Hubungan Antara Minat Dengan Prestasi Belajar Siswa
Hubungan Antara Minat Dengan Prestasi Belajar Siswa
Oleh:
Nurhidayati
202011000966
1427 H / 2006 M
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dilimpahkan hanya kepada Allah SWT, Tuhan
pemelihara semesta alam yang dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyusun skripsi yang berjudul Hubungan Antara Minat dengan Prestasi
Belajar Siswa dalam Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Nurussalam
Pondok Pinang. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulisan skripsi ini terdapat hambatan dan rintangan tetapi atas bantuan
beberapa pihak, maka hambatan dan rintangan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Abdul Fatah Wibisono, M.Ag, Ketua Jurusan PAI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag, Sekretaris Jurusan PAI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Dosen Pembimbing Skripsi Ibu Dra. Hj. Djunaidatul Munawarah, M.Ag, yang
telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dengan sabar dan ikhlas
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ayahanda H. Muslih dan Ibunda Hj. Hiluyah yang telah banyak memberikan cinta
dan kasih sayang serta dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.
6. Para Dosen di Jurusan PAI yang telah banyak memberikan ilmunya kepada
penulis selama masa perkuliahan.
7. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang dalam penulisan skripsi ini
memberikan andil besar dalam hal penyediaan bahan pustakaan dan sumbersumber bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.
8. Keluarga H. Sanusi yang telah memberikan semangat untuk dapat menyelesaikan
skripsi ini.
9. Sahabat-sahabatku Ezha, Ela, Erna, Hana, Marifah, Zalfah, Tita, Rini dan masih
banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu dan
selalu memberikan dorongan untuk terselesainya skripsi ini. Khususnya angkatan
2002 Program Ekstensi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan PAI.
Untuk semua itu penulis tidak dapat membalas jasa dan memberi penghargaan
sebagaimana mestinya selain memohon kehadirat Allah SWT
semoga amal dan jasa yang penulis terima dari mereka diterima
oleh Allah SWT sebagai amal saleh disisi-Nya. Akhirnya
dengan ketulusan hati penulis juga mengharapkan kritik dan
saran
November 2006
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1997), h. 57
bahwa faktor-faktor lain pun tetap berpengaruh. Di antara faktor tersebut adalah
Minat.
Dalam hal ini minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk
melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja
dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang
untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu. Hal itu sejalan dengan yang
dikatakan oleh S. Nasution bahwa pelajaran akan berjalan lancar apabila ada
minat. Anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak ada minat.2
Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting.
Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek
yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh
hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan
minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang
diperoleh lebih baik. Seperti yang diungkapkan oleh Usman Efendi dan Juhaya S
Praja bahwa belajar dengan minat akan lebih baik daripada belajar tanpa
minat.3
Dari keterangan di atas, dapat dijelaskan bahwa siswa yang memiliki
minat dengan siswa yang tidak memiliki minat dalam belajar akan terdapat
Usman Efendi dan Juhaya S Praja, Pengantar Psikologi, (Bandung: Angkasa, 1993) h. 122
sedangkan siswa yang tidak memiliki minat walau pun ia mau untuk belajar akan
tetapi ia tidak terus untuk tekun dalam belajar.
Begitu pula dalam proses belajar mengajar dalam mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam. Tinggi rendahnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam tentunya akan memberikan pengaruh terhadap prestasi
belajar yang akan dicapai oleh siswa.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan mata
pelajaran yang materinya berisikan peristiwa sejarah masa lalu, sehingga di
sekolah guru sering terjebak menggunakan metode pengajaran yang digunakan
lebih mengarah kepada metode ceramah atau bercerita saja. Padahal kedua
metode tersebut dapat mendatangkan kebosanan siswa apabila guru yang
memberikan materi tersebut tidak dapat menyesuaikan dengan kondisi atau
keadaan siswa selain itu metode tersebut membuat siswa kurang kreatif
menggunakan semua aspek kecerdasannya. Karena itu jika terjadi kebosanan pada
siswa maka akan berpengaruh kepada minat siswa untuk mengikuti proses
belajar. Demikian juga pembelajaran SKI yang seperti ini cukup kontektual dari
sisi kebutuhan siswa untuk belajar mengembangkan dirinya sementara belajar
berangkat dari kebutuhan siswa akan mudah membangkitkan minat siswa
terhadap mata pelajaran tersebut, sehingga mereka dapat meraih prestasi yang
lebih optimal ketika siswa tidak lagi merasa berminat untuk mengikuti pelajaran
ini, tentunya hal ini akan memberikan dampak pada tinggi rendahnya prestasi
pembelajaran siswa di bidang mata pelajaran SKI.
TSANAWIYAH
NURUSSALAM
PONDOK
PINANG
JAKARTA SELATAN.
