Nurul Puspita1)
Ir. Fitri Yusman, MSP2)
1) Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota,
2) Pengajar Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Abstract: Tzu Chi Great Love Village in Cengkareng - West Jakarta is established by Budha Tzu Chi Indonesia
Foundation carries some foundations vision and mission, and other mision which related to local government programme. The
type of this development is a large scale walk-up flat, therefore Tzu Chi Great Love Village in Cengkareng also carries some
goals of those type of development. The aim of this study to explain comprehensively and objectively the development efectiveness of
Tzu Chi Great Love Village in Cengkareng.
The results of this study are: this development is effective in vision-mission implementation because all of the vision-mission has
been reached, while based on comprehensive and objective assessment as a large scale walk-up flat, effectivity of this development is
just enough because theres some of the goals has not been reached, which are: targets of inhabitants, land efficiency and optimize,
and benefit impact to the surrounding area.
Interrelated to some of the urban management sector, Tzu Chi Great Love Village in Cengkareng has a contribution to that
because it ables to handle: the housing sector, especially in providing the cheap housing for the poor; the environmental sector,
especially in reducing the slums area; and social services sector, especially in creating inhabitants high total quality of life.
Keywords: effectivity, large scale walk-up flat
sasaran, terjadi penurunan kualitas hidup penghuni,
hanya dapat berperan sedikit saja atau bahkan tidak
sama sekali dalam mengurangi permukiman
kumuh, dan bahkan rumah susun seringkali
terisolir dari wilayah sekitarnya sehingga tidak dapat
menghasilkan dampak kemanfaatan bagi wilayah
sekitarnya.
Oleh karena itu perlu ada penilaian yang
komprehensif dan objektif dalam menilai rumah
susun skala besar terkait dengan manajemen
perkotaan yaitu dengan melihat kemampuannya
dalam memenuhi tuntutan dari sektor: perumahan
(ketepatan sasaran program, keterjangkauan harga
sewa), lingkungan (optimasi lahan, efisiensi lahan,
dan penurunan permukiman kumuh), dan
pelayanan sosial (peningkatan kualitas hidup bagi
target group penghuni rumah susun, dan
menghasilkan
dampak
kemanfaatan
bagi
masyarakat di wilayah sekitarnya). Selain dari sektor
manajemen perkotaan, peninjauan terhadap
ketercapaian visi-misi program juga dilakukan agar
benar-benar dapat mengetahui gambaran yang
menyeluruh tentang performance dari rumah susun
skala besar yang diteliti, yaitu Rumah Susun Skala
Besar Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Output
yang akan dihasilkan dari penelitian ini adalah dapat
diketahui performa rumah susun skala besar
melalui tingkat pencapaian tujuan pembangunan
PENDAHULUAN
Rumah susun skala besar pada dasarnya
sama dengan rumah susun pada umumnya, hanya
saja memberlakukan beberapa syarat tambahan
yang menjadikannya termasuk sebagai rumah susun
skala besar, seperti mempunyai luas kawasan 5
Ha, mempunyai unit hunian sebanyak 1.000 unit,
serta mempunyai kelengkapan fasilitas untuk
mendukung aktivitas penghuni yang sekaligus juga
memungkinkan masyarakat sekitarnya bisa
mengakses beberapa fasilitas yang ada di
lingkungan rumah susun skala besar tersebut.
Pengembangan rumah susun dalam bentuk
skala besar termasuk masih jarang di Indonesia
(sepengetahuan penulis, hanya terdapat di DKI
Jakarta saja dengan jumlah yang tidak banyak pula
yaitu hanya 6 lokasi saja), maka bentuk rumah
susun skala besar ini belum dapat diterima atau
dilaksanakan begitu saja tanpa ada pembuktian
tentang keberhasilan pembangunan rumah susun
skala besar yang ditinjau dari berbagai segi.
