Anda di halaman 1dari 36

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG

PUSKESMAS MATTIRO DECENG


KECAMATAN TIROANG
Alamat : Poros Pinrang-Rappang Km 6-7 TiroangTelp. (0421) 924 101, 91212 Pinrang

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MATTIRO DECENG


NOMOR : 445 /PKM-MD/ X /2014
TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
PUSKESMAS MATTIRO DECENG
Menimbang

: a. Bahwa dalam rangka memberikan kepastian penyelenggaraan


pelayanan Minimal sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan, diperlukan standar pelayanan;
b.

Mengingat

Bahwa untuk maksud pada huruf a. Standar Pelayanan


Minimal Puskesmas Mattiro Deceng ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Puskesmas Mattiro Deceng Kabupaten
Pinrang

:
1.
2.
3.
4.
5.

Keputusan Menteri Kesehatan RI


No.471/Menkes/PER/VII/2008, tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota.
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No
Per/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Pelayanan Publik;
Peraturan Bupati Pinrang No.430/31/2011 tentang Standar
Pelayanan Minimal
Peraturan Daerah Bupati Pinrang No 26 Tahun 2011 tentang
Retribusi Pelayanan Kesehatan
MEMUTUSKAN

Menetapkan
Pertama

: Standar Pelayanan Minimal pada Puskesmas Mattiro Deceng


pedoman dalam memberikan pelayanan kepada publik;

Kedua

sebagai

: Standar Pelayanan Minimal pada Puskesmas Mattiro Deceng Kab.


Pinrang disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.
2.

Visi, Misi, Tugas Pokok dan Motto


Janji Pelayanan dan Fungsi Puskesmas

BAB II JENIS DAN ALUR PELAYANAN


1.Jenis Pelayanan
2.Persyaratan Pelayanan

3.Biaya / Tarif Pelayanan


4.Waktu Penyelesaian Pelayanan
BAB III STANDAR PELAYANAN MINIMAL INPUT DAN OUT PUT
BAB IV CAPAIAN SPM THN 2014 DAN TARGET CAPAIAN SPM THN
2015-2019
BAB V PENUTUP
Ketiga

: Uraian secara rinci Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud


pada DIKTUM KEDUA, dimuat dalam lampiran yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Puskesmas
Mattiro Deceng

Keempat

: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Tiroang
Pada tanggal: Oktober 2014
Kepala Puskesmas Mattiro Deceng

dr. Hj. ANDI SILVIANI


NIP. 19781027 200801 2 021

STANDAR PELAYANAN MINIMAL


PUSKESMAS MATTIRO DECENG
BLUD 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1. V i s i
2. M i s i

: Mewujudkan Masyarakat Kecamatan Tiroangg Hidup Sehat Secara


Mandiri 2019
:

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau.


Melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan.
Mendorong kemandirian masyarakat hidup bersih dan sehat.
Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan melalui kerja sama lintas
sektor.
Dalam menjalankan fungsinya Tugas pokok yang harus dijalankan Puskesmas sebagai
ujung tombak pembangunan kesehatan adalah menjalankan program pokok:
1. Promosi Kesehatan
2. Upaya Penyehatan Lingkungan
3. Upaya Perbaikan Gizi
4. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
5. Keluarga Berencana
6. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
7. Pengobatan
3. Motto BERSAHABAT :
Bersih

: - bersih lingkungan
-Bersih ruangan
-Bersih pakaian

Ramah

:- ramah menyapa
-ramah berbicara
-ramah melayani ( memberi pelayanan )

Santun

:- santun berbicara
-santun sesama petugas

Handal

:- handal mengerjakan tugas


-handal mengerjakan pelayanan

Bijak

: - bijak member keputusan


-bijak menerima masukan
-bijak memberi pelayanan

Adil

: - adil terhadap pengguna layanan


-adil terhadap sesama petugas

Terampil

: - terampil bekerja
-terampil melayani

4. Janji Pelayanan :
1.

Memberikan Pelayanan terbaik kepada masyarakat tanpa membedakan status


dan golongan.

2.

Memberikan pelayanan sesuai jadwal yang telah ditentukan kecuali gawat


darurat.

3.

Memberikan kemudahan dalam pengurusan pelayanan Sesuai prosedur

4.

Menindak tegas pegawai yang melakukan tindakan merugikan masyarakat

5.

Senantiasa bersikap sopan, santun, dan ramah dalam memberikan pelayanan.

5. Fungsi Puskesmas (sesuaikan dgn permenkes 75)


1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan
oleh Kepala Daerah sesuai dengan bidang tugasnya.

BAB II
JENIS DAN ALUR PELAYANAN
1. Jenis Pelayanan
Jenis-jenis pelayanan yang menjadi kewenangan Puskesmas Mattiro Deceng meliputi
Pelayanan Administrasi dan Pelayanan Kesehatan terdiri dari :

1)

Rawat Jalan

Poli umum : Pelayanan kesehatan secara umum ditangani oleh dokter yang

berkompeten dan perawat


Poli Gigi : Pelayanan kesehatan gigi dan mulut ditangani oleh dokter gigi dan

perawat gigi
Poli KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) : Pemeriksaan kesehatan ibu hamil

persalinan ditangani oleh bidan


Imunisasi : Pelayanan kesehatan berupa vaksin sebagai proteksi diri ditangani

oleh Sanitarian
UGD : Pelayanan kesehatan berupa kasus kegawat daruratan ditangani oleh

perawat dan dokter


Kamar Obat : Penerimaan resep dari petugas kesehatan dan penyerahan obat

kepada pasien ditangani oleh apoteker


Klinik dan konseling terdiri dari : Klinik Gizi, Klinik Sanitasi, Klinik IMS,
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), Kusta dan TB ditangani oleh
petugas kesehatan sesuai bidangnya.

2) Pelayanan administrasi berupa pengurusan administrasi pasien, pembuatan surat


keterangan sehat maupun surat keterangan sakit, pengaduan keluhan pelanggan
ditangani oleh staf tata usaha Puskesmas Mattiro Deceng.
3) Rawat inap ditangani oleh dokter daan perawat professional
4) Persalinan Normal dan rawat inap persalinan ditangani oleh bidan profesional dan
visite oleh dokter.
2.Adapun Persyaratan Pelayanan:
1) Pasien datang langsung mendaftarkan diri di Loket pendaftaran .
Bagi yang belum Pernah berkunjung ke Puskesmas Mattiro Deceng (Kunjungan
Baru), mendaftarkan diri dengan menyampaikan data nama, umur, alamat, nama KK
ke Petugas Loket, dengan membayar biaya kartu berobat Rp. 2.500,.
Bagi Pasien yang telah mempunyai kartu berobat sebelumnya langsung
mendaftarkan diri di Loket Pendaftaran dengan menyodorkan Kartu berobat. Setelah
semua data dimasukkan ke

Komputer Pasien diantar petugas menuju tempat

pelayanan yang lain.