Identifikasi Masalah
Kajian tentang minat belajar dan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan
Islam terkait dengan aspek atau variabel yang akan diteliti sebagai berikut:
a. Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran SKI
b. Peran guru dalam membangkitkan minat belajar SKI
c. Langkah-langkah strategis membangkitkan minat belajar SKI
d. Aspek-aspek kompetensi yang perlu dicapai dalam pembelajaran SKI
e. Macam-macam penilaian terhadap prestasi belajar SKI
2.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dalam skripsi ini, melihat luasnya
ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini,
Sejarah
pembatasan
masalah
di
atas,
maka
penulis
merumuskan
Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan minat belajar
Sejarah Kebudayaan islam dengan prestasi siswa Madrasah Tsanawiyah
Nurussalam Pondok Pinang.
2.
Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis berharap ada manfaat yang dapat diambil
oleh pihak terkait seperti penulis sendiri, orang tua dan bagi para pendidik
dalam hal ini khususnya guru. Dari hasil penelitian nantinya akan diketahui
apakah ada hubungan antar minat dan prestasi belajar, maka bagi penulis
sebagai calon guru dan guru harus berusaha menumbuh kembangkan minat
yang ada pada siswa. Sedangkan bagi orang tua hendaknya mengetahui dan
mengarahkan minat anaknya, dan bagi sekolah sendiri berusaha melengkapi
sarana dan prasarana yang ada karena hal ini dapat menimbulkan minat siswa
untuk belajar.
D. Sistematika penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini, penyusun menggunakan sistematika
penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan : menguraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian teoritis yang membahas tentang pengertian minat belajar, aspek
minat belajar, indikator minat belajar dan faktor yang mempengaruhi
minat, dan hakekat prestasi belajar yang terdiri dari pengertian prestasi
belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, juga
membahas tentang Sejarah Kebudayaan Islam sebagai mata pelajaran
yang terdiri dari pengertian Sejarah kebudayaan Islam, kompetensi, jenis
mata pelajaran, strategi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam secara
Bab III Metodologi penelitian yang meliputi tujuan penelitian, tempat dan waktu
penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, metode penelitian,
instrumen pengumpulan data, teknik pengolahan data serta teknik anlisis
data.
Bab IV Hasil penelitian yang menguraikan mengenai gambaran umum lokasi
sekolah madrasah Tsanawiyah Nurussalam Pondok pinang, gambaran
umum responden, minat belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam, hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam, analisis
korelasional, interprestasi dan alternatif strategi pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam secara efektif untuk meningkatkan minat belajar
siswa.
Bab V
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Kajian teoritis
1.
minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat
kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu.1
Menurut Muhibbin Syah Minat adalah kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.2
Menurut Ahmad D. Marimba Minat adalah kecenderungan jiwa
kepada sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu,
pada umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu.3
Menurut Drs. Mahfudh Shalahuddin Minat adalah perhatian yang
mengandung unsur-unsur perasaan. Dengan begitu minat, tambah
Mahfudh, sangat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang aktif
dalam suatu pekerjaan, atau dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab
dari suatu kegiatan.4
Menurut Crow dan Crow bahwa minat atau interest bisa
berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk cendrung
atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa
pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.5
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. Ke-11, h. 84
112
Abd. Rachman Abror, Psykologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993), Cet. Ke-4, h.
dan afektif seseorang terhadap objek minat adalah positif maka akan
menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat.
c.
Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka
terhadap pelajaran SKI misalnya, maka ia harus terus mempelajari
ilmu yang berhubungan dengan SKI. Sama sekali tidak ada perasaan
terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.
b.
32
9
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), Cet. Ke-10, h.
demikian
lama-kelamaan
jika
siswa
mampu
sebagai berikut:
Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap
acuh tak acuh, tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan,
mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya
terutama kepada gur, ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas,
ingin identitas dirinya diketahui oleh orng lain, tindakan kebiasaan dan
moralnya selalu dalam kontroldiri, selalu mengingat pelajaran dan
mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh lingkungannya .8
d.
juga bahan pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya manfaat
8
8
Ali Imran, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996), Cet, Ke-1, h.
dan fungsi pelajaran (dalam hal ini pelajaran SKI) juga merupakan
salah satu indikator minat. Karena setiap pelajaran mempunyai
manfaat dan fungsinya. Seperti contoh misalnya pelajaran SKI banyak
memberikan manfaat kepada siswa bila SKI tidak hanya dipelajari di
sekolah tetapi juga dipelajari sebaliknya bila siswa tidak membaca
pelajaran SKI maka siswa tidak dapat merasakan manfaat yang
terdapat dalam pelajaran SKI tersebut.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar adalah minat
terutama minat yang tinggi. Minat itu tidak muncul dengan sendirinya
akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi munculnya minat.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa antara
lain:
1) Motivasi
Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi,
baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Menurut D.P.
