Anda di halaman 1dari 7

Pernikahan atau nikah artinya adalah terkumpul dan menyatu.

Menurut istilah lain juga dapat


berarti Ijab Qobul (akad nikah) yang mengharuskan perhubungan antara sepasang manusia yang
diucapkan oleh kata-kata yang ditujukan untuk melanjutkan ke pernikahan, sesusai peraturan yang
diwajibkan oleh Islam.[1] Kata zawaj digunakan dalam al-Quran artinya adalah pasangan yang
dalam penggunaannya pula juga dapat diartikan sebagai pernikahan, Allah menjadikan manusia itu
saling berpasangan, menghalalkan pernikahan dan mengharamkan zina.
Hukum pernikahan bersifat kondisional, artinya berubah menurut situasi dan kondisi seseorang
dan lingkungannya.
Jaiz, artinya boleh kawin dan boleh juga tidak, jaiz ini merupakan hukum dasar dari pernikahan.
Perbedaan situasi dan kondisi serta motif yang mendorong terjadinya pernikahan menyebabkan
adanya hukum-hukum nikah berikut.
Sunat, yaitu apabila seseorang telah berkeinginan untuk menikah serta memiliki kemampuan
untuk memberikan nafkah lahir maupun batin.
Wajib, yaitu bagi yang memiliki kemampuan memberikan nafkah dan ada kekhawatiran akan
terjerumus kepada perbuatan zina bila tidak segera melangsungkan perkawinan. Atau juga bagi
seseorang yang telah memiliki keinginan yang sangat serta dikhawatirkan akan terjerumus ke
dalam perzinahan apabila tidak segera menikah.
Makruh, yaitu bagi yang tidak mampu memberikan nafkah.
Haram, yaitu apabila motivasi untuk menikah karena ada niatan jahat, seperti untuk menyakiti
istrinya, keluarganya serta niat-niat jelek lainnya.
Ciri-ciri bakal suami
Sekadar gambar hiasan: Sebuah acara pernikahan di Indonesian dan diadakan dengan budaya Jawa
Beriman & bertaqwa kepada Allah
Bertanggungjawab terhadap semua benda
Memiliki akhlak-akhlak yang terpuji
Berilmu agama agar dapat membimbing calon isteri dan anak-anak ke jalan yang benar
Tidak berpenyakit yang berat seperti gila, AIDS dan sebagainya
Rajin bekerja untuk kebaikan rumah tangga seperti mencari rezeki yang halal untuk kebahagiaan
keluarga.
Rukun nikah
Pengantin laki-laki
Pengantin perempuan
Wali
Dua orang saksi laki-laki
Mahar
Ijab dan kabul (akad nikah)
Syarat calon suami
Islam
Laki-laki yang tertentu

Bukan lelaki mahram dengan calon istri


Mengetahui wali yang sebenarnya bagi akad nikah tersebut
Bukan dalam ihram haji atau umroh
Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
Tidak mempunyai empat orang istri yang sah dalam suatu waktu
Mengetahui bahwa perempuan yang hendak dinikahi adalah sah dijadikan istri
Syarat calon istri
Islam
Perempuan yang tertentu
Bukan perempuan mahram dengan calon suami
Bukan seorang banci
Akil baligh (telah pubertas)
Bukan dalam berihram haji atau umroh
Tidak dalam iddah
Bukan istri orang
Syarat wali
Islam, bukan kafir dan murtad
Lelaki dan bukannya perempuan
Telah pubertas
Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
Bukan dalam ihram haji atau umroh
Tidak fasik
Tidak cacat akal pikiran, gila, terlalu tua dan sebagainya
Merdeka
Tidak dibatasi kebebasannya ketimbang membelanjakan hartanya
Sebaiknya calon istri perlu memastikan syarat wajib menjadi wali. Jika syarat-syarat wali
terpenuhi seperti di atas maka sahlah sebuah pernikahan itu.Sebagai seorang mukmin yang sejati,
kita hendaklah menitik beratkan hal-hal yag wajib seperti ini.Jika tidak, kita hanya akan dianggap
hidup dalam berzinahan selamanya.
Jenis-jenis wali
Wali mujbir: Wali dari bapaknya sendiri atau kakek dari bapa yang mempunyai hak mewalikan
pernikahan anak perempuannya atau cucu perempuannya dengan persetujuannya (sebaiknya perlu
mendapatkan kerelaan calon istri yang hendak dinikahkan)
Wali aqrab: Wali terdekat yang telah memenuhi syarat yang layak dan berhak menjadi wali
Wali abad: Wali yang sedikit mengikuti susunan yang layak menjadi wali, jikalau wali aqrab
berkenaan tidak ada. Wali abad ini akan digantikan oleh wali abad lain dan begitulah
seterusnya mengikut susunan tersebut jika tidak ada yang terdekat lagi.
Wali raja/hakim: Wali yang diberi hak atau ditunjuk oleh pemerintah atau pihak berkuasa pada
negeri tersebut oleh orang yang telah dilantik menjalankan tugas ini dengan sebab-sebab tertentu
Syarat-syarat saksi
Sekurang-kurangya dua orang
Islam
Berakal

