Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

APLIKASI PENENTUAN KOPERASI SEHAT

OLEH :
AKHMAD GAZALI ( 3101 1102 1735 )
BAYU SAPUTRA (3101 1102 1703)
ZHOHRI FADLI AHMAD (3101 1102 1719)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER
(STMIK BANJARBARU)
BANJARBARU
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah


Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang berbadan hukum dengan

usaha yang beranggotakan orang-orang yang berorientasi menghasilkan nilai tambah


yang dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan anggotanya. Selain itu,
koperasi

juga sebagai

gerakan

ekonomi

rakyat

yang

menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam upaya

berorientasi

untuk

memperkokoh struktur

perekonomian nasional dengan demokrasi ekonomi yang berdasarkan atas asas


kekeluargaan. Banyak jenis koperasi yang didasarkan pada kesamaan kegiatan dan
kepentingan ekonomi anggotanya seperti Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi
Konsumen, Koperasi Produksi, Koperasi Pemasaran dan Koperasi Jasa.
Dinas Koperasi dan UMKM Banjarbaru adalah instansi pemerintahan yang
mengawasi kegiatan dan perizinan koperasi yang ada di Banjarbaru serta membantu
mengelola UMKM yang ada di Banjarbaru. Pada dinas ini tingkat kesehatan koperasi
masih dilakukan perhitungan secara manual sehingga cukup lambat dan tidak efisien.
Perhitungan

masih jarang dilakukan terhadap koperasi-koperasi yang ada di

Banjarbaru karena perhitungannya cukup rumit. Dengan adanya Aplikasi penilaian


terhadap tingkat kesehatan koperasi, tentu akan dapat mempermudah Dinas Koperasi
dan UMKM dalam menentukan dan memantau koperasi yang sehat, cukup sehat,
kurang sehat dan tidak sehat yang ada di Banjarbaru. Penilaian kesehatan koperasi
digunakan untuk mengetahui seberapa sehatnya koperasi dalam melaksanakan
usahanya. Agar penilaian tersebut didapatkan hasil yang valid serta dapat bermanfaat
bagi pengambil keputusan untuk bisa melanjutkan usahanya agar lebih maju dan
berkembang serta tujuan dari koperasi tersebut bisa tercapai dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas maka dibangunlah sebuah Aplikasi Penentuan
Koperasi Sehat, yang nantinya diharapkan dapat mempermudah dalam menentukan
dan memantau koperasi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat yang
ada di Banjarbaru.

1.2.

Permasalahan

1.2.1

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat

diperoleh identifikasi masalah yaitu perhitungan penentuan koperasi sehat masih


secara manual karena cukup rumit, lambat dan tidak efisien jadi jarang dilakukan,
dengan adanya aplikasi ini nantinya akan dapat mempermudah dalam menentukan
koperasi sehat.
1.2.2

Ruang Lingkup Permasalahan


Dari latar belakang yang telah diuraikan, ruang lingkup permasalahan adalah

mengenai data koperasi, perhitungan data koperasi dan laporan kesehatan koperasi.
1.2.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana membangun Aplikasi Penentuan Koperasi Sehat?
2. Bagaimana menganalisis Penentuan Koperasi Sehat?
3. Bagaimana implementasi kedalam Aplikasi Komputer?
1.3

Tujuan dan Manfaat


- Tujuan
Adapun tujuan pembuatan aplikasi ini sebagai berikut:
1. Memberikan kemudahan dalam perhitungan data koperasi sehat secara
cepat dan efisien.
2. Mengimplementasikan rancangan kedalam aplikasi komputer dengan
menggunakan Aplikasi Penentuan Koperasi Sehat.
- Manfaat
Maksud dari manfaat pembuatan aplikasi ini adalah sebagai berikut:
1. Aspek Praktis
a. Untuk memudahkan perhitungan data koperasi sehat yang akan
dilaporkan.
b. Untuk memudahkan dalam untuk mengetahui informasi data koperasi
sehat.
2. Aspek Akademis
a. Untuk mengembangkan pengetahuan pemrograman Borland Delphi
dan implementasinya dalam program aplikasi.
b. Untuk mengembangkan pengetahuan dalam pembuatan laporan
sebagai pembelajaran dalam membuat tugas akhir.

c. Untuk menambah referensi dan informasi mengenai aplikasi untuk


pengolahan informasi data keragaan koperasi, khususnya bagi
mahasiswa yang akan menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan
dengan materi yang sama.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang permasalahan yang meliputi
latar belakang masalah, permasalahan, identifikasi masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat serta sistematika penulisan
BAB II

Laporan Praktek Kerja Lapangan.


