Kewajiban Lancar / Current Liabilities
Kewajiban Lancar / Current Liabilities
PEMBAHASAN
1.1
diselesaikan melalui arus keluar sumber daya yang mengiringi manfaat ekonomi. Kewajiban
diakui pada neraca apabila arus keluar tersebut kemungkinan akan terjadi dan jurnalnya dapat
diukur secara layak.
1.2
lama satu tahun sesudah tanggal neraca, atau harus dilunasi dalam jangka waktu satu siklus
operasi normal perusahaan yang bersangkutan (tergantung mana yang lebih panjang).
Yang dimaksud dengan satu siklus operasi normal adalah waktu yang diperlukan agar
uang kontan dapat diubah menjadi persediaan barang, persediaan barang diubah menjadi
piutang usaha dan akhirnya piutang usaha diubah menjadi uang kontan kembali.
Siklus operasi normal dari masing-masing perusahaan memerlukan jangka waktu yang
berbeda-beda, mulai dari kurang dari satu tahun, satu tahun, tetapi ada juga yang lebih dari
satu
tahun.
2.
1.2.1
syarat, yaitu:
1.
2.
Pembelian
Rp500.000
Utang dagang
Rp500.000
Pada tanggal 5 Maret 2011 dilakukan pelunasan atas hutang dagang yang terjadi pada tanggal
3 Januari 2011. Maka ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
5/3/2011
Utang dagang
Rp500.000
Kas
Rp500.000
a.
Contoh:
Bank INDONUSA meminjamkan uang sejumlah Rp500.000.000,00 kepada PT. Komo pada
tanggal 1 Maret 2011. Jika PT. Komo menandatangani sebuah wesel 4 bulan senilai
Rp100.000.000 dengan bunga 6%, maka ayat jurnal untuk mencatat penerimaan kas PT.
Komo tanggal 1 Maret 2011 adalah sebagai berikut:
1/3/2011
Kas
Rp100.000.000
Wesel bayar
Rp100.000.000
Jika PT. Komo menyusun laporan keuangan secara setengah tahunan, maka ayat jurnal
penyesuaian akan diperlukan untuk mengakui beban bunga dan hutang bunga sebesar
Rp2.000.000 (Rp100.000.000x6%x4/12) pada tanggal 30 Juni. Maka ayat jurnal penyesuaian
nya adalah sebagai berikut:
30/6/2011
Beban bunga
Rp2.000.000
Hutang bunga
Rp2.000.000
Pada tanggal jatuh tempo (1 Juli) PT. Komo harus membayar nilai nominal wesel sebesar
Rp100.000.000 ditambah bunga sebesar Rp2.000.000, maka ayat jurnal untuk mencatat
pembayaran wesel dan bunga akrual adalah sebagai berikut:
1/7/2011
Wesel bayar
Rp100.000.000
Hutang bunga
Rp2.000.000
Kas
Rp102.000.000
b.
Contoh:
Pada tanggal 1 Maret 2011 PT. Waris menerbitkan wesel tanpa bunga berjangka waktu 4
bulan senilai Rp102.000.000 kepada Bank UNIGAL. Nilai sekarang dari wesel tersebut
adalah Rp100.000.000. Maka ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai
berikut:
1/3/2011
Kas
Rp100.000.000
Rp
2.000.000
Wesel bayar
Rp102.000.000
Biaya sebesar Rp2.000.000 dalam kasus ini merupakan biaya pinjaman sebesar
Rp100.000.000 selama 4 bulan. Oleh karena itu diskonto atas wesel bayar merupakan beban
bunga yang dapat dibebankan ke periode masa depan.
C.
kedepan.
Contoh :
PT. Maju akan melakukan pelunasan wesel bayar yang berjangka waktu 3 tahun dimulai pada
tahun 2009 dan akan jatuh tempo pada tahun ini senilai Rp100.000.000 dengan bunga 10%
pertahun. Bunga dibayarkan setiap awal tahun (setiap tanggal 1 Januari) dan pelunasan pada
akhir tahun (tanggal 31 Desember). Maka ayat jurnal untuk mencatat transaksi tanggal 1
Januari 2011 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
1/1/2011
Beban bunga
Rp10.000.000
Kas
Rp10.000.000
Rp100.000.000
Kas
D.
