Anda di halaman 1dari 5

KUMPULAN KISAH INSPIRATIF

TAK SESULIT YANG ANDA BAYANGKAN


Di sebuah ladang terdapat sebongkah batu yang amat besar. Dan
seorang petani tua selama bertahun-tahun membajak tanah yang ada di
sekeliling batu besar itu. Sudah cukup banyak mata bajak yang pecah garagara membajak di sekitar batu itu. Padi-padi yang ditanam di sekitar batu itu
pun tumbuh tidak baik.
Hari ini mata bajaknya pecah lagi. Ia lalu memikirkan bahwa semua
kesulitan yang dialaminya disebabkan oleh batu besar ini. Lalu ia
memutuskan untuk melakukan sesuatu pada batu itu. Lalu ia mengambil
linggis dan mulai menggali lubang di bawah batu. Betapa terkejutnya ia
ketika mengetahui bahwa batu itu hanya setebal sekitar 6 inchi saja.
Sebenarnya batu itu bisa dengan mudah dipecahkan dengan palu biasa.
Kemudian ia lalu menghancurkan batu itu sambil tersenyum gembira. Ia
teringat bahwa semua kesulitan yang di alaminya selama bertahun-tahun
oleh batu itu ternyata bisa diatasinya dengan mudah dan cepat.
Renungan:
Kita sering ditakuti oleh bayangan seolah permasalahan yang kita hadapi
tampak besar,
padahal ketika kita mau melakukan sesuatu, persoalan itu mudah sekali
diatasi. Maka,
atasi persoalan anda sekarang. Karena belum tentu sebesar yang anda
takutkan, dan
belum tentu sesulit yang anda bayangkan.