LANDASAN TEORI DAN DESKRIPSI LOKASI PKL
Pada bab ini berisi tentang teori-teori dasar yang akan digunakan
dalam penyusunan laporan. Teori-teori yang dimaksud pada bab
ini yaitu berisi tentang pengetian aplikasi, pengertian koperasi dan
UMKM, pengertian keragaan, dan sekilas mengenai Delphi,

BAB III

kerangka pemikiran serta deskripsi lokasi PKL.


METODE PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan tentang analisa kebutuhan, perancangan,

BAB IV

teknik analisis dan laporan Praktek Kerja Lapangan.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang hasil dan pembahasan laporan

BAB V

aplikasi yang telah dibuat.


KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dalam
pembuatan aplikasi.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN DESKRIPSI LOKAL PKL
2.1
2.1.1

Landasan Teori
Pengertian Aplikasi
Aplikasi adalah penerapan, menyimpan sesuatu hal, data, permasalahan

pekerjaan ke dalam suatu sarana atau media yang digunakan untuk menerapkan atau
mengimplementasikan hal atau permasalahan tersebut sehingga berubah menjadi
suatu bentuk yang baru tanpa menghilangkan nilai nilai dasar dari hal, data,
permasalahan atau pekerjaan. Jadi dalam hal ini hanya bentuk dari tampilan data

yang berubah, sedangkan isi yang memuat dalam data tersebut tidak mengalami
perubahan.
Aplikasi dapat digolongkan menjadi beberapa kelas, antara lain :
1. Perangkat lunak perusahaan (enterprise)
2. Perangkat lunak infrastruktur perusahaan
3. Perangkat lunak informasi kerja
4. Perangkat lunak media dan hiburan
5. Perangkat lunak pendidikan
6. Perangkat lunak pengembangan media
7. Perangkat lunak rekayasa produk (Jogiyanto, 2000)
2.1.2

Pengertian Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan

hukum koperasi, dengan melandaskan kegiataannya berdasarkan prinsip koperasi


sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan.
(UU No. 25 / 1992)
Prinsip koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masingmasing anggota
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
5. Kemandirian
6. Pendidikan perkoperasian
7. Kerjasama antar koperasi
Prinsip Koperasi berdasarkan UU No. 17 Th. 2012, yaitu:
1. Modal terdiri dari simpanan pokok dan surat modal koperasi (SMK)
2.1.3

Koperasi Sehat
Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang berbadan hukum dengan

usaha yang beranggotakan orang-seorang yang berorientasi menghasilkan nilai


tambah yang dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan anggotanya.
Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian
Kesehatan Koperasi Simpan pinjam dan unit Simpan pinjam Koperasi. Penilaian
kesehatan merupakan hasil penilaian kuantitatif atas berbagai aspek yang
berpengaruh terhadap kondisi suatu koperasi. Melalui penilaian aspek permodalan,
kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, kemandirian dan pertumbuhan,
likuiditas dan jatidiri koperasi. Dari aspek-aspek tersebut diatas diberikan bobot
penilaian sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan koperasi.

Untuk penetapan kesehatan usaha simpan pinjam dilakukan, setelah


perhitungan penilaian terhadap lima komponen sebagaimana dimaksud pada 1
sampai dengan 5 di atas, sehingga diperoleh skor secara keseluruhan. Skor dimaksud
dipergunakan untuk menetapkan predikat tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam
/USP yang dibagi dalam empat golongan yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan
tidak sehat.
Faktor-faktor yang dinilai dalam penilaian kesehatan koperasi menurut Kep
Men No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008 adalah.
1. Permodalan
Modal adalah perbandingan antara modal sendiri terhadap total asset. Modal
sendiri atau modal yang menanggung risiko atau yang disebut modal ekuiti terdiri
dari :
1. Simpanan Pokok, adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
Simpanan Pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan
masih menjadi anggota.
2. Simpanan Wajib, adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama
yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu. Simpanan Wajib tidak dapat diambil kembali selama
yang bersangkutan masih menjadi anggota.
3. Dana Cadangan, adalah sejumlah uang yang diperoleh dan penyisihan sisa
hasil usaha yang digunakan untuk memupuk modal sendiri dan untuk
menutup kerugian koperasim bila diperlukan.
4. Hibah, adalah sejumlah uang yang diberikan dari suatu badan atau orang
perorangan kepada Koperasi Simpan Pinjam /USP.
2. Kualitas Aktiva Produktif
Aktiva produktif sering juga disebut earning asset atau aktiva yang
menghasilkan, karena penempatan dana tersebut untuk mencapai tingkat penghasilan
yang diharapkan. Aktiva produktif adalah kekayaan koperasi yang mendatangkan
penghasilan bagi koperasi yang bersangkutan.
Aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah jumlah aktiva produktif yang
kolekbilitasnya tidak lancar. Oleh karena itu penanaman dana dan kesigapan USP
dalam menanggung kemungkinan timbulnya resiko kerugian penanaman dana
tersebut, mempunyai peranan penting dalam menunjang usaha operasional USP.
Kualitas produktif dinilai atas dasar pengolongan kolektibilitas yang terdiri atas
lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Kemudian untuk menutup kemungkinan