Tampubolon minat merupakan perpaduan antara keinginan dan
kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi.9 seorang
siswa yang ingin memperdalam Ilmu Pengetahuan tentang tafsir
D.P. Tampubolon, Mengembangkan Minat Membaca Pada Anak, (Bandung: Angkasa, 1993), Cet,
Ke-1, h.41
2) Belajar
Minat dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan belajar
siswa yang semula tidak menyenangi suatu pelajaran tertentu, lama
kelamaan lantaran bertambahnya pengetahuan mengenai pelajaran
tersebut, minat pun tumbuh sehingga ia akan lebih giat lagi
mempelajari pelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapatnya
Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D.G bahwa minat akan timbul
dari sesuatu yang diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu dengan
belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula bidang
minat.10
3) Bahan Pelajaran dan Sikap Guru
Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat
adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa.
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh
siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya bahan pelajaran yang tidak
menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa,
10
h 68
Singgih D.G. dan Ny. SDG, Psikologi Perawatan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989), Cet. Ke-3,
11
12
Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, (Terj. Bergman Sitorus), (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1987), h. 93
4) Keluarga
Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh
karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat
seorang siswa terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga
sangat berpengaruhnya bagi perkembangan jiwa anak. Dalam proses
perkembangan minat diperlukan dukungan perhatian dan bimbingan
dari keluarga khususnya orang tua.
5) Teman Pergaulan
Melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruh arah
minatnya oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya. Khusus
bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan
itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersama-
alami.
6) Lingkungan
Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruh minatnya. Hal
ini ditegaskan oleh pendapat yang dikemukakan oleh Crow& Crow
sangat
berperan
dalam
pertumbuhan
dan
dari
minat
seseorang dalam prospek kehidupan di masa yang akan datang. Citacita ini senantiasa dikejar dan diperjuangkan, bahkan tidak jarang
meskipun
mendapat
mencapainya.
rintangan,
seseorang
tetap
beruaha
untuk
13
14
8) Bakat
Melalui bakat seseorang akan memiliki minat. Ini dapat
dibuktikan dengan contoh: bila seseorang sejak kecil memiliki bakat
menyanyi, secara tidak langsung ia akan memiliki minat dalam hal
menyanyi. Jika ia dipaksakan untuk menyukai sesuatu yang lain,
kemungkinan ia akan membencinya atau merupakan suatu beban bagi
dirinya. Oleh karena itu, dalam memberikan pilihan baik sekolah
maupun aktivitas lainnya sebaiknya disesuaikan dengan bakat dimiliki.
9) Hobi
Bagi setiap orang hobi merupakan salah satu hal yang
menyebabkan timbulnya minat. Sebagai contoh, seseorang yang
memiliki hobi terhadap matematika maka secara tidak langsung dalam
dirinya timbul minat untuk menekuni ilmu matematika, begitupun
dengan hobi yang lainnya. Dengan demikian, faktor hobi tidak bisa
dipisahkan dari faktor minat.
10) Media Massa
Apa yang ditampilkan di media massa, baik media cetak atau
pun media elektronik, dapat menarik dan merangsang khalayak untuk
memperhatikan dan menirunya. Pengaruh tersebut menyangkut istilah,
11) Fasilitas
Berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana, baik yang
berada di rumah, di sekolah, dan di masyarakat memberikan pengaruh
yang positif dan negatif. Sebagai contoh, bila fasilitas yang
mendukung upaya pendidikan lengkap tersedia, maka timbul minat
anak untuk menambah wawasannya. Tetapi apabila fasilitas yang ada
justru mengikis minat pendidikannya, seperti merebaknya tempattempat hiburan yang ada di kota-kota besar, tentu hal ini berdampak
negatif bagi pertumbuhan minat tersebut.
2.
Prestasi Belajar
a.
15
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), Edisi II, Cet. Ke-10, h. 787
16
W.J.S. Purdamimta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1987), Cet. Ke-10,
h. 768
17
J.S. Badudu dan Sultan M. Zein, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1994), Cet. Ke-2, h. 1088
18
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional,
1994), h. 20
19
Ibid., h. 21
dari
aktivitas
belajarnya
yang
ditempuh untuk
memperoleh
perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya dinyatakan dalam
sementara kadang kala dalam suatu tahapan belajar, siswa yang berhasil
secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang
gagal. Seperti angka raport rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir
dan sebagainya.
20
21
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), Cet.
Ke-4, h. 22
22
Hadari Nawawi, Pengaruh Hubungan Manusia dikalangan Murid terhadap Prestasi Belajar di
SD, (Jakarta: Analisa Pendidikan, 1981), h. 100
mengikuti
pelajaran.
Kondisi
jasmani
yang
tidak
23
24
Hlen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. Ke-1, h. 130
Bakat Siswa
Sebagaimana halnya intelegensi, bakat juga merupakan
wadah untuk mencapai hasil belajar tertentu. Secara umum bakat
merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat juga
diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas
tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan
latihan. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu
kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar.