Telah pubertas
Laki-laki
Memahami isi lafal ijab dan qobul
Dapat mendengar, melihat dan berbicara
Adil (tidak melakukan dosa-dosa besar dan tidak terlalu banyak melakukan dosa-dosa kecil)
Merdeka
Syarat ijab
Pernikahan nikah ini hendaklah tepat
Tidak boleh menggunakan perkataan sindiran
Diucapkan oleh wali atau wakilnya
Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mut'ah (nikah kontrak atau pernikahan (ikatan suami
istri) yang sah dalam tempo tertentu seperti yang dijanjikan dalam persetujuan nikah muat'ah)
Tidak secara taklik (tidak ada sebutan prasyarat sewaktu ijab dilafalkan)
Contoh bacaan Ijab: Wali/wakil wali berkata kepada calon suami: "Saya nikahkan anda dengan
Diana binti Daniel dengan mas kawin berupa cincin emas dibayar tunai".
Syarat qobul
Ucapan mestilah sesuai dengan ucapan ijab
Tidak ada perkataan sindiran
Dilafalkan oleh calon suami atau wakilnya (atas sebab-sebab tertentu)
Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mutaah(seperti nikah kontrak)
Tidak secara taklik(tidak ada sebutan prasyarat sewaktu qobul dilafalkan)
Menyebut nama calon istri
Tidak ditambahkan dengan perkataan lain
Contoh sebutan qabul (akan dilafazkan oleh bakal suami):"Saya terima nikahnya dengan Diana
Binti Daniel dengan mas kawin berupa seperangkap alat salat dibayar tunai" atau "Saya terima
Diana Binti Daniel sebagai istri saya".
Setelah qobul dilafalkan Wali/wakil wali akan mendapatkan kesaksian dari para hadirin khususnya
dari dua orang saksi pernikahan dengan cara meminta saksi mengatakan lafal "sah" atau perkataan
lain yang sama maksudya dengan perkataan itu.
Selanjutnya Wali/wakil wali akan membaca doa selamat agar pernikahan suami istri itu kekal dan
bahagia sepanjang kehidupan mereka serta doa itu akan diAminkan oleh para hadirin
Bersamaan itu pula, mas kawin/mahar akan diserahkan kepada pihak istri dan selanjutnya berupa
cincin akan dipakaikan kepada jari cincin istri oleh suami sebagai tanda dimulainya ikatan
kekeluargaan atau simbol pertalian kebahagian suami istri.Aktivitas ini diteruskan dengan suami
mencium istri.Aktivitas ini disebut sebagai "Pembatalan Wudhu".Ini karena sebelum akad nikah
dijalankan suami dan isteri itu diminta untuk berwudhu terlebih dahulu.
Suami istri juga diminta untuk salat sunat nikah sebagai tanda syukur setelah pernikahan
berlangsung. Pernikahan Islam yang memang amat mudah karena ia tidak perlu mengambil masa
yang lama dan memerlukan banyak aset-aset pernikahan disamping mas kawin,hantaran atau

majelis umum (walimatul urus)yang tidak perlu dibebankan atau dibuang.