Rp100.000.000
Rp100.000.000
Hutang dividen
Rp100.000.000
Kas
Rp100.000.000
Jaminan yang diminta dari langganan merupakan utang jangka pendek jika jaminan
itu dapat ditarik kembali sewaktu-waktu. Tetapi jika jaminan disimpan dalam jangka waktu
lama maka termasuk utang jangka panjang.
Contoh:
Pada tanggal 1 Januari 2011 perusahaan distributor menerima 200 minuman kemasan dalam
botol dari produsen dan dikirim setiap bulan dengan jumlah yang sama. Botol-botol tersebut
harus dikembalikan setiap 6 bulan sekali kepada produsen. Harga botol minuman tersebut
adalah Rp250. Maka ayat jurnal yang diperlukan oleh Produsen untuk mencatat transaksi
diatas adalah sebagai berikut:
-
Kas (200x6xRp250)
Rp300.000
Utang jaminan
-
Rp300.000
Utang jaminan
Rp300.000
Kas
F.
Rp300.000
perusahaan dari pelanggan sebelum pendapatan dihasilkan. Perusahaan memiliki kewajibankewajiban untuk menyediakan barang atau jasa kepada pelanggan.
Contoh :
Malaysia Airlines menjual tiket dan menagih kas di muka. Karena itu, Malaysia
Airlines akan melaporkan Pendapatan Tiket Diterima di Muka atas tiket maskapai
penerbangan yang terjual di muka. Asumsikan bahwa Malaysia Airlines menagih Rp
15.000.000,00 untuk tiket pulang pergi dari Kuala Lumpur ke Osaka (Jepang). Malaysia
Airlines akan mencatat penagihan kas dan kewajiban terkait sebagai berikut :
15 Des 2010 Kas
Rp 15.000.000,00
Pendapatan Tiket Diterima di Muka
Rp 15.000.000,00
Rp 7.500.000,00
Pendapatan Tiket
Rp 7.500.000,00
Penumpang kembali ke Kuala Lumpur pada bulan Januari 2011, dan Malaysia Airlines
mencatat pendapatan yang dihasilkan dengan ayat jurnal berikut :
3 Jan 2011
Rp 7.500.000,00
Pendapatan Tiket
Rp 7.500.000,00
Utang pajak
Terkadang
perusahaan
menjadi
pihak
yang
mengumpulkan
uang
dari
langganan/pegawai yang nantinya diserahkan kepada pihak lain. Pengumpulan dana ini dapat
dilakukan dengan cara pemotongan upah pegawai atau membebani pembeli dengan jumlah
tertentu.
Contoh:
1.
Setiap membayar gaji pegawai dipotong 15% untuk pajak penghasilan pegawai yang
nantinya disetor ke kas Negara. Apabila gaji pegawai bulan November 2006 sebesar Rp.
1.500.000,00 maka PPh akan dihitung sebagai berikut:
PPh : 15% x Rp. 1.500.000,00 = Rp. 225.000,00
Jurnal:
Gaji dan Upah
Rp. 1.500.000,00
Utang PPh
Rp. 225.000,00
Kas
Rp. 1.275.000,00
Pada saat menyetorkan utang PPh tersebut ke kas negara, dibuat jurnal sebagai
berikut:
Utang PPh
Rp. 225.000,00
Kas
2.
Rp. 225.000,00
Penjualan PT Nusa Lestari bulan Agustus 2006 sebesar Rp. 33.000.000,00 termasuk PPN
10%.
Perhitungan:
PPN : 10/110 x Rp. 33.000.000,00 = Rp. 3.000.000,00
Jurnal:
Kas
Rp. 33.000.000,00
Penjualan
Rp. 30.000.000,00
Utang PPN
Rp. 3.000.000,00
Pada saat menyetorkan utang PPN tersebut ke kas negara, dibuat jurnal sebagai
berikut:
Utang PPN
Rp. 3.000.000,00
Kas
H.
Rp. 3.000.000,00
akuntansi terhadap biaya yang sudah terjadi tetapi belum dibayar, misalnya utang gaji dan
upah, utang sewa, utang bunga.
Contoh :
Gaji pegawai dibayar setiap tanggal 2 bulan berikutnya. Gaji pegawai bulan Desember 2011
sebesar Rp. 10.000.000,00. Maka pada tanggal 31 Desember dilakukan penyesuaian sebagai
berikut :
31/12/2011
Gaji pegawai
Rp10.000.000
Utang gaji
Rp10.000.000
Utang Gaji
Kas
Rp10.000.000
Rp10.000.000
I.