Pembuat Kendi dan Pengrajin Emas

Oleh:Ust.H.DaveAriantYusuf
Bertahun-tahun yang lampau di salah sebuah kota , tinggal seorang pengrajin emas dan seorang pembuat kendi. Perajin emas
itu seorang materialis dan pecinta harta. Oleh sebab itu, dia senantiasa berusaha dengan segala cara untuk mendapatkan harta
dan kekayaan. Semua orang tahu bahwa dia tidak mengindahkan kejujuran. Sebaliknya, pembuat kendi adalah seorang
mukmin dan pekerja keras. Dia dicintai oleh masyarakat. Setiap orang yang memiliki problema akan datang meminta
bantuannya. Si perajin emas berfikir, mengapa warga kota begitu mencintai sang pembuat kendi, padahal dia tidak memiliki
harta benda. Menurutnya, cinta dan kasih sayang bisa diperoleh lewat tipu daya dan makar. Karena itu timbul rasa dengki si
pengrajin emas terhadap pembuat kendi. Pada suatu hari, ketika petugas kota mengejar pencuri di pasar, si pengrajin emas
melihat bahwa saat itu adalah momen yang tepat untuk menuntaskan dengkinya terhadap pembuat kendi. Oleh sebab itu, dia
menunjuk si pembuat kendi dan berbohong dengan mengatakan: Saya melihat pencuri masuk ke rumah lelaki ini. Petugas
dengan segera memasuki rumah pembuat kendi dan ketika dia tidak menemukan tanda-tanda adanya pencuri, ia menyeret
paksa pembuat kendi ke penguasa dan memintanya untuk menyerahkan si pencuri. Pembuat kendi bersumpah bahwa dia
tidak mengetahui apa-apa. Tapi apa daya, ia tetap dijebloskan ke penjara. Beberapa hari kemudian, pencuri tersebut
tertangkap dan sekaligus membuktikan bahwa pembuat kendi tidak bersalah. Dia pun dibebaskan. Sebaliknya, pengrajin
emas
yang
berbohong
mendapatkan
ganjaran
yang
setimpal
dengan
perbuatannya.
Setelah peristiwa itu, si pengrajin emas itu bukannya menyesal atas tindakannya, tetapi malah semakin terbakar oleh api
kedengkian terhadap si pembuat kendi. Apalagi, dia menyaksikan bahwa si pembuat kendi semakin dicintai oleh
masyarakat.
Dengki dan hasad sedemikian membakar jiwa dan hatinya sehingga dia mengambil keputusan yang berbahaya. Dia
menyediakan racun dan memperalat seorang anak muda bodoh untuk meracun pembuat kendi dengan mengupahnya seratus
keping emas. Hari yang ditetapkan pun tiba. Perajin emas menanti suara jerit tangis dari rumah pembuat kendi. Tetapi hal itu
tidak
terjadi.
Sebaliknya
pembuat
kendi
kelihatan
sehat
dan
segar
bugar
seperti
biasa.
Pengrajin emas merasa heran dan dengan segera dia mencari anak muda itu dan menyelidiki apa yang terjadi. Sadarlah dia
bahwa bukan hanya si pembuat kendi itu tidak diracun, tetapi anak muda tersebut malah lari dari kota membawa seratus
keping emas pemberiaannya. Ketika perajin emas ini mendengar berita itu, dia merasa sangat sedih. Begitu sedihnya sampai
ia jatuh sakit. Tidak ada dokter yang bisa mengobatinya. Ya, karena memang tidak ada obat yang bisa menyembuhkan api
dendam dan kedengkian. Lelaki pengrajin emas telah kehilangan segala-galanya dan dunia menjadi gelap baginya. Hal ini
menyebabkan
isteri
dan
anak-anaknya
meninggalkannya.
Berita kesendirian pengrajin emas yang sakit itu diketahui oleh tetangganya, si pembuat kendi yang baik hati. Dia berpikir,
inilah waktunya untuk pergi mengunjungi pengrajin emas. Dia menyediakan makanan yang enak dan membawanya ke
rumah
perajin
emas.
Pengrajin emas, tidak dapat berkata apa-apa ketika melihat pembuat kendi. Pembuat kendi duduk di sisinya dan dengan
lemah lembut menanyakan keadaan dirinya dan berkata: Aku datang karena memenuhi hakmu sebagai tetanggaku. Pengrajin
emas menundukkan kepalanya karena malu. Pembuat kendi melanjutkan: Aku mengetahui segala apa yang terjadi pada masa
lalu. Anak muda itu satu hari datang kepadaku dan memberitahu apa yang terjadi dan menyarankan supaya aku
meninggalkan kota ini karena sudah tentu nyawaku akan tidak selamat dari mu. Tetapi oleh karena aku berharap kepada
rahmat dan karunia Ilahi, setiap hari aku berdoa untuk mu semoga dirimu dibebaskan dari rasa dengki dan hasad terhadapku.
Kata-kata pembuat kendi menyebabkan pengrajin emas itu menangis. Pembuat kendi memegang tangan tetangganya dan
berkata, Sahabat ku, ketahuilah bahawa kedengkian laksana api yang membakar dan orang yang mula-mula dibakarnya
adalah diri insan itu sendiri. Alangkah baiknya jika dalam masa yang pendek dan singkat di kehidupan dunia ini, kita saling
kasih mengasihi sehingga kita meninggalkan nama yang baik. Tahukah engkau apakah rahasia kebaikanku di tengah
masyarakat? Untuk mengetahui rahasia ini, aku ingin menyajikan sebuah kisah untuk mu. Pengrajin emas memasang
telinganya untuk mendengar kisah tersebut dan dalam keadaan tersenyum yang tersungging di bibirnya, dengan penuh
perhatian dia mendengarkan apa yang akan disampaikan oleh pembuat kendi. Si pembuat kendi berkata; Pada suatu hari
Imam Sajad as, berkata kepada salah seorang sahabatnya bernama Zuhri yang begitu sedih memikirkan segala yang muncul
dari sifat hasad pada dirinya. Beliau berkata: Wahai Zuhri, apakah salahnya jika engkau menganggap orang lain sama
seperti saudara dan keluargamu sendiri, orang yang tua sebagai bapakmu, anak-anak sebagai anakmu dan orang yang
sebayamu seperti saudaramu sendiri. Ketika dalam keadaan begini, bagaimana mungkin engkau berbuat zalim kepada orang
lain? Janganlah engkau lupa pada hal ini bahwa orang lebih menyayangi siapa yang berbuat baik kepada orang lain. Jika cara
ini kau lakukan dalam hidupmu, dunia akan menjadi tempat yang membahagiakanmu dan engkau akan mempunyai banyak
kawan.
Kata-kata pembuat kendi itu sampai disini. Pengrajin emas merenungkan kalimat tersebut. Tampak rasa penyesalan di
wajahnya. Dengan suara yang bergetar, dia meminta maaf atas segala yang terjadi di masa lalu. Kepada Tuhan dia berjanji
bahwa selepas ini dia akan menggantikan rasa dengki yang memenuhi hatinya dengan kasih sayang dan persahabatan kepada
orang lain. /**