Untuk Pasien Jamkesmas, Askes terdaftar sebagai BPJS tidak dikenakan biaya
sama sekali.
Untuk pasien umum, biaya kartu berobat dibiayai oleh Pemda Kab.Pinrang
2)

Pasien akan mendapatkan pelayanan yang diinginkan sesuai standar di Poli.

Setelah Pasien mendapatkan pemeriksaan, pengobatan dan konseling pasien menuju


apotik untukmengambil obat kemudian pulang.
Setelah dari Poli sesuai keperluan, pasien bisa dirujuk ke Laboratorium, Klinik
Gizi dan lain-lain. Bila di Poli / Unit pelayanan yang lain ada tindakan medis pasien
akan dikenakan biaya tindakan sesuai Perda dan dibayar di kasir.
3. Biaya / Tarif :

Untuk Pasien umum

: Gratis ( dibiayai oleh Pemda Kab.Pinrang )

Untuk Pasien BPJS

: Gratis

Biaya pelayanan kesehatan berdasarkan Perda No.26 Tahun 2011


Poli Gigi
Gigi

sulung/ susu

Rp. 13.500,-

Gigi

permanen tanpa komplikasi

Rp. 23.000

Ekstraksi

dengan komplikasi ringan

Ekstraksi

dengan komplikasi berat

Tambalan

kavitas sedang

Rp.40.000

Tambalan

kavitas berat

Rp.60.000

Perawatan

syaraf gigi dan ganti obat

Buka

pulpa, pengisian saluran akar

Alveolektomi

per region

Hecting
Kuret,

insisi, eksisi

Rp. 32.500
Rp. 45.000

Rp.20.000
Rp. 30.000
Rp.45.000

Rp.9.000
Rp.50.000

UGD
Pasang infus
Rp. 10.000
Pasang kateter
Rp. 15.000
Injeksi Pasien
Rp. 2.500
Resusitasi sederhana
Rp. 15.000
Perawatan luka kotor
Rp. 10.000
Perawatan luka bakar 5 10%
Rp.22.000
Perawatan luka bakar 10 20%
Rp. 35.000
Insisi abses
Rp. 8.000
Cuci Luka
Rp.8.000
Spuling telinga
Rp. 5.000
Hecting luka :
Rp.20.000
Ganti Perban ringan :
Rp.5.000
Perawatan luka gangren :
Rp. 20.000
Pemeriksaan rutin:

Darah rutin lengkap


Rp. 30.000

Urin rutin lengkap


Rp. 15.000

DDR
Rp. 15.000

Golongan darah
Rp. 8.000

Planotest
Rp. 20.000

Sputum
Rp. 10.000
Kimia Darah:

Glukosa
Rp. 15.000

Kolestrol
Rp. 20.000

Trigliserida
Rp. 20.000

Asam Urat
Rp. 25.000

Tes Kehamilan / PPT


Rp. 15.000,

Administrasi

Surat Keterangan sehat


Surat Keterangan Sakit
Legalisir
Pengujian Kesehatan Haji

Persalinan normal

Rp. 20.000,Rp. 10.000,Rp. 5.000,Rp. 65.000


Rp. 350.000

4. Waktu Pelayanan
a. Jenis Pelayanan

: Pelayanan jasa berupa pemeriksaan kesehatan, pengobatan,


konsultasi kesehatan

b. Jam Kerja

: Pelayanan rawat jalan dimulai dari pendaftaran pasien di

loket.
Loket pendaftaran :
Senin Kamis
Jumat

: Pukul 07.30 11.30 WIB


: Pukul 07.30 10.00 WIB

Sabtu

: Pukul 07.30 11.00 WIB


Jam Pelayanan Pasien :

Senin Kamis

: Pukul 08.00 12.00 WIB

Jumat

: Pukul 08.00 10.30 WIB

Sabtu

: Pukul 08.00 11.30 WIB


Jam Administrasi:

Senin Kamis

: Pukul 12.00 14.00 WIB

Jumat

: Pukul 10.30 11.30 WIB

Sabtu

: Pukul 11.30 13.00 WIB

Persalinan

: 24 Jam
Waktu Penyelesaian Pelayanan :

1)

Loket Pendaftaran

: Maksimal 5 menit

2)

Poli Umum

3)

Poli KIA

: 5-10 menit

4)

Poli Gigi

: 10-30 menit

: 5-10 menit

Anamnesa pasien 5 menit


Memeriksa gigi geligi 10 menit
Melakukan penambalan gigi 15 menit
Pencabutan gigi 20 menit
Tindakan darurat medik gigi dan mulut 20 menit/ kasus
Menerima dan melakukan rujukan 5 menit
Menerima konsultasi dari pasien 10 menit
Melaksanakan penyuluhan dan kesehatan gigi dan mulut pada sekolah 60 menit
5)

Kamar Obat

: 5 15 menit

6)

Laboratorium

: 15-120 menit

Hb / Gol. Darah / Tes Kehamilan

: 10 Menit

Urine Lengkap

: 15 Menit

Urine Lengkap + Reduksi

: 30 Menit

DL / Widal

: 90 Menit

BTA

: 90 Menit

Kimia klinik

: 120 Menit

7)

Konseling

8)

