Anda di halaman 1dari 12

EMUL

SI
DWI

Pendahuluan
Emulsi
adalah
sediaan
yang
mengandung dua zat cair yang tidak
saling bercampur, biasanya air dan
minyak dimana cairan satu terdispersi
menjadi butir-butir kecil dalam cairan
yang lain dan distabilkan dengan
emulgator yang cocok.
Emulsi yang stabil mengandung tiga
komponen utama yang disebut fase
terdispersi, medium pendispersi dan
bahan pengemulsi.

Macam Sirup
PEMBAGIAN EMULSI
Emulsi vera (Emulsi Alam)
Emulsi ini dibuat dari biji atau buah, dimana
terdapat disamping minyak lemak juga
emulgator yang biasanya merupakan zat
seperti putih telur. Emulsi yang dibuat dari biji
adalah Amygdala dulcis, Amigdala amara, Lini
semen, Cucurbitae semen.
Emulsi spuria (emulsi Buatan)
Emulsi ini banyak jenisnya, hal yang
membedakan dengan emulsi vera adalah
emulgator yang digunakan adalah bahan yang
ditambahkan dari luar bukan berasal dari
bahan yang akan dijadikan emulsi.

Komponen Dari Sirup


EMULGATOR
Emulgator yang biasanya digunakan adalah: PGA,
tragakan, gelatin, sapo, amonium kuarterner, cholesterol,
surfaktan, seperti tween, span dan lain-lain.
Emulgator yang paling sering digunakan saat ini adalah
surfaktan. Surfaktan yang paling banyak digunakan
adalah nonionic, yaitu tween dan span. Span adalah ester
dari sorbitan dengan asam lemak jenis span adalah:
Span 20 = sorbitan monolaurat, cair.
Span 40 = sorbitan monopalmitat, padat seperti malam.
Span 60 = sorbitan monostearat, padat seperti malam.
Span 65 = sorbitan tristearat, padat seperti malam.
Span 80 = sorbitan monooleat, padat, cair seperti minyak.
Span 85 = sorbitan trioleat, cairan encer seperti minyak.
Tween 20 = Polioksietilen sorbitan monolaurat
Tween 40 = Polioksietilen sorbitan monostearat
Tween 60 = Polioksietilen padat seperti malam.

TABEL NILAI HLB


Nama zat

Emulsi a /
m

Emulsi m /
a

solubilizing

Asam stearat
Setil alkohol
Stearil alkohol
Lanolin anhidrat
Minyak biji kapas
Minyak esensial
Parafin cair
Vitamin dalam
minyak
Vaselin
Cera alba

6
8
5
5
5
4

15
15
14
10
10
12
12
12

15-18
15-18
-

Cara menghitung nilai HLB


dari campuran surfaktan
Contoh :
R/
Tween 80 70%
HLB = 15
Span 80
30%
HLB = 4,5
Perhitungan :
Tween 80 = 70 % x 15 = 10,5
Span 80 = 30 % x 4,5 = 1,3
+
HLB campuran
= 11,8

Contoh pembuatan lotio

R/ Parafin cair
Lanolin
1
Setil alkohol1
Emulgator 7
Aqua 56

35

Pembuatan emulsi
Metode Gom Kering
Metode ini juga dikenal sebagai metode 4:2:1 karena
untuk tiap 4 bagian (volume) minyak, 2 bagian air dan 1
bagian gom ditambahkan
untuk
membuat emulsi
utama. Dalam metode ini gom atau zat pengemulsi
m/a lainnya dihaluskan dengan minyak dalam mortar
dengan
sempurna
hingga seluruhnya bercampur.
Harus digunakan mortar dengan permukaan dalam
yang kasar bukan yang halus untuk menjamin kerja
penggilingan yang tepat dan pengurangan ukuran
butiran selama penyiapan emulsi tersebut. Sesudah
minyak dan gom dicampur, dua bagian air kemudian
ditambahkan sekaligus, dan campuran tersebut digerus
dengan segera dan dengan cepat serta terus-menerus
hingga emulsi utama terbentuk berwarna putih krim
dan menghasilkan suara krek pada pergerakan alu.

Metode Gom Basah


Dalam metode ini digunakan proporsi minyak, air dan gom
yang sama seperti pada metode gom kering ,tapi ukuran
pencampurannya berbeda dan perbandingan bahanbahannya biasa divariasikan selama pembuatan emulsi
primer jika diinginkan oleh pembuatanya. Umumnya
mucilage gom dibuat dengan menghaluskan gom arab
granular dengan air dua kali beratnya dalam suatu mortir.
Minyaknya kemudiaan ditambahkan sebagian dengan
perlahan-lahan dan campuran tersebut diaduk hingga
minyak teremulsikan. Campuran tersebut haruslah kental
selama proses itu, penambahan air biasa ditambahkan
dan diaduk ke dalam sebelum bagian minyak berikutnya
ditambahkan. Sesudah semua minyak ditambahkan
campuran di aduk selama beberapa menit untuk
memastikan kerataannya.Kemudian ditambahkan bahanbahan lain lalu dipindahkan
ke gelas ukur untuk
mencukupkan volumenya.

Metode Botol
Dalam metode ini serbuk gom arab
dimasukkan kedalam botol kering,kemudian
ditambahkan
dua
bagian
minyak
dan
campuran tersebut dikocok dengan kuat
dalam wadah yang tertutup.Setelah volume
air yang sama dengan minyak kemudian
ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus
mengocok campuran tersebut setiap kali di
tambahkan
air.Jika
semua
air,sudah
ditambahkan emulsi utama yang terbentuk
bisa diencerkan sampai mencapai volume
yang tepat dengan air atau larutan lainnya
dalam air.

Ketidak stabilan emulsi

Flokulasi dan Creaming


Creaming merupakan pemisahan dari emulsi menjadi
beberapa lapis cair dimana masing-masing
mengandung fase terdispersi yang berbeda.
Kalesen dan pecahnya emulsi
Creamning adalah proses yang bersifat dapat
kembali, berbeda dengan proses pecahnya emulsi
yang bersifat irreversibel. Pada creamning flokoid
fase terdispersi kembali dan terjadi campuran
homogen bila dikocok perlahan-lahan. Sedang pada
pecahnya emulsi, pengocokan sederhana akan gagal
untuk mengemulsi kembali butir-butir tetesan dalam
bentuk emulsi yang stabil.
Inverse Fase
Adalah peristiwa berubahnya sekonyong-konyong
tipe emulsi m/a ke tipe a/m atau sebaliknya.

Contoh sediaan

Anda mungkin juga menyukai