Sumber:

http://nuansaonline.net/

Jangan Lalaikan Panggilan


Beberapa bulan yang lalu saat saya sedang berada di tempat kerja, tiba-tiba
datang seorang tamu yang kebetulan mencari salah satu staf di tempat saya
kerja. Sebagai tuan rumah yang baik tentunya saya mempersilahkan tamu
tersebut untuk masuk ruangan saya sembari menunggu kawan yang dicarinya.
Selang beberapa saat teman yang dicari tamu tersebut datang dan kemudian
mereka berjabat tangan. Sembari mengerjakan tugas kantor yang menumpuk
saya menangkap arah pembicaraan mereka. Ternyata mereka adalah Guru dan
Murid. Si murid begitu antusias untuk berbagi pengalaman dengan gurunya yang
sekarang ada di depannya. Sebut saja si guru adalah pak Amir dan si murid
adalah si Anwar. Selang beberapa saat berbicara si anwar memohon ijin untuk
melakukan sholat dhuzur. Kebetulan saat itu memang sudah masuk waktu sholat
dhuzur.
Usai sholat, kemudian si Anwar masuk kembali ke ruangan Pak Amir. Pak Amir
kemudian bertanya mengenai pekerjaan yang dilakukan si Anwar. Anwar
menjawab Alhamdulillah Pak, hasil usaha saya cukuplah untuk memberikan
nafkah kepada istri dan anak saya. Iseng saja saya bertanya, memang apa
mas kerjanya?. Dia menjawab hanya usaha warnet. Pertanyaan kemudian
saya lanjutkan, memang ga rugi mas usaha warnet di saat seperti ini?. Dia
menjawab Alhamdulillah, rejeki sudah ada yang atur kok. Dia menyebutkan
bahwa omset warnetnya perhari tidak pernah kurang dari 100 ribu.
Jawaban yang sedikit aneh di benak saya. Bagaimana mungkin di saat banyak
usaha warnet yang ada dia bisa sampai dapat omzet sampe 100 ribu?. Obrolan
berhenti disini.
Saat saya memandang wajahnya, tampak bekas sebuah luka di keningnya.
Kemudian saya coba bertanya mengenai luka yang ada di keningnya. Dia
menjawab akibat kecelakaan yang dialaminya. Ceritanya begini.
Siang itu dia dari Surabaya hendak ke Malang karena ada suatu urusan. Sampai
di daerah pandaan Pasuruan, dia mendengar suara adzan dzuhur sudah
berkumandang. Sempat dia mengucapkan kalimat sebentar ah, nanggung,
nanti sekalian sholat dzuhur di Malang. Mumpung jalanan sepi dan tidak macet.
Selang beberap menit kemudian dia mengalami kecelakaan. Mobil yang
dikendarainya menabrak sepeda motor yang tiba-tiba berhenti di depannya.
Akhir cerita akhirnya dia berurusan dengan pihak berwenang apalagi si korban
meninggal dunia. Sempat dia mendekam di tahanan gara-gara kasus kecelakaan
tadi.
Akhir cerita, untuk menyelesaikan permasalahan kecelakaan tadi dia
menghabiskan dana tidak kurang dari 90 juta. Selain untuk menyantuni keluarga
si korban kecelakaan, uang tersebut juga digunakan untuk menebus kendaraan
yang ditahan sebagai barang bukti. Coba anda bayangkan seberapa banyak