Pelayanan Administrasi pasien

: 15-30 menit
: 5 menit

ALUR PELAYANAN SECARA UMUM

Alur Pelayanan poli umum

Alur

Pelayanan UGD

Alur

Pelayanan Ruang Bersalin

Alur
Pelayanan
KIA

Alur Pelayanan Apotik

Alur PelayananSanitasi

APOTIK

PULANG

RUJUK

ALUR PELAYANAN LABORATORIUM

PASIEN DATANG

LOKET

LABORATORI
UM

POLI KIA

POLI GIGI

APOTIK

PASIEN PULANG / RUJUK

POLI UMUM

ALUR PELAYANAN MTBS

A
L
U
R

RUJUK
PULANG

PELAYANAN POLI GIGI

ALUR PELAYANAN KLINIK GIZI

ALUR

PELAYANAN POLI IMUNISASI


PASIEN DATANG

LOKET

POLI UMUM

POLI IMUNISASI
PULANG
APOTIK

PULANG
APOTIK

ALUR PELAYANAN POLI TB PARU


PASIEN DATANG

LOKET

POLI UMUM

APOTIK

RUJUK

PULANG

POLI TB PARU

LABORATORIUM

PELAYANAN ADMINISTRASI
Jenis Pelayanan : Pelayanan administratif berupa Permohonan Surat Keterangan
Sehat dan Surat Keterangan Sakit, beserta legalisir
Prosedur Pengajuan Pelayanan
1) Untuk Permohonan Surat Keterangan Sehat dan Surat Keterangan Sakit: Pemohon
datang ke Puskesmas Mattiro Deceng untuk mendaftarkan identitasnya dan
dilakukan pendataan di tata usaha, setelah itu dilakukan pemeriksaan kesehatan di
poli umum. Hasil pemeriksaan akan ditulis di blangko Surat Keterangan kemudian
ditandatangani oleh dokter.
2) Untuk Permohonan Legalisir : Pemohon datang ke Puskesmas Mattiro Deceng
dengan membawa Surat Keterangan Sehat / Sakit yang asli beserta foto copy
langsung menuju ruang tata usaha untuk mendapat legalisir yang ditandatangani
oleh kepala atau staf tata usaha.
Alur Pelayanan Administrasi

Loket

Tata Usaha

Poli
Umum

Kasir

Pulang

PELAYANAN PENGADUAN / KELUHAN PELANGGAN


a. Jenis Pelayanan

: Pelayanan yang mencakup aktivitas penerimaan dan tindak


lanjut

terhadap keluhan pelanggan, pengaduan dapat

disampaikan pelanggan apabila pelayanan yang diterima tidak


sesuai dengan Standar pelayanan yang ada.
b. Persyaratan Pelayanan :
Pasien yang mengajukan pengaduan harus mencantumkan unit pelayanan yang
memberikan pelayanan tidak sesuai dengan SPP
Pasien yang mengadukan keluhannya bersedia dihubungi kembali dengan maksud
untuk klarifikasi dan untuk menginformasikan kembali tentang penyelesaian dan
tindak lanjut atas pengaduan keluhan yang disampaikan
Pengaduan keluhan pasien dapat disampaikan secara langsung dengan lisan atau
tertulis pada lembar kritik dan saran atau melalui telepon

c. Biaya Pelayanan

: Tidak dipungut biaya

d. Waktu Penyelesaian Pelayanan : Keluhan dapat disampaikan sewaktu-waktu/ 24


jam
e. Prosedur Pelayanan
1). Pasien mengajukan pengaduan keluhan secara langsung dapat berupa lisan ke
Petugas di Puskesmas, atau tertulis lewat lembar kritik dan saran yang disediakan di
Puskesmas dan dimasukkan kedalam kotak saran, atau lewat telepon Puskesmas
2). Petugas di Puskesmas menerima keluhan dari Pasien dan mencatat setiap
keluhan di buku.
3). Petugas menyampaikan keluhan ke Tim Pelayanan Pengaduan Puskesmas
Mattiro Deceng
4). Tim Pelayanan Pengaduan Puskesmas Mattiro Deceng bersama-sama dengan
penanggung Jawab unit pelayanan terkait menganalisa keluhan dan membuat
rencana perbaikan dan pemberian kompensasi pelanggan.
i. Contact Person :
Kepala Puskesmas Mattiro Deceng ( dr.Hj.A.SILVIANI: HP 081342071800 )
Ketua Tim Managemen komplain Maskur ( : HP 085255892170 )
ALUR PELAYANAN PENGADUAN DI PUSKESMAS
Karyawan / Karyawati
PKM MATTIRO DECENG

Masyarakat Pengguna
Layanan

Unit
Pengaduan
Masyarakat

Kotak
Kotak Saran
Saran dibuka
dibuka
11 xx 24
24 Jam
Jam

Hotline :
085255892170

Kepala Tata Usaha

Kepala Puskesmas
MATTIRO DECENG

Jawaban Kotak Saran


dapat dilihat pada papan
informasi kesehatan

Kabupaten/dinkes
pinrang

KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan menilai
tingkat kualitas pelayanan.

Puskesmas Mattiro Deceng berusaha memberikan

pelayanan terbaik dengan diikuti tingkat kepuasan pasien.

CEK KEPUASAN
PELANGGAN

Tida
k
puas

Tersedia di Setiap
Ruangan

puas

Penjelasan :
Setelah pasien telah menerima pelayanan setiap ruangan, petugas kesehatan
memberikan kartu untuk dimasukkan di kotak puas atau tidak puas dengan pelayanan
yang diberikan. Setelah selesai jam pelayanan, petugas akan menilai jumlah pasien
yang puas dan yang tidak puas. Hasil tersebut akan didiskusikan dalam lokakarya mini
dan petugas dapat meningkatkan pelayanannya.

BAB III

SPM INPUT DAN OUT PUT


1.

SPM INPUT
SPM INPUT terdiri dari 3 ( tiga ) standar sesuai Permenkes no 75 tahun 2014 :
a. Standar Ruangan
Standar Ruangan adalah jumlah dan luas ruangan yang harus dimiliki oleh
puskesmas sesuai dengan standar yang diatur dalam permenkes no. 75 tahun
2014
Standar sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pengembangan
Puskesmas Rawat Inap :
1) Ruangan rawat tinggal yang memadai ( nyaman,luas dan terpisah antara
anak,wanita dan pria untuk menjaga privacy )
2) Ruangan operasi dan ruang post operasi
3) Ruangan persalinan ( dan ruang menyusui sekaligus sebagai ruang recovery
)
4) Kamar perawat juga
5) Kamar linen dan cuci
b. Standar tenaga
Standar Tenaga adalah tenaga yang harus dimiliki oleh puskesmas sesuai
dengan standar yang diatur dalam permenkes no 75 tahun 2014
Standar ketenagaan yang dibutuhkan dalam pengembangan Puskesmas Rawat
Inap
Menurut Pedoman kerja Puskesmas ( Depkes RI,2002 ) :
1) Dokter kedua di Puskesmas yang telah mendapatkan latihan klinis di
Rumah Sakit selama 6 bulan dalam bidang bedah, obstetricgynekologi,pediatri,dan interne.
2) Seorang perawat yang telah dilatih selama 6 bulan dalam bidang perawatan
bedah,kebidanan,pediatri dan penyakit dalam
3) 3 orang perawat / bidan yang diberi tugas bergilir
4) 1 orang pekarya kesehatan ( SMA atau lebih )
c. Standar Alat
Standar Alat adalah standar jumlah minimal alat yang harus dimiliki oleh
puskesmas sesuai dengan lampiran permenkes no 75 tahun 2014
Standar peralatan medis yang dibutuhkan dalam Pengembangan Puskesmas
Rawat Inap,antara lain :
1) Peralatan operasi terbatas
2) Peralatan obstetric patologis,peralatan vasektomi dan tubektomi
3) Peralatan resusitasi
4) Minimal 10 tempat tidur dengan peralatan perawatan
5) Alat komunikasi dan transportasi
6) Telepon atau Radio Komunikasi jarak sedang

