ABSTRAK
Latar belakang dari penulis melakukan penulisan ini adalah terjadinya kecelakaan kapal laut di
wilayah Perairan Kalimantan Barat pada tanggal 2 Desember 2011. Cuaca ekstrem yang melanda
Kalimantan Barat, menenggelamkan Kapal Express Cargo Super Mitra jurusan Pontianak
Ketapang sekitar pukul 23.30 WIB. Kapal dihantam gelombang tinggi dan akhirnya tenggelam di
Perairan Ketapang, dekat Pulau Sempadeh, atau sekitar 10 hingga 12 mil laut dari Ketapang, arah
Selatan. Gelombang tinggi yang disertai hujan lebat dan angin kencang mengakibatkan kapal
kehilangan keseimbangan dan tenggelam. Kejadian kecelakaan kapal sangat menarik untuk
dianalisis penyebab faktor-faktor cuaca yang tejadi, sehingga dapat dilakukan evaluasi untuk
memaksimalkan hasil prakiraan dan analisis BMKG dan meminimalisir kejadian kecelakaan kapal
akibat cuaca buruk. Berdasarkan hasil analisa model Windwave-05, berupa gelombang maksimum
dan signifikan, angin 10 meter dan arus dan analisa citra satelit pada saat kejadian. Gelombang
tinggi 1,5 2,5 meter, angin kencang (9-27 km/jam) dan arus kuat serta terjadi cuaca buruk pada
lokasi kejadian tenggelamnya kapal.
Kata kunci : Gelombang, Kapal Laut, Kecelakaan, Windwave-05.
ABSTRACT
Express Cargo Super Mitra was a cargo ship with Pontianak Ketapang major that sank off West
Kalimantan waters, on December 2, 2011, around 23.30 pm with the loss of the entire crew of 7.
Ship hit by high waves and eventually drowned in the waters of Ketapang, close to Sampadeh
Island, or about 10 to 12 nautical miles from Ketapang Port, South direction. As strong waves with
heavy rain and strong wind rocked the vessel and make it lost the balance and drowned into water.
Vessel accidents is very interesting to analyze the cause of the weather factors that occurs, so it can
be evaluated to maximize analysis and BMKG forecasts and minimize the occurrence of accidents
due to bad weather the ship. Based on the analysis results Windwave-05 models, such as maximum
and significant wave, wind 10 meters and current and also the satellite imagery analysis at the time
of the incident. The waves were 1,5 2,5 meter high, the wind was (9-27 km/hour), and strong
current with the severe weather ocuured on the sinking scene.
Key Words : Accident, Cargo Ship, Waves, Windwave-05.
1. PENDAHULUAN
Indonesia sebagai benua maritim di dunia
menjadikan transportasi laut menjadi salah
satu alternatif sebagai alat penghubung antara
pulau. Sibuknya arus lalu lintas laut pun kerap
kali tak luput dari peristiwa kecelakaan.
Kecelakaan kapal laut dapat terjadi setiap saat
dan pada saat kapal baik dalam pelayaran
maupun pada saat melakukan bongkar muat di
pelabuhan. Hal ini dapat terjadi baik karena
kesalahan manusia, teknis serta keadaan alam
seperti gelombang tinggi, arus kencang
ataupun cuaca buruk.
Pada dasarnya kecelakaan kapal yang
diakibatkan oleh kelalaian manusia dan teknis
dapat diminamilisir, mengingat setiap kapal
yang hendak berlayar wajib diteliti baik
muatan kapal, dokumen dan sertifikat kapal
maupun kesiapan para awak kapal. Akibat
faktor cuaca juga dapat diminimalisir dengan
memberikan informasi cuaca yang cepat, tepat
dan seakurat mungkin, sehingga dengan cepat
Syahbandar sebagai pemberi otoritas tertinggi
pada kapal kapal untuk dapat memberikan
larangan berlayar sementara. Syahbandar
merupakan departemen perhubungan yang
bertugas untuk memberikan pengawasan kapal
untuk menjamin kelancaran pelayaran dari dan
menuju pelabuhan.
Pada tahun 2011, tepatnya pada tanggal 2
Desember terjadi kecelakaan kapal laut di
wilayah Perairan Kalimantan Barat. Cuaca
ekstrem yang melanda Kalimantan Barat,
menenggelamkan Kapal Express Cargo Super
Mitra jurusan Pontianak Ketapang sekitar
pukul 23.30 WIB. Kapal dihantam gelombang
tinggi dan akhirnya tenggelam di Perairan
Ketapang, dekat Pulau Sempadeh, atau sekitar
10 hingga 12 mil laut dari Ketapang, arah
Selatan.
ini,
langsung
2.
Analisa gelombang
Windwave-05.
maksimum
Perairan
Ketapang
Kec. Angin
(knot)
Kamis, 1
Desember
Jumat, 2
Desember
Sabtu, 3
Desember
6 - 11
13 - 18
18 - 22
Arah
Gelombang
Barat
Laut
Barat
Daya
Barat
Laut
Barat
Daya
Barat
Laut
Tinggi
gelombang
(meter)
0.5 1.2
1.5 2.5
2.5 3.5
LAMPIRAN
Ilustrasi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Cuaca ekstrem yang melanda Kalimantan Barat,
merenggut nyawa M Saleh Kapten Kapal Express Cargo Super Mitra 3 jurusan Pontianak-Ketapang
di perairan Ketapang, sekitar pukul 23.30 WIB, Jumat (2/12).
Jenazah M Saleh ditemukan Tim SAR, Sabtu (3/12), setelah kapal pengangkut Sembako dan bahan
bangunan dari Pontianak, tenggelam lautan lepas sekitar 10-12 mil dari Ketapang. Lima awak kapal
lainnya, diselamatkan Tim SAR dan nelayan.
Sedangkan juru minyak kapal, Munjirin hingga kemarin belum ditemukan. Kapal naas ini dihantam
gelombang tinggi. Terjangan gelombang yang diperkirakan mencapai lebih dari dua meter membuat
oleng kapal.
Gelombang tinggi yang datang mendadak ini, bersamaan dengan hujan lebat disertai angin kencang
yang melanda Bumi Khatulistiwa. Tujuh awak kapal, termasuk almathum M Saleh langsung
mengenakan pelampung, begitu ombak perdana menerjang.
Ketika mencoba menghalau laju kapal, terjangan gelombang lebih dahsyat menghantam. Air laut
pun memasuki dek hingga menyebabkan kapal miring ke kiri. Hanya hitungan detik, hantaman
gelombang berikutnya membuat terpelanting semua awak kapal.
Kapal yang membawa Sembako dan bahan bangunan yang belum diketahui nilainya ini, langsung
tenggelam di tengah malam. "Saya tak mengira tiba-tiba kapal yang sudah banyak airnya, miring ke
kiri. Saat kami mencoba menyedot air pakai mesin, ombak besar kembali menghantam," tutur Juru
Mudi Kapal, Suyud di RS Bersalin Fatima Ketapang.
Pria berusia 60 tahun ini sebelum diselamatkan Tim SAR, sempat terapung-apung di lautan bebas
sekitar 13 jam. Tim SAR menemukannya di sekitar perairan Sei Awan sekitar pukul 14.00,
kemarin. Kondisi warga Kota Pontianak ini pun amat lemah.
Citra SATAID GMSLPD EIR-C tanggal 2 Desember 2011 pukul 07.30 WIB dan 13.30 WIB