Anda di halaman 1dari 11

PROFIL SDK TAHUN 2009 BAB I PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN

1.1 Geografi and Demografi

Provinsi Kepulauan Riau dengan Moto Berpancang Amanah, Bersauh Marwah,


Provinsi Kepulauan Riau bertekad untuk membangun daerahnya menjadi salah satu
pusat pertumbuhan perekonomian nasional dengan tetap mempertahankan nilai-nilai
Budaya Melayu yang didukung oleh masyarakat yang sejahtera, cerdas, dan berakhlak
mulia.
Dalam memberdayakan berbagai potensi yang ada, Provinsi Kepulauan Riau
berusaha untuk tetap menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui penerapan good
governance dan clean government dengan memberikan kemudahan berinvestasi
sehingga dapat menarik lebih banyak investor baik domestik maupun asing untuk
menanamkan modalnya.
Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun
2002 merupakan Provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota
Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna dan Kabupaten
Lingga. Provinsi Kepulauan Riau secara administratif, pada tahun 2008 mengalami
pemekaran wilayah, dimana berdasarkan UU No. 33/2008 Kabupaten Natuna dibagi
menjadi Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas.
Secara geografis wilayah Provinsi Kepulauan Riau berbatasan langsung dengan
beberapa Negara ASEAN dan beberapa provinsi. Batas-batas wilayah tersebut meliputi
Batas Utara : Negara Vietnam dan Kamboja
Batas Selatan : Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Jambi
Batas Barat : Singapura, Malaysia dan Provinsi Riau
Batas Timur : Malaysia Timur dan Provinsi Kalimantan Barat
Berdasarkan hasil identifikasi Bakosurtanal, tercatat 394 pulau sudah berpenghuni
sedangkan 1401 lainnya belum berpenghuni. Sebagai daerah kepulauan, Provinsi
kepulauan Riau sekitar 95,79 persen atau seluas 241.215,30 km 2 adalah lautan yang
memisahkan gugusan pulau-pulau yang ada di wilayah provinsi ini. Sedangkan sisanya
sebesar 4,21 persen atau seluas 10.595,41 km 2 adalah daratan. Total luas wilayah
Provinsi Kepulauan Riau adalah 251.810,71 km2.

1
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
PROFIL SDK TAHUN 2009 BAB I PENDAHULUAN

Kabupaten Karimun memiliki luas daratan terbesar dengan persentase sebesar


27,12 persen dari seluruh luas daratan Provinsi Kepulauan Riau atau seluas 2.873,20
km2, diikuti Lingga 19,99 persen (2.117,72 km2) dan Bintan sebesar 18,36 persen
(1.946,13 km2). Kota Batam serta Tanjungpinang hanya memiliki persentase luas
masing-masing sebesar 7,27 persen (770,27 km2) dan 2.26 persen (239,20 km2 ),
namun merupakan sentral kegiatan hampir seluruh perekonomian di Kepulauan Riau.
Khususnya Batam yang merupakan pusat perindustrian yang berskala internasional.
Kabupaten Natuna yang telah dimekarkan menjadi 2 (dua) kabupaten, masing-
masing luasnya 19,43 persen (2.058,45 km2) Kabupaten Natuna dan 5,57 persen
(590,14 km2) Kabupaten Kepulauan Anambas.
Peta wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Riau, dapat dilihat pada gambar 1.1
berikut ini

2
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
PROFIL SDK TAHUN 2009 BAB I PENDAHULUAN

Gambar 1.1 Peta Provinsi Kepulauan Riau

3
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
PROFIL SDK TAHUN 2009 BAB I PENDAHULUAN