Minat Siswa
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Siswa yang
menaruh minat besar terhadap bidang studi tertentu akan
memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lain,
sehingga memungkinkan siswa tersebut untuk belajar lebih giat
dan pada akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
Motivasi Siswa
Tanpa motivasi yang besar, peserta didik akan banyak
Lingkungan sosial
Lingkungan sosial siswa di sekolah adalah para guru, staf
administrasi
dan
teman-teman
sekelasnya,
yanf
dapat
3.
pelajaran
Sejarah
kebudayaan
Islam
di
Madrasah
25
Departemen Pendidikan Agama RI, Pedoman Khusus Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta:
Departemen Pendidikan Agama RI, 2004), h 2
penghayatan
dan
kemauan
yang
kuat
untuk
peserta
didik
untuk
membentuk
kepribadiannya
27
Ibid, h 3
tinggi.
Berkenaan
dengan
aspek
psikomotorik,
memiliki
Abbasiyah,
geografi
dan
kebijakan
khalifah-khalifah
membiasakan
diri
untuk
mencari,
menyerap,
menyampaikan dan menggunakan informasi tentang kemajuankemajuan dinasti Abbasiyah (bidang ilmu pengetahuan dan bidang
ilmu agama islam), dan mengkaji sebab-sebab keruntuhannya serta
kemajuan-kemajuan dinasti Al Ayubiyah.28
c. Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Secara Efektif
Sejarah Kebudayaan Islam secara substansial memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk memperaktekan nilai-nilai keyakinan
keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Kenyataannya, setelah ditelusuri, pendidikan Sejarah Kebudayaan
28
kedudukan
strategis
dan
menentukan
keberhasilan
konsentrasi penuh akan belajar lebih cepat dan lebih mudah. Selain itu,
mereka mengingat informasi lebih lama.
B. Kerangka Berfikir
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan
terus menerus yang disertai dengan rasa senang.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan sebaikbaiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia
tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik
minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan, karena minat menambah
kegiatan belajar.
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi belajar dan
hasilnya maka minat dapat mempengaruhi kwalitas pencapaian hasil belajar siswa
dalam bidang-bidang tertentu. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan
prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan
prestasi yang rendah. Maka apabila seorang siswa mempunyai minat yang besar
terhadap suatu bidang studi ia akan memusatkan perhatian lebih banyak dari
dengan minat siswa terhadap bidang studi SKI, apabila seorang siswa mempunyai
minat yang besar terhadap bidang studi SKI maka siswa tersebut akan
memusatkan perhatiannya terhadap bidang studi SKI dan lebih giat dalam
mempelajari bidang studi ini dan prestasinya pun akan memuaskan.
Tujuan mempelajari sejarah Kebudayaan Islam adalah agar siswa siswi
siswi mengetahui Sejarah Islam lalu mencontoh keteladanan sifat-sifat dari tokoh
Islam masa lalu itu dengan mengambil hikmah dari nilai dan makna sejarah,
menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak
yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk berdasarkan pengetahuannya atas
fakta sejarah yang ada, dan juga untuk menggugah semangat untuk mendalami
Islam yang lebih baik.
C. Pengajuan Hipotesis
Untuk memudahkan jalan bagi penelitian ini, Penulis mengajukan hipotesa yang
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Kajian teoritis
1.
minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat
kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu.1
Menurut Muhibbin Syah Minat adalah kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.2
Menurut Ahmad D. Marimba Minat adalah kecenderungan jiwa
kepada sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu,
pada umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu.3
Menurut Drs. Mahfudh Shalahuddin Minat adalah perhatian yang
mengandung unsur-unsur perasaan. Dengan begitu minat, tambah
Mahfudh, sangat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang aktif
dalam suatu pekerjaan, atau dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab
dari suatu kegiatan.4
Menurut Crow dan Crow bahwa minat atau interest bisa
berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk cendrung
atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa
pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.5
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. Ke-11, h. 84
112
Abd. Rachman Abror, Psykologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993), Cet. Ke-4, h.
dan afektif seseorang terhadap objek minat adalah positif maka akan
menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat.
c.
Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka
terhadap pelajaran SKI misalnya, maka ia harus terus mempelajari
ilmu yang berhubungan dengan SKI. Sama sekali tidak ada perasaan
terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.
b.