7) Satu buah ambulance ( minimal )


2.

SPM OUTPUT
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1.Cakupan kunjungan Ibu Hamil (K4)
a. Pengertian
1) Ibu hamil K-4 adalah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal :
standar paling sedikit empat kali,dengan distribusi pemberian pelayanan
dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama,satu kali pada
triwulan kedua,dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.
2) Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang mencakup
mir (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur tekanan darah, (3)
Sk status imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toksoid),(4) ukur
tinggi f.uteri,(5) Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan),(6)
temu v (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling),(7) Test
laboratorium (Hb,Protein urin) dan atau berdasarkan indikasi
(HbsA,Sifilis,Malaria,TBC).
b. Definisi operasional
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah
mendapat pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4
kali di satu wilayah pada kurun waktu tertentu.
2. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani
a. Pengertian
1) Komplikasi yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu
bersalin nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi.
2) Komplikasi dalam kehamilan : a) Abortus, b) Hiperemesis
Gravidarum,perdarahan per vagina, d) Hipertensi dalam kehamilan
( preeklamp:eklampsia), e) kehamilan lewat waktu, 0 ketuban pecah
dini.Komplikasi dalam persalinan : a) Kelainan letak/presentasi janin, b)
Partus macet/distosia, c) Hipertensi dalam kehamilan
( preeclampsia,eklampsia),perdarahan pasca persalinan, e) Infeksi
berat/sepsis, f) kontraksi dini/persalin premature, g) kehamilan ganda.
3) Komplikasi dalam Nifas : a) hipertensi dalam kehamilan ( preeklamp: 4
eklampsia), b) Infeksi nifas, c) perdarahan nifas.
3. Cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan Yang memiliki
kompetensi kebidanan.
a. Pengertian
1) Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan dimulai pada
k; sampai dengan kala IV persalinan.
2) Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah
kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai standar

b. Definisi Operasional
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan
persalinan oleh kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disatu
wilayah kerja pada ke waktu tertentu.
4. Cakupan pelayanan Nifas
a. Pengertian
1) Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca
persalinan.
2) Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas
sedikit; kali,pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari; pada minggu ke II,
dan minggu ke VI termasuk pemberian Vitamin A 2 kali serta persiapan
dan, pemasangan KB pasca Persalinan.
3) Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dan
menyelenggarakan pelayanan nifas yang professional.
b. Definisi Operasional
Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada
masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar.
5. Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani
a. Pengertian
1) Neonatus adalah bayi berumur 0-28.
2) Neonatus dengan komplikasi adalah neonates dengan penyakit dan
kelainan dapat menyebabkan kesakitan,kecacatan,dan kematin.
Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia,ikterus,hipotermia,tetanus
neonatorium,infeksi/se trauma lahir, BBLR ( berat badan lahir rendah <
2500 gr ),sindroma gangguan pernafasan,kelainan kongenital.
b. Definisi Operasional
Cakupan neonates dengan komplikasi yang ditangani adalah neonates der
komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani
semua dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana
pelayanan kesehatan.
6. Cakupan Kunjungan Bayi
a. Pengertian
1) Bayi adalah anak berumur 29 hari - 11 bulan
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari
-11 bulan di sarana pelayanan kesehatan ( polindes, pustu,
puskesmas,rumah bersalin rumah sakit) maupun di
rumah,posyandu,tempat penitipan anak,panti asuhan dan sebagainya
melalui kunjungan petugas.
b. Definisi Operasional
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelajaran

kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter,bidan, dan perawat yang


kompetensi klinis kesehatan,paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada
waktu tertentu.
7. Cakupan Desa / kelurahan UCI
Cakupan desa/ Kelurahan Universal Child Immunization ( UCI )
a. Pengertian
1) Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah
kabupaten dan/atau daerah kota di bawah kecamatan. ( UU No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah ).
2) Desa adalah kesatuan masyarakat hokum yang memiliki kewenangan
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam system pemerintahan
nasi< dan berada di bawah kabupaten.
3) UCI ( Universal Child Immunization ) adalah tercapainya imunisasi
dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan),ibu hamil,WUS dan anak
sekolah tingkat dasar.
b. Definisi Operasional
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization ( UCI ) ade
Desa/Kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut
su< mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.
8. Cakupan Pelayanan Anak Balita ( 2x/Tahun)
a. Pengertian
1) Anak balita adalah anak berumur 12-59 bulan
2) Setiap aanak umur 12-59 bulan memperoleh pelayanan pertumbuhan
setiap bulan, minimal 8x dalam setahun yang tercatat di Anak Balita
dan Pra sekolah,Buku KIA/KMS, atau buku pencatat,pelaporan
lainnya.
b. Definisi Operasional
Cakupan pelayanan anak balita (12-59 bulan) memperoleh pelayanan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan.
9. Cakupan pemberian MP-ASI pada anak Usia 6-24 Bulan dari keluarga miskin
( 90 hari )
c. Pengertian
1) Anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah bayi usia 6-11 bulan dan
usia 6-24 bulan dari keluarga miskin ( GAKIN ).
2) Kriteria dan keluarga miskin ditetapkan oleh pemerintah setempat
( Kab/ kecamatan.
3) MP-ASI pabrikan berupa bubuk instan untuk bayi usia 6-11 bulan dan
untuk anak usia 12-24 bulan.
d. Definisi operasional