Penduduk adalah aset pembangunan yang paling utama untuk menggerakkan


roda pembangunan suatu wilayah. Demikian juga di Provinsi Kepulauan Riau, dengan
kepadatan tingkat Provinsi sebesar 137 penduduk per km persegi sangat membutuhkan
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing.
Apalagi setelah ditetapkannya wilayah Batam, Bintan dan Karimun sebagai wilayah
perdagangan bebas (FTZ).
Secara umum di tahun 2008 jumlah penduduk di Provinsi Kepulauan Riau
meningkat. Hal ini berkaitan dengan migrasi penduduk luar daerah yang mencoba
keberuntungan di Provinsi ini, apalagi setelah penetapan FTZ dan adanya perjanjian
kerjasama antar negara yang membuka peluang besar untuk membuka tenaga kerja
yang tidak bisa dipenuhi oleh putra daerah sendiri, sehingga membuka peluang bagi
para pendatang.
Jumlah penduduk tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 4,31% atau dari
1.392.918 orang di tahun 2007 meningkat menjadi 1.453.073 orang di tahun 2008.
Penyebaran penduduk menurut Kabupaten/Kota sebesar 78,74% terkosentrasi di tiga
(3) Kabupaten/Kota besar yaitu : Kota Batam sebanyak 737.533 jiwa (50,76%),
Kabupaten Karimun 223.878 jiwa (15,41%) dan Kota Tanjungpinang sebanyak 182.741
jiwa (12,58%).
Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kota Batam sebanyak 957 jiwa per km2
dan Kota Tanjungpinang sebanyak 763 jiwa per km 2. Jika dibandingkan dengan kondisi
kepadatan penduduk pada tahun sebelumnya, maka baik Kota Batam maupun Kota
Tanjungpinang terjadi peningkatan masing-masing 6,04% di Kota Batam dan 2,69% di
Kota Tanjungpinang. Bagi 4 Kabupaten lain di Kepulauan Riau, kepadatan penduduknya
antara 36 jiwa per km2 di Kebupaten Natuna hingga 78 jiwa per km 2 di Kabupaten
Karimun.

4
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
PROFIL SDK TAHUN 2009 BAB I PENDAHULUAN

TABEL 1
JUMLAH PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU MENURUT GOLONGAN
UMUR DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2009
GOLONGAN UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
0-4 90836 88786 179622
5-9 75381 76382 151763
10 - 14 70316 72590 142906
15 - 19 63782 70063 133845
20 - 24 68489 83932 152421
25 -29 72914 93562 166476
30 - 34 74219 84709 158928
35 -39 64323 62301 126624
40 -44 50743 43414 94157
45 -49 37378 33723 71101
50 - 54 27867 24240 52107
55 - 59 18643 16970 35613
60 - 64 12117 11385 23502
65 - 69 8186 7380 15566
70 - 74 5073 5166 10239
75 + 4282 5122 9404
JUMLAH
2009 744549 779725 1524274
2008 709791 743282 709791
2007 682875 710043 682875
2006 658448 679415 658448
2005 628782 644229 628782

Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau

1.2 Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2005 adalah
sebesar 6,57%. Tinjauan perekonomian meliputi Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), yang merupakan penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang di
timbulkan oleh seluruh kegiatan ekonomi, disuatu wilayah tertentu (Provinsi dan
Kabupaten / Kota),dan dalam satu kurun waktu tertentu (satu tahun kalender). Kegiatan
ekonomi yang dimaksud mulai kegiatan pertanian, pertambangan, industri pengolahan ,
sampai dengan jasa – jasa.

5
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
PROFIL SDK TAHUN 2009 BAB I PENDAHULUAN

