Nikah
Nikah
Telah pubertas
Laki-laki
Memahami isi lafal ijab dan qobul
Dapat mendengar, melihat dan berbicara
Adil (tidak melakukan dosa-dosa besar dan tidak terlalu banyak melakukan dosa-dosa kecil)
Merdeka
Syarat ijab
Pernikahan nikah ini hendaklah tepat
Tidak boleh menggunakan perkataan sindiran
Diucapkan oleh wali atau wakilnya
Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mut'ah (nikah kontrak atau pernikahan (ikatan suami
istri) yang sah dalam tempo tertentu seperti yang dijanjikan dalam persetujuan nikah muat'ah)
Tidak secara taklik (tidak ada sebutan prasyarat sewaktu ijab dilafalkan)
Contoh bacaan Ijab: Wali/wakil wali berkata kepada calon suami: "Saya nikahkan anda dengan
Diana binti Daniel dengan mas kawin berupa cincin emas dibayar tunai".
Syarat qobul
Ucapan mestilah sesuai dengan ucapan ijab
Tidak ada perkataan sindiran
Dilafalkan oleh calon suami atau wakilnya (atas sebab-sebab tertentu)
Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mutaah(seperti nikah kontrak)
Tidak secara taklik(tidak ada sebutan prasyarat sewaktu qobul dilafalkan)
Menyebut nama calon istri
Tidak ditambahkan dengan perkataan lain
Contoh sebutan qabul (akan dilafazkan oleh bakal suami):"Saya terima nikahnya dengan Diana
Binti Daniel dengan mas kawin berupa seperangkap alat salat dibayar tunai" atau "Saya terima
Diana Binti Daniel sebagai istri saya".
Setelah qobul dilafalkan Wali/wakil wali akan mendapatkan kesaksian dari para hadirin khususnya
dari dua orang saksi pernikahan dengan cara meminta saksi mengatakan lafal "sah" atau perkataan
lain yang sama maksudya dengan perkataan itu.
Selanjutnya Wali/wakil wali akan membaca doa selamat agar pernikahan suami istri itu kekal dan
bahagia sepanjang kehidupan mereka serta doa itu akan diAminkan oleh para hadirin
Bersamaan itu pula, mas kawin/mahar akan diserahkan kepada pihak istri dan selanjutnya berupa
cincin akan dipakaikan kepada jari cincin istri oleh suami sebagai tanda dimulainya ikatan
kekeluargaan atau simbol pertalian kebahagian suami istri.Aktivitas ini diteruskan dengan suami
mencium istri.Aktivitas ini disebut sebagai "Pembatalan Wudhu".Ini karena sebelum akad nikah
dijalankan suami dan isteri itu diminta untuk berwudhu terlebih dahulu.
Suami istri juga diminta untuk salat sunat nikah sebagai tanda syukur setelah pernikahan
berlangsung. Pernikahan Islam yang memang amat mudah karena ia tidak perlu mengambil masa
yang lama dan memerlukan banyak aset-aset pernikahan disamping mas kawin,hantaran atau
ghalizha (perjanjian yang kuat) untuk sebuah ikatan suci dan agung berupa pernikahan. Oleh
karenanya, sebelum melangsungkan akad nikah seseorang perlu mengetahui rukun dan syarat dari
akad nikah. Karena keberadaan keduanya menentukan sah tidaknya pernikahan dari segi hukum
syariat. Ketidaktahuan terhadap perkara tersebut akan memunculkan permasalahan yang besar,
sebagaimana ketika seorang wanita menikah tanpa wali maka tentu pernikahannya tidak sah.
Rukun akad yaitu adanya calon mempelai laki-laki dan wanita, saksi, mahar, serta ijab dan qabul.
Syarat akad yaitu kejelasan individu kedua mempelai, keridhaan masing-masing pihak untuk
menikah, mahar dan wali bagi wanita
Mahar disebutkan disaat akad nikah, kagak mesti seperangkat alat sholatMahar termasuk rukun
nikah.
Prosesi seperti biasa dengan calon wanita tidak dipajang ke tamu laki-laki yang bukan
mahramnya. Dan yang afdlol yang menjabat tangan calon suami adalah ayah/mahram laki-laki
terdekat bagi calon istri.
Tanya : Yang benar memurahkan mahar atw memudahkan mahar ustadz?
Jawab : Jika memurahkan masuk dalam kategori memudahkan ya dimurahin aja maharnya.
Mudah kan gak mesti murah.
Mahar seperangkat alat sholat bukan wajib bukan juga sunnah bahkan mengharuskan
keberadaannya bisa menggiring ke bidah. Yang jelas syariat tidak menetapkan sebagai mahar
yang kudu ada.
Tanya : Soal nikah di masjid itu ada dalilnya ga ustadz?
Jawab : Gak ada dalil akad nikah kudu di masjid, melazimkannya bisa menggiring ke bidah.
Tanya : Sama kriteria wali/saksi pernikahannya jg..
Jawab : Wali harus ortu kandung atau mahram ortu laki-laki yang paling dekat. Saksi kudu orang
yang persaksiannya bisa dipertanggung jawabkan.
Tanya : Ustadz, apakah benar seorg ayah (kdg)boleh menikahkan anaknya (pr) tanpa persetujuan
dan kehadiran si anak?
Jawab : Kalo anaknya perawan dan orang tua paham betul akan kualitas agamanya dan
keamanahan agamanya, maka gak ada masalah insya Allah.
Kalo anaknya janda maka harus minta persetujuannya.
Wallahu alam bish showwab.
5. WALIMATUL URSY (Resepsi Pernikahan)
boleh dilangsungkan setelah akad nikah, Boleh ditunda.
Kita munculkan pertanyaan soal nikah ya:
Tanya : Ustadz, kl wanitanya blm tau banget pengetahuan agmnya, apa ga boleh nikah sm lk2 yg