uang tersebut. Namun si anwar sangat bersyukur karena dia hanya kehilangan
90
juta.
Mendengar penuturannya saya hanya bisa menghela nafas panjang. Kemudian
anwar melanjutkan ceritanya. Ternyata dia melakukan satu kesalahan fatal dan
pada akhirnya dia mengalami kecelakaan tersebut. Gara-gara dia menunda
waktu sholat dzuhur di perjalanan. Lalu saya bertanya, memang salah ya
menunda waktu sholat apalagi sedang dalam perjalanan?
Anwar menjawab Mas... jika anda memanggil anak anda satu kali kemudian
anak anda datang, apakah anda senang atau marah?. Saya menjawab
senang. Lalu dia bertanya kembali kalo anda memanggil anak anda tetapi si
anak bilang, sebentar yah, masing sibuk neh, bagaimana perasaan anda?. Saya
jawab lagi ya kesel mas, masak anak dipanggil bapaknya malah ngasih tempo
waktu.
Kemudian si Anwar kembali bertanya kepada saya Jika Allah SWT yang
memanggil anda, untuk segera menunaikan sholat, melalui kumandang suara
adzan dan anda tidak segera datang, kira-kira Allah SWT bagaimana ya mas?

Saya tidak sanggup menjawab pertanyaan tersebut, karena faktanya selama


saya bekerja, meskipun terdengar suara adzan, saya selalu tidak sholat tepat
waktu.
Lalu
saya
bertanya
kepada
anda
para
pembaca..
Jika Allah SWT yang memanggil anda, untuk segera menunaikan sholat, melalui
kumandang suara adzan dan anda tidak segera datang, kira-kira Allah SWT
bagaimana ya?
Kisah kiriman bapak Eko Agus (ekoagusdianhusada [at] gmail [dot] com)
Sumber:
http://www.kisahinspirasi.com/2014/08/jangan-lalaikan-panggilan.html

Kisah Anggur Sang Penguasa


Suatu ketika Nuh bin Maryam, penguasa dan qodhi diwilayah Maru di turkmenistan, hendak
menikahkan putrinya yang cantik, cerdas, dan anggun. Maka berdatanganlah para pembesar
dan putra2 bangsawan melamarnya dgn menawarkan mas kawin yang banyak, namun sang
putri terlihat enggan menerima pinangan-pinangan itu.
Hal itu membuah sang Ayah bingung, dan ia pun tak mau memilihkan calon untuk putrinya,
karena akan mengecewakan yang lainnya. Hingga suatu ketika ia benengok kebun anggurnya, yang sejak 2 bulan lalu, dijaga oleh Mubarok seorang budak dari india.
Nuh berkata "Hai Mubarok, ambilkan aku setangkai anggur"
Lalu mubarok memberikan anggur tsb, tapi ketika dimakan rasanya masam. Lalu Nuh
meminta dipetikkan lagi, ternyata kembali dapat yang masam.

Nuh bertanya "Subhanallah, sudah 2 bulan kau tinggal di kebun ini, tapi belum bisa mengerti
juga mana anggur yang manis atau asam"
Mubarok menjawab "... Hamba belum pernah merasakannya tuan, jadi belum mengerti"
"Kenapa kau tidak mencobanya" tanya Nuh
Mubarok menjawab "Karena tuan hanya menyuruh hamba mengurusnya, dan tidak
menuruh memakannya, maka hamba tidak akan berkhianat"
Rupanya Mubarok bukan sekedar seorang budak, namun seorang yang ahli ibadah dan taat
pada Allah.
Singkat kisah Nuh menjodohkan Mubarok kepada Putrinya,
Masya Allah.. .
Sang putri cantik itu menerima sang budak jadi suaminya, padahal pangeran2 tampan telah ia
tinggalkan.
Dan dari mereka lahirlah Abdullah bin Mubarok seorang Ulama Besar dikalangan Tabiin.
Hikmah:
..Memilih suami/istri itu utamakan taqwanya, jugan menolaknya karena ga ganteng dan ga
kaya.
..Menjaga Amanah dan menjauhi yang syubhat-haram, Allah ganti dg yang lebih baik
..Generasi terbaik lahir dari teladan orang tuanya
Sumber : Status ustadz Ismeidas
http://www.kisahinspirasi.com/2014/08/kisah-anggur-sang-penguasa.html

Anda mungkin juga menyukai