Sektor-sektor yang tumbuh dengan baik (lebih cepat dari pertumbuhan total
PDRB) pada tahun 2005 antara lain sektor pengangkutan dan komunikasi (8,51%),
sektor industri pengolahan (7,41%), sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
(6,89%), sektor jasa (6,77%), serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (6,69%).
PDRB Perkapita Provinsi Kepulauan Riau dalam lima tahun terakhir (2001-2005)
cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2001 PDRB Perkapita (Atas Harga
Berlaku – Tanpa Migas) sebesar Rp.22,808 juta, dan pada tahun 2005 meningkat
sehingga menjadi sebesar Rp.29,348 juta. Namun secara riil (tanpa memperhitungkan
inflasi) PDRB Perkapita (tanpa gas) pada tahun 2001 hanya sebesar Rp.20,397 juta dan
pada tahun 2005 meningkat menjadi sebesar Rp.22,418 juta.
PDRB dengan Migas Provinsi Kepulauan Riau atas dasar harga berlaku pada
tahun 2008 adalah Rp.58,69 Triliun. Bila dilihat perkembangannya selalu mengalami
peningkatan, dimana pada tahun 2006 hanya sebesar Rp 46,22 triliun dan tahun 2007
sebesar Rp 51,83 triliun. Sehingga laju pertumbuhan perekonomian Provinsi Kepulauan
Riau yang diukur berdasarkan perkembangan PDRB atas dasar harga konstan 2000,
dalam jangka waktu 2006-2008 menunjukkan peningkatan yang cukup berarti.
Tiga sektor utama yang mengalami laju pertumbuhan positif yang cukup besar
adalah sektor bangunan dan konstruksi (34,26 persen), sektor jasa-jasa (15,59 persen),
dan sektor pengangkutan dan komunikasi (14,44 persen). Jika ditinjau luasnya wilayah
kelautan di Provinsi Kepulauan Riau, dimana proporsi daratan hanya 4 persen dan
lautan sebesar 96 persen, subsektor perikanan yang merupakan bagian dari sektor
pertanian, walaupun dominan tetapi secara sektor pertanian tidak menunjukkan laju
pertumbuhan yang cukup menggembirakan, yaitu hanya sebesar 3,80 persen.
Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi paling besar adalah sektor industri tanpa
migas (49,44 persen) dilanjutkan dengan sektor perdagangan hotel dan restauran
(22,39 persen).
Sementara itu, berdasarkan PDRB tanpa Migas Provinsi Kepulauan Riau atas
dasar harga berlaku pada tahun 2008 adalah Rp 58,82 trilliun, meningkat dibandingkan
dengan tahun 2006 yang besarnya hanya Rp 41,95 triliiun dan tahun 2007 mencapai Rp
47,42 trilliun. Sedangkan besarnya PDRB tanpa Migas Provinsi Kepulauan Riau atas
dasar harga konstan 2000 pada tahun 2008 adalah Rp 35,31 trilliun, meningkat
dibandingkan tahun 2007 yang hanya sebesar Rp 32,94 trilliun, dan tahun 2006 sebesar
Rp 30,60 trilliun. Laju pertumbuhan PDRB tanpa Migas Provinsi Kepulauan Riau adalah

6
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
PROFIL SDK TAHUN 2009 BAB I PENDAHULUAN

7,22 persen atau menurun 0,33 persen dibandingkan dengan tahun 2007, begitu juga
dibandingkan laju pertumbuhan tahun 2006 yang mencapai 7,23 persen.

1.3 Politik dan Pemerintahan

Provinsi Kepulauan Riau dibentuk berdasarkan UU No. 25 Tahun 2002 dengan


tujuan untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan di segala bidang. Dinas
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu SKPD (Satuan Kerja
Perangkat Daerah) yang mengemban tugas untuk melaksanakan pembangunan di
bidang kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau.
Provinsi Kepulauan Riau secara administratif, pada tahun 2008 mengalami
pemekaran wilayah. Berdasarkan UU No.33/2008 Kabupaten Natuna dibagi menjadi
Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas dengan pembagian wilayah
kabupaten Natuna mencakup 12 kecamatan dan 73 desa, sedangkan Kabupaten
Kepulauan Anambas memiliki 7 kecamatan dan 34 desa. Wilayah administrasi
Kabupaten Karimun yaitu 9 kecamatan dan 54 desa, Kabupaten Bintan terdiri dari 10
kecamatan dan 51 desa. Sedangkan kabupaten Lingga mengalami penambahan jumlah
desa dari 46 desa di tahun 2007 berkembang menjadi 57 desa di tahun 2008 dengan 5
kecamatan.Kota Batam dan Tanjungpinang tidak mengalami pemekaran wilayah
sehingga batam tetap memiliki 12 kecamatan dan 64 desa, serta Kota Tanjungpinang
terdiri 4 kecamatan dan 18 desa.

1.3.1 Visi Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Visi Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau adalah Terwujudnya Kepulauan


Riau Sehat. Perumusan visi ini di dasarkan kepada Dasar-dasar pembangunan
kesehatan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju
Indonesia Sehat 2010 dan Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009 yaitu :
Perikemanusiaan, Pemberdayaan dan Kemandirian, Adil dan Merata, Pengutamaan dan
Manfaat, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2005-2010. Dengan adanya visi ini diharapkan Dinas
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dapat menjadi penggerak pembangunan kesehatan
untuk terwujudnya Kepulauan Riau Sehat dan mampu membina, mengembangkan serta
melaksanakan pembangunan kesehatan sesuai tugas pokok dan fungsinya.

