
dilakukan pendataan di tata usaha, setelah itu dilakukan pemeriksaan kesehatan di
poli umum. Hasil pemeriksaan akan ditulis di blangko Surat Keterangan kemudian
ditandatangani oleh dokter.
2) Untuk Permohonan Legalisir : Pemohon datang ke Puskesmas Mattiro Deceng
dengan membawa Surat Keterangan Sehat / Sakit yang asli beserta foto copy
langsung menuju ruang tata usaha untuk mendapat legalisir yang ditandatangani
oleh kepala atau staf tata usaha.
Alur Pelayanan Administrasi
Loket
Tata Usaha
Poli
Umum
Kasir
Pulang
c. Biaya Pelayanan
Masyarakat Pengguna
Layanan
Unit
Pengaduan
Masyarakat
Kotak
Kotak Saran
Saran dibuka
dibuka
11 xx 24
24 Jam
Jam
Hotline :
085255892170
Kepala Puskesmas
MATTIRO DECENG
Kabupaten/dinkes
pinrang
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan menilai
tingkat kualitas pelayanan.
CEK KEPUASAN
PELANGGAN
Tida
k
puas
Tersedia di Setiap
Ruangan
puas
Penjelasan :
Setelah pasien telah menerima pelayanan setiap ruangan, petugas kesehatan
memberikan kartu untuk dimasukkan di kotak puas atau tidak puas dengan pelayanan
yang diberikan. Setelah selesai jam pelayanan, petugas akan menilai jumlah pasien
yang puas dan yang tidak puas. Hasil tersebut akan didiskusikan dalam lokakarya mini
dan petugas dapat meningkatkan pelayanannya.
BAB III
SPM INPUT
SPM INPUT terdiri dari 3 ( tiga ) standar sesuai Permenkes no 75 tahun 2014 :
a. Standar Ruangan
Standar Ruangan adalah jumlah dan luas ruangan yang harus dimiliki oleh
puskesmas sesuai dengan standar yang diatur dalam permenkes no. 75 tahun
2014
Standar sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pengembangan
Puskesmas Rawat Inap :
1) Ruangan rawat tinggal yang memadai ( nyaman,luas dan terpisah antara
anak,wanita dan pria untuk menjaga privacy )
2) Ruangan operasi dan ruang post operasi
3) Ruangan persalinan ( dan ruang menyusui sekaligus sebagai ruang recovery
)
4) Kamar perawat juga
5) Kamar linen dan cuci
b. Standar tenaga
Standar Tenaga adalah tenaga yang harus dimiliki oleh puskesmas sesuai
dengan standar yang diatur dalam permenkes no 75 tahun 2014
Standar ketenagaan yang dibutuhkan dalam pengembangan Puskesmas Rawat
Inap
Menurut Pedoman kerja Puskesmas ( Depkes RI,2002 ) :
1) Dokter kedua di Puskesmas yang telah mendapatkan latihan klinis di
Rumah Sakit selama 6 bulan dalam bidang bedah, obstetricgynekologi,pediatri,dan interne.
2) Seorang perawat yang telah dilatih selama 6 bulan dalam bidang perawatan
bedah,kebidanan,pediatri dan penyakit dalam
3) 3 orang perawat / bidan yang diberi tugas bergilir
4) 1 orang pekarya kesehatan ( SMA atau lebih )
c. Standar Alat
Standar Alat adalah standar jumlah minimal alat yang harus dimiliki oleh
puskesmas sesuai dengan lampiran permenkes no 75 tahun 2014
Standar peralatan medis yang dibutuhkan dalam Pengembangan Puskesmas
Rawat Inap,antara lain :
1) Peralatan operasi terbatas
2) Peralatan obstetric patologis,peralatan vasektomi dan tubektomi
3) Peralatan resusitasi
4) Minimal 10 tempat tidur dengan peralatan perawatan
5) Alat komunikasi dan transportasi
6) Telepon atau Radio Komunikasi jarak sedang
SPM OUTPUT
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1.Cakupan kunjungan Ibu Hamil (K4)
a. Pengertian
1) Ibu hamil K-4 adalah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal :
standar paling sedikit empat kali,dengan distribusi pemberian pelayanan
dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama,satu kali pada
triwulan kedua,dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.
2) Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang mencakup
mir (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur tekanan darah, (3)
Sk status imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toksoid),(4) ukur
tinggi f.uteri,(5) Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan),(6)
temu v (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling),(7) Test
laboratorium (Hb,Protein urin) dan atau berdasarkan indikasi
(HbsA,Sifilis,Malaria,TBC).
b. Definisi operasional
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah
mendapat pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4
kali di satu wilayah pada kurun waktu tertentu.
2. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani
a. Pengertian
1) Komplikasi yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu
bersalin nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi.
2) Komplikasi dalam kehamilan : a) Abortus, b) Hiperemesis
Gravidarum,perdarahan per vagina, d) Hipertensi dalam kehamilan
( preeklamp:eklampsia), e) kehamilan lewat waktu, 0 ketuban pecah
dini.Komplikasi dalam persalinan : a) Kelainan letak/presentasi janin, b)
Partus macet/distosia, c) Hipertensi dalam kehamilan
( preeclampsia,eklampsia),perdarahan pasca persalinan, e) Infeksi
berat/sepsis, f) kontraksi dini/persalin premature, g) kehamilan ganda.
3) Komplikasi dalam Nifas : a) hipertensi dalam kehamilan ( preeklamp: 4
eklampsia), b) Infeksi nifas, c) perdarahan nifas.
3. Cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan Yang memiliki
kompetensi kebidanan.
a. Pengertian
1) Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan dimulai pada
k; sampai dengan kala IV persalinan.
2) Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah
kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai standar
b. Definisi Operasional
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan
persalinan oleh kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disatu
wilayah kerja pada ke waktu tertentu.
4. Cakupan pelayanan Nifas
a. Pengertian
1) Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca
persalinan.
2) Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas
sedikit; kali,pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari; pada minggu ke II,
dan minggu ke VI termasuk pemberian Vitamin A 2 kali serta persiapan
dan, pemasangan KB pasca Persalinan.
3) Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dan
menyelenggarakan pelayanan nifas yang professional.
b. Definisi Operasional
Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada
masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar.
5. Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani
a. Pengertian
1) Neonatus adalah bayi berumur 0-28.
2) Neonatus dengan komplikasi adalah neonates dengan penyakit dan
kelainan dapat menyebabkan kesakitan,kecacatan,dan kematin.
Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia,ikterus,hipotermia,tetanus
neonatorium,infeksi/se trauma lahir, BBLR ( berat badan lahir rendah <
2500 gr ),sindroma gangguan pernafasan,kelainan kongenital.
b. Definisi Operasional
Cakupan neonates dengan komplikasi yang ditangani adalah neonates der
komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani
semua dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana
pelayanan kesehatan.
6. Cakupan Kunjungan Bayi
a. Pengertian
1) Bayi adalah anak berumur 29 hari - 11 bulan
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari
-11 bulan di sarana pelayanan kesehatan ( polindes, pustu,
puskesmas,rumah bersalin rumah sakit) maupun di
rumah,posyandu,tempat penitipan anak,panti asuhan dan sebagainya
melalui kunjungan petugas.
b. Definisi Operasional
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelajaran
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak
usia 24 Bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.
10. Cakupan Balita Gizi buruk yang mendapatkan perawatan
a. Pengertian
1) Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun ( anak usia 0 s/d 4 tahun 1
yang ada di kabupaten/Kota.
2) Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi
badan Z-score<-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis
(m.kwashiorkor,dan marasmus-kwasiorkor).
3) Perawatan adalah perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk.
b. Definisi Operasional
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk
ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
a. Pengertian
1) Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan
kesehatan umum,kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat
melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan
Madrasah Ibtidaiyah dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama
guru,dokter kecil.
2) Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas program
lintas sector dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup serta
selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang
bei sekolah.
b. Definisi Operasional
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah cakupan
siswa dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan
atau I terlatih ( guru UKS/dokter kedi) melalui penjaringan kesehatan di
satu wilayah pada kurun waktu tertentu.
12. Cakupan peserta KB aktif
a. Pengertian
1) Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur yang salah satu
pasangan masih menggunakan alat kontrasepsi dan terlindungi oleh
alat kontrasepsi tersebut
2) Pasangan usia Subur (PUS) adalah pasangan suami-istri,yang istri
berusia 15-49 tahun.
b. Definisi Operasional
Cakupan peserta KB aktif adalah jumlah peserta KB aktif dibandingkan
cakupan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di suatu wilayah kerja pada
kurun tertentu.
13. Cakupan Penemuan dn Penanganan penderita penyakit :
a. Pneumonia
1) Pengertian
a) Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
( alveoli yang ditandai dengan batuk disertai napas cepat dan/
kesukaran beri
Klasifikasi penyakit ISPA
Dalam penentuan klasifikasi penyakit dibedakan atas dua
kelompok untuk umur 2 bulan - < 5 tahun dan kelompok
umur <2 bulan
Untuk kelompok umur 2 bulan -< 5 tahun klasifikasi dibagi
atas pneumonia berat,pneumonia,dan batuk bukan
Pneumonia.