Umumnya pada operasional pengelolaan/
pengembangan rumah susun selama ini, seringkali
terdapat masalah-masalah yang dapat menyebabkan
tidak berdaya gunanya rumah susun mencapai
beberapa tujuan pembangunan rumah susun itu
sendiri, seperti: seringkali penghunian tidak tepat
1
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Efektivitas
Efektivitas dipakai sebagai salah satu cara
mengevaluasi suatu kebijakan publik (Dunn, 1999
dan Sawicky, 1986). Efektivitas oleh Sawicki
diartikan sebagai suatu criteria evaluasi yang dapat
diukur bilamana suatu kebijakan atau program
dapat mencapai hasil (efek) yang diinginkan
(Sawicki, 1986: 157-161). Dunn (1999: 429)
menyatakan bahwa efektivitas berkenaan dengan
apakah suatu alternatif mencapai hasil/ akibat yang
diharapkan atau mencapai tujuan dari diadakannya
tindakan. Gibson, et.al. (dalam Hasan, 2006)
2
Gambar 1
Besaran Skala Proyek Perumahan
3
Jumlah Unit
1 100
100 500
500 1.000
1.000 3.000
> 3.000
unit
unit
unit
unit
unit
Daya Tampung
2 400
200 2.000
1.000
4.000
2.000 12.000
Minimal 6.000
jiwa
jiwa
jiwa
jiwa
jiwa
Penanganan
terpadu
perumahan
dan
permukiman kumuh adalah upaya untuk
menterpadukan kegiatan dan usaha dari berbagai
program pembangunan, sektoral, program
pembangunan daerah, dan peran serta badan
usaha milik negara, badan usaha milik daerah,
koperasi, yayasan, organisasi sosial, badan usaha
swasta dan masyarakat luas secara bersama-sama
menangani perumahan dan permukiman kumuh
di suatu tempat, baik berupa perbaikan,
peremajaan, maupun relokasi (Surat Edaran
Menpera No 04/SE/M /1/93 ).
Pada penelitian ini keefektifan program akan
menilai apakah program rumah susun skala besar
mampu mengurangi jumlah atau luasan kawasan
kumuh di wilayah asal warga relokasi.
2. Tingkat efisiensi lahan (E)
Tingkat efisiensi lahan pada suatu kawasan
permukiman dapat diciptakan jika dilaksanakan
bentuk pembangunan rumah bertingkat. Hama
menjelaskan kalau tingkat efisiensi penggunaan
lahan dapat diukur melalui nilai KLB yang
dihasilkan (Hama,1989: 4). Perhitungan efisiensi
lahan didasarkan pada perhitungan KLB
3. Tingkat optimasi lahan (O)
Tingkat optimasi lahan lebih diartikan untuk
mengoptimalkan penggunaan lahan di kawasan
Variabel
Permukiman
kumuh (K)
Efisiensi lahan (E)
Optimasi lahan
(O)
Ketepatan sasaran
program (T)
Keterjangkauan
harga sewa (H)
Indikator
Pertumbuhan jumlah atau
luasan permukiman kumuh di
wilayah agregat
Persentase KLB kawasan
dibanding standar KLB di
wilayah agregat **)
Persentase KDB kawasan
dibanding standar KDB di
wilayah agregat *)
Rasio ketepatan sasaran netto
terhadap jumlah unit hunian
Rasio pengeluaran untuk sewa
rumah terhadap total
pendapatan penghuni rumah
susun skala besar
Kriteria Pengukuran
Nilai 1: bertambah
Nilai 2: tidak ada perubahan
Nilai 3: berkurang
Nilai 1: 0 0,8
Nilai 2: 0,9 1,7
Nilai 3: 1,8 2,5
Nilai 1: 0 15%
Nilai 2: 16% - 30%
Nilai 3: 31% - 45%
Nilai 1: Ketepatan sasaran netto 50%
Nilai 2: Ketepatan sasaran netto 51% - 75%
Nilai 3: Ketepatan sasaran netto 76% -100%
Nilai 1: rata-rata penghuni berpenghasilan rendah
mempunyai pengeluaran untuk sewa rumah
>30% dari total pendapatan
Nilai 2: rata-rata penghuni berpenghasilan rendah
mempunyai pengeluaran sewa rumah = 25% 30% dari total pendapatan
Nilai 3: rata-rata penghuni berpenghasilan rendah
mempunyai pengeluaran untuk sewa rumah
<25% dari total pendapatan
Nilai 1: 1,00 1,50 (ketidakmanfaatan)