32
9
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), Cet. Ke-10, h.
demikian
lama-kelamaan
jika
siswa
mampu
sebagai berikut:
Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap
acuh tak acuh, tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan,
mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya
terutama kepada gur, ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas,
ingin identitas dirinya diketahui oleh orng lain, tindakan kebiasaan dan
moralnya selalu dalam kontroldiri, selalu mengingat pelajaran dan
mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh lingkungannya .8
d.
juga bahan pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya manfaat
8
8
Ali Imran, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996), Cet, Ke-1, h.
dan fungsi pelajaran (dalam hal ini pelajaran SKI) juga merupakan
salah satu indikator minat. Karena setiap pelajaran mempunyai
manfaat dan fungsinya. Seperti contoh misalnya pelajaran SKI banyak
memberikan manfaat kepada siswa bila SKI tidak hanya dipelajari di
sekolah tetapi juga dipelajari sebaliknya bila siswa tidak membaca
pelajaran SKI maka siswa tidak dapat merasakan manfaat yang
terdapat dalam pelajaran SKI tersebut.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar adalah minat
terutama minat yang tinggi. Minat itu tidak muncul dengan sendirinya
akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi munculnya minat.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa antara
lain:
1) Motivasi
Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi,
baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Menurut D.P.
Tampubolon minat merupakan perpaduan antara keinginan dan
kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi.9 seorang
siswa yang ingin memperdalam Ilmu Pengetahuan tentang tafsir
D.P. Tampubolon, Mengembangkan Minat Membaca Pada Anak, (Bandung: Angkasa, 1993), Cet,
Ke-1, h.41
2) Belajar
Minat dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan belajar
siswa yang semula tidak menyenangi suatu pelajaran tertentu, lama
kelamaan lantaran bertambahnya pengetahuan mengenai pelajaran
tersebut, minat pun tumbuh sehingga ia akan lebih giat lagi
mempelajari pelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapatnya
Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D.G bahwa minat akan timbul
dari sesuatu yang diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu dengan
belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula bidang
minat.10
3) Bahan Pelajaran dan Sikap Guru
Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat
adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa.
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh
siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya bahan pelajaran yang tidak
menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa,
10
h 68
Singgih D.G. dan Ny. SDG, Psikologi Perawatan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989), Cet. Ke-3,
11
12
Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, (Terj. Bergman Sitorus), (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1987), h. 93
4) Keluarga
Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh
karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat
seorang siswa terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga
sangat berpengaruhnya bagi perkembangan jiwa anak. Dalam proses
perkembangan minat diperlukan dukungan perhatian dan bimbingan
dari keluarga khususnya orang tua.
5) Teman Pergaulan
Melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruh arah
minatnya oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya. Khusus
bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan
itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersama-
alami.
6) Lingkungan
Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruh minatnya. Hal
ini ditegaskan oleh pendapat yang dikemukakan oleh Crow& Crow
sangat
berperan
dalam
pertumbuhan
dan
dari
minat
seseorang dalam prospek kehidupan di masa yang akan datang. Citacita ini senantiasa dikejar dan diperjuangkan, bahkan tidak jarang
meskipun
mendapat
mencapainya.
rintangan,
seseorang
tetap
beruaha
untuk
13
14
8) Bakat
Melalui bakat seseorang akan memiliki minat. Ini dapat
dibuktikan dengan contoh: bila seseorang sejak kecil memiliki bakat
menyanyi, secara tidak langsung ia akan memiliki minat dalam hal
menyanyi. Jika ia dipaksakan untuk menyukai sesuatu yang lain,
kemungkinan ia akan membencinya atau merupakan suatu beban bagi
dirinya. Oleh karena itu, dalam memberikan pilihan baik sekolah
maupun aktivitas lainnya sebaiknya disesuaikan dengan bakat dimiliki.
9) Hobi
Bagi setiap orang hobi merupakan salah satu hal yang
menyebabkan timbulnya minat. Sebagai contoh, seseorang yang
memiliki hobi terhadap matematika maka secara tidak langsung dalam
dirinya timbul minat untuk menekuni ilmu matematika, begitupun
dengan hobi yang lainnya. Dengan demikian, faktor hobi tidak bisa
dipisahkan dari faktor minat.
10) Media Massa
Apa yang ditampilkan di media massa, baik media cetak atau
pun media elektronik, dapat menarik dan merangsang khalayak untuk
memperhatikan dan menirunya. Pengaruh tersebut menyangkut istilah,
11) Fasilitas
Berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana, baik yang
berada di rumah, di sekolah, dan di masyarakat memberikan pengaruh
yang positif dan negatif. Sebagai contoh, bila fasilitas yang
mendukung upaya pendidikan lengkap tersedia, maka timbul minat
anak untuk menambah wawasannya. Tetapi apabila fasilitas yang ada
justru mengikis minat pendidikannya, seperti merebaknya tempattempat hiburan yang ada di kota-kota besar, tentu hal ini berdampak
negatif bagi pertumbuhan minat tersebut.
2.
Prestasi Belajar
a.