Utang Bonus
Utang bonus adalah kewajiban yang timbul akibat pemberian bonus kepada karyawan
Rp100.000.000
Utang Bonus
Rp100.000.000
Maka ayat jurnal untuk mencatat transaksi saat membagikan bonus tersebut adalah sebagai
berikut:
1/1/2012
Utang Bonus
Rp100.000.000
Kas
Rp100.000.000
Terdapat kewajiban yang mungkin akan dikonfirmasi oleh peristiwa di masa depan
yang berada di luar kendali entitas, atau
Kewajiban saat ini dapat, tetapi mungkin tidak akan, memerlukan arus keluar sumber
daya; atau
Estimasi jumlah kewajiban saat ini yang mencukupi dan andal tidak dapat dilakukan.
Contoh kewajiban kontijen adalah kewajiban di masa depan yang mungkin muncul
karena tuntutan hukum, perselisihan pajak, atau dugaan pelanggaran atas UU
perlindungan lingkungan. Kewajiban kontijensi juga meliputi utang garansi dan utang
hadiah.
A.
Keuntungan Kontinjensi
Keuntungan kontinjensi (gain contingencies) adalah klaim atau hak untuk menerima
aktiva (atau memiliki kewajiban yang menurun) yang keberadaannya tidak pasti tetapi pada
akhirnya akan menjadi sah. Jenis keuntungan kontoinjensi yang khas adalah :
1. Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dan lain
sebagainya.
2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak
3. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan
4. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan
B.
Kerugian Kontinjensi
Kerugian kontingensi (loss contiengencies) adalah situasi yang melibatkan
ketidakpastian atas kemungkinan terjadinya kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat
dari kerugian kontinjensi menurut defenisinya disebut sebagai kewajiban kontinjen.
Kewajiban kontijen (contiegencies liabilities) adalah kewajiban yang bergantung pada
terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih kejadian di masa depan untuk mengkonfirmasi
jumlah hutang, pihak yang dibayar, tangal pembayaran, atau keberadaannya.
Apabila terdapat kerugian kontinjensi, maka kemungkinan bahwa kejadian di masa depan
akan menguatkan terjadinya kewajiban dapat berkisar dari sangat mungkin hingga kurang
mungkin.
A.
Utang Garansi
Adalah kewajiban yang timbul sebagai akibat pemberian garansi atas pembelian
barang/jasa. Adapun perlakuan terhadap biaya garansi adalah garansi dakui sebagai biaya
pada periode penjualan (expense warranty treatment), dan biaya garansi diakui jika garansi
tersebut telah terjadi (sales warranty treatment).
Contoh pada tanggal 5 April 2011 PT AUTO menjual sebuah mobil dengan harga $20.000.
Garansi diberikan pada pembeli mobil dalam bentuk perbaikkan dan pemeliharaan pada
36.000 km pertama atau selama 3 tahun mana yang tercapai lebih dulu. Pembeli mobil juga
membeli jasa perbaikkan dan pemeliharaan mobil untuk tambahan 36.000 km atau 3 tahun
senilai $600. Maka ayat jurnal untuk mencacat penjualan mobil dan jasa pemeliharaa adalah
sebagai berikut:
5/4/2011
Kas
$20.600
Penjualan
$20.000
$600
B. Utang Hadiah
adalah kewajiban yang timbul dalam periode hadiah, karena hadiah tersebut belum diambil
oleh pelanggan. Hadiah ini akan diberikan apabila pembeli memenuhi syarat yang telah
ditetapkan oleh penjual.
Contoh sebuah swalayan membeli 30 unit barang untuk hadiah bagi pelanggan yang
mengirimkan kupon berhadiah yang didapat pada saat mereka belanja seharga Rp15.000.000.
Maka ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:
Persediaan hadiah
Rp15.000.000
Kas
Rp15.000.000
Pada saat mencatat utang hadiah pada ayat jurnal penyesuaian 31 Desember 2011, karena
hadiah akan diundi dan diberikan bulan Januari 2012:
31/12/2011
Biaya hadiah
Rp15.000.000
Utang hadiah
Rp15.000.000
Biaya hadiah
Persediaan hadiah
Rp15.000.000
Rp15.000.000