Nilai 2: 1,51 2,00 (kemanfaatan)
Nilai 1: 1,00
Nilai 2: 1,81
Nilai 3: 2,61
Nilai 4: 3,41
Nilai 5: 4,21
Dampak terhadap
wilayah sekitar (D)
Kualitas hidup
penghuni (P)
Tingkat kemanfaatan/
ketidakmanfaatan (ekonomi,
soial, dan lingkungan) yang
diterima masyarakat sekitar
Tingkat kualitas hidup total
penghuni rumah susun
Keterangan:
* KDB maksimun yang berlaku di kawasan wisma (susun) Kel. Cengkareng Timur, Jakarta Barat adalah 45%
** KLB maksimun yang berlaku di kawasan wisma (susun) Kel. Cengkareng Timur, Jakarta Barat adalah 2,5
Sumber: Hasil Analisis, 2007
Nilai minimum
(Ef RSSB) = 1 (1) + 1,5 (1 + 1 + 1) + 2 (1 + 1 + 1)
= 11,5
Nilai maksimum
(Ef RSSB) = 1 (3) + 1,5 (3 + 3 + 2) + 2 (3 + 3 + 5)
= 37
PEMBAHASAN
Analisis
Hasil
Implementasi
Visi-Misi
Program Pembangunan Rumah Susun Cinta
Kasih Tzu Chi Cengkareng
1. Mendukung Program Kali Bersih (Prokasih)
Kali Angke merupakan salah satu wilayah yang
menjadi proyek normalisasi di DKI Jakarta,
sehingga para penghuni di bantaran Kali Angke
terpaksa harus digusur dan Yayasan Budha Tzu
Chi Indonesia, melalui Rumah Susun Cinta Kasih
Tzu Chi Cengkareng, berperan mendukung
program pemerintah daerah tersebut dalam hal
relokasi dan menyediakan rumah bagi para warga
penghuni bantaran Kali Angke yang tergusur.
Bentuk keberhasilan dukungan dari Yayasan
Budha Tzu Chi Indonesia terhadap program
normalisasi Kali Angke dapat dilihat dari
berfungsinya kembali Kali Angke sebagai
pendukung sistem drainase kota (lebar sungai
telah normal, tidak terjadi penyempitan) sehingga
diperkirakan dapat membantu mengurangi
masalah banjir tahunan di kota ini.
Sebelum normalisasi
1000
864
800
702
600
400
200
285
94
90
61
0
2003
w arga relokasi
2007
unit kosong
Gambar 3
Perbandingan Tingkat Hunian Rumah Susun
Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng
3. Penyediaan Rumah Layak Huni
Berdasar indikator dari Dinas Perumahan DKI
Jakarta, yang meninjau: aspek fisiologis (ventilasi,
penerangan, kondisi rumah, kelengkapan
bangunan, dan perencanaan ruang), aspek
psikologis (kondisi penghuni dan lingkungan
sekitarnya), aspek kesehatan (perlindungan
terhadap penyakit, kecelakaan, dan kesehatan
lingkungan), dan aspek administrasi (kesesuaian
dengan penataan ruang dan perizinan); maka
unit-unit hunian dalam kawasan Rumah Susun
Cinta Kasih Tzu Chi memang telah patut untuk
disebut sebagai unit hunian (rumah) yang layak
huni karena telah memenuhi keempat aspek yang
disyaratkan sebagai sebuah rumah layak huni.
Sesudah normalisasi
Gambar 2
Bantaran Kali Angke: Sebelum dan Sesudah
Normalisasi Sungai
2. Tempat Relokasi Warga Bantaran Kali Angke
Rumah Susun Cinta Kasih Tzu Chi mempunyai
target group yang sudah sangat jelas, yaitu warga
penghuni bantaran Kali Angke, dengan jumlah
unit hunian yang dialokasikan untuk mereka pada
mulanya direncanakan sebanyak 1.100 unit
(realisasi 1.048 unit saja karena 52 unit digunakan
sebagai kios). Pada awal penghunian (tahun 2003)
rumah susun ini mempunyai tingkat hunian
sebesar 92% (958 KK), dengan kelompok target
group sebanyak 864 KK saja (82%) dan pada
tahun 2007 mempunyai tingkat hunian sebesar
73% (763 KK), dengan target group sebanyak
702 KK saja (67%). Bila melihat nilai tersebut,
dapat dinyatakan kalau rumah susun ini belum
dimanfaatkan sepenuhnya oleh penghuni
bantaran Kali Angke, yang menjadi korban
penggusuran program normalisasi sungai Kali
Angke, sebagai pilihan tempat tinggal mereka.