Untuk kelompok umur < 2 bulan klasifikasi dibagi atas,
Pneumonia dan batuk bukan pneumonia.Dalam pendekatan
manajemen terpadu balita sakit (MTBS) klasifikasi pada
kelompok umur < 2 bulan adalah bakteri sistemik dan
infeksi bakteri local.
Klasifikasi Pneumonia berat didasarkan pada adanya batuk
dai kesukaran bernafas disertai tarikan dinding dada bagian
bawah (TDDK) pada anak usia 2 bulan -<5 tahun.Untuk
kelompok umi bulan klasifikasi pneumonia berat ditandai
dengan TDDK kuat atau ditandai nafas cepat lebih atau
sama dengan 60x per menit.
Klasifikasi Pneumonia didasarkan pada adanya batuk dan/atau
kesusahan bernafas disertai adanya nafas cepat batas nafas
cepat pada anak i bulan -< 1 tahun adalah 50 kali permenit
dan 40 kali permenit untuk usia 1-<5 tahun
Klasifikasi batuk bukan pneumonia mencakup kelompok
penderita dengan batuk yang tidak menunjukkan gejala
peningkatan frekuensi dan tidak menunjukkan adanya
tarikan dinding dada bagian t kedalam.Dengan demikian
klasifikasi batuk bukan pneumonia penyakit-penyakit ISPA
lain diluar Pneumonia seperti batuk pilek ( cor
co/d,pharyngitis,tonsillitis,otitis).
2) Definisi operasional
Persentase balita dengan pneumonia yang ditemukan dan tatalaksana
sesuai standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam satu tahun.
b. TB paru
1) Pengertian
a)
2) Defenisi Operasional
Angka penemuan pasien baru TB BTA positif atau Case Detection
Rate < adalah persentase jumlah penderita baru TB BTA positif yang
ditemukan/dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB
BTA positif dalam waktu tertentu dalam waktu satu tahun.
c. DBD
1) Pengertian
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang ditandai
dengan panas mendadak berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari
tanpa sebab yang jelas.
2) Definisi Operasional
Persentase penderita DBD yang di tangani sesuai standar disatu
wilayah waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita
DBD ditemukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang
sama.
d. Diare
Penemuan penderita diare
1) Pengertian
a) Diare adalah buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air
saja dan frekuensinya lebih sering dari biasanya.
b) Sarana Kesehatan adalah semua sarana pelayanan
kesehatan,pemerintah maupun swasta ( puskesmas,Pustu,RS,balai
pengobatan praktek dokter).
c) Angka kesakitan adalah angka kesakitan nasional Hasil Survei
Mori Diare tahun 2006 adalah 423/1000 penduduk.
d) Perkiraan jumlah penderita diare yang dating ke sarana kesehatan
dan adalah 10 % dari angka kesakitan x jumlah penduduk di satu
wilayah dalam waktu satu tahun.
2) Definisi Operasional
b. Definisi Operasional
Cakupan rujukan pasien miskin adalah jumlah kunjungan pasien masalah
sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu ( ia
baru)
15. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan miskin
Cakupan pelayanan Gawat darurat level 1 yang harus diberikan Sarana
Kesehatan (RS) di kab/kota
a. Pengertian
1) Gawat darurat level1 adalah tempat pelayanan gawat darurat yang
memiliki Dokter Umum on site 24 jam dengan kualifikasi GELS dan/
atau ATLS + ACLS, serta memiliki alat transportasi dan komunikasi
2) On site adalah berada ditempat
3) GELS adalah general Emergency Life Support
4) ATLS adalah Advance trauma Life Support
5) ACLS adalah Advance Cardiac Life Support.
b. Definisi Operasional
Pelayanan gadar level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di
kabupaten/kota.
16. Cakupan Desa / Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan
Epidemiologi <24 jam
a. Pengertian
1) Desa/ kelurahan mengalami KLB bila terjadi peningkatan kesakitan
kematian penyakit potensial KLB,penyakit karantina atau keracunan
maker.
2) KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan
atau keracunan yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
desa/kelurahan dalam tertentu :
a) Ditangani adalah mencakup pnyelidikan dan penanggulangan
KLB.
b) Pengertian kurang dari 24 jam adlah sejak laporan W1 diterima
sejak penyelidikan dilakukan dengan catatan selain formulir
W1dapat jg berupa fax atau telepon.
3) Penyelidikan KLB adalah rangkaian kegiatan berdasarkan can
epidemiologi untuk memastikan adanya suatu KLB,mengetahui gam
penyebaran
KLB
dan
mengetahui
sumber
dan
cara-cara
penanggulangan.