15
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), Edisi II, Cet. Ke-10, h. 787
16
W.J.S. Purdamimta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1987), Cet. Ke-10,
h. 768
17
J.S. Badudu dan Sultan M. Zein, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1994), Cet. Ke-2, h. 1088
18
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional,
1994), h. 20
19
Ibid., h. 21
dari
aktivitas
belajarnya
yang
ditempuh untuk
memperoleh
perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya dinyatakan dalam
sementara kadang kala dalam suatu tahapan belajar, siswa yang berhasil
secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang
gagal. Seperti angka raport rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir
dan sebagainya.
20
21
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), Cet.
Ke-4, h. 22
22
Hadari Nawawi, Pengaruh Hubungan Manusia dikalangan Murid terhadap Prestasi Belajar di
SD, (Jakarta: Analisa Pendidikan, 1981), h. 100
mengikuti
pelajaran.
Kondisi
jasmani
yang
tidak
23
24
Hlen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. Ke-1, h. 130
Bakat Siswa
Sebagaimana halnya intelegensi, bakat juga merupakan
wadah untuk mencapai hasil belajar tertentu. Secara umum bakat
merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat juga
diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas
tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan
latihan. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu
kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar.
Minat Siswa
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Siswa yang
menaruh minat besar terhadap bidang studi tertentu akan
memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lain,
sehingga memungkinkan siswa tersebut untuk belajar lebih giat
dan pada akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
Motivasi Siswa
Tanpa motivasi yang besar, peserta didik akan banyak
Lingkungan sosial
Lingkungan sosial siswa di sekolah adalah para guru, staf
administrasi
dan
teman-teman
sekelasnya,
yanf
dapat
3.
pelajaran
Sejarah
kebudayaan
Islam
di
Madrasah
25
Departemen Pendidikan Agama RI, Pedoman Khusus Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta:
Departemen Pendidikan Agama RI, 2004), h 2
penghayatan
dan
kemauan
yang
kuat
untuk
peserta
didik
untuk
membentuk
kepribadiannya
27
Ibid, h 3
tinggi.
Berkenaan
dengan
aspek
psikomotorik,
memiliki
Abbasiyah,
geografi
dan
kebijakan
khalifah-khalifah
membiasakan
diri
untuk
mencari,
menyerap,
menyampaikan dan menggunakan informasi tentang kemajuankemajuan dinasti Abbasiyah (bidang ilmu pengetahuan dan bidang
ilmu agama islam), dan mengkaji sebab-sebab keruntuhannya serta
kemajuan-kemajuan dinasti Al Ayubiyah.28
c. Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Secara Efektif
Sejarah Kebudayaan Islam secara substansial memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk memperaktekan nilai-nilai keyakinan
keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Kenyataannya, setelah ditelusuri, pendidikan Sejarah Kebudayaan
28
kedudukan
strategis
dan
menentukan
keberhasilan
konsentrasi penuh akan belajar lebih cepat dan lebih mudah. Selain itu,
mereka mengingat informasi lebih lama.
B. Kerangka Berfikir
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan
terus menerus yang disertai dengan rasa senang.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan sebaikbaiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia
tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik
minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan, karena minat menambah
kegiatan belajar.
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi belajar dan
hasilnya maka minat dapat mempengaruhi kwalitas pencapaian hasil belajar siswa
dalam bidang-bidang tertentu. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan
prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan
prestasi yang rendah. Maka apabila seorang siswa mempunyai minat yang besar
terhadap suatu bidang studi ia akan memusatkan perhatian lebih banyak dari
dengan minat siswa terhadap bidang studi SKI, apabila seorang siswa mempunyai
minat yang besar terhadap bidang studi SKI maka siswa tersebut akan
memusatkan perhatiannya terhadap bidang studi SKI dan lebih giat dalam
mempelajari bidang studi ini dan prestasinya pun akan memuaskan.
Tujuan mempelajari sejarah Kebudayaan Islam adalah agar siswa siswi
siswi mengetahui Sejarah Islam lalu mencontoh keteladanan sifat-sifat dari tokoh
Islam masa lalu itu dengan mengambil hikmah dari nilai dan makna sejarah,
menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak
yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk berdasarkan pengetahuannya atas
fakta sejarah yang ada, dan juga untuk menggugah semangat untuk mendalami
Islam yang lebih baik.
C. Pengajuan Hipotesis
Untuk memudahkan jalan bagi penelitian ini, Penulis mengajukan hipotesa yang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini tujuan yang ingin penulis capai adalah ingin
mengetahui apakah ada hubungan antara minat belajar SKI dengan prestasi
belajar siswa, dan bagaimana prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran SKI
ditinjau dari nilai raport dan hasil tes penelitian.
C. Desain Penelitian
Desain
penelitian
adalah
semua
proses
yang
diperlukan
dalam
3
4
3
5
yang ada:
Herman wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama,
1992), h. 49
3
36
TABEL I
SAMPEL PENELITIAN
NO
KELAS
JUMLAH RESPONDEN
KETERANGAN
II A
20
II B
20
Tsanawiyah Nurussalam
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif yaitu
penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena,
untuk memperoleh data yang obyektif maka digunakan beberapa penelitian:
1.