7
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
PROFIL SDK TAHUN 2009 BAB I PENDAHULUAN

Definisi dari Kepulauan Riau Sehat adalah suatu kondisi yang merupakan
gambaran masyarakat Provinsi Kepulauan Riau di masa depan, yang ditandai dengan
penduduknya yang dapat menjangkau dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata, dan berkeadilan, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

1.3.2 Misi Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut diatas, Provinsi Kepulauan Riau memiliki
misi yaitu :
1. Meningkatkan Kinerja dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Peningkatan kinerja dan mutu pelayanan kesehatan yang dilakukan
melalui pengembangan kebijakan manajerial dan teknis serta pedoman dan
prosedur kerja yang dapat dijadikan landasan bertindak setempat. Di samping
itu dilakukan pula fasilitasi pengembangan sarana dan prasarana dan sumber
daya kesehatan baik tenaga, biaya, maupun obat dan perbekalan kesehatan
bagi para pelaku pembangunan kesehatan.
2. Memberdayakan Masyarakat dalam Bidang Kesehatan
Dengan melakukan pemberdayaan diharapkan masyarakat
termasuk swasta dapat berpartisipasi aktif dalam menjalani (to serve),
melaksanakan advokasi (to advocate), serta mengkritisi (to watch)
pembangunan kesehatan baik secara individu, kelompok maupun bersama
masyarakat luas. Dinas Kesehatan Provinsi juga memfasilitasi kabupaten/kota
dalam rangka pengembangan kapasitas (capacity building), pengembangan
sistem kesehatan daerah dan dukungan sumber daya kesehatan.
3. Melaksanakan Pembangunan Kesehatan Berskala Provinsi
Di samping berperan dalam pembinaan dan pengembangan
pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi melakukan pula
pembangunan kesehatan berskala provinsi seperti : pelayanan kesehatan
penduduk miskin, penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana,
penanggulangan penyakit menular dan gangguan gizi, promosi kesehatan,
kesehatan rujukan dan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, tertinggal,
daerah perbatasan dan pendayagunaan tenaga kesehatan.

8
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
PROFIL SDK TAHUN 2009 BAB I PENDAHULUAN

4. Menyelenggarakan Manajeman Kesehatan yang Efektif


Dengan terciptanya manajemen yang dinamis dan akuntabel diharapkan
fungsi-fungsi administrasi kesehatan dapat terselenggara secara efektif dan
efisien yang didukung oleh sistem informasi serta hukum kesehatan.

1.4 Derajat Kesehatan

Salah satu aspek penting kesejahteraan adalah kualitas fisik penduduk yang dapat
dilihat dari derajat kesehatan penduduk dengan menggunakan indikator utama Angka
Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup. Aspek penting lainnya yang turut
mempengaruhi kualitas fisik penduduk adalah status kesehatan yang antara lain diukur
melalui Angka Kesakitan dan Status Gizi. Sementara untuk melihat gambaran tentang
kemajuan upaya peningkatan dan status kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
penolong persalinan bayi, ketersediaan sarana kesehatan dan jenis pengobatan yang
dilakukan. Oleh karena itu, usaha untuk meningkatkan dan memelihara mutu pelayanan
kesehatan perlu mendapat perhatian utama. Upaya tersebut antara lain melalui
pemberdayaan Sumber Daya Manusia secara berkelanjutan dan pengadaan atau
peningkatan sarana dan prasarana dalam bidang medis tertentu, termasuk ketersediaan
obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
Gambaran tentang derajat kesehatan meliputi indikator mortalitas dan morbiditas.
Mortalitas dilihat dari indikator Angka Kematian Bayi (AKB) per-1.000 Kelahiran Hidup,
Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 Kelahiran Hidup, Angka Kematian Ibu
Melahirkan (AKI) per 100.000 Kelahiran Hidup, dan Angka Harapan Hidup Waktu Lahir.
Morbiditas dilihat dari pola penyakit terbanyak di Rumah Sakit Umum. Derajat
kesehatan ini merupakan dampak dari pelaksanaan program dan kegiatan yang
dilakukan Provinsi Kepulauan Riau dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
Menurut Angka Kematian Bayi dan meningkatnya Angka Harapan Hidup
mengindikasikan adanya peningkatan derajat kesehatan penduduk. Estimasi yang
dilakukan oleh BPS berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000 dan Survei
Penduduk Antar Sensus (SUPAS tahun 2005 – 2015) menunjukkan bahwa Angka
Kematian Bayi di Indonesia pada tahun 1996 – 2000 adalah 47 per 1000 kelahiran
hidup, kemudian pada tahun 2000 – 2005 angkanya turun sebesar 31,91% atau menjadi
32 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup (BPS, 2007). Sedangkan untuk Provinsi