Penanggulangan KLB adalah upaya untuk menemukan penderita
tersangka
penderita,penatalaksanaan
penderita,pencegahan
untuk
menceegahdan
mengatasi
masalah
pelayanan
kesehatan
dasar,penanggulangan
bencana
(gizi),penyakit
lingkungan
dan
perilaku
sehingga
jumlah
kader
yang
bertugas
orang
atau
eksklusif,mempunyai
jaminan
pemeliharaan
kesehatan,tidak
merokok,melakukan aktivitas fisik setiap hari,makan sayur dan buahbuahan setiap hari,tersedia air bersih,tersedia jamban,kesesuaian luas
lantai dengan jumlah penghuni,dan lantai rumah bukan dari tanah.
20. Cakupan Rawat Jalan
1) Pengertian
a) Rawat jalan adalah pelayanan keperawaatan kesehatan
peroranganyang meliputi observasi,diagnose,pengobatan,rehabilitasi
medic tanpa tinggal diruang inap pada sarana puskesmas.
b) Cakupan rawat jalan adalah jumlah kunjungan kasus baru rawat jalan
disarana kesehatan puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
c) Kunjungan pasien baru adalah seseorng yang baru berkunjung ke
sarana kesehatan puskesmas dengan kasus penyakit baru.
d) Sarana kesehatan puskesmas adalah tempat pelayanan kesehatan
meliputi pusksmas,puskesmas dengan tempat perawatan,puskesmas
pembantu,balai pengobatan pemerintah dan swasta,praktik bersama
dan perorangan.
2) Definisi Operasional
Cakupan rawat jalan adalah cakupan kunjungan rawat jalan baru di
sarana kesehatan pemerintah dan swasta di satu wilayah kerja
puskesmas pada kurun waktu tertentu.
21. Cakupan Rawat Inap
1) Pengertian
a) Rawat inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi
observasi,diagnose,pengobatan,keperawatan,rehabilitasi
medic
RS,Puskesmas,Sekolah,Instalasi
Pengolahan
Air
91,5 %.
Capaian SPM Alat
Capaian SPM alat untuk puskesmas Mat dalam geduiro
Decengng adalah baru mencapai 48,9 % ditambah dengan
jaringan puskesmas ( puskel dan pustu ) adalah 41,34 %,
sedangkan untuk Peralatan Untuk Pelayanan Luar Gedung
Puskesmas termasuk kit bidan desa adalah 61,45 %
Target
Capaian
Okt 2014
I. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) adalah
2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
3. Cakupan persalinan yang ditolong Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan
4. Cakupan pelayanan Nifas
5. Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani
6. Cakupan Kunjungan Bayi
7. Cakupan Desa/ Kelurahan UCI
8. Cakupan pelayanan Anak Balita (2x/Tahun)
9. Cakupan Pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 Bulan dari keluarga Miskin (90
hari)
95
70
95
84.57
28.26
79.27
95
70
95
98
89
100
79.27
53.97
80.81
100
85.93
100
100
100
67.67
10.
11.
12.
13.
80,5 %
Target pencapaian Puskesmas Mattiro Deceng untuk SPM
100
62.5
100
100
100
31.6
1.9
100
100
100
48.33
36.14
66.6
100
75
2019 :75 %
Peralatan Untuk Pelayanan Luar Gedung Puskesmas
termasuk kit bidan desa adalah 2015 : 28,6 %, 2016 : 45 %
BAB IV
PENUTUP
Standar pelayanan minimal puskesmas tahun 2015-2019 yang telah disusun ini
dimaksudkan sebagai dasar dalam menerapkan pelayanan kesehatan di puskesmas
untuk kurun 5 tahun mendatang. Untuk dapat terlaksananya standar pelayanan minimal
perlu mendapat dukungan (komitmen) dan partisipasi seluruh karyawan puskesmas
Mattiro Deceng serta perhatian dan dukungan pemerintah daerah kabupaten
pinrang,baik bersifat materil,administrative,maupun politis.Apabila dalam kurun waktu
pelaksanaannya terdapat sesuatu aturan/ketentuan yang mengharuskan perubahan yang
mendasar maka standar pelayanan minimal akan disesuaikan.
Saran dan kritik membangun sangat di harapkan guna sempurnanya standar
pelayanan minimal puskesmas ini,sehingga standar tersebut dapat dicapai sesuai target
yang direncanakan.
Dengan demikian sungguhan dalam menyusun standar pelayanan minimal ini dan
pelaksanaannya menunjukkan komitmen yang kuat bagi seluruh jajaran puskesmas