2.
Penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian untuk memperoleh datadata lapangan.
Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis berpegang pada buku
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2003.
3
7
1.
Observasi
Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung ke objek
penelitian dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam arti
luas observasi sebenarnya merupakan pengamatan yang dilakukan baik secara
langsung maupun tidak langsung.4 Teknik ini dilakukan untuk memperoleh
data tentang kondisi objektif sebagai berikut:
a. Siswa (sebagai objek) meliputi jenis kelamin dan jumlah siswa.
b. Guru (sebagai pendidik sekaligus motivator) meliputi jenis kelamin,
pendidikan dan jabatan serta guru bidang studi.
c. Sarana dan prasarana yang meliputi jumlah dan kondisi.
d. Struktur organisasi.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dalam bentuk dialog langsung dengan Kepala
Madrasah Tsanawiyah untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam
penelitian dan dialog dengan guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan blajar mengajar
Sejarah Kebudayaan Islam yang dihadapi.
3.
Dokumentasi
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Andi Offit, Yogyakarta, 1991). Cet. X. h. 136
38
4.
Angket
Angket yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden
dalam hal ini adalah siswa-siswi kelas II semester II yang berjumlah 40
responden mengenai masalah yang diteliti. Dengan teknik tersebut, penulis
mempersiapkan pertanyaan sejumlah 25 item pertanyaan dan kemudian
disebarkan kepada 40 responden, yaitu siswa-siswi kelas II semester II untuk
memperoleh jawaban yang diperlukan secara langsung.
Angket yang akan disebarkan untuk variabel minat terdiri dari 25 item,
yang tertera pada tabel berikut:
TABEL 2
KISI-KISI INSTRUMEN VARIABEL MINAT
NO
1
Variabel
Minat Belajar
Sejarah Kebudayaan
Islam
Dimensi
Indikator
Perasaan
Menerima
Senang
pelajaran
No
Jumlah
Item
Item
dengan
senang
Terus-menerus
belajar
Tidak
terpaksa 3, 4
dengan belajar
Tidak
bosan
merasa 5
Perhatian
Memberikan
3
9
dalam Belajar
Ketertarikan
pada Materi
dan Guru
Kesadaran
perhatian lebih
Mau
berkonsentrasi
Mengikuti
penjelasan guru
Mengerjakan
tugas dari guru
Isi
pelajaran
menantang
di kaji
Pelajaran
contoh
dengan
keadaan
sekarang
Pelajaran
sesuai
dengan
kebutuhan siswa
Materi
pelajaran
Sejarah
Kebudayaan Islam
kurang menarik
Penjelasan
mudah diikuti
Bisa
Mengambil
Pelajaran
Sejarah
Kebudayaan Islam
40
Pelajaran SKI
dari
Peristiwa
masa lalu
Tahu akan adanya 24
contoh-contoh
keteladanan
pembelajaran
Sejarah
Kebudayaan Islam
Membuang-buang
25
waktu
2
Prestasi Belajar
Nilai Raport
Siswa
Dokumentasi
Data 1
tahun
pelajaran
2005-
2006
Negatif
Sangat Setuju
4
1
Setuju
Tidak setuju
Untuk
menganalisa
data-data
yang
berhasil
dikumpulkan,
penulis
F x 100 %
N
Keterangan:
P
= Presentase
= Jumlah Responden
antara dua variable.5 Adapun rumus yang digunakan untuk mengolah data
Anas Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1995) h. 179
4
2
N.
2
XY - X . Y
2
N . X - ( X) . N . Y - ( Y)
Keterangan: rxy
N
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Sejarah Berdirinya
Sekolah Madrasah Tsanawiyah Nurussalam Pondok Pinang Jakarta
4
3
4
4
remaja masjid An-Nur dan tokoh masyarakat sekitar terhadap pendidikan Islam
dan juga terhadap masyarakat ekonomi lemah dalam hal berkesinambungan
pendidikan terhadap putra-putrinya. Hal ini terlihat pada salah satu tujuan
didirikannya Madrasah Tsanawiyah Nurussalam pondok-pinang, yaitu: menolong
masyarakat kecil (yang berkehidupan ekonominya lemah) agar dapat melanjutkan
pendidikan putra-putrinya ke sekolah lanjutan tingkat pertama.
Adapun Visi Madrasah Tsanawiyah Nurussalam Pondok-Pinang yaitu :
1. Meningkatkan generasi bangsa yang siap terjun ke masyarakat
2. Menyiapkan generasi cendekiawan muslim
3. Mengupayakan
terbentuknya
sumber
daya
manusia
yang
islami,
pembelajaran
dan
bimbingan
yang
mampu
5. Menanamkan dan menumbuhkan sikap cinta tanah air dan peduli sosial
4
5
2.