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak
usia 24 Bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.
10. Cakupan Balita Gizi buruk yang mendapatkan perawatan
a. Pengertian
1) Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun ( anak usia 0 s/d 4 tahun 1
yang ada di kabupaten/Kota.
2) Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi
badan Z-score<-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis
(m.kwashiorkor,dan marasmus-kwasiorkor).
3) Perawatan adalah perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk.
b. Definisi Operasional
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk
ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
a. Pengertian
1) Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan
kesehatan umum,kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat
melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan
Madrasah Ibtidaiyah dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama
guru,dokter kecil.
2) Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas program
lintas sector dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup serta
selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang
bei sekolah.
b. Definisi Operasional
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah cakupan
siswa dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan
atau I terlatih ( guru UKS/dokter kedi) melalui penjaringan kesehatan di
satu wilayah pada kurun waktu tertentu.
12. Cakupan peserta KB aktif
a. Pengertian
1) Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur yang salah satu
pasangan masih menggunakan alat kontrasepsi dan terlindungi oleh
alat kontrasepsi tersebut
2) Pasangan usia Subur (PUS) adalah pasangan suami-istri,yang istri
berusia 15-49 tahun.
b. Definisi Operasional
Cakupan peserta KB aktif adalah jumlah peserta KB aktif dibandingkan
cakupan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di suatu wilayah kerja pada

kurun tertentu.
13. Cakupan Penemuan dn Penanganan penderita penyakit :
a. Pneumonia
1) Pengertian
a) Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
( alveoli yang ditandai dengan batuk disertai napas cepat dan/
kesukaran beri
Klasifikasi penyakit ISPA
Dalam penentuan klasifikasi penyakit dibedakan atas dua
kelompok untuk umur 2 bulan - < 5 tahun dan kelompok
umur <2 bulan
Untuk kelompok umur 2 bulan -< 5 tahun klasifikasi dibagi
atas pneumonia berat,pneumonia,dan batuk bukan
Pneumonia.
Untuk kelompok umur < 2 bulan klasifikasi dibagi atas,
Pneumonia dan batuk bukan pneumonia.Dalam pendekatan
manajemen terpadu balita sakit (MTBS) klasifikasi pada
kelompok umur < 2 bulan adalah bakteri sistemik dan
infeksi bakteri local.
Klasifikasi Pneumonia berat didasarkan pada adanya batuk
dai kesukaran bernafas disertai tarikan dinding dada bagian
bawah (TDDK) pada anak usia 2 bulan -<5 tahun.Untuk
kelompok umi bulan klasifikasi pneumonia berat ditandai
dengan TDDK kuat atau ditandai nafas cepat lebih atau
sama dengan 60x per menit.
Klasifikasi Pneumonia didasarkan pada adanya batuk dan/atau
kesusahan bernafas disertai adanya nafas cepat batas nafas
cepat pada anak i bulan -< 1 tahun adalah 50 kali permenit
dan 40 kali permenit untuk usia 1-<5 tahun
Klasifikasi batuk bukan pneumonia mencakup kelompok
penderita dengan batuk yang tidak menunjukkan gejala
peningkatan frekuensi dan tidak menunjukkan adanya
tarikan dinding dada bagian t kedalam.Dengan demikian
klasifikasi batuk bukan pneumonia penyakit-penyakit ISPA
lain diluar Pneumonia seperti batuk pilek ( cor
co/d,pharyngitis,tonsillitis,otitis).
2) Definisi operasional
Persentase balita dengan pneumonia yang ditemukan dan tatalaksana
sesuai standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam satu tahun.

b. TB paru
1) Pengertian
a)

Penemuan pasien baru TB BTA Positif adalah penemuan pasien


TB n pemeriksaan dahak sewaktu pagi dan sewaktu (SPS) dan
diobati c pelayanan kesehatan dalam suatu wilayah kerja pada
waktu tertentu.

b) Pasien baru adalah pasien yang belum pernah diobati dengan


OAT atau pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis)
harian.
c)

Diobati adalah pemberian pengobatan pada pasien baru TB BTA


dengan OAT selama 6 bulan.

2) Defenisi Operasional
Angka penemuan pasien baru TB BTA positif atau Case Detection
Rate < adalah persentase jumlah penderita baru TB BTA positif yang
ditemukan/dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB
BTA positif dalam waktu tertentu dalam waktu satu tahun.
c. DBD
1) Pengertian
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang ditandai
dengan panas mendadak berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari
tanpa sebab yang jelas.
2) Definisi Operasional
Persentase penderita DBD yang di tangani sesuai standar disatu
wilayah waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita
DBD ditemukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang
sama.
d. Diare
Penemuan penderita diare
1) Pengertian
a) Diare adalah buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air
saja dan frekuensinya lebih sering dari biasanya.
b) Sarana Kesehatan adalah semua sarana pelayanan
kesehatan,pemerintah maupun swasta ( puskesmas,Pustu,RS,balai
pengobatan praktek dokter).
c) Angka kesakitan adalah angka kesakitan nasional Hasil Survei
Mori Diare tahun 2006 adalah 423/1000 penduduk.
d) Perkiraan jumlah penderita diare yang dating ke sarana kesehatan
dan adalah 10 % dari angka kesakitan x jumlah penduduk di satu
wilayah dalam waktu satu tahun.
2) Definisi Operasional