Sumber : Hasil Observasi dan Dok. Pengelola Rusun Tzu Chi 1, 2007
Gambar 4
Detail Ruangan Unit Hunian Rumah Susun
Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng
4. Penciptaan Sumberdaya Manusia Berkualitas
Penciptaan sumberdaya manusia berkualitas
difokuskan pada peningkatan kualitas di bidang
pendidikan (formal dan informal) dan kesehatan
karena kedua bidang tersebut yang menentukan
tingkat produktivitas SDM dalam dunia kerja.
Pendidikan Formal
Pendidikan formal ditujukan pada kelompok
usia sekolah agar mempunyai kemampuan
bidang akademik yang dapat digunakan sebagai
7
94%
6%
Gambar 5
Persentase Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan
oleh Penghuni Rumah Susun
Kebiasaan pembuangan sampah
Kebiasaan pembuangan sampah di
di Rusun Tzu Chi
bantaran Kali Angke
Sumber: Hasil Observasi dan dok.Pengelola Tzu Chi 1, 2007
Pendidikan Informal
Pendidikan informal diberikan bagi penghuni
yang telah melewati usia sekolah (yang tidak
sempat menikmati pendidikan formal dengan
semestinya).
Bentuk pendidikan informal yang diberikan
oleh pengelola Rumah Susun Cinta Kasih Tzu
Chi Cengkareng adalah dengan program
PKBM untuk meningkatkan keterampilan
melalui pemberian pelatihan keterampilan:
menjahit, salon, terapi, komputer, tata boga,
keaksaraan, dan pemandian jenazah. Program
PKBM ini telah berhasil meluluskan 40 warga
penghuni yang menjadi peserta pada tahap I
dan pada tahap II sekarang 30 warga penghuni
sedang menjadi peserta program PKBM ini.
Bidang Kesehatan
Kondisi dari suatu lingkungan permukiman
akan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan
masyarakat yang mendiami lingkungan
permukiman
tersebut
(Astuti,
2006).
Kebersihan lingkungan dalam kawasan
permukiman ini yang sangat baik merupakan
faktor yang paling menentukan tingkat
kesehatan para penghuni rumah susun ini.
Gambar 7
Perubahan Kebiasaan Pembuangan Sampah
Gambar 8
Perubahan Kebiasaan Pembuangan Limbah Manusia
39%
61%
sehat terus
Gambar 6
Persentase Intensitas Sakit Penghuni Rumah
Susun Selama Setahun Terakhir
8
2%
27%
71%
sering
jarang/kadang-kadang
tidak pernah
8%
Gambar 9
Persentase Intensitas Konflik Antar Penghuni
Rumah Susun Selama Setahun Terakhir
jarang/ kadang-kadang
sering
10%
selalu/ rutin
Gambar 10
Persentase Intensitas Pengadaan Kegiatan Sosial
TABEL III
RINGKASAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI VISI-MISI PROGRAM
PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN CINTA KASIH TZU CHI CENGKARENG
Variabel
Mendukung Program Kali Bersih
(Prokasih)
Analisis
Kali Angke kembali berfungsi sebagai pendukung
sistem drainase kota (lebar sungai telah normal,
tidak terjadi penyempitan) sehingga dapat
membantu mengurangi masalah banjir tahunan di
Kota Jakarta
Terdapat gejala penurunan tingkat hunian, dengan
rata-rata laju laju penurunan sebesar 5% per
tahun, mengindikasikan rumah susun ini belum
dimanfaatkan sepenuhnya oleh eks penghuni
bantaran Kali Angke, yang menjadi korban
penggusuran program normalisasi sungai Kali
Angke, sebagai pilihan tempat tinggal mereka
Unit-unit hunian Rusun Tzu Chi Cengakreng
memang telah patut untuk disebut sebagai unit
hunian (rumah) yang layak huni karena telah
memenuhi empat aspek (fisiologis, psikologis,
kesehatan, dan administrasi) yang disyaratkan dari
sebuah rumah layak huni
Peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan
telah mampu bertindak sebagai katalisator untuk
menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas
di rumah susun ini sehingga mampu mendukung
produktivitas SDM dalam dunia kerja
Cara hidup tradisional dari penghuni berhasil
diubah menyesuaikan dengan cara hidup modern
(dalam hal pembuangan sampah dan limbah
manusia). Cara hidup modern yang berhasil
ditanamkan pada penghuni adalah dalam hal budaya
disiplin (menaati peraturan yang berlaku) dan
budaya aktif (banyak berpartisipasi pada kegiatan
sosial)
Keterangan
Mencapai secara maksimal visimisi program Yayasan Budha
Tzu Chi Indonesia
Efektif
(semua visi-misi tercapai)
Klasifikasi
Sumber: Hasil Analisis, 2007
15.276,25; 30%
Ruang terbangun
Ruang terbuka
Gambar 11
Proporsi Lahan di Kawasan Rumah Susun
Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng
78,41
80
60
40
15,16
20
0
tahun 2001
tahun 2004
Gambar 12
Pertumbuhan Permukiman Kumuh
di Bantaran Kali Angke
4. Ketepatan Sasaran Program
667; 64%
35; 3%
0; 0%
61; 6%
285; 27%
Gambar 12
Tingkat Ketepatan Sasaran Program Rumah
Susun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng
Ketepatan sasaran program di Rumah Susun
Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng pada tahun
2007 ini masih terjadi karena mempunyai tingkat
ketepatan sasaran program sebesar 64% yang
menunjukkan bahwa penghuni rumah susun ini
masih didominasi (meski belum maksimal) oleh
warga penghuni berpenghasilan rendah yang
berstatus sebagai eks warga bantaran Kali Angke.
10
Kelompok
Masyarakat
Masyarakat
Berpenghasilan
Berpenghasilan
Rendah
Menengah ke atas
Rp. 684.700,Rp. 3.340.000,Rp. 90.000,Rp. 90.000,Rp. 85.400,Rp. 138.000,16,70%
2,92%
13,98%
4,34%
30,68%
7,26%
Tingkat Kualitas
Skor
Tingkatan
Kesejahteraan Materi
2,12
Rendah
Kesehatan
4,21
Sangat tinggi
Hubungan Sosial
4,45
Sangat tinggi
Unit Hunian
3,33
Sedang
Kenyamanan Lingkungan
3,75
Tinggi
3,45
Tinggi
3,58
Tinggi
Analisis
Kualitas rendah disebabkan karena tingkat pendapatan
penghuni yang rendah (termasuk golongan informal) sehingga
juga tidak memungkinkan mereka untuk menyisakan
pendapatannya untuk menabung, bentuk rumah yang bukan
landed house dan hanya berstatus sewa membuat adanya
ketidakpastian penghunian jangka panjang
Kondisi kesehatan penghuni sangat baik karena sebagian besar
penghuni sehat selalu sepanjang setahun terakhir sehingga
hanya sebagian kecil saja yang kadang-kadang berobat ke
fasilitas kesehatan
Penghuni rumah susun sebagian besar aktif berpartisipasi pada
setiap kegiatan social, dan di antara penghuni juga jarang sekali
terjadi konflik yang dapat mengganggu keharmonisan hubungan
mereka, dan tingkat kepedulian antar penghuni juga tinggi
Unit hunian oleh sebagian besar penghuni dianggap cukup
luasannya, dan pembagian ruangannya juga dianggap cukup baik
Kondisi lingkungan permukiman di kawasan rumah susun ini
pada segi kebersihan, kebisingan, dan keamanan dianggap sudah
baik bagi penghuni sehingga dapat membuat mereka nyaman
untuk bertempat tinggal
Rata-rata penghuni sudah mempunyai akses ke berbagai fasilitas
kawasan rumah susun dengan intensitas yang berbeda-beda,
kondisi prasarana kawasan juga telah memberi pelayanan yang
baik bagi penghuni terlihat dari sebagian besar penghuni menilai
cukup baik layanan prasarana yang diterimanya
Rumah Susun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng mampu
menciptakan tingkat kualitas hidup total penghuni yang tinggi