Tabel 3
Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan dilihat dari
Jenjang Pendidikan, Jabatan dan Bidang Studi
No
Nama guru
Jenjang
Jabatan
1.
H. Syatiri
SI
Kepala Sekolah
2.
Hasan Basri
Amd
Wakil
Bidang Studi
Kepala Geografi
Sekolah
3.
Hanafi
SI
Guru
Bahasa Arab
4.
Tirmidzi
PGA
Guru
Quran
Hadits
dan Imla
5.
Fauzani
SI
Guru
SKI
6.
Ahmad Darda
MA
Guru
Quran Hadits
7.
Hamzah
SI
Guru
8.
Tajudin Hasan
SI
Guru
Matematika dan
Fisika
4
6
9.
Muhammad
SI
Guru
Bahasa Inggris
Munir
10.
Fahrurrozi
SI
Guru
Bahasa Inggris
11.
Saidil Hudri
SI
Guru
Matematika
12.
Muhammad Nur
SI
Guru
Ekonomi
13.
Mulyati
SI
Guru
KTK
14.
Fadliyah
SI
Guru
Biologi
15.
Sri Sulitiawati
SI
Guru
Fisika
16.
Sofiah
SI
Guru
Bahasa
Indonesia
17.
Yusnelly
SI
Guru
Bahasa
Indonesia
18.
Dudun Ubaidilah
SI
Guru
Komputer
19.
Rusli
PGA
Guru
Olah Raga
20.
Rosyada
SMA
Kepala TU
21.
H. Hamzah
SI
Administrasi
Kesiswaan
22.
Sanif
SMA
Karyawan
23.
Sri Utami
SMA
Karyawan
4
7
Keadaan siswa-siswi yang ada di Madrasah Tsanawiyah Nurussalam PondokPinang sangat bervariatif artinya sekolah tersebut memiliki beberapa kelas yang
cukup dari kelas I a dan I b, kelas II a dan II b, dan kelas III a dan III b, seperti terlihat
pada tabel berikut:
Tabel 4
Keadaan siswa-siswi MTS Nurussalam Pondok Pinang
Kelas
3.
Jumlah
Kelas I
28
17
45
Kelas II
17
23
40
Kelas III
27
25
52
Jumlah
72
65
137
dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar mulai dari ruang
sekolah yang memadai maupun sarana yang lain seperti pada tabel berikut ini:
4
8
Tabel 5
Keadaan Sarana dan Prasarana MTS Nurussalam Pondok Pinang
No
1
Sarana / Prasarana
Ruang Kepala Sekolah
Jumlah
1
Kondisi
Baik
Ruang Guru
Baik
Ruang TU
Baik
Ruang Yayasan
Baik
Ruang Belajar
Baik
Baik
Baik
Ruang Komputer
Baik
Ruang Perpustakaan
Baik
10
Ruang BP
Baik
11
Ruang UKS
Baik
12
Ruang Koperasi
Baik
13
Kantin
Baik
14
Musholla
Baik
15
Lapangan Upacara
Baik
4. Struktur Organisasi
Dalam setiap organisasi diperlukan adanya suatu struktur yang
menggambarkan suatu kejelasan garis intruksi dan koordinsi antar pemimpin dan
4
9
anggota. Begitu pula dengan Madrasah Tsanawiyah Nurussalam, berikut ini adalah
struktur organisasi Madrasah Tsanawiyah Nurussalam:
Tabel 6
STRUKTUR ORGANISASI MTS NURUSSALAM
YAYASAN
KEPALA MADRASAH
TATA USAHA
PEMBINA OSIS
SISWA
5
0
B. Deskripsi Data
Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
membuat angket yang terdiri dari 25 Pernyataan yang harus dijawab oleh siswa. Yang
berisi mengenai indikator-indikator minat.
Angket yang disebarkan kepada siswa MTs Nurussalam, dianggap telah
memiliki konstruksi validitas yang memadai. Kemudian diuji cobakan kepada 40
orang siswa, ternyata hasilnya memuaskan dan dianggap tidak perlu diadakan revisi.
Selanjutnya penelitian dilakukan pada sample sebanyak 40 orang siswa yang
terdiri dari siswa kelas IIa dan kelas IIb MTs Nurussalam pondok-pinang sebagai
responden dalam waktu 45 menit responden dapat mengisi angket tersebut dengan
baik. Mengingat tugas responden hanya memberikan tanda silang pada tanda SS
untuk pertanyaan sangat setuju, S untuk pertanyaan setuju, TS untuk pertanyaan
tidak setuju dan STS untuk pertanyaan sangat tidak setuju.
Data-data tersebut diolah dalam bentuk tabel dan kemudian dianalisis sebagai
berikut:
a.
Perasaan Senang
Ada atau tidaknya minat siswa dalam mempelajari mata pelajaran Sejarah