Penemuan penderita diare adalah jumlah penderita yang datang dan


dilaj sarana kesehatan dan kader di suatu wilayah tertentu dalam
waktu satu tahun.
e. Kusta
1) Pengertian
a) Penyakit kusta adalah penyakit menular menahun yang
disebabkan oleh kuman mycobacterium leprae yang terutama
menyerang saraf tepi,kulit dan organ tubuh kecuali susunan saraf
pusat
b) Penderita kusta adalah penderita yang mempunyai satu atau lebih
gejala utama
2) Definisi Operasional
Penderita kusta yang selesai berobat adalah penderita kusta yang
menyelesaikan pengobatan tepat waktu di satu wilayah kerja
puskesmas pada kurun waktu tertentu.
f. Malaria
1) Pengertian
a) Penderita tersangka malaria adalah penderita yang didiagosa
dengan gejala klinis: demam,menggigil dan sakit kepala atau
gejala lain spesifik daerah tanpa pemeriksaan laboratorium
(malaria klinis).
b) Penderita positif malaria adalah penderita yang dalam
pemeriksaan sediaan darahnya positif plasmodium malaria.
2) Definisi Operasional
Penderita malaria yang diobati adalah penderita tersangka malaria
dan/atau positif malaria yang diobati sesuai standar disatu wilayah
kerja puskesmas
14. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin
a. Pengertian
1) Rawat Inap Tingkat Lanjut adalah pelayanan kesehatan perorangan
meliputi observasi,diagnose,pengobatan,keperawatan,rehabilitasi
dengan menginap diruang rawat inap pada sarana kesehatan strata
dua strata tiga pemerintah dan swasta,yang oleh Karen penyakitnya
harus menginap.
2) Rawat jalan Tingkat lanjut adalah pelayanan kesehatan perorangan
meliputi observasi diagnosa pengobatan rehabilitasi tanpa ting<
ruang rawat inap di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga
pemerintah dan swasta.
3) Sarana kesehatan strata dua dan strata tiga adalah balai kesehatan
masyarakat,balai besar kesehatan paru masyarakat,rumah sakit baik
pemerintah maupun swasta.

b. Definisi Operasional
Cakupan rujukan pasien miskin adalah jumlah kunjungan pasien masalah
sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu ( ia
baru)
15. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan miskin
Cakupan pelayanan Gawat darurat level 1 yang harus diberikan Sarana
Kesehatan (RS) di kab/kota
a. Pengertian
1) Gawat darurat level1 adalah tempat pelayanan gawat darurat yang
memiliki Dokter Umum on site 24 jam dengan kualifikasi GELS dan/
atau ATLS + ACLS, serta memiliki alat transportasi dan komunikasi
2) On site adalah berada ditempat
3) GELS adalah general Emergency Life Support
4) ATLS adalah Advance trauma Life Support
5) ACLS adalah Advance Cardiac Life Support.
b. Definisi Operasional
Pelayanan gadar level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di
kabupaten/kota.
16. Cakupan Desa / Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan
Epidemiologi <24 jam
a. Pengertian
1) Desa/ kelurahan mengalami KLB bila terjadi peningkatan kesakitan
kematian penyakit potensial KLB,penyakit karantina atau keracunan
maker.
2) KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan
atau keracunan yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
desa/kelurahan dalam tertentu :
a) Ditangani adalah mencakup pnyelidikan dan penanggulangan
KLB.
b) Pengertian kurang dari 24 jam adlah sejak laporan W1 diterima
sejak penyelidikan dilakukan dengan catatan selain formulir
W1dapat jg berupa fax atau telepon.
3) Penyelidikan KLB adalah rangkaian kegiatan berdasarkan can
epidemiologi untuk memastikan adanya suatu KLB,mengetahui gam
penyebaran

KLB

dan

mengetahui

sumber

dan

cara-cara

penanggulangan.
Penanggulangan KLB adalah upaya untuk menemukan penderita
tersangka

penderita,penatalaksanaan

penderita,pencegahan

peningkatan perluasan dan menghentikan sutau KLB.


b. Definisi Operasional
Cakupan Desa atau kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24 jam I

Desa/Kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani


<24 jam Kab/kota terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu.
17. Cakupan Desa Siaga Aktif
a. Pengertian
1) Desa Siaga adalah yang penduduknya memiliki kesiapan sumber dan
kemampuan

untuk

menceegahdan

mengatasi

masalah

kesehatan,bencana dan kegawatdaruratan kesehatan,pengertian desa


ini dpat berarti Kelurahan atau nagari atau istilah-istilah bagi satuan
administrasi pemerintahan setingkat desa.
2) Desa Siaga Aaktif adalah desa yang mempunyai pos kesehatan
(Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi
pemberi

pelayanan

kesehatan

dasar,penanggulangan

bencana

kegawatdaruratan.surveilance berbasis masyarakat yang meliputi


pemai pertumbuhan (gizi),penyakit,lingkungan dan perilaku sehingga
masyarakat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
3) Poskesdes adalah Upaya keehatan Bersumberdaya Masyarakat (I
yang dibentuk didesa dalam rangka upaya mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat desa.Poskesdes dikelola oleh 1
oarang Bids minimal 2 orng kader dan merupakan koordinatoe dari
UKBM yang ada.
4) Pelayanan kesehatan dasar adalah pelayanan kesehatan yang
kewenangan bidan penanggungjawab poskesdes,selanjutnya dirujuk
kea tau puskesmas apabila tidak bias ditangani.
5) Surveilance penyakit yang berbasis masyarakat adalah upaya
pengamat pencatatan yang dilakukan oleh masyarakat (kader dan
bidan/perawat) kejadian penyakit yang dapat mengancam kesehatan
penduduk/masyarakat.
6) Pemantauam Pertumbuhan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh
untuk mengetahui berat badan balita setiap bulan untuk mendeteksi
dini pertumbuhan baliat (D/S).
7) Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah
masyarakat dimana penduduknya menerapakan perilaku hidup bersih
dan sehat.
b. Definisi Operasional
Cakupan Desa Siaga Aktif adalah desa yang mempunyai pos kesehatan
(Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi
sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar,penganggulangan bencana
kegawatdaruratan,surveillance berbasis masyarakat yang meliputi pema
pertumbuhan

(gizi),penyakit

lingkungan

dan

perilaku

sehingga

masyarakat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


dibandingkan jumlah desa siaga yang dibentuk.

18. Cakupan Posyandu Purnama-Mandiri


a. Pengertian
Posyandu yang melaksanakan kegiatan hari buka dengan frekuensi lebih
kali/tahun,rata-rata

jumlah

kader

yang

bertugas

orang

atau

lebih,cakupan program (KIA,KB,GIZI,imunisasi lebih dari 50%) dan


sudah ada satu atau lebih program tambahan serta cakupan dana sehat<
50 %.
b. Definisi Operasional
Posyandu Purnama adalah jumlah posyandu purnama yang ada disatu
wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tertentu.
19. Cakupan Rumah Tangga Sehat (PHBS)
1) Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan kesehatan di masyaakat.
2) Definisi Operasional
Rumah Tangga Sehat adalah proporsi rumah tangga yang memenuhi 10
indikator,yaitu perrolongan persalinanoleh tenaga kesehatan,balita diberi
ASI