9
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
PROFIL SDK TAHUN 2009 BAB I PENDAHULUAN

Kepulauan Riau, Angka Kematian Bayinya jauh dibandingkan angka kematian nasional,
yaitu 19 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup (SUPAS tahun 2005 – 2015) , dan pada
tahun 2008 sebesar 6,60% per 1000 kelahiran hidup (Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2008).
Menurunnya angka kematian bayi dan meningkatnya angka harapan hidup
mengindikasikan adanya peningkatan derajat kesehatan penduduk. Estimasi yang
dilakukan oleh BPD berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) tahun 2000 dan Survei
Penduduk Antar Sensus (SUPAS tahun 2005 – 2015) menunjukkan bahwa angka
kematian bayi di Indonesia pada tahun 1996 – 2000 adalah 47 per 1000 kelahiran hidup,
kemudian pada tahin 2001 – 2005 angkanya turun sebesar 31,91 persen atau menjadi
32 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup (BPS,2007). Sedangkan untuk Provinsi
Kepulauan Riau Angka kematian bayinya jauh dibawah angka nasional, yaitu 19
kematian bayi per 1000 kelahiran hidup.

Tabel 2
Perkembangan Angka Kematian Bayi di Indonesia dan Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 1996 – 2000, 2001 – 2005 dan tahun 2008

Angka Kematian Bayi 1996 – 2000 2001 -2005 2008

(1) (2) (3) (4)

Indonesia 47 32 -

Provinsi Kepulauan Riau - 19 6,60%

Sumber : BPS, Hasil SP 2000, SUPAS 2005 - 2015, Profil Kesehatan Dinkes Prov. Kepri
2008

Angka Harapan Hidup penduduk Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2008
adalah 69,70 tahun. Ini berarti bahwa bayi yang lahir pada tahun 2008 diperkirakan akan
dapat hidup selama 69,70 tahun dengan syarat besarnya kematian atau kondisi
kesehatan yang ada tidak berubah. Angka Harapan hidup ini jauh lebih tinggi
dibandingkan angka harapan hidup penduduk Indonesia secara keseluruhan dimana
Angka Harapan Hidup Nasional sebesar 68,7 pada tahun 2007 dan 69,0 pada tahun
2008. Selain itu, ternyata jika dibandingkan dengan tahun 2007, angka harapan hidup
penduduk Provinsi Kepulauan Riau telah mengalami perubahan.
Indeks pembangunan manusia atau (IPM) Provinsi Kepulauan Riau, yang

10
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
PROFIL SDK TAHUN 2009 BAB I PENDAHULUAN

memadukan usia harapan hidup tingkat pendidikan, dan pendapatan dalam suatu angka
tunggal, pada tahun 2008 adalah sebesar 74,18 yang menempatkan Provinsi kepulauan
Riau berada pada urutan ke-6 di antara 33 Provinsi di Indonesia. Dibandingkan tahun
2007, terjadi peningkatan IPM, dimana pada tahun itu, IPM Provinsi Kepulauan Riau
hanya sebesar 73,68.
Jika dilihat perkembangan angka IPM dari kabupaten/kota diseluruh Provinsi
kepulauan Riau, ternyata seluruh kabupaten/kota menunjukkan peningkatan angka IPM
nya, kota Tanjungpinang dan Kota Batam merupakan daerah yang mengalami yang
cukup besar. Tetapi dari segi rangking setiap kabupaten/kota seluruhnya mengalami
penurunan rangking yang dilihat secara nasional dari 477 kabupaten/kota.

11
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Anda mungkin juga menyukai

  • Profil SDK Tahun 2009
    Profil SDK Tahun 2009
    Dokumen5 halaman
    Profil SDK Tahun 2009
    bimtek_dinkeskepri
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen4 halaman
    Bab Iv
    sdkkepri
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen30 halaman
    Bab Iii
    sdkkepri
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen4 halaman
    Bab Ii
    bimtek_dinkeskepri
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen11 halaman
    Bab I
    sdkkepri
    Belum ada peringkat