^ H. Idris Ahmad, 1983; jil. 2, 54
^ Abu Hurairah berkata, sabda rasullullah kepada seorang laki-laki yang hendak menikah dengan
seorang perempuan: "Apakah kamu telah melihatnya? Jawabnya tidak(kata lelaki itu kepada
rasullullah). Pergilah untuk melihatnya supaya pernikahan kamu terjamin kekekalan. (Hadis
Riwayat Tarmizi dan Nasai).
^ Daripada Ibnu Umar bahwa rasullullah telah bersabda: "Kamu tidak boleh meminang tunangan
saudara kamu sehingga pada akhirnya dia membuat ketetapan untuk memutuskannya". (Hadis
Riwayat Bukhari dan Muslim (Asy-Syaikhan).
1. TAARUF (Perkenalan)
Mengambil teladan dari Rasulullah shallallahu alaihi wassalam dan para shahabat, akan kita
ketahui bahwa dalam proses pernikahan beliau dan para shahabatnya jauh dari perkara-perkara
yang mengandung dosa. Hal tersebut dikarenakan proses menuju pernikahan melalui para wali
pihak wanita atau perantara pihak ketiga yang terpercaya. Begitu pula, yang dilakukan seorang
yang ingin mengenal calon pasangannya. Hendaknya mereka melibatkan wali atau kerabat dari
wanita untuk ikut berperan. Bisa juga dengan meminta tolong orang lain yang amanah sebagai
pihak ketiga untuk memperantarai proses taarufnya. Melalui perantara mereka kita bisa
mengenali calon pasangan yaitu dengan mengetahui asal, keturunan, keluarga, akhlak, dan
informasi-informasi lain yang dibutuhkan.
Demikianlah tuntunan indah ajaran Islam. Melalui proses taaruf yang syari terjagalah
kehormatan wanita dan laki-laki, dan terjauhkannya mereka dari perbuatan-perbuatan zina
sebagaimana yang terjadi dalam jalinan haram bernama pacaran.
2. NADHOR /NAZHAR (Melihat Kondisi Fisik Calon Pasangan Masing-Masing)
Mengenal jati diri calon pasangan terkadang belum cukup memantapkan hati untuk selanjutnya
menjatuhkan lamaran. Terlebih, informasi dari pihak ketiga atau orang lain tentang sifat dari rupa
seseorang merupakan penilaian yang masih relatif. Sehingga ada perasaan mengganjal di hati
manakala sosok yang akan terpilih menjadi pasangan hidup tidak diketahui jelas akan parasnya.
Segala puji bagi Allah, keganjalan hati tersebut sirna dengan syariat nazhar yang diperintahkan
Rasulullah shallallahu alaihi wassalam kepada seorang sebelum memutuskan untuk meminang
wanita.
Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda yang artinya, Lihatlah wanita tersebut,
karena dengan seperti itu akan lebih pantas untuk melanggengkan hubungan di antara kalian
berdua. (HR. An-Nasai dan At-Tirmidzi dishahihkan Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam
Ash-Shahihah) Melalui nazhar, seseorang dapat menemukan sesuatu yang bisa menarik hatinya
untuk kemudian menikahinya. Dan melalui nazhar keputusan akhir akan mengkhitbah (melamar)
atau tidak lebih mudah untuk ditetapkan. Namun, perintah nazhar tentu bukanlah sekedar perintah
tanpa ada batasan. Terlebih mengingat bahwa wanita yang sedang di-nazhar adalah wanita ajnabi
(asing) yang statusnya masih haram untuknya. Oleh karena itu, ketika nazhar hendaknya disertai
oleh mahram dari wanita dan melihat pada bagian yang biasa nampak darinya berupa anggota

wudhu tanpa diikuti oleh syahwat.