eksklusif,mempunyai

jaminan

pemeliharaan

kesehatan,tidak

merokok,melakukan aktivitas fisik setiap hari,makan sayur dan buahbuahan setiap hari,tersedia air bersih,tersedia jamban,kesesuaian luas
lantai dengan jumlah penghuni,dan lantai rumah bukan dari tanah.
20. Cakupan Rawat Jalan
1) Pengertian
a) Rawat jalan adalah pelayanan keperawaatan kesehatan
peroranganyang meliputi observasi,diagnose,pengobatan,rehabilitasi
medic tanpa tinggal diruang inap pada sarana puskesmas.
b) Cakupan rawat jalan adalah jumlah kunjungan kasus baru rawat jalan
disarana kesehatan puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
c) Kunjungan pasien baru adalah seseorng yang baru berkunjung ke
sarana kesehatan puskesmas dengan kasus penyakit baru.
d) Sarana kesehatan puskesmas adalah tempat pelayanan kesehatan
meliputi pusksmas,puskesmas dengan tempat perawatan,puskesmas
pembantu,balai pengobatan pemerintah dan swasta,praktik bersama
dan perorangan.
2) Definisi Operasional
Cakupan rawat jalan adalah cakupan kunjungan rawat jalan baru di
sarana kesehatan pemerintah dan swasta di satu wilayah kerja
puskesmas pada kurun waktu tertentu.
21. Cakupan Rawat Inap

1) Pengertian
a) Rawat inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi
observasi,diagnose,pengobatan,keperawatan,rehabilitasi

medic

dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan


puskesmas dengan tempat perawatanyang oleh karena penyakitnya
penderita harus menginap.
b) Penderita adalah seseorang yang mengalami / menderita sakit atau
mengidap suatu penyakit.
c) Fasilitas pelayanan kesehatan adalah puskesmas dengan tempat
peraawatan.
2) Definisi Operassional
Cakupan rawat inap adalah cakupan kunjungan rawat inap baru di
saranan pelayanan kesehatan puskesmas dengan tempat perawatan
disatu wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tetentu.
22. Pelayanan Kesehatan Lingkungan ( Institusi yang di Bina)
1) Pengertian
a) Institusi adalah unit kerja yang memberikan pelayanan/jasa kepada
masyarakat atau memproduksi barang.
b) Institusi yang dibina adalah unit kerja yang dalam memberikan
pelayanan/jasa potensial menimbulkan risiko/dampak kesehatan;
mencakup

RS,Puskesmas,Sekolah,Instalasi

Pengolahan

Air

minum,perkantoran,industry rumah tangga dan industry kecil,serta


tempat penampungan pengungsi.
2) Definisi Operasional
Institusi yang dibina adalah institusi yang dibina sesuai dengan standar
kesehatan lingkungan disatu wilayah kerja puskesmas tertentu pada
kurun waktu tertentu.
23. Tempat-tempat yang memenuhi syarat
1) Pengertian
a) Tempat tempat Umum (TTU) adalah tempat yang dimanfaatkan oleh
masyarakat umum seperti hotel

(penginapan), terminal, pasar,

pertokoan, dpot air isi ulang,bioskop,jas boga,tempat wisata,kolam


renang,tempat ibadah,restoran,dan lain-lain.
b) Tempat umum yang memenuhi syarat adalah terpenuhinya akses
sanitasi dasar (air,jamban,limbah,sampah),terlaksananya
pengendalian vector,hygiene sanitasi makanan dan
minuman,pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan
criteria,persyaratan dan atau standar kesehatan.
2) Definisi Operasional
a) Tempat umum yang memenuhi syarat adalah tempat umum yang
diawasi yang memenuhi persyaratan hygiene sanitasi sesuai dengan

standar disekitar wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tertentu.


BAB IV
CAPAIAN DAN TARGET SPM
A. CAPAIAN SPM THN 2014
1. Capaian SPM input
a. Capaian SPM Ruangan
1) Jumlah Ruangan
Dari 26 ruangan yg seharusnya ada , ditambah 2 ruang
pendukung, sementara baru 21 ruangan yg ada, ditambah 2
ruang pendukung, sehingga capaian SPM seluruh ruangan
untuk thn 2014 Puskesmas Mattiro Deceng baru mencapai
80,5 %.
2) Luas ruangan
Dari 21 ruangan yang ada, ditambah 2 ruang pendukung,
masih ada 1 ruang yang belum memenuhi standar ruangan
sesuai permenkes no 75 tahun 2014 yaitu ruang
laboratorium, sehinsgga luas ruangan Puskesmas Mattiro
Deceng sesuai standar ruangan permenkes no 75 tahun
2014 adalah baru mencapai 70,01 %.
b. Capaian SPM Tenaga
Dari 27 SPM tenaga yang harus dimiliki oleh puskesmas
Mattiro Deceng dalam kategori puskesmas rawat inap di
kawasan pedesaan menurut permenkes no 75 tahun 2014,
sementara baru 26 SPM tenaga yang dimiliki atau mencapai
C.

91,5 %.
Capaian SPM Alat
Capaian SPM alat untuk puskesmas Mat dalam geduiro
Decengng adalah baru mencapai 48,9 % ditambah dengan
jaringan puskesmas ( puskel dan pustu ) adalah 41,34 %,
sedangkan untuk Peralatan Untuk Pelayanan Luar Gedung
Puskesmas termasuk kit bidan desa adalah 61,45 %

(Untuk kelengkapan data terlampir dalam tabel SPM pada lampiran 3 )

1. SPM Out put terdiri dari 24 indikator :


INDIKATOR

Target

Capaian

Okt 2014
I. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) adalah
2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
3. Cakupan persalinan yang ditolong Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan
4. Cakupan pelayanan Nifas
5. Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani
6. Cakupan Kunjungan Bayi
7. Cakupan Desa/ Kelurahan UCI
8. Cakupan pelayanan Anak Balita (2x/Tahun)
9. Cakupan Pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 Bulan dari keluarga Miskin (90
hari)

95
70
95

84.57
28.26
79.27

95
70
95
98
89
100

79.27
53.97
80.81
100
85.93
100

Cakupan Balita Gizi buruk yang mendapatkan Perawatan


100
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Sederajat
100
Cakupan peserta KB Aktif
75
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit :
a. Pneumonia
100
b. TB paru
95
c. Diare
100
d. Kusta
100
e. Malaria
100
14. Cakupan Pelayanan Kesehatan sDasar Masyarakat Miskin ( kunjungan baru+ lama)
15. Cakupan Rawat jalan
15
16. Cakupan Rawat Inap
1.5
II. Pelayanan Kesehatan Rujukan
17. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien miskin
100
18. Cakupan gawat Darurat level 1 yang harus diberikan sarana
100
III. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KLB
19. Cakupan desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan
100
20. Pelayanan Kesling+institusi yang diBina
65
21. Tempat-tempat umum+TPM yang memenuhi syarat
65
IV. PROMOSI KESEHATAN
22. Cakupan Desa Siaga Aktif
75
23. PHBS Rumah Tangga
65
24. Posyandu Purnama
59
Untuk kelengkapan data terlampir dalam table SPM ( lampiran 4)

100
100
67.67

10.
11.
12.
13.