11
Skor
Tingkat Dampak
Bentuk
Aspek ekonomi
1,45
Ketidakmanfaatan
Aspek sosial
1,51
Kemanfaatan
Aspek lingkungan
1,21
Ketidakmanfaatan
1,40
Ketidakmanfaatan
Analisis
Masyarakat sekitar menerima dampak ketidakmanfaatan karena
hanya sebagian kecil saja yang mengalami peningkatan pendapatan
sejak berdiri rumah susun ini, tetapi rumah susun ini cukup
mampu memacu perkembangan kegiatan ekonomi informal yang
cukup banyak di wilayah sekitar rumah susun
Dampak kemanfaatan yang diterima masyarakat sekitar dari rumah
susun ini antara lain: berkontribusi menambah variasi kegiatan
social di kawasan, memperluas hubungan social antar warga, dan
menambah kesempatan untuk mengakses layanan fasilitas yang
lebih beragam
Masyarakat sekitar menerima dampak ketidakmanfaatan karena
rumah susun ini tidak berkontribusi memperbaiki kondisi
lingkungan sekitarnya, terutama dalam hal banjir, kemacetan, dan
kondisi prasarana tetapi cukup mampu memacu pertumbuhan
kegiatan pembangunan baru di kawasan sekitarnya
Rumah Susun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng belum cukup
mampu memberikan dampak kemanfaatan bagi wilayah sekitarnya
TABEL VII
SKORING TINGKAT EFEKTIVITAS PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN
SKALA BESAR CINTA KASIH TZU CHI CENGKARENG
Variabel
Nilai
Skor
Output
Konstanta
Jumlah
Skor
Keterangan
Prioritas I:
- Tingkat ketepatan sasaran program
- Tingkat pertumbuhan permukiman
kumuh
- Tingkat kualitas hidup penghuni
64%
(range 51% - 75%)
Turun
(hingga 81%)
3,58
(range 3,41 - 4,20 : Tinggi)
Prioritas II:
- Tingkat optimasi lahan
- Tingkat efisiensi lahan
- Dampak terhadap wilayah sekitar
30%
(range 16% - 30%)
1,2
(range 0,9 - 1,7)
1,40
(Ketidakmanfaatan)
1,5
1,5
Prioritas III:
16,70%
(< 25%)
Total Skor
Sumber: Hasil Analisis, 2007
12
28,50
Cukup Efektif
(range 20,01 28,50)
13
TABEL VIII
STRATEGI TERPILIH UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBANGUNAN
RUMAH SUSUN SKALA BESAR CINTA KASIH TZU CHI CENGKARENG
Variabel
Prioritas
I
Prioritas
II
Segi penilaian
Efektivitas pembangunan
rumah susun skala besar
Visi-misi
Optimasi lahan
Efektivitas pembangunan
rumah susun skala besar
Efisiensi lahan
Efektivitas pembangunan
rumah susun skala besar
Efektivitas pembangunan
rumah susun skala besar
Strategi
Menambah variasi dalam segmenting target group
penghunian
Membuat rumah susun menarik dari segi
perekonomian bagi eks-warga bantaran Kali Angke
Cukup membangun ruang terbangun baru seluas
510 m2 dalam kawasan rumah susun
Lebih baik tidak dilakukan upaya peningkatan
ketinggian bangunan yang sudah ada, kecuali untuk
bangunan yang bisa memberikan nilai ekonomis
Mengembangkan kegiatan sosial dan peningkatan
layanan fasilitas sosial
PENUTUP
Kesimpulan
Pembangunan Rumah Susun Cinta Kasih
Tzu Chi Cengkareng oleh Yayasan Budha Tzu Chi
Indonesia, yang mempunyai visi-misi: mendukung
program kali bersih (Prokasih), tempat relokasi eks
warga penghuni bantaran Kali Angke, menyediakan
rumah layak huni, menciptakan sumberdaya
manusia yang berkualitas, dan mengubah pola/
cara hidup penghuni rumah susun dari tradisional
menjadi modern, pada implementasinya memang
semua visi-misi itu sudah berhasil dicapai oleh
rumah susun ini, sehingga tingkat keefektifan
pembangunan rumah susun ini yang dinilai dari
segi hasil implementasi visi-misi program dapat
digolongkan pada tingkatan efektif.