Seorang laki2 diperbolehkan melihat aurat calon istrinya, dgn didampingi oleh mahram terdekat
masing2 calon).
Yang jelas semua info yang dibutuhkan dan berkaitan dengan hubungan rumah tangga harus
semuanya dibuka apa adanya. Bila dianggap tdk sesuai boleh dibatalkan.
Cuma info masing-masing pihak gak boleh dipublikasikan, baik info fisik maupun catatan
penyakitnya.
Kedua kubu boleh mengajukan penolakan, baik laki2 maupun perempuan. Jika kubu wanita gak
suka dia bebas untuk menolak, begitu jg sebaliknya.
Tanya : mau tanya,kl diliat pd thp nadhor itu betul2 soal fisik ya Tadz..bgmn dg
sifat(bawel,pendiem,galak dll)/Kecocokan berkomunikasi? Bknkah ini penting juga dlm berumah
tangga?
Jawab : Kalo sifat yang kang aviv sebutin itu bisa diungkap saat taaruf kang atau saat nadhor
pun bisa..Ditanyain ke anggota keluarga yang paling kenal dengan sifatnya si calon istri kang.
3. KHITBAH (lamaran)
Setelah melewati nazhar dan hati menjadi yakin untuk merajut tali pernikahan, maka sebelum
meminang sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan shalat istikharah. Bahkan shalat
istikharah disunnahkan sebelu melakukan segala sesuatu. Tidak lain agar dimudahkan sebab-sebab
yang mengantarkan pada perkara yang sedang dihadapi. Setelah itu barulah ia utarakan maksud
hatinya untuk memperistri wanita tersebut kepada walinya. Namun sebelum disampaikan lamaran
seseorang harus mengetahui adab dalam meng-khitbah agar kelanjutan proses pernikahannya tidak
terkotori dengan rasa permusuhan antara sesama muslim. Adab meng-khitbah yaitu seseorang
tidak boleh meminang wanita yang telah dipinang oleh saudaranya hingga saudaranya itu
menikahi wanita tersebut atau meninggalkannya. Demikianlah syariat Islam menjaga kesucian
proses pernikahan dari noda-noda yang bisa merusak persaudaraan.
Pada tahap ini pihak laki-laki baik secara langsung (ini yang afdlol) atau melalui perwakilan
mengajukan lamaran kepada pihak wanita tanpa harus dipertemukan lagi antara kedua calon.
Kagak boleh ada yang namanya tunangan apalagi make tuker cincin. Sebab tunangan bukan
berasal dari sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Sedangkan tukar cincin bentuk tasyabbuh
(menyerupai) orang kafir.
Nah, terhitung sejak tanggal lamaran diterima maka sejak itu selama kedua belah pihak tidak
mengajukan pembatalan maka pihak wanita gak boleh menerima lamaran dari laki-laki lain.
Adapun pihak laki-laki masih boleh mengajukan lamaran ke pihak wanita yang lain (jika kuota dia
masih ada).
Jadi dalam waktu yang bersamaan laki-laki boleh melakukan taaruf, nadhor, dan khithbah pada
beberapa wanita.
4. AKAD NIKAH
Sebuah perjanjian untuk menjadi pasangan suami istri. Allah menamakannya dengan mitsaqan

ghalizha (perjanjian yang kuat) untuk sebuah ikatan suci dan agung berupa pernikahan. Oleh
karenanya, sebelum melangsungkan akad nikah seseorang perlu mengetahui rukun dan syarat dari
akad nikah. Karena keberadaan keduanya menentukan sah tidaknya pernikahan dari segi hukum
syariat. Ketidaktahuan terhadap perkara tersebut akan memunculkan permasalahan yang besar,
sebagaimana ketika seorang wanita menikah tanpa wali maka tentu pernikahannya tidak sah.
Rukun akad yaitu adanya calon mempelai laki-laki dan wanita, saksi, mahar, serta ijab dan qabul.
Syarat akad yaitu kejelasan individu kedua mempelai, keridhaan masing-masing pihak untuk
menikah, mahar dan wali bagi wanita
Mahar disebutkan disaat akad nikah, kagak mesti seperangkat alat sholatMahar termasuk rukun
nikah.
Prosesi seperti biasa dengan calon wanita tidak dipajang ke tamu laki-laki yang bukan
mahramnya. Dan yang afdlol yang menjabat tangan calon suami adalah ayah/mahram laki-laki
terdekat bagi calon istri.
Tanya : Yang benar memurahkan mahar atw memudahkan mahar ustadz?
Jawab : Jika memurahkan masuk dalam kategori memudahkan ya dimurahin aja maharnya.
Mudah kan gak mesti murah.
Mahar seperangkat alat sholat bukan wajib bukan juga sunnah bahkan mengharuskan
keberadaannya bisa menggiring ke bidah. Yang jelas syariat tidak menetapkan sebagai mahar
yang kudu ada.
Tanya : Soal nikah di masjid itu ada dalilnya ga ustadz?
Jawab : Gak ada dalil akad nikah kudu di masjid, melazimkannya bisa menggiring ke bidah.
Tanya : Sama kriteria wali/saksi pernikahannya jg..
Jawab : Wali harus ortu kandung atau mahram ortu laki-laki yang paling dekat. Saksi kudu orang
yang persaksiannya bisa dipertanggung jawabkan.
Tanya : Ustadz, apakah benar seorg ayah (kdg)boleh menikahkan anaknya (pr) tanpa persetujuan
dan kehadiran si anak?
Jawab : Kalo anaknya perawan dan orang tua paham betul akan kualitas agamanya dan
keamanahan agamanya, maka gak ada masalah insya Allah.
Kalo anaknya janda maka harus minta persetujuannya.
Wallahu alam bish showwab.
5. WALIMATUL URSY (Resepsi Pernikahan)
boleh dilangsungkan setelah akad nikah, Boleh ditunda.
Kita munculkan pertanyaan soal nikah ya:
Tanya : Ustadz, kl wanitanya blm tau banget pengetahuan agmnya, apa ga boleh nikah sm lk2 yg