resiko kerugian maka USP wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva


produktif. Besarnya penyisihan penghapusan aktiva produktif yang harus dibentuk
USP sekurang-kurangnya:
a. 0,5% dari aktiva produktif yang digolongkan lancar.
b. 10% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi
75% dari nilai agunan yang dikuasai USP.
c. 50% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi 75%
dari nilai agunan yang dikuasai USP.
d. 100 % dari aktiva produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi 75%
dari nilai agunan yang dikuasai USP.
3. Manajemen
Pada dasarnya manajemen koperasi tidak jauh berbeda dengan manajemen
perusahaan industri manufaktur, perdagangan, dan perusahaan non bank yang lain.
Fungsi manajemen perusahaan berikut juga diterapkan dalam manajemen koperasi,
termasuk untuk unit simpan pinjamnya :
1. Menyusun rencana kerja jangka pendek dan panjang termasuk menentukan
sasaran usaha yang ingin dicapai pada masa yang akan datang.
2. Menyusun struktur organisasi yang efektif dan efisien.
3. Mengawasi pelaksanaan kegiatan bisnis
Secara ringkas ketiga fungsi manajemen diatas disebut kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan (Planning, Organizing, and controlling)
Pada manajemen Unit simpan pinjam, pengelolaan Unit Simpan Pinjam harus
dilakukan secara professional dengan prinsip pengelolaan yang sehat dan prinsip
kehati-hatian. Pengelolaan kegiatan USP dapat dilakukan oleh pengurus atau
pengelola, Pengelola diangkat oleh pengurus dan bertanggung jawab kepada
pengurus. Pengelola dapat perorangan atau badan usaha, termasuk yang berbentuk
badan usaha, termasuk badan hukum dengan sistem kerja keterkaitan dalam kontrak
kerja.
4. Efisiensi
Rasio ini menggambarkan sampai seberapa besar KSP/USP koperasi mampu
memberikan pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan asset yang
dimilikinya. Penilaian efisiensi KSP/USP koperasi didasarkan pada 3 (tiga) rasio,
yaitu :
a. Rasio biaya operasional terhadap partisipasi bruto
b. Rasio aktiva tetap terhadap total asset
c. Rasio efisiensi pelayanan
5. Likuiditas

Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu


perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.
Dalam hal ini adalah kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek. Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan
yang bersangkutan.
Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat
memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi, atau dengan
kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai kemampuan membayar
(zahlungsfahigkeit). Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut
mempunyai kekuatan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi
segala kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi, sebaliknya perusahaan
yang tidak mempunyai kemampuan membayar dikatakan mengalami likuid
(Riyanto,1995:25-26).
6. Kemandirian dan Pertumbuhan
Aspek ini didasarkan pada rentabilitas aset, rentabilitas ekuitas dan kemandirian
operasional. Dalam hal penilaian tingkat kesehatan Unit Simpan Pinjam yang
digunakan untuk menghitung kemandirian dan pertumbuhan adalah :
a. Rasio rentabilitas aset
Rasio rentabilitas aset yaitu SHU sebelum pajak dibandingkan dengan total
aset.
b. Rasio rentabilitas modal sendiri
Rasio rentabilitas ekuitas yaitu SHU bagian anggota dibandingkan total
ekuitas
c. Rasio kemandirian operasional pelayanan
Rasio kemandirian operasional yaitu SHU dibandingkan dengan biaya beban.
usaha ditambah dengan beban perkoperasian.
7. Jatidiri Koperasi
Jatidiri koperasi adalah penilaian untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam
mencapai tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi anggota. Dalam hal penilaian
tingkat kesehatan Unit Simpan Pinjam yang digunakan untuk menghitung rentabilitas
adalah :
a. Rasio partisipasi bruto
Rasio partisipasi bruto adalah tingkat kemampuan koperasi dalam melayani
anggota, semakin tinggi/besar persentasenya semakin baik. Partisipasi bruto
adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan jasa
pada anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi bruto.

b. Rasio promosi ekonomi anggota


Rasio ini mengukur kemampuan koperasi memberikan manfaat efisiensi
partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan
simpanan wajib, semakin tinggi persentasenya semakin baik.
2.1.4

