ajaran; 1) tri kaya parisudha dengan berfikir, berbicara baik seperti mengucapkan
Om swastyastu dan berbuat baik. 2) Catur paramitha diimplementasikan agar
hidup harmonis dengan kasih sayang, simpati dan toleransi, tanpa membedakan
ras, suku dan agama. 3) Tri mala sebagai ajaran yang perlu dikondisikan agar
waspada mengambil tindakan. Religiusitas terhadap upacara dilaksanakan
melalui ajaran panca yadnya meliputi; 1) dewa yadnya dengan bersembahyang
pada hari tertentu seperti tumpek wariga atau piodalan. 2) Rsi yadnya dengan
menghaturkan daksina atau dengan mewinten, 3)pitra yadnya dengan menyangi
orang tua dan melaksanakan upacara penguburan atau ngaben, 4) manusa yadnya
dengan upacara nyambutin, otonan, dan suddhi wadhani, 5) bhuta yadnya dengan
upacara byakala, caru dan menghaturkan segehan.
Kata Kunci : Religiusitas, Konversi, Islam, Hindu, Desa Pakraman
1. PENDAHULUAN
Kehidupan beragama pada dasarnya merupakan kepercayaan terhadap
kekuatan gaib atau supranatural yang berpengaruh terhadap kehidupan individu,
kepercayaan kepada kekuatan gaib menimbulkan prilaku seperti berdoa, memuja,
ritual dan lainya. Kepercayaan ini terus diyakini kebenarannya hingga menjadi
kepercayaan keagamaan. Kepercayaan terhadap agama memberikan kepuasan
rohani dan tuntunan suci dari masing-masing agama yang diyakini. Setiap agama
memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya baik konsep teologi ataupun tata
cara pemujaan. Meskipun berbeda namun setiap agama mengajarkan jalan menuju
Tuhan atau jalan untuk bersatu dengan Tuhan, seperti agama Islam mengajarkan
cara menuju Tuhan dengan menjalankan ajaran kitab suci Al-Quran atau agama
Hindu mengajarkan penyatuan dengan Tuhan (moksa).
Perbedaan antara agama ditemukan di Indonesia yang merupakan negara
multi kultur dan multi agama, dilihat masyarakat Indonesia menganut enam
agama berbeda dengan tata cara berbeda yaitu: Hindu, Islam, Kristen Katolik,
Kristen Protestan, Budha dan Konghucu. Ke enam agama yang berbeda
menjadikan religiusitas sebagai tolak ukur bertingkah laku bagi masing-masing
umat beragama dalam menunjukan ketaatanya terhadap agama yang diyakini,
diungkapkan Jalaluddin (2000) mendefinisikan religiusitas sebagai suatu keadaan
dalam diri individu yang mendorongnya bertingkah laku sesuai kadar ketaatannya
terhadap agama.
Bali yang disebut pulau dewata merupakan suatu tempat dengan berbagai
tata cara keagamaan umat Hindu. Sebagai wujud religiusitas umat Hindu
dilaksanakan ritual sehari-hari ditempat suci atau diberbagai tempat di Bali. Ada
kecenderungan umat Hindu di Bali lebih intens dan khusuk untuk
menyelenggarakan dan mengikuti upacara atau ritual keagamaan yang bertujuan
menunjukan religiusitas beragama dan menciptakan suatu keharmonisan, seperti
keharmonisan dengan alam, para dewa, dan keharmonisan umat beragama
ataupun keharmonisan antara umat beragama.
Agama Islam juga mengajarkan keharmonisan antara umat beragama
seperti diungkapkan Bustanudin (2006: 212) menyatakan konsep agama wahyu
khusunya Islam dalam mengembangkan solidaritas sosial sebagaimana dipahami
oleh kelompok cendikiawan Muslim yang memahami ajaran agama, menegakkan
keadilan dan mewujudkan kesejahteraan bagi segenap rakyat, tanpa diskriminasi
2
agama, suku dan ras, sehingga terwujud konsep negara pada permulaan Islam
hingga abad ke 20 yaitu khilafah, khilafah Islamiyah mengayomi kepentingan
rakyat yang multi agama, ras dan budaya.
