Anda di halaman 1dari 2

Pembangunan adalah konsep pertumbuhan ekonomi, modernisasi, industrialisasi,

normatif atau hak keperluan asas dan environmentalisme.


Teori pembangunan bersifat relatif dan tidak universal serta tidak mutlak sifatnya.
Sumber : buku Konsep, Teori, Dimensi dan Isu Pembangunan Oleh Ahmad Shukri
Mohd. Nain & Rosman Yusoff
GNP (Gross National Product) adalah total nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam
periode tertentu termasuk tabungan pemerintah dan masyarakat, investasi modal tetap
serta nilai ekspor bersih. Pertumbuhan GNP riil mencerminkan pertumbuhan output
nasional setelah dikurangi laju inflasi
Sumber : Buku Kamus istilah ekonomi populer Oleh Henricus W. Ismanthono
GDP (Gross Domestic Product) adalah nilai moneter dari barang dan jasa yang dihasilkan
oleh suatu negara pada suatu periode tertentu meliputi konsumsi, belanja/pengeluaran
pemerintah, investasi, serta ekspor bersih (ekspor dikurangi impor)
GDP adalah indikator yang digunakan untuk menghitung output barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun perusahaan
asing yang beroperasi di negara tersebut. dalam kondisi ekonomi yang normal, keniakan
GDP mencerminkan adanya peningkatan aktivitas perekonomian sehingga membuat
pasar saham bereaksi positif
Sumber : Buku Kamus populer istilah investasi Oleh Taufik Hidayat

Berdasarkan data Bank Indonesia, utang luar negeri per Juli 2014 mencapai 290,6 miliar
dollar AS atau setara 3.501,2 triliun rupiah, meningkat dari Juli 2013 yang 261 miliar
dollar AS. Rinciannya: utang luar negeri pemerintah 125,8 miliar dollar AS, utang luar
negeri BI 8,4 miliar dollar AS, dan sisanya utang luar negeri swasta. Lonjakan utang ini
juga dibarengi meningkatnya rasio pembayaran utang dan bunganya terhadap penerimaan
ekspor (debt to service ratio), sempat mencapai 52 persen, jauh di atas level aman untuk
negara berkembang sekitar 35 persen.
Artinya, hampir separo dari penerimaan ekspor habis untuk membayar utang. Kewajiban
utang juga menggerus cadangan devisa, menekan nilai tukar rupiah, serta membebani
APBN. Seperti halnya subsidi energi, beban utang menyandera fiskal dan membuat
fungsi fiskal sebagai penggerak utama ekonomi untuk menciptakan kesejahteraan dan
lapangan kerja menjadi mandul. Sebesar 1520 persen APBN harus disisihkan untuk
membayar pokok dan cicilan utang. Untuk APBN tahun 2014, porsi pembayaran cicilan
utang dan bunganya 368,981 triliun rupiah.
Berbeda dengan utang pemerintah yang umumnya jangka panjang, utang swasta 2006
2014 didominasi utang jangka pendek bertenor 13 tahun, sementara penggunaannya
secara umum untuk proyek jangka panjang sehingga selain risiko nilai tukar (currency

mismatch), ada risiko jangka waktu (maturity mismatch). Sekitar 34 persen utang swasta
(dan badan usaha milik negara) ini, menurut BI, berpotensi gagal bayar, dalam kondisi
ada tekanan terhadap rupiah.
Sumber : Koran Jakarta, Warisan Utang Memanas Minggu, 30 November 2014
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran agregat dari dimensi dasar
pembangunan manusia dengan melihat perkembangannya. IPM memperlihatkan seberapa
besar tingkat pencapaian yang telah dilakukan selama ini di bidang kesehatan, pendidikan
dan ekonomi.
Unsur Penyusun Indeks pembangunan manusia adalah
hidup/kesehatan, indeks pengetahuan dan indeks daya beli.

indeks

kelangsungan

Sumber : Buku Indeks Pembangunan Manusia Kota Samarinda 2008


Minapolitan merupakan kawasan perikanan terintegrasi, meliputi sentra produksi,
pemasaran, dan industry pengolahan. Yang menggunakan konsep pembangunan ekonomi
kelautan dan perikanan yang berbasis wilayah dengan pendekatan dan sistem manajemen
kawasan berdasarkan prinsip-prinsip integrasi, efisiensi, kualitas dan akselerasian tinggi.
Bencana mengancam Indonesia: laporan khusus Kompas. Contributors, Irwan
Suhanda, Penerbit Buku Kompas. Publisher, Penerbit Buku Kompas, 2011.
Blue Ekonomi dalam Perikanan adalah pengelolaan sumberdaya laut dan perikanan
berkelanjutan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi kemakmuran masyarakat.
Konsep Blue Economy mengajarkan bagaimana menciptakan produk nir-limbah (zero
waste), sekaligus menjawab ancaman kerentanan pangan serta krisis energi (fossil fuel).
Melalui konsep Blue Economy kita akan dapat membuka lebih banyak lapangan
pekerjaan bagi masyarakat, mengubah kemiskinan menjadi kesejahteraan serta mengubah
kelangkaan menjadi kelimpahan.
Sumber : Buku Our Blue Economy: An Odyssey to Prosperity" oleh Sharif C.
Sutardjo

Anda mungkin juga menyukai