sdh paham, jd bisa dibimbing?


Jawab : Boleh aja asal laki-lakinya mau dan siap untuk membimbing.
Tanya : 1. Apa boleh akad nikah dengan beberapa wanita dalam 1 waktu?
Jawab : boleh saja seorang laki-laki melakukan akad nikah dengan beberapa wanita selama
kuotanya masih ada *kuota 4 istriTanya : 2. Jika demikian bagaimana pembagian malam pertamanya?
Jawab : wanita yang paling awal diakad adalah yang jatah malam pertamanya paling belakangan.
Adapun lama waktunya : jika janda 3 hari 3 malam, jika perawan 7 hari 7 malam.
Contoh : jika si a melakukan 2 akad nikah pada waktu bersamaan, yang pertama dengan janda
yang kedua perawan, maka pembagian malam pertamanya : perawan dapat jatah lebih dulu selama
7 hari 7 malam. Si janda dapat jatah 3 hari 3 malam, dihitung dari hari ke 8 dari hari si perawan.
Selanjutnya pembagian malam diatur sesuai dengan kemampuan si pria, boleh sehari semalam per
org, per dua hari dst yang jelas jumlah hari dan malam mesti sama.
Tanya : Kl sebelumnya si pria sdh nikah, trs mau pake kuota yg sisa yg diakad bareng, pembagian
giliran sm yg pertama bgm ustadz?
Jawab : Yang pertama ditunda hingga pembagian malam pertama yang baru selese.
Tanya : Ustadz, apa boleh kl mengumpulkan istri dlm satu rmh?
Jawab : Kalo rumahnya bertingkat dibolehkan bu. Jika tidak tapi mampu membuat batas rumah
hingga terpisah dengan jelas bagian tiap istri maka boleh insya Allah, tp lbh dr sekedar kamar.
Kalo betuknya seperti kos2an gak ada masalah bu, yang masing-masing punya pintu.
Tanya : Bgm hukumnya bg org yg tdk menikah, apakah tdk menyelisihi sunnah Rasulullaah?
Jawab : Kalo wanita gak wajib untuk menikah. Ini secara hukum asal, beda dgn laki2 bu.
Karena khithob (yang diajak) bicara dalam hadits soal nikah hanya untuk laki-laki bu. Kemudian
para ulama mengkaitkannya dengan adanya hadits yang menerangkan diantara tanda dekatnya
kiamat adalah ketika jumlah pria dan wanita menjadi 1:5. Jumlah wanita yang lebih banyak dari
para pria akan menimbulkan kesulitan bagi para wanita untuk menikah sebab 5 wanita harus
bersaing untuk mendapatkan 1 laki-laki. Itu kl mrk ga mau dimadu.
Tanya : kl pernikahan dgn sepupu itu bgm?
Jawab : Boleh bu gak ada larangan baik sepupuannya dari pihak bapak atau ibu.
Tanya : Trs yg spt Ali dgn Fatimah itu kan paman dgn keponakan?
Jawab : Iya bener bu, itu sah-sah aja bu. Kalo mau buat tante dengan ponakan juga bisa.

Anda mungkin juga menyukai