Religiusitas umat Islam setelah konveri ke Hindu menjadi suatu penelitian
yang sangat unik sebab agama Islam merupakan salah satu agama terbesar yang
sangat terkenal dengan ketaatannya beragama, ketaatan beragama umat Islam
berdasarkan ajaran kitab suci Al-Quran, seperti diungkapkan Saebandi (2007: 87)
menyatakan Islam bukan hanya ajaran yang menyuguhkan doktrin ideologi ritual
formal, didalamnya terdapat ajaran tentang kehidupan sosial, politik, ekonomi,
budaya, dan tentang estetika yang luar biasa, selain itu jika melihat ayat-ayat
madaniyahyakni ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan oleh Allah kepada nabi
Muhammad Saw, setelah beliau hijrah dari mekah ke madinah, ayat-ayatnya
banyak membahas masalah sosial, politik, ekonomi, perdagangan, negara dan
hukum dalam peradilan. Kitab suci Al-Quran kemudian disebarkan ke berbagai
negara di dunia dan diajarkan secara disiplin melalui pasraman atau sekolah
khusus untuk mendalami ajaran Islam, hingga Islam menjadi agama terbesar di
dunia.
Umat Islam yang konversi ke Hindu tidak melakukan rekonversi atau
konversi kembali menjadi Islam, hal ini sangat menarik minat penulis untuk
mengetahui religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu dalam memahami
tri kerangka dasar agama Hindu. Tri karangka dasar agama Hindu merupakan tiga
konsep yang mendasari ajaran Agama Hindu, terdiri dari tattwa, susila dan
upacara atau ritual,
Mengenai religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu di Desa
Pakraman Nyitdah menjadi suatu penelitian yang penting, agar dimanfaatkan
sebagai penelitian yang dijadikan kontribusi dan acuan dalam mempertahankan
dan meningkatkan eksistensi agama Hindu di Bali ataupun di luar Bali.Mengenai
religiusitas umat Islam setelah konversi agama ke Hindu perlu diteliti lebih jauh
melalui perspektif teologi dengan penelitian yang berjudul: Religiusitas Umat
Islam Setelah Konversi ke Hindu di Desa Pakraman Nyitdah, Kecamatan Kediri,
Kabupaten Tabanan (Perspektif Teologi Hindu).
2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan yang menjadi titik tolak dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanakah religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu dalam
memahami ajaran tattwa atau filsafat agama Hindu di Desa Pakraman
Nyitdah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan?
2. Bagaimanakah religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu dalam
memahami ajaran susila atau etika agama Hindu di Desa Pakraman
Nyitdah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan?
3. Bagaimanakah religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu dalam
memahami ajaran upacara atau ritual agama Hindu di Desa Pakraman
Nyitdah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan?
3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui religiusitas umat Islam setalah
konversi ke Hindu dalam memahami tiga karangka dasar agama Hindu, serta
3
Tattwa
Susila
Upacara
memahami teologi Hindu yang universal, sebagai wujud religiusitas umat Islam
dalam memahami teologi Hindu dapat ditunjukkan melalui konsep tri karangka
dasar agama Hindu.
Religiusitasumat Islam setalah konversi ke Hindu akan dibahas dalam
penelitian ini, terutama religiusitas umat Islam setalah konversi ke Hindu dalam
memahami tri karangka dasar agama Hindu yang terdiri dari ajaran tatwa atau
filsafat agama Hindu, ajaran susila atau etika agama Hindu, dan upacara atau
ritual agama hindu, sehingga dengan penelitian ini akan dapat membuktikan
religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu sebagai perwujudan sradha dan
bhaktisebagai agama Hindu.
6. METODE PENELITIAN
Penentuan Lokasi Penelitian, Pendekatan Penelitian yakni pendekatan
empiris, Penentuan informan secara purposive sampling yakni informan dipilih
dengan mempertimbangkan pengetahuan mereka tentang masalah yang ditelaah
dan dapat mewakili seluruh populasi, Jenis Penelitian adalah kualitatif dan
Sumber Data adalah data primer dan data sekunder, Tehnik Pengumpulan Data
(Studi Kepustakaan, Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi), Analisis Data,
dan Penyajian Analisis Penelitian
7. PENYAJIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
a. Religiusitas Umat Islam Setelah Konversi ke Hindu dalam Memahami
8. SIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah disajikan, dapat disimpulkan hasil
penelitian.
memahami ajaran tattwa menyatakan tingkat religiusitas cukup baik
ditunjukan berdasarkan keyakinan terhadap ajaran panca sraddha.