Pengertian Borland Delphi 7.0


Bahasa pemprograman yang digunakan dalam Delphi adalah suatu variant

dari bahasa Pascal, yang oleh Delphi disebut sebagai Object Pascal karena variant
ini mengimlementasi Object Oriented Programming (OOP). Sebagian orang tidak
setuju dengan sebutan Object Pascal, karena masih ada variantlain bahasa Pascal
yang juga mengimplementasi OOP, sehingga menamakannya dengan Delphi Pascal
atau Delphi Object Pascal.
Delphi 7 merupakan bahasa pemrograman yang dikeluarkan pada bulan
Agustus tahun 2002 oleh Borland Software Corporation sebuah perusahaan
perangkat lunak komputer yang berkantor pusat di Austin, Texas. Pengembangan
bahasa pemrograman Delphi saat ini sudah diambil alih oleh perusahaan
Codegear/Embarcadero dan hingga buku ini ditulis ( tahun 2010 ) Delphi sudah
mencapai versi 14 yang biasa disebut dengan Delphi 7. Alasannya adalah Delphi 7
masih sangat memadai, mempunyai kestabilan yang prima dan kebutuhan akan
perangkat keras yang tidak terlalu tinggi.(M. Ichwan, 2011).
Pada saat pertama kali dipanggil, akan muncul beberapa tools utama dalam
Delphi IDE, yaitu Menu, Toolbar, Component Palette, Object Inspector, Object
TreeView, Code Editor, project Manager, dan beberapa tools lain. (Kusnassriyanto
Saiful Bahri, 2008).

2.2 Kerangka Pemikiran

2.3
2.3.1

Deskripsi PKL
Latar Belakang PKL
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu kegiatan diluar kampus

yang dilakukan setiap mahasiswa untuk memenuhi salah satu kurikulum wajib yang
harus ditempuh mahasiswa STMIK Banjarbaru. Adanya kegiatan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) ini diharapkan dapat menjadi jembatan penghubung antar dunia
kerja dengan dunia pendidikan, sehingga mahasiswa bisa mendapatkan pengetahuan
dan pengalaman baru agar mahasiswa dapat mengatasi persaingan dalam dunia kerja.
2.3.2 Tujuan PKL
1. Melatih dan mengembangkan sumber daya manusia melalui sarana dan
fasilitas yang ada dalam dunia kerja
2. Agar mahasiswa mampu beradaptasai dan bersosialisasi dengan dunia kerja
3. Menamah wawasan mahasiswa tentang dunia kerja
4. Memenuhi tugas mata perkuliahan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada
STMIK Banjarbaru
5. Menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh selama masa kuliah ke dalam
dunia kerja yang sebenarnya
2.3.3 Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL)
1. Waktu
Waktu Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 2 bulan yang
dimulai pada tanggal 1 Juli 2014 sampai dengan 31 Agustus 2014. Jam kerja
mulai hari senin sampai hari jumat pukul 08.00 - 16.00 WITA.
2. Tempat
Ditempatkan pada Dinas Koperasi dan UMKM Banjarbaru
2.3.4

Sekilas Tentang Dinas Koperasi dan UMKM Banjarbaru


Dinas Koperasi dan UMKM berdasarkan Peraturan Daerah Kota Banjarbaru

Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Struktur Organisasi Tata Kerja Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Banjarbaru.
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Banjarbaru berpedoman pada Peraturan Walikota Banjarbaru Nomor 41 Tahun 2008
Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Banjarbaru serta Peraturan Walikota Banjarbaru Nomor 42 Tahun 2009 Tentang
Uraian Tugas Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan
Kepala Seksi pada Dinas Koperasi dan UMKM Kota Banjarbaru.
2.3.5 Tugas dan Fungsi
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Banjarbaru mempunyai tugas membantu
Kepala Daerah dalam menyelenggarakan sebagian kewenangan Pemerintahan
Daerah dibidang Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas tugas dimaksud, Dinas Koperasi dan UMKM
Kota Banjarbaru meliputi beberapa fungsi, yakni :

a.

Perumusan Program dan kebijaksanaan teknis pembinaan


terhadap

koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta fasilitasi

pembiyaan dan pengembangan sumberdaya.


b.

Perumusan kebijaksanaan dan Penyelenggaraan Koperasi


dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta fasilitasi pembiayaan dan
pengembangan sumber daya.

c.

Perumusan program dan kebijaksanaan teknis koperasi dan


usaha mikro,kecil dan menengah serta pengembangan sumber daya koperasi dan
UMKM.

d.

Penyelenggaraan pembinaan,pelatihan per koperasian dan


UMKM.

e.

Penyelenggaraan

pembinaan,

pengawasan

dan

perlindungan per koperasian dan UMKM.


f.

Penyelenggaraan pelayanan Dinas Koperasi dan UMKM


serta fasilitasi pembiayaan dan pengembangan sumber daya.

g.

Penyelenggaraan

dan

pembinaan

urusan

kesekretariatdinas.
h.

Pembinaan unit pelaksanaan teknis Dinas dibidang Koperasi dan Usaha


Mikro,Kecil dan menengah.

Anda mungkin juga menyukai