B. TARGET SPM 2015-2019


STANDAR INPUT OUT PUT beserta target 2015-2019
1. Capaian SPM input
a. Capaian SPM Ruangan
1) Jumlah Ruangan
Dari 26 ruangan yg seharusnya ada , ditambah 2 ruang
pendukung, sementara baru 21 ruangan yg ada, ditambah 2
ruang pendukung, sehingga capaian SPM seluruh ruangan
untuk thn 2014 Puskesmas Mattiro Deceng baru mencapai

80,5 %
Target pencapaian Puskesmas Mattiro Deceng untuk SPM

100
62.5
100
100
100
31.6
1.9
100
100
100
48.33
36.14
66.6
100
75

jumlah Ruangan sesuai Permenkes no 75 tahun 2014 adalah


pada tahun 2015 : 83%, 2016 : 85 %, 2017 : 87,5 %, 2018 :
89%, 2019 : 90 %
2) Luas ruangan
Dari 21 ruangan yang ada, ditambah 1 ruang pendukung,
masih ada 2 ruang yang belum memenuhi standar ruangan
sesuai permenkes no 75 tahun 2014 yaitu ruang
laboratorium, sehingga luas ruangan Puskesmas Mattiro
Deceng sesuai standar ruangan permenkes no 75 tahun

2014 adalah baru mencapai 70,01 %


Target pencapaian Puskesmas Mattiro Deceng untuk SPM
luas Ruangan sesuai Permenkes no 75 tahun 2014 adalah
pada tahun 2015 : 75 %, 2016 : 78,57 %, 2017 : 85,71 %,

2018 : 85,71 %, 2019 : 85,71 %


b. Capaian SPM Tenaga
Dari 27 SPM tenaga yang harus dimiliki oleh puskesmas
Mattiro Deceng dalam kategori puskesmas rawat inap di
kawasan pedesaan menurut permenkes no 75 tahun 2014,
sementara baru 25 SPM tenaga yang dimiliki atau mencapai
91,9% , jadi msh ada tenaga yang kurang yaitu
administrasi.
Target pencapaian Puskesmas Mattro Deceng untuk SPM
ketenagaan sesuai Permenkes no 75 tahun 2014 adalah
pada tahun 2015 : 94,6 % , 2016 : 94,6%, 2017 : 97,3 %
2018 : 97,3 %, 2019 : 100 %
c. Capaian SPM Alat
Capaian SPM alat untuk puskesmas Mettiro Deceng dalam
gedung adalah baru mencapai 48,9 % ditambah dengan
jaringan puskesmas ( puskel dan pustu ) adalah 41,34 %,
sedangkan untuk Peralatan Untuk Pelayanan Luar Gedung

Puskesmas termasuk kit bidan desa adalah 61,45 %


Target pencapaian Puskesmas Mattiro Deceng untuk SPM
Peralatan sesuai Permenkes no 75 tahun 2014 adalah :
Peralatan dalam gedung pada tahun 2015 : 50,5 %, 2016 :

54 %, 2017 : 59 %, 2018 : 65 %, 2019 : 72,5%


Peralatan jaringan puskesmas (PUSKEL dan PUSTU) 2015

: 45 % , 2016 : 47,5 %, 2017 : 52,5 %, 2018 : 60 %,

2019 :75 %
Peralatan Untuk Pelayanan Luar Gedung Puskesmas
termasuk kit bidan desa adalah 2015 : 28,6 %, 2016 : 45 %

2017 : 69,9 %, 2018 : 74,3 %, 2019 : 77,6 %


2. Standar input
a. Standar Ruangan
Tahun 2019 puskesmas Mattiro Deceng belum bisa mencapai
target dalam hal jumlah dan luas ruangan yang sesuai standar
karena terkendala pada lokasi yang terbatas
b. Standar Tenaga
Ketenagaan belum bisa mencapai target pada tahun 2019 karena
penerimaa tenaga PNS biasanya terbatas dari daerah, dan
biasanya di isi oleh PTT (pegawai tidak tetap).
c. Standar Alat
Peralatan untuk tahun 2019 belum bisa mencapai target baik itu
alat dalam gedung puskesmas, di jaringan puskesmas maupun
untuk pelayanan luar gedung termasuk Bidan desa puskesmas
karena masih membutuhkan dana yang lebih besar

BAB IV
PENUTUP
Standar pelayanan minimal puskesmas tahun 2015-2019 yang telah disusun ini
dimaksudkan sebagai dasar dalam menerapkan pelayanan kesehatan di puskesmas
untuk kurun 5 tahun mendatang. Untuk dapat terlaksananya standar pelayanan minimal
perlu mendapat dukungan (komitmen) dan partisipasi seluruh karyawan puskesmas
Mattiro Deceng serta perhatian dan dukungan pemerintah daerah kabupaten
pinrang,baik bersifat materil,administrative,maupun politis.Apabila dalam kurun waktu
pelaksanaannya terdapat sesuatu aturan/ketentuan yang mengharuskan perubahan yang
mendasar maka standar pelayanan minimal akan disesuaikan.
Saran dan kritik membangun sangat di harapkan guna sempurnanya standar
pelayanan minimal puskesmas ini,sehingga standar tersebut dapat dicapai sesuai target
yang direncanakan.
Dengan demikian sungguhan dalam menyusun standar pelayanan minimal ini dan
pelaksanaannya menunjukkan komitmen yang kuat bagi seluruh jajaran puskesmas

Mattiro Deceng kabupaten pinrang dalam rangka mewujudkan akuntabilitas kinerja


kepada masyarakat sehingga Pelayanan Kesehatan diPuskesmas Mattiro Deceng dapat
berjalan sesuai harapan dan kebutuhan masyarakat luas.

Anda mungkin juga menyukai