Efektivitas pembangunan Rumah Susun
Skala Besar Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng
secara komprehensif dan objektif ternyata berada
pada tingkatan cukup efektif saja karena adanya
ketidaktercapaian
pada
beberapa
tujuan
pembangunannya, yaitu pada: penciptaan ketepatan
sasaran program, penciptaan optimasi dan efisiensi
lahan, serta penciptaan dampak kemanfaatan bagi
wilayah sekitarnya.
Terkait dengan beberapa sektor dalam
manajemen perkotaan, maka Rumah Susun Skala
Besar Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng sudah
dapat berkontribusi menangani secara maksimal
beberapa sektor dalam manajemen perkotaan itu,
yaitu pada: sektor perumahan, terutama dalam hal
kemampuannya
menyediakan
rumah
yang
terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah;
sektor
lingkungan,
terutama
dalam
hal
kemampuannya mengurangi (luas) permukiman
kumuh di perkotaan; dan sektor pelayanan sosial,
terutama dalam hal kemampuannya menciptakan
tingkat kualitas hidup yang tinggi bagi masyarakat
berpenghasilan rendah (penghuni rumah susun).
Temuan Studi
Temuan studi yang diperoleh, antara lain:
1. Terdapat gejala penurunan tingkat hunian,
dengan rata-rata laju laju penurunan sebesar 5%
per tahun, mengindikasikan rumah susun ini
belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh warga eks
penghuni bantaran Kali Angke, yang menjadi
korban penggusuran program normalisasi sungai
Kali Angke, sebagai pilihan tempat tinggal
mereka.
2. Penyebab kurang dipilihnya Rumah Susun Cinta
Kasih Tzu Chi Cengkareng sebagai tempat
tinggal bagi warga relokasi dari bantaran Kali
Angke karena rumah susun ini dianggap kurang
menarik dari segi perekonomian, terindikasi dari
rendahnya tingkat kualitas kesejahteraan materi
penghuni rumah susun ini, dikarenakan:
Lokasi rumah susun yang Cinta Kasih Tzu
Chi Cengkareng menjauhkan dari lokasi
tempat kerja mereka, terlihat dengan
bertambahnya waktu tempuh mereka ke
tempat kerjanya sehingga bisa menambah
beban biaya transportasi (bagi yang
menggunakan motor atau angkutan umum
sebagai sarana transportasinya) dan sekaligus
menambah pengeluaran energi yang lebih
besar yang dapat berpengaruh pada
menurunnya produktivitas mereka di tempat
kerja.
Berkurangnya peluang ekonomi subsisten,
karena pola dalam rumah susun dan lokasi
rumah susun ini kurang sesuai dengan
karakteristik
kegiatan
perekonomian
keluarga, yang berorientasi pada sektor
informal dan bisa melibatkan semua anggota
keluarga.
Bertambahnya beban pengeluaran bulanan
keluarga, yaitu untuk biaya sewa rumah dan
biaya rekening air bersih.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Fitria P.A. dan Harya S.S. Dillon. 2005.
Pengalaman Membangun Kota Baru: Bumi
Serpong
Damai.
Dalam
B.Tjahjaty
S.Soegijoko,et.al(ed).Bunga Rampai Pembangunan
Kota Indonesia dalam Abad 21. Jakarta: URDI
dan Yayasan Sugijanto Soegijoko, hal. 254-271.
Astrie, Herlinsta. 2006. Efektivitas Jembatan
Penyeberangan di Kota Semarang. Tugas
Akhir tidak diterbitkan, Jurusan Perencanaan
Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro, Semarang.
Bratt, Rachel G. 1989. Rebuilding a Low Income
Housing Policy. Philadelphia: Temple University
Press.
Budihardjo, Eko. (ed.). 2004. Sejumlah Masalah
Pemukiman Kota. Bandung: Alumni.
Cummins, Robert A. 1997. Comprehensive Quality of
Live ScaleSchool Version. Melbourne: School of
Psychology Deakin University.
Damajanti, Henny. 1996. Upaya Pemenuhan
Kebutuhan Perumahan bagi Golongan
Masyarakat Berpenghasilan Rendah di
Perkotaan dalam Perspektif Ketahanan
Nasional (Studi Kasus: di dua lokasi rumah
susun sewa di DKI Jakarta). Tesis tidak
diterbitkan, Program Magister Pengkajian
Ketahanan Nasional, Program Pasca Sarjana,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Dunn, William N. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan
Publik. Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada.
15
16