Pengetahuan agama Hindu berdasarkan ajaran kitab suci Veda kurang
diketahui, sebab sistem pembelajaran agama Hindu diterima secara
informal, yaitu dari keluarga dan masyarakat sekitar. Pemahaman terhadap
kontruksi teologi Hindu secara konsep dapat dipahami dan diyakini melalui
ajaran panca sraddha seperti: Widhi sraddha, Atma sraddha, Karmaphala
sraddha, Punarbhawa sraddha, Moksa sraddha
Umat Islam yang konvesi ke Hindu secara konsep kurang mengetahui ajaran
susila atau yang diklasifikasikan seperti tri kaya parisudha, catur paramitha
dan tri mala, namun dalam kehidupan sehari-hari ajaran susila atau etika
agama Hindu dapat diimplementasikan dengan cukup baik,
Religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu di Desa Pakraman
Nyitdah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan dalam memahami ajaran
upacara atau ritual agama Hindu yaitu menyatakan tingkat religiusitas yang
cukup baik yang ditunjukanberdasarkan pelaksanaan terhadap ajaran panca
yadnya meliputi: Dewa yadnya, Rsi yadnya, Pitra yadnya, Manusa yadnya,
Bhuta yadnya.
9. SARAN-SARAN
Di Mengingat sistem pembelajaran para pemeluk Hindu yang sebelumnya
beragama Islam hanya dilalui secara nonformal, jadi kepada tokoh-tokoh
Hindu, lembaga Hindu dan majelis Hindu (PHDI) diharapkan untuk
memberikan bimbingan secara terstruktur agar religiusitas sebagai pemeluk
Hindu dapat ditingkatkan.
Kepada majelis agama Hindu (PHDI) agar membuat sistem pembelajaran
bagi pemeluk Hindu dan yang konversi menjadi Hindu.
Adanya kesediaan umat lain untuk memeluk Hindu khususnya umat Islam
setelah konversi ke Hindu agar dapat lebih mampu memahami konsepkonsep dan ajaran agama Hindu serta mampu diimplementasikan dalam
kehidupan masyarakat.
10. UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. I Made Titib,Ph.D., Rektor IHDN Denpasar.
2. Dr. Drs. I Made Suweta,M.Si., Dekan Fakultas Brahma Widya.
3. I Made Dwitayasa,S.Ag.,M.Fil.H. Ketua Jurusan Teologi Hindu.
4. Drs. I Wayan Redi, M.Ag. selaku pembimbing I
5. Ni Kadek Surpi, S.Pt., M.Fil.H. selaku pembimbing II
6. Para Dosen Brahma Widya
7. Para Narasumber
8. Kedua orang tua serta semua keluarga.
9. Para teman-teman
7
Surpi, Ni Kadek. 2009. Konversi Agama Masyarakaat Bali (Studi Kasus Konversi
Agama Hindu Ke Kristen Protestan di Kelurahan Abianbase, Kecamatan
Mengwi, Badung). Tesis. Program Pasca Sarjana Institut Negeri Denpasar.
Tapasyananda, Swami.2008.Wejangan Filosofis dan Keagamaan Swami
Vivekananda. Surabaya: Paramita.
Thouless, R. H. 2000. Pengantar Psikologi agama . Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Titib. I Made. 1996.Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan. Paramita.
Surabaya.
Titib. I Made. 2003. Teologi dan Simbol-simbol dalam Agama Hindu. Paramita.
Surabaya.
Wijaya, I Nyoman, 1986.Cahaya Kubah di Ujung Timur Kahyangan: Studi
Perkembangan Islam di Kabupaten Karangasem 1950-1980. Tesis
Universitas Gajah Mada Yogyakarta
Wiranata, SH, MH, I Gede A.B. 2005. Dasar-Dasar Etika Dan Moralitas.
Bandung: Citra Aditya Bakti
WS, Indrawan. 2000. Kamus Lengkap Bahasa Indonesi (Edisi Ketiga). Jombang:
Lintas Media.
Yayasan Sanatana Dharmasrama Surabaya. 2000. Studi Banding Antar Agama.
Surabaya: Paramita.
Zoetmulder, P.J.1997. Kamus Jawa Kuno - Indonesia. Jakarta: Gramedia
10